Strategi Ekonomi Politik Cina Di Era Deng Xiaoping

(1)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

AKIKI Q SIHOTANG (090906013)

STRATEGI EKONOMI POLITIK CINA DI ERA DENG XIAOPING Rincian isi skripsi ix, 95 halaman, 1 tabel, 28 buku, 5 surat kabar, 10 situs internet, 1 peta geografic map. (Kisaran buku tahun 1982-2011).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi ekonomi politik Cina di era Deng Xiaoping dalam membangun pertumbuhan ekonomi cina. Strategi ekonomi politik yang dimaksud adalah terkait kebijakan ekonomi maupun politik yang di terapkan oleh negara cina dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Dalam hal ini Deng Xiaoping sebagai pelopor perubahan arah ekonomi cina, melakukan beberapa strategi ekonomi politik yang di tuangkan dalam kebijakan Reformasi Ekonomi pada sesi pleno ketiga pertemuan Komite Pusat Partai Komunis Cina bulan desember 1978.

Teori yang digunakan untuk menguraikan masalah penelitian ini adalah teori strategi, Paradigma Dan Sistem Ekonomi Politik, Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis, Sosialisme dan Komunis(Radical Political Economy). Dalam penelitian ini metode penulisan yang digunakan penulis adalah tipe penulisan deskriftif dengan penelitian kualitatif. Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data-data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan dituliskan dengan menggunakan teknik penulisan deduktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi ekonomi politik yang diterapkan Deng Xiaoping dalam membangun pertumbuhan ekonomi cina tidak dilakukan dengan secara totaliter dalam struktur ekonomi dan politik, tetapi dengan cara yang hati-hati dan bertahap, ini dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan ekonomi tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi. Strategi ekonomi politik yang pertama diterapkan Deng Xiaoping adalah dengan mengeluarkan kebijakan penghapusan komune rakyat, kedua penghapusan monopoli negara, ketiga pembukaan diri terhadap modal asing, keempat liberalisasi usaha dan manajemen, kelima integrasi dalam ekonomi internasional. Akhirnya strategi ekonomi ini menuai hasil yang sangat memuaskan. Dampak dari keberhasilan strategi ekonomi politik ini kemudian merubah kultur ekonomi Cina dari sosialisme komunis ke arah kapitalisme.


(2)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENC

AKIKI Q SIHOTANG (090906013)

STRATEGY OF CHINA'S POLITICAL ECONOMY IN THE ERA OF DENG XIAOPING IN CHINA TO BUILD ECONOMIC GROWTH

Details of the contents of the thesis ix, 95 pages, 1 tables, 28 books, 10 internet sites, 1 geografic map. (Range of 1982-2011 year books).

ABSTRACT

This study aims to determine the strategy of China's political economy in the era of Deng Xiaoping in China to build economic growth . Political economic strategy in question is related to the economic and political policies were implemented by the Chinese state in promoting economic growth of the country. In this case Deng Xiaoping as the pioneer of Chinese economic turnaround , do some political economic strategies showcased in Economic Reform policy at the plenary session of the third meeting of the Central Committee of the Communist Party of China in December 1978.

Theory used to describe the problem of this research is the theory of strategy , Paradigm and Political Economic System , Economic System Liberal Capitalist , Socialism and Communist ( Radical Political Economy ) . In this study the authors used the method of writing the kind of descriptive writing with qualitative research . In writing this study the authors use secondary data obtained from the secondary data obtained from the literature and is written using deductive writing techniques .

Results of this study indicate that the political economic strategy adopted Deng Xiaoping in building China 's economic growth is not done in a totalitarian economic and political structures , but in a way that carefully and gradually , it is done to see the effect of economic policy on economic growth . Political economic strategy is first applied to Deng Xiaoping's policy is to issue a removal of people's communes , both removal of state monopolies , opening up a third of the foreign capital , business and management liberalization fourth , fifth in international economic integration . This economic strategy eventually reap great result . The impact of the economic success of the strategy is then to change the political culture of the Chinese economy towards socialism communist capitalism .


(3)

Karya ini saya persembahkan untuk Ibunda dan Alhm. Ayahanda serta abang dan kakak Tercinta


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan berkat dan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta tidak lupa pula penulis sampaikan salawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW besarta para sahabat, dan semoga kita mendapatkan safa’atnya dikemudian hari kelak.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat guna memproleh sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Skripsi ini berjudul Strategi Ekonomi Politik Cina di Era Deng Xiaoping.

Didalam skripsi ini penulis mencoba mendeskripsikan dan menganalisis tentang Strategi Ekonomi Politik Cina di Era Deng Xiaoping.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada : Bapak Prof. Dr. Badarudin M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ibu T.Irmayani M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik, Bapak Prof. Subhilhar,MA,PhD selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran dan masukan-masukan dalam membimbing dan mengarahkan dengan sabar dari awal hingga selesainya skripsi ini, Bapak Drs.P. Anthonius Sitepu, Msi selaku dosen pembaca yang telah memberikan saran dan kritikannya untuk dapat terselesaikannya skripsi ini, dan seluruh staf pengajar Ilmu Politik yang telah mengajarkan dan memberikan ilmu pengetahuan dalam pengajarannya.

Tidak lupa buat Ayahanda (Alhm.M. Sihotang) dan Ibunda (R.Br, Hutagaol) tercinta, saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya buat segala jerih payah dari saya kecil sampai saat ini untuk menjadikan saya orang yang berhasil melalui doa, kasih sayang, perhatian, semangat, dukungan dan biaya selama ini. Itu semua tidak dapat saya balas selain memanjatkan doa kepada


(5)

ALLAH SWT untuk memberikan umur panjang dan kelak melihat saya menjadi anak yang berhasil dan lebih berbakti untuk Ayah dan Ibu.

Tidak lupa pula buat abang dan adik saya yang memberikan semangat untuk cepat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih banyak untuk semuanya, Teman-teman seperjuangan yaitu seluruh anak politik stambuk 2009, dan teman lainnya yang terus memberikan dukungan dan semangat. Terimakasih pula kepada salah seorang yang spesial Erlina Haryati,S.sos, yang telah memberikan semangat untuk terselesaikannya skripsi ini dan memberikan kasih dan sayang yang tulus selama ini. Serta terimakasih sebesar-besarnya untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Terima Kasih...

Medan, 2013

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ...

Abstrak... Abstract ... Lembar Persembahan ... Kata Pengantar ... Daftar Isi ... Daftar Tabel ... Daftar Gambar ...

i ii iii iv v vii ix ix BAB I Pendahuluan

I.1 I.2. I.3 I.4 I.5 I.6 I.6.1 I.6.2 I.6.3 I.6.4 I.7 I.7.1 I.7.2 I.7.3 I.8

Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Ruang Lingkup Peneitian ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kerangka Teori ... Pengertian Strategi ... Paradigma dan Sistem Ekonomi Politik ... Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis ... Sosialisme dan Komunisme (Radical Political Economy) ... Metodologi Penelitian ... Jenis Penelitian ... Tenik Pengumpulan Data... Teknik Analisis Data ... Sistematika Penulisan ...

1 11 11 11 11 12 12 13 15 18 20 21 21 21 22


(7)

BAB II Profil Republik Rakyat Cina (RRC) Sebelum Sampai Dengan Deng Xiaoping II.1

II.2 II.3 II.4 II.5

Sejarah Republik Rakyat Cina (RRC)... Letak Geografis ... Demografi ... Ekonomi ... Politik ... 23 27 28 31 34

BAB III Strategi Ekonomi Politik yang Digunakan Deng Xiaoping Dalam Membangun Pertumbuhan Ekonomi Cina

III.1 III.2 III.2.1 III.2.2 III.2.3 III.2.4 III.2.5 III.3 III.3.1 III.3.2 III.3.3 III.3.4 III.3.5 III.4

Cina Pusat “Gravitasi” Ekonomi Dunia... Kunci Keberhasilan Ekonomi Cina... Stabilitas Politik ... Upah Buruh Rendah... Investasi Dibidang Pendidikan... Semangat Wirausaha dan

Perusahaan-perusahaan yang Inovatif... Pembangunan Infrastruktur ... Reformasi Ekonomi : Sosialisme Plus Pasar Bebas... Penghapusan Komune Rakyat ... Pengahapusan Monopoli Negara ... Pembukaan Diri Terhadap Modal Asing ... Liberalisasi Usaha dan Manajemen ... Integrasi Dalam Ekonomi Internasional ... Analisis Data... 40 44 45 46 46 48 49 50 52 55 59 61 65 74


(8)

BAB IV Penutup IV.1

IV.2

Kesimpulan ... Saran ...

82 85 Daftar Pustaka ... 87 Daftar Lampiran:

Lampiran 1. Lembar Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2. Surat Kesediaan Dosen Pembimbing Lampiran 3. Surat Kesediaan Dosen Pembaca Lampiran 4. Berita Acara Seminar Proposal

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 1 Indikator pertumbuhan ekonomi RRC (Perbandingan

1978-1995)... 74

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Hal


(9)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENC

AKIKI Q SIHOTANG (090906013)

STRATEGY OF CHINA'S POLITICAL ECONOMY IN THE ERA OF DENG XIAOPING IN CHINA TO BUILD ECONOMIC GROWTH

Details of the contents of the thesis ix, 95 pages, 1 tables, 28 books, 10 internet sites, 1 geografic map. (Range of 1982-2011 year books).

ABSTRACT

This study aims to determine the strategy of China's political economy in the era of Deng Xiaoping in China to build economic growth . Political economic strategy in question is related to the economic and political policies were implemented by the Chinese state in promoting economic growth of the country. In this case Deng Xiaoping as the pioneer of Chinese economic turnaround , do some political economic strategies showcased in Economic Reform policy at the plenary session of the third meeting of the Central Committee of the Communist Party of China in December 1978.

Theory used to describe the problem of this research is the theory of strategy , Paradigm and Political Economic System , Economic System Liberal Capitalist , Socialism and Communist ( Radical Political Economy ) . In this study the authors used the method of writing the kind of descriptive writing with qualitative research . In writing this study the authors use secondary data obtained from the secondary data obtained from the literature and is written using deductive writing techniques .

Results of this study indicate that the political economic strategy adopted Deng Xiaoping in building China 's economic growth is not done in a totalitarian economic and political structures , but in a way that carefully and gradually , it is done to see the effect of economic policy on economic growth . Political economic strategy is first applied to Deng Xiaoping's policy is to issue a removal of people's communes , both removal of state monopolies , opening up a third of the foreign capital , business and management liberalization fourth , fifth in international economic integration . This economic strategy eventually reap great result . The impact of the economic success of the strategy is then to change the political culture of the Chinese economy towards socialism communist capitalism .


(10)

Karya ini saya persembahkan untuk Ibunda dan Alhm. Ayahanda serta abang dan kakak Tercinta


(11)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

RRC berdiri pada 1 oktober 1949, pada saat itu ketua Mao mengumumkan pembentukan Republik Rakyat Cina kepada dunia. Seperti rekan-rekannya di uni soviet, dia tidak membuang-buang waktu dalam mengubah bangsa itu menurut misi pribadinya akan utopia komunis yang egaliter. Namun, karena Cina merupakan negara agraris, versi Mao tentang komunis berkisar disekitar para petani, bukan para pekerja pabrik yang menjadi fokus Karl Marx, bapak komunis barat. Pada 1955, Mao mengolektifkan pertanian. Petani tidak boleh memiliki tanah sendiri atau secara pribadi membeli dan menjual apa yang mereka produksi kecuali mereka menanamnya pada sebidang kecil lahan pribadi mereka.1

orang. Para pengurus partai komunis menentukan tanaman apa yang harus ditanam oleh petani, dengan janji bahwa komune akan menyediakan makanan,

Hanya dalam waktu beberapa tahun, produksi jatuh 40 persen disebuah negara yang sebelumnya selalu bersusah payah untuk memproduksi pangan yang memadai. Memberi makan seluruh negara itu, bahkan ketika panen sedang bagus, sangat sulit karena Cina harus memberi makan 22 persen populasi dunia hanya dengan 10 persen lahan dunia yang dapat ditanami. Secara kontras, Amerika Serikat dapat memberi makan 1,3 miliar orang Cina dan masih memiliki cadangan panen dari ladang-ladang lumbung gandum negara-negara bagian California, Texas, Nebraska, dan Oklahoma.

Kekurangan makanan bertambah parah tiga tahun setelahnya, pada 1958, ketika program Lompatan Besar ke Depan Mao menyatukan area pertanian kolektif menjadi komune-komune yang masing-masing terdiri atas sepuluh ribu

1


(12)

fasilitas kesehatan, dan keperluan-keperluan lain bagi para pekerja. Para petani diwajibkan untuk menyerahkan sekitar sepertiga hasil panen yang ditanam oleh komune kepada negara sebagai pajak yang digunakan untuk memberi makan kota-kota, sisanya dapat dimakan oleh mereka. Namun, para pejabat daerah yang ambisius melaporkan dengan sangat bersemangat produksi yang membumbung di daerah mereka, saling berkompetisi dengan wilayah lain untuk menyenangkan Mao dengan menegaskan bahwa program kolektifnya sangat sukses.

Disatu daerah di provinsi Henan, para pejabat membual bahwa hasil panen mencapai dua kali lipat walaupun pada musim kemarau. Untuk itu, para kader partai itu mendapatkan pujian, namun hal itu meningkatkan pajak panen terhadap hasil panen yang dikhayalkan melampaui hasil yang sesungguhnya. Akibatnya, komune menyerahkan seluruh hasil panen mereka kepada negara dan itupun masih kurang untuk memenuhi kuota. Ketika komune kelaparan, para pajabat partai menghukum para petani yang diduga menyembunyikan hasil panen. Ideologi nagara komunis muda itu dan perut rakyatnya berbenturan, dan perut rakyatlah yang dikalahkan.

Sementara itu, Mao menetapkan untuk mengubah negaranya menjadi sebuah kekuatan industri. Para petani diharuskan untuk menyerahkan seluruh harta benda pribadi, mulai dari sepeda sampai panci masak. Pertama-tama untuk pemerataan dari desa-desa kaya kepada desa-desa miskin. Kemudian untuk dilelehkan ditungku pembakaran belakang rumah. Rangkaian tungku-tungku pembakaran belakang rumah diseluruh negeri ini diharapkan dapat mengangkat produksi baja Cina melampaui Inggris. Dibeberapa wilayah, hasil panen yang bagus membusuk diladang-ladang karena begitu banyak petani yang disuruh memproduksi baja alih-alih menuai hasil panen.

Para petani kecil manjadi kurus kering. Para petani negeri ini, termasuk para penduduk xiaogang, harus setengah mati mencari makanan. Dapur-dapur komune hanya menyajikan bubur encer, sehingga para petani berburu kodok dan tikus untuk dimakan. Akhirnya mereka memakan rumput dan dedaunan, bahkan


(13)

menelanjangi pohon-pohon untuk menggerogoti kulit-kulitnya. Beberapa keluarga yang sangat kelaparan terpaksa menjalankan praktik yang disebut yi zi er shi. Mereka menukar anak mereka dengan anak tetangga, kemudian membunuh dan menyantap bocah kurus itu, dengan kesadaran yag menjijikkan bahwa para tetangga melahap anak mereka. Ratusan ribu petani sekarat. Mayat-mayat orang yang mati kelaparan dibiarkan begitu saja diladang-ladang atau disepanjang jalan karena yang masih hidup tidak memiliki kekuatan untuk mengubur jasad mereka. Di beberapa desa seluruh keluarga binasa. Di beberapa wilayah, seluruh desa musnah.

Kebijakan-kebijakan Mao menciptakan kelaparan diseluruh negeri itu sekitar 30 sampai 40 juta jiwa mati kelaparan antara 1959 dan 1962. Dan parah nya lagi, hasil panen yang dibesar-besarkan dan pajak panen yang dibebankan akibat itu berarti bahwa selama masa kelaparan ini lumbung-lumbung penuh, bahkan di provinsi Anhui, gudang-gudang pangan militer penuh, ketika rakyatnya kelaparan, Cina mengekspor bahan pangan.

