Tabel Tabel
Tabel Tabel 4.8
4.8 4.8
4.8 Persentase noda pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak
kelopak bunga rosella 0,5, 0,75, 1, dan vitamin C 2 sebelum penyinaran, sesudah penyinaran, dan pemulihan dari
minggu pertama, kedua, ketiga dan keempat.
F O
R M
U L
A M
A R
M U
T
Spot Noda
Sebelum Penyinaran
Sesudah Penyinaran
Pemulihan Minggu I
Pemulihan Minggu II
Pemulihan Minggu III
Pemulihan Minggu IV
B 1
21 80
78 74
64 53
2 38
60 56
54 42
36 3
24 64
59 55
53 50
27,6 ± 9,07 68 ± 10,5 64,3 ±11,93 61 ±11,26 53 ± 11,00 46,3 ± 9,07
ER 0,5
1 14
55 46
42 37
35 2
17 49
44 38
24 26
3 18
59 53
48 40
37 16,3 ± 2,08 54 ± 5, 03 47,6 ± 4,72 42,6±5,03 33,6 ± 8,50 32,6 ± 5,85
ER 0,75
1 16
50 47
30 23
20 2
20 71
60 50
40 29
3 21
59 42
37 36
29 19 ± 2,64
60 ± 10,53 49,6 ± 9,29 39 ±10,14 33,0 ± 8,88 26 ± 5,19
ER 1
1 15
45 40
35 23
13 2
17 55
46 36
28 18
3 17
71 65
50 43
23 16,3 ± 1,15 57 ± 13,11 50,3±13,05 40,3±8,38 31,3±10,40
18 ± 5,00 VC
2 1
18 51
48 39
23 17
2 11
60 36
35 25
12 3
9 69
42 37
34 18
12,6 ± 4,72 60 ± 9,00
42 ± 6,00 37 ± 2,00 27,3 ± 5,85 15,6 ± 3,21
Keterangan: B
: Krim blanko ER 0,5
: Krim ekstrak kelopak rosella 0,5 ER 0,75
: Krim ekstrak kelopak rosella 0,75 ER 1
: Krim ekstrak kelopak rosella 1 VC 2
: Krim vitamin C 2 Parameter hasil pengukuran:
0-19 : Sedikit
20-39 : Sedang
40-100 : Banyak
Universitas Sumatera Utara
Gambar Gambar
Gambar Gambar 4.4
4.4 4.4
4.4 Grafik rata-rata noda pada kulit marmut kelompok blanko,
ekstrak kelopak bunga rosella 0,5, 0,75, 1, dan vitamin C 2 sebelum penyinaran, sesudah penyinaran, dan pemulihan dari
minggu pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dari Tabel 4.8 dan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa semua kelompok
memiliki jumlah noda sedikit sampai sedang. Kelompok krim blanko memiliki jumlah noda yang lebih banyak daripada kelompok lain pada saat sebelum
penyinaran. Setelah dilakukan penyinaran jumlah noda meningkat sampai menjadi banyak pada semua kelompok. Dengan uji Anova menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 saat sebelum dilakukan penyinaran, sesudah penyinaran sampai pemulihan minggu pertama, perbedaan
yang signifikan p 0,05 didapatkan pada pemulihan minggu kedua sampai minggu keempat. Dengan penggunaan krim pada masing-masing kelompok
menyebabkan penurunan jumlah noda secara bertahap. Pada pemulihan minggu pertama terjadi sedikit penurunan untuk masing-masing kelompok.
Kelompok krim blanko dan krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,5 mengalami penurunan jumlah noda sangat lambat hingga pemulihan pada
Universitas Sumatera Utara
minggu keempat jumlah noda masih dalam kategori banyak, sedangkan krim lain menunjukkan penurunan jumlah noda hingga minggu keempat menjadi
kategori beberapa sampai sedang. Dengan menggunakan analisis Tukey didapatkan adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 pada pemulihan
minggu kedua antara kelompok krim blanko dengan kelompok krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,75 dan vitamin C 2. Hal yang sama juga terjadi
pada pemulihan minggu ketiga yaitu antara kelompok krim blanko dengan krim vitamin C 2. Perbedaan yang signifikan p 0,05 juga ditunjukkan
pada pemulihan minggu keempat antara kelompok krim blanko dengan krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,75, 1 dan vitamin C 2 juga antara
kelompok krim 0,5 dengan krim vitamin C 2. Krim vitamin C 2 dan krim ekstrak kelopak bunga rosella 1 menunjukkan penurunan jumlah noda
paling banyak yaitu pada minggu keempat jumlah nodanya menjadi sedikit, Walaupun demikian jumlah nodanya tetap lebih banyak dibandingkan dengan
kondisi sebelum dilakukan penyinaran. Mulyawan dan Suriana 2013 menyebutkan bahwa noda-noda hitam
hiperpigmentasi bisa muncul pada kulit yang mulai menua maupun kulit yang belum tua oleh berbagai penyebab. Penyebab flek hitam dikulit yang paling
umum adalah karena terlau banyak terpapar sinar matahari. Semakin banyak sinar matahari yang terkena kulit, semakin aktif pembentukan melanin.
Melanosom mengandung bokroma coklat yang disebut melanin, sebagai penentu warna kulit Achroni, 2012, Menurut Tranggono dan Latifah 2007,
ukuran melanosom dipengaruhi oleh faktor genetik dan nongenetik
Universitas Sumatera Utara
penyinaran oleh matahari. Bila pajanan bertambah produksi melanin juga akan meningkat.
4.4.5 4.4.5
4.4.5 4.4.5
Wrinkle Wrinkle
Wrinkle Wrinkle keriput
keriput keriput
keriput dan dan
dan dan
wrinkle wrinkle
wrinkle wrinkle’’’’ssss depth
depth depth
depth kedalaman kedalaman
kedalaman kedalaman keriput
keriput keriput
keriput
Hasil pengukuran banyaknya keriput kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 4.9, Tabel 4.10, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Berdasarkan hasil
pengukuran pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa bahwa kondisi kulit semua kelompok marmut sebelum penyinaran tidak memiliki keriput. Setelah
dilakukan penyinaran jumlah keriput meningkat pada semua kelompok marmut. Selama masa pemulihan hingga minggu keempat menunjukkan adanya
penurunan jumlah keriput secara bertahap setelah pemakaian krim. Dengan uji Anova menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan p 0,05
antara kelompok marmut sebelum penyinaran, sesudah penyinaran dan pemulihan minggu pertama, sedangkan pemulihan minggu kedua sampai
minggu keempat didapatkan perbedaan yang signifikan p 0,05. Dengan Tukey didapatkan data yang signifikan p 0,05 pada pemulihan minggu
kedua antara kelompok krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,5 dengan 0,75, pemulihan pada minggu ketiga juga terjadi perbedaan yang signifikan
antara kelompok blanko dengan kelompok krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,75 dan 1. Perbedaan yang signifikan juga terdapat antara krim blanko
dan krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,5 dengan krim ekstrak kelopak bunga rosella 0,75, 1 dan krim vitamin C 2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel Tabel
Tabel Tabel 4.9
4.9 4.9
4.9 Persentase keriput pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak