Karakteristik Papan Semen Dari Limbah Kertas Kardus Dengan Penambahan Katalis Natrium Silikat

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS
KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS
NATRIUM SILIKAT

SKRIPSI

Oleh
Ance Trisnawati Gultom
061203040/Teknologi Hasil Hutan

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

KARAKTERISTIK PAPAN SEMEN DARI LIMBAH KERTAS
KARDUS DENGAN PENAMBAHAN KATALIS
NATRIUM SILIKAT

SKRIPSI


Oleh
Ance Trisnawati Gultom
061203040/Teknologi Hasil Hutan

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Hasil
Nama
NIM

: Karakteristik Papan Semen dari Limbah Kertas Kardus dengan
Penambahan Katalis Natrium Silikat.

: Ance Trisnawati Gultom
: 061203040

Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing

Tito Sucipto, S.Hut, M.Si
Ketua

Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si
Anggota

Mengetahui:

Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D
Ketua Program Studi Kehutanan

ABSTRAK

Ance Trisnawati Gultom : Karakteristik Papan Semen dari Limbah Kertas

Kardus dengan Penambahan Katalis Natrium Silikat. Dibimbing oleh Tito
Sucipto S.Hut, M.Si dan Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si.
Papan semen berbahan dasar limbah kardus masih belum diteliti. Papan
semen berpotensi besar sebagai bahan substitusi kayu untuk konstruksi bangunan.
Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kualitas papan semen dari sifat fisis dan
mekanis papan semen serta ketahanannya terhadap serangan rayap. Papan dibuat
dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm dan kerapatan 1 g/cm3 pada variasi
komposisi semen : fiber : air dengan penambahan katalis natrium silikat.
Sifat fisis dan mekanis papan semen yang memenuhi standar adalah
kerapatan, daya serap air dan MOE sedangkan kadar air, pengembangan tebal dan
MOR belum memenuhi standar. Nilai papan semen dengan menggunakan katalis
natrium silikat yang memenuhi standar adalah 1,01 g/cm3- 1,08 g/cm3, daya serap
air 13,01%-28,31%, MOE 562,76 kg/cm2-1015,68 kg/cm2, sedangkan papan
semen tanpa katalis kerapatan berkisar 1,06 g/cm3-1,09 g/cm3, daya serap air
17,83%-26,96%, MOE 172,93 kg/cm2-465,48 kg/cm2. Papan semen memiliki
keawetan yang cukup tinggi terhadap serangan rayap. Papan semen yang memiliki
kualitas terbaik berdasarkan pengujian sifat fisis, mekanis dan ketahanan terhadap
serangan rayap terdapat pada komposisi perbandingan semen : fiber : air (2,5 : 1 :
1,25) dengan adanya penambahan katalis natrium silikat.


Kata kunci: Papan semen, limbah kardus, natrium silikat, sifat fisis dan mekanis,
keawetan.

ABSTRACT

Ance Trisnawati Gultom : Characteristics of Cement Board made from
Corrugated Paper Waste with Sodium Silicate Catalyst Addition. Supervised by
Tito Sucipto, S.Hut, M.Si and Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si.
Cement board based of corrugated paper waste still has not been
researched. Cement board holds great potential as a wood substitute materials for
building construction. The research objective was to evaluate the physical and
mechanical properties of cement board as well resistance to termite attack.
Boards made with size 30 cm x 30 cm x 1 cm and a density 1 g/cm3 under various
composition of cement : fiber : water ratio with addition of sodium silicate
catalysts.
Physical and mechanical properties of cement board that fulfill the
standards were the density, water absorption and MOE, while the moisture
content, thickness swelling and MOR not fulfill the standards. The value of the
cement board using sodium silicate catalyst that fulfill the standards is the density
ranges from 1,01 g/cm3- 1,08 g/cm3, water absorption 13,01%-28,31%, MOE

562,76 kg/cm2-1015,68 kg/cm2 while the cement board without catalyst density
ranges from 1,06 g/cm3-1,09 g/cm3, water absorption 17,83%-26,96%, MOE
172,93 kg/cm2-465,48 kg/cm2. The cement board has a relatively high durability
against termite attack. Cement board that has the best quality based on the testing
of physical properties, mechanical properties and resistance to termite attack
there on the composition ratio of cement : fiber : water (2,5 : 1 : 1,25) with an
addition of sodium silicate catalyst.

Key words : Cement board, corrugated paper waste, sodium silicate, physical and
mechanical properties, durability.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lubuk Pakam Provinsi Sumatera Utara pada tanggal
26 Oktober 1988 dari Ayah T. Gultom dan Ibu N. Naibaho. Penulis adalah anak
ketiga dari tiga bersaudara. Abang bernama Dedy Fransniko Gultom dan kakak
bernama Desflin Nova Delina Gultom.
Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis yaitu Pendidikan
Dasar di SD Negri No.101908 Lubuk Pakam lulus tahun 2000, Pendidikan
lanjutan di SLTP N 2 Lubuk Pakam lulus tahun 2003, Pendidikan menengah atas
di SMA Negri 1 Lubuk Pakam lulus tahun 2006. Pada tahun 2006 lulus ujian

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Program Studi Teknologi
Hasil Hutan Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Selama

mengikuti

perkuliahan,

penulis

pernah

menjadi

asisten

laboratorium Hama Penyakit Hasil Hutan dan laboratorium Perlindungan
Bangunan pada tahun 2010 serta laboratorium Mikrobiologi Akuatik pada tahun
2011. Penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Pengolahan Hutan (P3H) di

Hutan Tangkahan dan Hutan Mangrove Pulau Sembilan Kabupaten Langkat pada
tahun 2008. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di HPHTI PT.
Arara Abadi Distrik Duri II provinsi Riau pada tahun 2010.
Pada semester delapan, penulis melaksanakan penelitian dengan judul
”Karakteristik Papan Semen Dari Limbah Kertas Kardus dengan Penambahan
Katalis Natrium Silikat”, di bawah bimbingan Bapak Tito Sucipto, S.Hut, M.Si
dan Bapak Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik Papan Semen dari Limbah
Kertas Kardus dengan Penambahan Katalis Natrium Silikat”. Skripsi ini disusun
dengan harapan dapat memberikan sebuah alternatif pemanfaatan limbah kardus
untuk menghasilkan produk yang bermanfaat, mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi dan dapat dikembangkan sebagai alternatif untuk substitusi kayu.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada ayah dan ibu yang selalu
mendoakan, memberi dukungan, kasih sayang dan materi serta menginspirasi
penulis untuk tetap semangat dalam mewujudkan skripsi ini. Abang dan kakak

serta teman-teman yang mendoakan dan memberi dorongan dalam mengerjakan
skripsi ini. Komisi pembimbing skripsi yaitu Bapak Tito Sucipto, S.Hut, M.Si dan
Bapak Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si yang telah membimbing dan memberi
masukan-masukan serta saran dalam pembuatan skripsi selama ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu penulis memohon maaf atas kekurangan yang ada. Penulis
mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa kehutanan secara
khusus dan masyarakat secara umum. Akhir kata penulis menyampaikan terima
kasih.
Medan, Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................
Tujuan ..........................................................................................................
Kegunaan .....................................................................................................
Hipotesis ......................................................................................................

1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Kertas kardus ...............................................................................................
Papan semen ................................................................................................
Semen ..........................................................................................................
Natrium silikat .............................................................................................
Kualitas papan semen menurut JIS A 5414-1993 .......................................

4

6
10
13
13

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ......................................................................................
Alat dan Bahan ............................................................................................
Prosedur .......................................................................................................
Persiapan bahan baku .............................................................................
Pengadonan .............................................................................................
Pembentukan lembaran papan ................................................................
pengkondisian .........................................................................................
Pengujian kualitas ...................................................................................
Pengujian sifat fisis ............................................................................
Pengujian sifat mekanis .....................................................................
Sifat ketahanan terhadap serangan rayap ................................................
Uji kubur ............................................................................................
Analisis data............................................................................................


15
15
15
15
16
17
17
17
18
20
23
23
23

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Fisis ............................................................................................
Kerapatan ................................................................................................
Kadar Air ................................................................................................
Daya Serap Air .......................................................................................
Pengembangan Tebal ..............................................................................

26
26
28
30
34

Pengujian Sifat Mekanis ..............................................................................
MOE (Modulus of elasticity) ..................................................................
MOR (Modulus of rupture) ....................................................................
IB (Internal Bond) ..................................................................................
Kuat Pegang Sekrup ...............................................................................
Sifat ketahanan terhadap serangan rayap ....................................................
Uji kubu44

37
37
39
41
43
44

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................................. 47
Saran ............................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
LAMPIRAN .................................................................................................... 49

DAFTAR TABEL
No.

Halaman

1. Standar uji papan semen menurut JIS A 5414-1993 ..................................... 14
2. Kriteria ketahanan papan semen terhadap serangan rayap ............................ 14
3. Proporsi bahan baku pembuatan papan semen .............................................. 16
4. Rekapitulasi nilai uji sifat fisis, mekanis dan ketahanan papan semen terhadap
serangan rayap ............................................................................................... 26

DAFTAR GAMBAR
No.

Halaman

1.

Skema proses pembuatan bahan baku .......................................................... 16

2.

Pola pengambilan contoh uji pada masing-masing pengujian ..................... 18

3.

Pengujian MOE dan MOR ........................................................................... 21

4.

Pengujian Internal bond ............................................................................... 21

5.

Pengujian kuat pegang sekrup...................................................................... 22

6.

Perbedaan nilai kerapatan pada berbagai variasi komposisi S:F:A ............. 27

7.

Perbedaan nilai kadar air pada berbagai variasi komposisi S:F:A ............... 29

8.

Perbedaan nilai daya serap air setelah perendaman selama 2 jam ............... 32

9.

Perbedaan nilai daya serap air setelah perendaman selama 24 jam ............. 32

10. Perbedaan nilai pengembangan tebal setelah perendaman 2 jam ................ 35
11. Perbedaan nilai pengembangan tebal setelah perendaman 24 jam .............. 36
12. Perbedaan nilai MOE pada tingkat variasi komposisi S:F:A............ ……... 38
13. Perbandingan nilai MOR pada tingkat variasi komposisi S:F:A ...... …….. 40
14. Perbandingan nilai rata-rata keteguhan rekat papan semen .............. …….. 42
15. Nilai rata-rata kuat pegang sekrup pada variasi komposisi S:F:A .... …….. 44
16. Nilai rata-rata kehilangan berat pada variasi komposisi S:F:A......... ……… 45

ABSTRAK

Ance Trisnawati Gultom : Karakteristik Papan Semen dari Limbah Kertas
Kardus dengan Penambahan Katalis Natrium Silikat. Dibimbing oleh Tito
Sucipto S.Hut, M.Si dan Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si.
Papan semen berbahan dasar limbah kardus masih belum diteliti. Papan
semen berpotensi besar sebagai bahan substitusi kayu untuk konstruksi bangunan.
Tujuan penelitian adalah mengevaluasi kualitas papan semen dari sifat fisis dan
mekanis papan semen serta ketahanannya terhadap serangan rayap. Papan dibuat
dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm dan kerapatan 1 g/cm3 pada variasi
komposisi semen : fiber : air dengan penambahan katalis natrium silikat.
Sifat fisis dan mekanis papan semen yang memenuhi standar adalah
kerapatan, daya serap air dan MOE sedangkan kadar air, pengembangan tebal dan
MOR belum memenuhi standar. Nilai papan semen dengan menggunakan katalis
natrium silikat yang memenuhi standar adalah 1,01 g/cm3- 1,08 g/cm3, daya serap
air 13,01%-28,31%, MOE 562,76 kg/cm2-1015,68 kg/cm2, sedangkan papan
semen tanpa katalis kerapatan berkisar 1,06 g/cm3-1,09 g/cm3, daya serap air
17,83%-26,96%, MOE 172,93 kg/cm2-465,48 kg/cm2. Papan semen memiliki
keawetan yang cukup tinggi terhadap serangan rayap. Papan semen yang memiliki
kualitas terbaik berdasarkan pengujian sifat fisis, mekanis dan ketahanan terhadap
serangan rayap terdapat pada komposisi perbandingan semen : fiber : air (2,5 : 1 :
1,25) dengan adanya penambahan katalis natrium silikat.

Kata kunci: Papan semen, limbah kardus, natrium silikat, sifat fisis dan mekanis,
keawetan.

ABSTRACT

Ance Trisnawati Gultom : Characteristics of Cement Board made from
Corrugated Paper Waste with Sodium Silicate Catalyst Addition. Supervised by
Tito Sucipto, S.Hut, M.Si and Luthfi Hakim, S.Hut, M.Si.
Cement board based of corrugated paper waste still has not been
researched. Cement board holds great potential as a wood substitute materials for
building construction. The research objective was to evaluate the physical and
mechanical properties of cement board as well resistance to termite attack.
Boards made with size 30 cm x 30 cm x 1 cm and a density 1 g/cm3 under various
composition of cement : fiber : water ratio with addition of sodium silicate
catalysts.
Physical and mechanical properties of cement board that fulfill the
standards were the density, water absorption and MOE, while the moisture
content, thickness swelling and MOR not fulfill the standards. The value of the
cement board using sodium silicate catalyst that fulfill the standards is the density
ranges from 1,01 g/cm3- 1,08 g/cm3, water absorption 13,01%-28,31%, MOE
562,76 kg/cm2-1015,68 kg/cm2 while the cement board without catalyst density
ranges from 1,06 g/cm3-1,09 g/cm3, water absorption 17,83%-26,96%, MOE
172,93 kg/cm2-465,48 kg/cm2. The cement board has a relatively high durability
against termite attack. Cement board that has the best quality based on the testing
of physical properties, mechanical properties and resistance to termite attack
there on the composition ratio of cement : fiber : water (2,5 : 1 : 1,25) with an
addition of sodium silicate catalyst.

Key words : Cement board, corrugated paper waste, sodium silicate, physical and
mechanical properties, durability.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kayu berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, tidak
bisa dipungkiri bahwa secara tidak langsung ketergantungan masyarakat terhadap
kayu sangat tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Namun, pada kenyataannya
ketersediaan kayu di alam juga semakin menipis seiring bertambahnya jumlah
penduduk. Mengantisipasi hal tersebut berbagai upaya pun dilakukan demi
mencari alternatif pengganti kayu, yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan lain
yang berlignoselulosa menjadi produk yang baru yang lebih homogen, kekuatan
yang lebih tinggi dan bermanfaat.
Kertas kardus (Corrugated Paper) merupakan salah satu bahan yang
mengandung lignoselulosa. Kertas kardus ini bahan yang berbiaya murah,
fleksibilitas tinggi, juga dalam estetika desain akan memiliki positioning yang
kuat, tetapi pemakaian dan pemanfaatan kertas kardus hanya sebatas sebagai
tempat untuk menyimpan barang-barang tanpa ada proses yang lebih lanjut. Oleh
karena itu, dengan menggunakan serat kertas kardus tersebut akan dilakukan
pengolahan

atau

proses

pemanfaatan

lebih

lanjut

untuk

menghasil

kan produk yang bermanfaat.
Dewasa ini ada kebangkitan kembali pabrik komposit kayu semen di
seluruh dunia dan khususnya di wilayah Asia Pasifik. Keberhasilan substitusi
serat asbes dengan serat kayu dilapisi semen, merupakan hasil penelitian awal di
Australia, telah memimpin penyebaran yang cepat industri serat kayu semen di
Australasia dan Amerika Utara. Bersamaan dengan penyebaran industri telah
terjadi diversifikasi produk yang dihasilkan industri, dan sekarang komposit serat

kayu semen digunakan dalam penerapan perumahan seperti bupet, sirap, lantai,
pipa dan kolom (Evans, 2000).
Papan semen adalah papan tiruan yang menggunakan semen sebagai
perekatnya sedangkan bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau partikel
bahan berlignoselulosa lainnya. Seperti halnya dengan papan partikel maka
bentuk partikel untuk papan semen antara lain dapat berupa selumbar (flake),
serutan (shaving), untai (strand), suban (splinter) atau wol kayu (excelsior). Papan
semen mempunyai sifat yang lebih baik dibanding papan partikel yaitu lebih tahan
terhadap jamur, tahan air dan tahan api (Maloney, 1977). Pembuatan papan semen
dari bahan-bahan berlignoselulosa memerlukan bahan tambahan /aditif untuk
peningkatan kualitasnya. Salah satu bahan aditif yang dapat digunakan adalah
katalis untuk mempercepat proses pengeringan dan pengerasan papan semen
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diantaranya adalah natrium silikat.
Berdasarkan kondisi tersebut, dengan penggunaan serat kertas kardus dan
kadar semen yang sesuai dengan penggunaan natrium silikat sebagai katalis
diharapkan dapat dihasilkan produk yang berkualitas atau memenuhi standar. Atas
dasar pemikiran diatas, maka dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah
kertas kardus menjadi papan semen dengan penambahan katalis natrium silikat.

Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas papan semen dari
serat kertas kardus dengan perbandingan antara semen, kertas kardus dan air
terhadap sifat fisis, mekanik dan ketahanannya terhadap serangan rayap
(biodeteriorasi).

Manfaat Penelitian
Penelitian berguna untuk memberikan alternatif pemanfaatan limbah
kardus menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan
mempunyai nilai tambah serta dapat menjadi sumber informasi bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Hipotesis Penelitian
Katalis natrium silikat dan variasi komposisi bahan (semen : fiber : air)
serta interaksi keduanya berpengaruh terhadap sifat fisis (kerapatan, kadar air,
daya serap air, pengembangan tebal), mekanis (MOE, MOR, keteguhan rekat,
kuat pegang sekrup), dan ketahanan papan semen terhadap serangan rayap (uji
kubur).

TINJAUAN PUSTAKA

Kertas Kardus
Kardus atau Corrugated Paper sebagai sebuah bahan dasar kemasan
memiliki daur hidup yang sangat singkat, dihargai hanya selama proses distribusi
produk dari produsen kekonsumen berlangsung. Material kardus untuk saat ini
dipandang sebagai kebutuhan sekunder dalam suatu proses produksi industri.
Kenyataannya kardus sangat rasionil dan potensial dalam satu rekayasa desain,
memenuhi

kriteria

untuk

digunakan

sebagai

bahan

baku

utama

(Willy dan Yahya, 2001).
Karton dupleks adalah karton yang terdiri dari dua lapisan atau lebih.
Lapisan atas berwarna putih dan mempunyai sifat cetak yang baik. Beberapa
perubahan spesifikasi karton dupleks dilakukan untuk mengantisipasi kemajuan
dan perkembangan baru dibidang industri kertas dan karton serta untuk memenuhi
berbagai tuntutan dari konsumen. Spesifikasi karton dupleks dibuat berdasarkan
hasil studi literatur, pengujian contoh karton dupleks yang ada di pasaran,
spesifikasi yang diusulkan oleh pabrik kertas, dan keinginan pengguna karton
dupleks (BSN, 2008).
Kardus sebagai bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup singkat,
memiliki kelebihan dan kelemahan, diantaranya yaitu :
a. Struktur kardus olahan atau hasil recycle tidak jauh berbeda dengan kardus
baru, perbedaan utamanya adalah ketebalan yang terjadi karena penambahan
lapisan gelombang.

4

b. Proses cetak dilakukan dengan sistem cetak sablon (silk-screen printing),
masking, atau hand-painting. Teknik pencetakan sablon cukup sulit untuk
diterapkan karena permukaan material ini tidak begitu rata, disebabkan alur
gelombang atau flute; sehingga bagian yang cekung tidak dapat tercapai oleh
screen sablon dan tinta tidak dapat tercetak dengan merata.
c. Kertas sebagai bahan dasar tidak tahan terhadap air, dan kelembaban; baik
yang disebabkan oleh zat cair, atau kelembaban udara. Sehingga harus
dilakukan penjemuran, atau pemanasan dengan plat lain (misalnya lampu
sorot, oven dll) untuk mengembalikan kekuatan struktur material. dalam
keadaan kadar air tinggi, sangat mudah terjadi perubahan permukaan, atau
kekuatan struktur golombang, dan yang paling parah, terbukanya rekatan antar
lapisan.
d. Ketebalan material yang tersusun dari lapisan-lapisan kardus berdampak
langsung terhadap kekuatan struktur material. semakin banyak lapisan; atau
semakin tebal material, maka semakin kuat pula struktur material tersebut.
ketebalan material dapat disesuaikan dengan kebutuhan kekuatan struktur
untuk aplikasi pembuatan produk.
e. Penyusunan lapisan dengan menggunakan sistem modul pada saat perekatan,
mempermudah proses pembuatan material untuk menyesuaikan ukuran
material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Hal ini dapat
menekan banyaknya material yang terbuang.
f. Sisi potongan terbuka tidak efektif untuk aplikasi yang berhubungan langsung
dengan pengguna/benda lain secara berulang-ulang. Hal ini dapat diatasi
dengan penambahan lapisan yang menutup sisi potongan tersebut.

g. Berasal dari bahan baku yang dapat didaur ulang, dan karena penambahan
unsur lain (perekat) berbasis air; maka material ini layak untuk diproses daur
ulang, dan bersifat bio-degradable (dapat diurai oleh tanah).
h. Proses produksi tidak membutuhkan peralatan khusus yang mahal, dan tidak
membutuhkan keahlian khusus, maka kardus olahan dapat dibuat/diproduksi
dalam skala pribadi, rumah tangga, industri kecil, hingga industri besar, untuk
menanggulangi kardus bekas menjadi limbah.
i.

Pengolahan dapat dilakukan dengan mudah untuk menghasilkan produk
dengan sistem bongkar-pasang.
(Willy dan Yahya, 2001).

Papan Semen
Papan semen merupakan papan tiruan yang menggunakan semen sebagai
perekat (matriks) sedangkan bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau
partikel bahan berlignoselulosa lainnya. Seperti halnya dengan papan partikel
maka bentuk partikel untuk papan semen antara lain dapat berupa selumbar
(flake), serutan (shaving), untai (strand), suban (splinter), atau wol kayu
(excelcior). Papan semen memiliki sifat yang lebih baik dibanding dengan partikel
yaitu lebih tahan terhadap jamur, tahan air dan tahan api (Maloney, 1977).
Papan semen lebih tahan terhadap serangan rayap tanah dibanding bahan
baku kayunya. Papan semen merupakan salah satu bahan bangunan yang tahan
lama dalam penggunaannya, sehingga biaya pemeliharaan rumah yang terbuat
dari papan semen akan lebih murah. Di samping itu, industri papan semen dapat
memanfaatkan kau dengan ukuran yang kecil seperti limbah industri kayu, limbah
eksploitasi, kau hasil penjarangan dan kayu diameter kecil dan utan tanaman

sehingga pemanfaatan kayu dapat ditingkatkan. Industri papan semen sudah lama
dikenal di Indonesia, tetapi perkembangannya lambat (Sukartana et al., 2000).
Menurut Suprayitno dan Prayitno (1998) dalam Silaban (2006), pada
dasarnya sifat-sifat papan semen partikel/serat ditentukan oleh dua komponen
dasar, yaitu kayu atau bahan yang mengandung lignoselulosa sebagai bahan baku
dan semen sebagi perekatnya. Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi sifat
papan semen yaitu, jumlah air yang dicampur dalam semen, kadar semen, jenis
partikel/serat,

bahan

tambahan

(additive),

waktu

pengempaan,

waktu

pengkondisian dan besar tekanannya. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi
produk akhir yang dihasilkan pada pembuatan papan semen. Dengan adanya
ketetapan terhadap faktor-faktor tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
yang besar terhadap sifat suatu jenis papan semen.
Beberapa belahan dunia, papan semen digunakan sebagai pelengkap untuk
dinding dan pelapis lantai bangunan. Pada bagian luar bangunan berfungsi sebagai
papan untuk melapisi dan pada bagian dalam berfungsi sebagai pelindung. Papan
berkerapatan tinggi digunakan untuk lantai, penutup atap, pintu tahan api, dinding
penahan muatan, dan pembentuk lapisan semen (Youngquist, 1999).
Menurut Suprayitno dan Prayitno (1998) dalam Silaban (2006), proses
pembuatan papan semen tidak begitu rumit, sehingga dapat dilakukan dengan
ketrampilan tangan manusia. Mesin-mesin pembuat papan semen sudah
diproduksi dan dipasarkan secara luas sehingga produksi papan semen akan
menjadi sangat mudah dan dapat dilakukan produksi dalam jumlah besar dan
akhirnya dapat memenuhi ketentuan akan perumahan.

Modal intensif dan pengalaman teknologi dari pabrik serat kayu semen
telah dibuat sebagai rem untuk pengembangan industri pada negara-negara
berkembang,

kecuali

ada

perusahaan

multinasional

yang

memilih

mengembangkan kegiatan mereka kepada beberapa negara sebagai alasan akses
pemasaran atau keuntungan dari harga produksi yang lebih rendah. Seringkali,
kebanyakan bukan permasalahan papan wol kayu semen, lazimnya dan mungkin
paling baik diketahui turunan komposit kayu semen. Secara jelas komposit serat
kayu semen dan papan partikel semen, papan wol kayu semen dapat dibuat dalam
pabrik yang kecil, pengeluaran yang rendah, dan ketahanannya terhadap
kelembaban dan biodeteriorasi, khususnya serangan rayap, membuatnya secara
khusus sesuai untuk bangunan di daerah tropis dan sub-tropis. Jadi, pabrik papan
wol kayu semen menjadi dikembangkan pada banyak Negara berkembang.
Contohnya, sekarang ini di Pilipina ada industri papan wol kayu semen yang
menggunakan jenis-jenis asli cepat tumbuh (atau limbah pertanian) dan secara
lokal pabrik pengembangan. Industri menghasilkan variasi yang lebar dari produk
panel disesuaikan dengan pasar lokal. Ironisnya, pada beberapa penerapan,
produk-produk ini dalam persaingan langsung dengan produk semen bertulang
serat kayu. Ketika pengembangan industri papan wol kayu semen di negara
berkembang lainnya tidak sesuai di Filipina, menariknya dalam produk dan
komposit kayu semen lainnya tetap tinggi dan ada program penelitian yang
berjalan untuk mendukung industri dalam kebanyakan Negara-negara yang lebih
besar di wilayah Asia Pasifik (Evans, 2000).
Papan semen di samping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan
dibanding papan tiruan lainnya antara lain adalah berat dan penggunaannya lebih

terbatas. Menurut Moslemi dan Pfister (1987) dalam Sulastiningsih dan Sutigno
(2008) diperlukan waktu yang lama bagi papan semen untuk benar-benar
mengeras sebelum mencapai kekuatan yang cukup. Kelemahan lainnya adalah
tidak semua jenis kayu atau bahan berlignoselulosa dapat digunakan sebagai
bahan baku papan semen karena adanya zat ekstraktif seperti gula, tanin dan
minyak yang dapat mengganggu pengerasan semen dengan bahan baku tersebut.
Berdasarkan kesesuaian jenis kayu sebagai bahan papan semen dikenal tiga
macam mutu yaitu baik, sedang dan jelek. Pengujiannya dilakukan berdasarkan
uji hidratasi, yaitu mengukur suhu maksimum yang terjadi pada saat reaksi antara
semen, kayu dan air. Bila suhu maksimum lebih dari 41°C termasuk baik, 36°C–
41°C termasuk sedang dan kurang dari 36°C termasuk jelek.
Komposit serat kayu papan partikel semen dan papan wol semen dapat
dibuat dalam pabrik yang kecil dengan pengeluaran yang rendah. Ketahanannya
terhadap kelembaban dan biodeteriorasi khususnya serangan rayap menjadikan
komposit serat kayu papan partikel semen dan papan wol semen sesuai untuk
bangunan di daerah tropis dan sub-tropis. Sehingga pabrik papan wol semen saat
ini mulai dikembangkan di banyak negara berkembang. Contohnya, sekarang ini
di Filipina ada industri papan wol semen yang menggunakan jenis-jenis asli cepat
tumbuh (limbah pertanian). Industri ini menghasilkan variasi produk panel yang
disesuaikan dengan pasar lokal. Produk-produk ini pun harus bersaing dengan
produk panel yang berasal dari serat kayu. Ketika perkembangan industri papan
wol semen di negara berkembang lainnya tidak sesuai dengan Filipina, permintaan
produk komposit kayu semen pun tetap tinggi. Oleh sebab itu, program
penenlitian untuk pengembangan produk komposit serat kayu papan partikel dan

papan wol semen tetap berjalan untuk mendukung industri negara-negara
berkembang di wilayah Asia Pasifik (Evans, 2002).
Semen
Semen adalah hasil industri dari paduan batu kapur/gamping sebagai
bahan utamanya dan lempung/tanah liat atau bahan pengganti lainnya sebagai
bahan campuran, dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk (bulk ). Batu
kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium oksida
(CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam yang mengandung
senyawa silika oksida (SiO2), aluminium oksida (Al2O3), besi oksida (F2O3) dan
magnesium oksida (MgO). Dalam proses produksi semen, bahan baku tersebut
dibakar sampai meleleh. Sebagian bahan digunakan untuk membentuk clinker
(bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen) kemudian
dihancurkan dan ditambah dengan gips (gipsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil
akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40
kg atau 50 kg (Ditjen Bea Cukai, 2000).
Witney dan Washa (1954) dalam Fatimah (1989) menyatakan bahwa
semen terdiri dari mineral penyusun C3S, C2S, C3A, dan C4AF, disamping adanya
MgO dan CaO bebas. Dengan C = CaO, S = SiO2, A = Al2O3, dan F = Fe2O3.
Apabila semen dicampur dengan air maka terbentuk massa koloidal tipis yang
plastis. Plastisitas semakin lama, semakin hilang menjadi massa yang kaku dan
semakin lama semakin keras.
Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air
atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut Badan Pusat Statistik (2000)
adalah:

1. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebirubiruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium
tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini
biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan
prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd.
V.
2. Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu
dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler
atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite limestone)
murni.
3.Semen sumur minyak (oil well cement) adalah semen khusus yang
digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat
maupun di lepas pantai.
4. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan
(fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran batubara yang
mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan oksida
lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai
campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
Semakin baik mutu semen maka semakin lama mengeras atau membatu
jika dicampur air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat dihitung dengan
rumus:
(%SiO2 + %Al2O3 + %Fe2O3) : (%CaO + %MgO)
Angka hidrolitas ini berkisar antara 15

Sangat rentan

Keterangan: * = klasifikasi tingkat ketahanan Sornnuwat et al. (1995) dalam Nuriyatin et al. (2003)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Desember 2009. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Workshop Departemen
Kehutanan Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Keteknikan Kayu
Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember, mesin mixer
repulping (pendaur ulang kertas), terpal plastik, saringan ukuran 40 mesh, kotak
kayu pencetak papan semen, plat besi ukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm, mesin
kempa, band saw, timbangan analitik, oven, kalifer, aluminium foil, kamera,
kalkulator, alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah serat kertas kardus,
semen portland, natrium silikat, dan air.
Prosedur Penelitian
Persiapan bahan baku
Kertas kardus yang telah diperoleh, kemudian direndam selama 2-3 hari
guna melunakkan serat kertasnya. Kertas kardus yang telah direndam tersebut
kemudian dikoyak-koyak secara manual dan selanjutnya dibuat menjadi bubur
kertas dengan menggunakan mixer, dimana setiap running-nya selama 1-2jam.
Kertas kardus yang telah menjadi bubur kertas kemudian diperas dan disaring
dengan saringan ukuran 40 mesh. Selanjutnya bubur kertas (fiber) dijemur dan
dikeringkan sampai kada air kesetimbangan (10-18%). Proses persiapan bahan
baku ditampilkan pada Gambar 1.

Kertas bekas

Direndam dalam air selama 2-3 hari

Penyobekan
Air
Repulping selama 1-2 jam

Penyaringan fiber

Pengeringan fiber
Gambar 1. Skema proses persiapan bahan baku
Pengadonan
Papan semen yang dibentuk berukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm
dengan spilasi 10% dan kerapatan 1 g/cm3. Kertas kardus dan semen dicampur
kemudian diaduk secara merata di dalam wdah (ember). Papan semen dibuat
dengan variasi komposisi bahan (semen:fiber:air), tanpa dan dengan penambahan
katalis natrium sulfat yang bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan dan
pengerasan papan semen.
Tabel 3. Proporsi bahan baku pembuatan papan semen
No

Semen (S)

Fiber (F)

Air (A)

Total

1

1

2,5

1,25

4,75

2

1,75

1,75

1,25

4,75

3

2,5

1

1,25

4,75

Pembentukan lembaran papan
Pembentukan lembaran dilakukan dengan pengorientasian bahan
baku secara manual. Bahan baku kardus yang telah siap dalam pengadonan
kemudian dimasukkan ke dalam plat pencetak lembaran berukuran 30 cm x 30 cm
x 1 cm. Pembentukan lembaran papan semen dilakukan dengan sistem
pengempaan dingin dengan tekanan 50-75 kg/cm2 selama 5 menit. Kemudian plat
pencetak lembaran dibaut dengan menggunakan mur sampai mencapai ketebalan
1 cm.
Pengkondisian
Papan semen yang telah dibentuk menjadi lembaran papan pada
plat pencetak lembaran kemudian dikondisikan selama 2-3 hari hingga papan
semen kering dan bersifat kaku. Selanjutnya papan semen tersebut dikeluarkan
dari plat pencetak dan dimasukkan ke dalam oven selama 48 jam pada suhu 50 0C
sampai kekerasan papan semen merata. Papan semen yang telah dioven dibiarkan
selama ±2 minggu pada suhu ruang, dengan tujuan agar kadar airnya seragam dan
memiliki kekerasan yang cukup tinggi.
Pengujian kualitas
Pengujian papan semen meliputi pengujian sifat fisis dan mekanis
dan sifat ketahanan papan semen terhadap serangan rayap (biodeteriorasi), yang
mengacu pada standar pengujian JIS A 5414-1993. Parameter kualitas papan
semen yang diuji untuk sifat fisis adalah kerapatan, kadar air, daya serap air, dan
pengembangan tebal. Sedangkan untuk sifat mekanis adalah modulus elastisitas
(MOE), modulus patah (MOR), keteguhan rekat (internal bond) dan kuat pegang
sekrup. Sifat ketahanan papan semen terhadap serangan rayap dilakukan dengan

uji kubur di lapangan (grave yard test). Ukuran contoh uji sifat fisis, mekanis dan
ketahanan papan terhadap biodeteriorasi ditampilkan pada Gambar 2.
5 cm

A
B

10 cm

D

C

5 cm

E
5 cm

5 cm

F
5 cm

5 cm

5 cm

10 cm

,5 cm

Gambar 2. Pola pengambilan contoh uji pada masing-masing pengujian

Keterangan gambar:
A

= Contoh uji kadar air dan kerapatan (10 cm x 10 cm)

B

= Contoh uji untuk MOE dan MOR (20 cm x 5 cm)

C

= Contoh uji untuk daya serap air dan pengembangan tebal (5 cm x 5 cm)

D

= Contoh uji untuk IB (5 cm x 5 cm)

E

= Contoh uji untuk kuat pegang sekrup (10 cm x 5 cm)

F

= Contoh uji untuk keawetan (5 cm x 5 cm)

Pengujian Sifat Fisis
1.Kadar Air (KA)
Penetapan kadar air papan semen dilakukan dengan menghitung selisih
berat awal (B0) dan berat kering (B) setelah diovenkan selama 24 jam pada suhu
103±2 0C. pengukuran berat kering papan semen dilkaukan sampai beratnya

konstan. Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm. Nilai KA papan semen
dihitung berdasarkan rumus:
Kadar air (%) =

BA − BKO
x 100%
BKO

2.Kerapatan
Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi kering udara. Contoh
uji berukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm, ditimbang beratnya, lalu diukur rata-rata
panjang, lebar dan tebalnya untuk menentukan volume contoh uji. Nilai kerapatan
papan semen dihitung berdasarkan rumus :
Kerapatan (gr/cm3) =

Berat ( gram)
Volume(cm 3 )

3.Daya Serap Air (DSA)
Pengujian daya serap air papan semen dilakukan dengan mengukur
selisih berat contoh uji sebelum dan setelah perendaman dalam air dingin selama
2 jam dan 24 jam. Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm. Nilai daya serap air
papan semen dihitung berdasarkan rumus:
DSA (%) =

B2 − B1
x 100%
B1

4.Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal berdasarkan pada tebal sebelum (T1) yang
diukur pada keempat sudut dan dirata-ratakan dalam kondisi kering udara dan
tebal setelah perendaman (T2) dalam air selama 2 dan 24 jam. Contoh uji
pengembangan tebal berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm sama dengan contoh uji daya
serap air. Nilai pengembangan tebal papan semen dihitung berdasarkan rumus :

Pengembangan Tebal (T) (%) =

T2 − T1
x 100%
T1

Pengujian Sifat Mekanis Papan Semen
1.Keteguhan Patah (Modulus of Rupture = MOR)
Keteguhan patah menunjukkan ukuran ketahanan papan menahan
beban dalam batas proporsi (sebelum patah). Contoh uji MOR berukuran 5 cm x
20 cm x 1 cm. Pengujian keteguhan patah dilakukan dengan menggunakan
Universal Testig Mechine. Nilai MOR dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana :
MOR =

3.P.L
2.b.d 2

MOR : Modulus patah (kg/cm2)
P

: Beban Maksimum (kg)

L

: Jarak sangga (cm)

b

: Lebar contoh uji (cm)

d

: Tebal contoh uji (cm)

2.Keteguhan Lentur (Modulus of Elasticity = MOE)
Pengujian modulus lentur papan semen dilakukan bersama-sama
dengan pengujian keteguhan patah dengan memakai contoh uji yang sama.
Gambar 3 menunjukkan pengujian MOE dan MOR. Nilai MOE dihitung
berdasarkan rumus
∆P.L3
MOE =
4.∆Y .b.d 3

Keterangan:
MOE : Modulus lentur (kg/cm2)
∆P

: Beban sebelum batas proporsi (kg)

L

: Jarak sangga (cm)

∆Y

: Lenturan pada beban (cm)

b

: Lebar contoh uji (cm)

d

: Tebal contoh uji (cm)

Beban
2,5 cm

2,5 cm
Jari-jari beban = ± 1 cm

Sampel uji

L/2

L/2

L = ≥ 10 cm

Gambar 3. Pengujian MOE dan MOR

3.Keteguhan Rekat Internal (Internal Bond)
Keteguhan rekat diperoleh dengan cara merekatkan kedua
permukaan contoh uji pada balok besi, kemudian balok besi tersebut ditarik secara
berlawanan sampai pada beban maksimum. Contoh uji ukuran 5 cm x 5 cm x 1
cm. Gambar 4 menunjukkan metode pengujian internal bond.

P

Sampel uji

P

Gambar 4. Pengujian internal bond

Nilai keteguhan rekat internal dihitung berdasarkan rumus :
IB =

P max
A

Keterangan:
IB

= Keteguhan rekat internal (kg/cm2)

P max = Beban maksimum (kg)
A

= Luas permukaan contoh uji (cm2)
4.Kuat Pegang Sekrup
Sekrup dimasukkan ke dalam contoh uji yang berukuran 5 cm x 10 cm x 1

cm hingga mencapai kedalaman 8 cm. Sekrup yang digunakan berdiameter 27
mm dan panjangnya 16 mm. Nilai kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya
beban maksimum yang dicapai dalam kilogram. Gambar 5 menunjukkan metode
pengujian kuat pegang sekrup.