Pada decade 1950-an, setelah Stalin meninggal dan Uni Soviet dipimpin Khrushchev, hubungan kedua negara sosialis inisemakin renggang dan akhirnya putus sama sekali karena alasan ideologis.2

2

Dr. H Tarmizi Taher, 1997. Masyarakat CINA Ketahanan Nasional Dan Integrasi Bangsa Di Indonesia, Jakarta: Pusat Kajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Hal. 85-86

Akibatnya, pada 1960, Uni Soviet juga menghentikan bantuan teknis dan keuangannya kepada RRC. Selain mengakibatkan penderitaan rakyat akibat satagnan ekonomi yang berkepanjangan, hal ini juga menimbulkan pertentangan internal diantara para pemimpin PKC. Dalam pertentangan internal ini, kelompok garis keras tampil sebagai kekuatan dominan. Kelompok reformis dalam PKC, yang disebut juga kelompok revisionis, disingkirkan. Pergolakan internal ini memuncak dalam apa yang disebut “ Revolusi Kebudayaan” (Cultural Revolution) pada 1966-1967, dimana dua pemimpin kaum reformis yang menonjol, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping tersingkir.


(14)

Melalui cara-cara yang luar biasa itu Mao tak ayal lagi mencapai cita-citanya untuk mengubah Cina dangan paham komunis : usaha-usaha milik negara mencapai 77,6 persen dari ekonomi Cina, dan selebihnya dikuasai oleh usaha kolektif tak ada lagi ekonomi berbasis pasar. Menyusul kolektivisasi, pada 1966 Mao mencanangkan Revolusi Kebudayaan, pembersihan berdarah para lawan politik yag potensial dan mereka yang dicap intelektual atau “kapitalis jalanan”.3

Mao meninggal pada 1976, dan setelah sengitnya perebutan kekuasaan yang mengiringinya, reformis ekonomi Deng Xiaoping muncul sebagai pemimpin Cina. Deng menguasai sebuah Partai Komunis yang masih berpegang teguh pada Maoisme : jenazah Sang Ketua masih, dan akan selalu, dipajang secara terbuka ditempat yang dinamakan Mao-soleum di Beijing. Berdiri dibawah bayang-bayang Mao, Deng, yang tingginya tidak sampai 1,5 meter dan mencapai kekuasaan pada umur tujuh puluh empat tahun, tidak terlihat seperti seorang agen perubahan. Selama rezim Mao, dia telah diusir dua kali dan bahkan pernah

Selain banyaknya korban manusia, buku-buku dibakar, kesenian Cina dihancurkan, kelenteng dan biara diruntuhkan, dan kontak dengan sebagian besar dunia luar amat dibatasi. Universitas-universitas di negara itu menutup pintu mereka, sebuah langkah yang akan melumpuhkan Cina selama puluhan tahun. Selama lebih dari sepuluh tahun, satu-satunya pendidikan yang dibolehkan adalah mempelajari propaganda partai komunis dan buku merah kecil (little Red Book ) Mao.

Selama lebih dari dua puluh tahun kekuasaan Mao, Cina membuat dirinya hampir tidak dapat dilacak oleh barat sebagai sebuah kekuatan ekonomi. Negara itu menjadi gudang sakit jiwa politik dan bencana ekonomi. Mao telah mencapai cita-citanya akan egalitarianisme bagi kebanyakan orang Cina, dan dalam melakukan hal itu, dia menyengsarakan rakyat Cina menjadi sebagian orang termiskin di dunia.

3


(15)

dikirim untuk bekerja dipabrik traktor. Meski demikian, ide-ide raksasa pria kecil ini mengubah sejarah akhir abad kedua puluh.

Disamping itu harus disadari, kelebihan Strategi pembangunan berdikari RRC yang bersumber dari prinsip swadayanya Mao Zedong, dikenal secara umum oleh masyarakat dunia. Termasuk dalam kemampuan RRC untuk mempertahankan independesi, memegang prakarsa di tangan sendiri dan dalam mengandalkan usaha sendiri, serta di lain pihak dapat meminimalkan segala macam gagasan, pengaruh dan aspirasi asing, telah melahirkan kekaguman di kalangan pengamat, yang justru sedang menyaksikan kenyataan yang berbeda di negara-negara Dunia Ketiga lainnya, yaitu pembangunan dengan tingkat ketergantungan yang tinggi pada pihak luar.

