Diabetes Mellitus Tipe 2 Komplikasi Obesitas

Tabel 2.4.Karakteristik pasien obesitas ‘resiko tinggi’ • Obesitas abdominal central obesity • Aktifitas fisik yang rendah • Trigliserida tinggi dan HDL rendah • Kadar insulin puasa tinggi • Kadar glukosa darah puasa tinggi • Riwayat keluarga: o Diabetes o Hipertensi o Dislipidemia o Penyakit jantung koroner Sumber: S.D.H. Malnick dan H. Knobler dalam QJ Med edisi 99 2006 halaman 574

2.4.1. Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes mellitus mencakup sekelompok penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan harapan hidup dengan komplikasi antara lain penyakit jantung, stroke, peripheral neuropathy, penyakit ginjal, dan kebutaan. Berdasarkan jenisnya, diabetes terbagi menjadi dua yaitu diabetes mellitus tipe 1 DM-1 dan diabetes mellitus tipe 2 DM-2. DM-1 terjadi pada anak-anak dan disebabkan karena proses autoimun yang menyebabkan kerusakan pada sel β-Langerhans pada pankreas yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut. DM-2 ditandai dengan adanya resistensi insulin danatau produksi insulin yang abnormal. Penderita DM-2 tidak tergantung dengan insulin eksogen namun dapat membutuhkannya untuk mengendalikan kadar gula darah bila tidak dapat dicapai hanya dengan diet atau terapi farmakologis Th ȇvenod, 2008. Terdapat keterkaitan yang kuat antara obesitas dengan diabetes mellitus tipe 2 pada kedua jenis kelamin dan seluruh kelompok etnis. Berdasarkan data dari Nurses’ Health Study, terdapat peningkatan resiko hingga 40 kali lipat pada untuk menjadi diabetes pada wanita dengan IMT ≥31 kgm 2 dibandingkan dengan 12 Universitas Sumatera Utara wanita dengan IMT 22 kgm 2 . Hasil yang serupa juga terdapat pada pria dari Health Professionals Follow-up Study yaitu peningkatan resiko 60,9 kali lebih besar untuk pria dengan IMT ≥35kgm 2 dibandingkan dengan IMT 23 kgm 2 Berdasarkan Tataranni 2002, patofisiologi berkembangnya obesitas menjadi DM2 yaitu glucotoxicity, lipotoxicity, dan adipokines. Secara fisiologis, glukosa darah dijaga pada kadar tertentu oleh pankreas dengan sekresi insulin. Sebagai respon terhadap resistensi insulin, sedikit peningkatan pada kadar gula darah puasa menjadi satu tanda peningkatan sekresi insulin sebagai kompensasi. Selama resistensi insulin dan hiperglisemia ringan tetap bertahan, pankreas terus dipaksa untuk menghasilkan insulin secara berlebih. Keadaan ini disebut sebagai allostatic load. Peningkatan allostatic load dapat berakibat pada kegagalan endokrin pankreas melalui pengerusakan langsung terhadap sel beta karena hiperglisemia, yang disebut juga sebagai glucotoxicity. Malnick, 2006. Terdapat bukti kuat mengenai mekanisme obesitas menyebabkan resistensi insulin bahwa peningkatan suplai asam lemak ke jaringan periferal baik akut maupun kronik berperan penting dalam menyebabkan gangguan uptake dan penyimpanan glukosa di dalam otot. Sebuah teori menjelaskan bahwa jaringan adiposa memainkan peran penting dalam mengatur buffering aliran free fatty acid FFA pada periode postprandial dan proses buffering ini menjadi terganggu secara progresif pada obesitas yang akhirnya menyebabkan paparan pada jaringan ekstra-adiposa terhadap aliran lipid berlebih. Namun, percobaan eksperimental tentang bagaimana jaringan adiposa kehilangan kemampuan buffer-nya pada obesitas masih sangat kurang. Penjelasan biokimiawi terhadap peran FFA dalam meregulasi sintesis glikogen juga masih tidak jelas Th ȇvenod, 2008. Jaringan adiposa dikenal juga sebagai organ endokrin. Peneliti telah menemukan bahwa banyak hormon yang disekresikan oleh jaringan adiposa TNF- α, IL-6, komplemen C3, migration inhibitor factor [MIF], adiponectin berhubungan dengan resistensi insulin dan tidak berkaitan dengan derajat obesitas. Beberapa penelitian prospektif juga telah menunjukkan hubungan antara adipokines IL-6 dan adiponectin dengan resiko menjadi DM-2. TNF- α dan IL-6 13 Universitas Sumatera Utara bekerja dengan menstimulasi c-Jun aminoterminal kinase JNK dan NF-kB, mengakibatkan upregulation dari mediator-mediator peradangan yang dapat berujung kepada resistensi insulin. Peningkatan sekresi MCP-1 kemudian memicu perekrutan makrofag dan sel yang terinfiltrasi dapat mensekresikan berbagai jenis kemokin dan sitokin yang akan menambah respon peradangan dan mempengaruhi ekspresi gen di adiposit, yang mengakibatkan resistensi insulin sistemik Th ȇvenod, 2008.

2.4.2. Hipertensi