Kegiatan Terprogram Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

melitnya kok mereka tidak didampingi orang tua, tidak ditungguin orang tua, lain-lainnya bareng sama orang tuanya. Anak-anak Saya kan Cuma bareng sama guru-gurunya, terus setiap kegiatan diluarkan kita menggunakan angkot. Kok koyone seneng ya,, gitu kan? Kok anaknya berani-berani dan tidak manja- manja. Seperti itu mungkin yang dimaksud.” K30 Tambahnya mengenai peran masyarakat yang terlihat adalah sebagai berikut: “Yang jelas kalau misalnya ada anak keluar, anak yang sepengetahuan guru itu mereka langsung mengajak masuk seperti itu loo. Terus misalnya kalau ada anak yang, istilahnya pa ya... yang jelas kalau kalau yang disitu sering membantu kita lah, menjaga anak-anak yang disini lah, jadi kalau „Om titip ya Om‟, jadi misalnya ada anak yang keluar, orang disitu langsung panggil, kalau nggak nanti dia yang nggandeng bawa masuk. Jadi memang kerja sama Saya dengan yang didepan- depan sekolah itu baik lah” K32

4.3 Pembahasan

4.3.1 Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

4.3.1.1 Kegiatan Terprogram

Penanaman karakter secara terprogram pada Kelompok Bermain Pelangi Bangsa dirancang berdasarkan Kurikulum, RKT, RKM, RKH, metode pembelajaran, media pembelajaran, reward dan hukuman, keteladanan pendidik, materi, pengelolaan kelas, evaluasi, nilai-nilai yang diajarkanyang dirancang oleh pendidik, akan tetapi pada kenyataannya pendidik tidak merancang RKH, RKM, dan RKB. Hal tersebut tidak sesuai dengan Wandira, dkk 2012: 4 pelaksanaan pengembangan sosial emosionalmelalui kegiatan terprogram adalah kegiatan yangdibuat secara terencana. Terprogram maksudnya adalah kegiatan yangmenjadi agenda dan dirancang dalam silabus guru,baik untuk jangka waktu pendek maupun jangkawaktu panjang, yaitu satu hari, satu minggu, satubulan, maupun lebih lama lagi sepertimembuatrangkaian kegiatan harian RKH,rangkaian kegiatan mingguan RKM, dll. Kelompok Bermain Pelangi Bangsa dalam pembelajarannya menggunakan metode sentra, diantaranya yaitu sentra persiapan, sentra seni, sentra bermain peran, sentra balok, sentra IMTAQ, dan sentra bahan alam cair dan sains. Hal ini sesuai dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga 2014: 16, model pembelajaran sentra adalah model pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan didalam lingkaran dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana pendidik duduk bersama peserta didik posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau arena bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkaran yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga 2014: 25, sentra bermain terdiri dari: 1 sentra bahan alam dan sains, sentra inimemfasilitasi anak mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahraga, dan menstimulasi sistem kerja otak anak; 2 sentra balok, anak belajar banyak hal dengan cara menyusun atau menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika, matematika berhitung permulaan, kemampuan berfikir, dan memecahkan masalah; 3 sentra seni, sentra ini memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata hasil karya melalui metode proyek; 4 sentra bermain peran, merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran; 5 sentra persiapan, kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan dan berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anakgerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar keterampilan sosial berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah; 6 sentra agama IMTAQ, menanamkan nilai-nilai kehidupan beagama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu pendidik juga menggunakan metode dongeng, praktek langsung, dialog dan tebak-tebakan serta metode yang lain yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik Permen No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kompetensi pendidik melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan dan perlindungan dengan salah satu indikator yaitu menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak, dan memilih media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak. RKH memiliki 4 pijakan, yaitu pijakan lingkungan, pijakan sebelum main, pijakan main dan pijakan setelah main. Dirjen PAUDNI 2012: 11-12, tahap kegiatan bermain anak antara lain: 1 Pijakan lingkungan main: a mengelola awal lingkungan main dengan bahan- bahan yang cukup 3 tempat main untuk setiap anak, b merencanakan intensitas dan densitas pengalaman, c memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main: sensorimotor, pembangunan dan main peran, d memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan, e menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif; 2 pijakan pengalaman sebelum main: a membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan nara sumber, b menggabungkan kosa kata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan keterampilan kerja standar kinerja, c memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan, d mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main, e menjelaskan rangkaian waktu main, f mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial, g merancang dan menerapkan urutan transisi main; 3 pijakan pengalaman main setiap anak : a memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka, b mencontohkan komunikasi yang tepat, c memperkuat dan memperluas bahasa anak, d meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya, e mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak; 4 pijakan pengalaman setelah main; a mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya, b menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

4.3.1.2 Persiapan pembelajaran