Namun, pasca 1978 pemerintah RRC mengadakan perombakan drastis terhadap kebijakan dasar pembangunannya. Tindakan yang oleh pemerintah RRC dinamakan pembaharuan (reformasi) ekonomi itu, intisarinya menghapuskan kehidupan komunal dan membatasi peran negara, diantisipasi orang sebagai perubahan (transfomasi) jalan pembangunan sosialis yang selama ini dilaksanakan. Cara hidup kolektifisme dan egaliterianisme yang menjadi tipologi pembangunan sosialis RRC selama ini, sekarang dipudarkan oleh semangat berkompetisi individual.4

Perombakan drastis yang dilakukan oleh pemerintah RRC, dalam waktu relatif singkat telah menghapuskan pengalaman historis berharga yang telah diwujudkan selama beberapa dasawarsa dan telah memberikan sumbangan yang besar terhadap tujuan pembangunan negara tersebut, semula. Tentunya penghapusan praktik-praktik sejarah lama, mustahil dapat bekerja begitu saja dengan mudah, tanpa menghadapi kendala-kendala tertentu dalam menisfetasinya, berupa penantangan keras dari kondisi yang sudah terbentuk lama atau mapan,

4

Poltak Partogi Nainggolan, 1995.Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Jakarta: Pustaka Sinar.hal.18-19


(16)

karena menyangkut “ide yang dianut oleh suatu kelompok social luas dan merupakan gambaran dari kenyataan sosialnya.”5

Menurut Jan Tinbergen, pertentangan antara kapitalisme dan sosialime menjadi usang, karena sistem social politik modern yang ada, sangat berbeda jauh

Dengan munculnya kasus RRC ini, orang kembali mempertanyakan eksistensi idiologi. Pertanyaan tersebut timbul sejak dasawarsa 1950-an, tatkala orang mulai terpesona dengan perkembangan teknologi. Pada waktu itu Prof. Walt Buckingham menggambarkan arah gerak ekonomi dunia cenderung membetuk suatu sistem campuran antara sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonomi sosialisme. Perkawinan kedua sistem ekonomi itu dimungkinkan karena sistem ekonomi kapitalisme telah mengalami perubahan-perubahan drastis, sehingga perkembangannya sekarang dan pada waktu yang akan datang, tidak jelas. Sedangkan sistem ekonomi nonkapitalisme yang telah ada dan telah membuktikan arti ekonominya, tidak mengharapkan keruntuhannya. Sistem baru yang terbentuk mewarisi beberapa unsur dari kapitalisme dan sosialisme seperti pemilikan swasta dari alat-alat produksi, laba sebagai tenaga pendorong untuk berproduksi, kompetisi pasar sebagai alat distribusi komoditi dan pembentukan harga, persamaan dari warga negara, pengawasan produksi oleh kaum pekerja dan prinsip perencanaan ekonomi.

Dalam perspektif lain, W.W. Rostow mengidentifikasikan seluruh perkembangan masyarakat dalam 5 dimensi ekonomi, dengan menghilangkan ciri-ciri perbedaan yang menjadi pertentangan antagonistic antara sistem ekonomi sosialisme. Sementara Galbraith dalam The New industrial State perindustrian baru. Kapitalisme semakin menjadi suatu masyarakat kapitalis yang bebas dari campur tangan kaum kapitalis, sedangkan sosialisme berangsur-angsur melepas sistem pengawasan masyarakatnya. Pendapat Galtbraith itu bertitik tolak dari dasar pikiran bahwa perkembangan masyarakat ditentukan oleh kemajuan teknologi dan bukan oleh symbol-simbol ideologis.

5


(17)

dengan sistem kapitalisme di abat 19. Kekuasaan kaum kapitalis sudah sangat bekurang, karena sebagian besar telah berpindah ke tangan pengelola-pengelola perusahaan dan organisasi-organisasi perburuhan, sementara gagasan-gagasan kaum sosialis telah merembes ke banyak bidang, seperti asuransi social, perpajakan, perusahaan-perusahaan negara dan macam-macam bentuk perencanaan.