2,5 cm

2,5 cm

2,5 cm

2,5 cm

Posisi sekrup
2,5 cm

5 cm

2,5 cm

10 cm

Gambar 5. Pengujian kuat pegang sekrup

Sifat ketahanan terhadap serangan rayap (biodeteriorasi)
Uji kubur
Uji kubur dilakukan untuk mengetahui sifat ketahanan papan
semen terhadap serangan rayap dan organism lain. Contoh uji yang digunakan
pada uji kubur berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm. sebelum dilakukan penguburan di
lapangan contoh uji terlebih dahulu dioven selama 24 jam pada suhu 103±2 0C,
kemudian ditimbang berat awal kering oven contoh uji tersebut (BKO1).
Selanjutnya contoh uji dikubur di Hutan Tri Dharma USU yang diketahui terdapat
sarang rayap, dengan jarak kubur antar contoh uji 0,5-1 m. contoh uji dikubur di
dalam tanah dengan kedalaman 3 cm dari permukaan papan semen selama 50 hari.
Setelah itu, contoh uji diangkat, dibersihkan dan dioven kembali pada suhu 103±2
0

C selama 24 jam dan ditimbang kembali beratnya (BKO2). Pengukuran berat

kering oven dilakukan sampai beratnya konstan. Nilai kehilangan berat contoh uji
dihitung dengan rumus:
Kehilangan berat (%) =
Keterangan:
W0

= berat kering oven awal (g)

W1

= berat kering oven akhir (g)

Analisis Data
Analisis data penelitian menggunakan rancangan petak terpisah (Split Plot
Design) yang terdiri dari petak utama dan anak petak. Model statistik rancangan
percobaan yang digunakan adalah:
Yijk = µ + αi + δik + βj + (αβ)ij + εijk

Keterangan:
Yij

= nilai pengamatan pada faktor katalis taraf ke-i dan faktor variasi
komposisi bahan taraf ke-j pada ulangan ke-k

µ

= nilai rataan umum (nilai tengah)

αi

=

δik

= komponen acak dari petak utama

βj

= pengaruh utama variasi komposisi bahan taraf ke-j

(αβ)ij =

pengaruh utama katalis taraf ke-i

interaksi antara faktor katalis taraf ke-i dan faktor variasi komposisi
bahan taraf ke-j

εk ( ij)

= pengaruh acak (galad) percobaan pada faktor katalis taraf ke-i dan
faktor variasi komposisi bahan taraf ke-j pada ulangan ke-k

Hipotesis yang digunakan adalah:
Pengaruh katalis
H0

: Penambahan katalis tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisis, mekanis
dan ketahanan papan semen terhadap serangan rayap.

H1

: Penambahan katalis berpengaruh nyata terhadap sifat fisis, mekanis dan
ketahanan papan semen terhadap serangan rayap.

Pengaruh variasi komposisi bahan
H0

: Variasi komposisi bahan tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisis,
mekanis, dan ketahanan papan semen terhadap serangan rayap.

H1

: Variasi komposisi bahan berpengaruh nyata terhadap sifat fisis, mekanis,
dan ketahanan papan semen terhadap serangan rayap.

Pengaruh interaksi katalis dan variasi komposisi bahan
H0

: Interaksi antara katalis dan variasi komposisi bahan tidak berpengaruh
nyata terhadap sifat fisis, mekanis dan ketahanan papan semen terhadap
serangan rayap.

H1

: Interaksi antara katalis dan variasi komposisi bahan berpengaruh nyata
terhadap sifat fisis, mekanis dan ketahanan papan semen terhadap
serangan rayap.
Uji F dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata satu

dengan lainnya. Jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka faktor perlakuan
mempengaruhi kualitas dari papan semen.
Untuk mengetahui taraf perlakuan yang berbeda nyata diantara faktor
perlakuan, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji wilayah
berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) dengan tingkat kepercayaan
95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelayakan papan semen sebagai bahan konstruksi bangunan dapat dilihat
dari hasil pengujian sifat fisis, mekanis, dan ketahanannya terhadap serangan
rayap (biodeteriorasi) yang disesuaikan dengan standar JIS A 5414-1993. Hasil
pengujian sifat fisis, mekanis, dan ketahanannya terhadap rayap disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi nilai uji sifat fisis, mekanis dan ketahanan papan semen
terhadap serangan rayap
Karakteristik
kualitas

Besaran

JIS A
54141993

Tanpa katalis (Kontrol)
Komposisi S : F : A
A
B
C

Sifat Fisis
Kerapatan
g/cm3
min 1
1,09*
1,06*
KA
(%)
maks 8
20,15
16,40
DSA
(%)
maks 50
- 2 jam
15,17
12,97
- 24 jam
26,96
23,74
P.tebal
(%)
maks 0,25
- 2 jam
7,23
4,19
- 24 jam
8,43
6,10
Sifat Mekanis
MOE
(kg/cm2)
min 94
196,95*
172,93*
(kg/cm2)
MOR
min 57
50,71
52,98
(kg/cm2)
IB
1,05
1,11
(kg)
KPS
31,10
32,06
(%)
Uji Kubur
2,68
1,77
Keterangan: * = nilai yang memenuhi standar JIS A 5414-1993

Sifat Fisis Papan Semen
Kerapatan
Kerapatan merupakan

salah

satu

Dengan katalis (NaSiO3)
Komposisi S : F : A
A
B
C

1,06*
12,71

1,01*
16,65

1,08*
15,30

1,06*
11,67

9,30
17,83

14,26
28,31

10,94
20,28

7,24
13,01

2,66
3,04

4,88
6,99

2,59
5,04

1,56
2,72

468,48*
63,24*
1,21
32,54
0,23

562,76*
63,69*
1,61
36,86
2,03

626,95*
76,97*
1,69
41,90
1,46

1015,68*
88,57*
1,86
46,37
1,43

sifat

fisis

yang

menunjukkan

perbandingan antara massa benda terhadap volumenya atau dengan kata lain
menunjukkan banyaknya massa zat per satuan volume. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai kerapatan papan semen ber