Demikian pula kaum social akhir-akhir ini. Para pengambil keputusan atau penyusun kebijakan di negara-negara mereka, telah menjadi sadar bahwa perencanaan secara sentral tidak boleh melewati batas-batas tertentu, jika ingin mendapat hasil. Dan beberapa fungsi dari perencana-perencana dan badan-badan pemerintahan harus dialihkan ke tingkat-tingkat yang lebih rendah. Dipandang dari segi kemanfaatan ekonomi, sistem yang paling baik adalah sinthesa dari unsur-unsur tertentu dari azas efektifitas kapitalisme dan azas kesamaan sosialisme. Oleh karena itu,perbedaan pendapat mengenai sistem social ekonomi yang paling baik, berubah menjadi pertentangan kualitatif murni menjadi masalah nilai kuantitatif relative. Dilain pihak, Alphons Matt mengemukakan bahwa kompetisi antara sistem kapitalisme dengan sistem sosialisme akan membawa keduanya kesuatu titik pertemuan sebagai kompromi, dimana masing-masing sistem mempertahankan unsure-unsur terbaik mereka.

Dengan demikian, sistem yang restrukturisasi tersebut akan memperoleh keuntungan yang sangat besar.Karenadengantidak terjadinya fluktuasi oleh krisis atau peristiwa eksternal, maka kemajuan ekonomi dapat dicapai lebih muda dalam sistem yang membolehkan persaingan antara perusahaan kapitalis negara dan yang tidak terikat padasuatu garis perkembangan ekonomi dan politik dari atas, dibanding dengan sistem persaingankapitalisme swasta dewasa ini.

Sejak semula Deng Xiaoping memiliki pemikiran yang berbeda dengan Mao Zedong mengenai strategi pembangunan yang selayaknya dijalankan RRC. Deng memandang prioritas pemerataan ekonomi seperti yang digariskan Mao, memperlambat RRC dalam mencapai kemajuan yang diharapkan. Strategi pembangunan Mao yang radikal, menurut Deng, telah mengakibatkan biaya yang


(18)

besar dan membawa pengaruh buruk pada terhambatnya gerak laju pembangunan RRC. Padahal rakyat RRC sudah banyak menderita sejak zaman nenek moyang mereka dulu, dan sekarang setelah 300 tahun, dihitung dari pertengahan Dinasti Ming, RRC tetap saja miskin, terbelakang dan buta dalam kehidupan modern.6

Langkah yang dipilih Deng adalah diktum yang kedua. Karena, kemudian ia menyadari cara yang dulu diandalkan negaranya, bukan saja salah, tetapi telah menjadi penyebab utama mengapa negaranya sampai tertinggal dari bagian dunia lain. Deng sepakat dengan konsep pembangunan sebagai suatu proses penghapusan kemiskinan dalam konteks pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini ia mengemukakan secara tegas, “adalah tidak masuk akal membangun masyarakat di Sebaliknya, alternative prioritas pertumbuhan ekonomi dicanangkan untuk RRC, supaya rakyat RRC terlepas dari buruk di maksud dan dapat mencapai ketingkat kemajuan yang lebih baik, dalam waktu selekasnya. Meskipun dengan strategi pembangunan yang demikian timbul gambaran bahwa RRC cenderung melakukan penyimpangan ideologi, tetapi semuanya itu terpijak dari penilaian Deng yang menyatakan bahwa, sosialisme adalah suatu cara untuk meningkatkan standar kehidupan dan bukan berarti kemiskinan. Lebih jelas lagi, sosialisme tidak berarti kemiskinan, melainkan sebaliknya, bertujuan melenyapkan kemiskinan. Tugas diskusi, menciptakan kesejahtraan social yang lebih baik, dan memenuhi kebutuhan material serta kultural rakyat yang semakin bertambah.

Di mana pun juga, pilihan antara strategi pemerataan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi merupakan perdebatan klasik yang tidak pernah kunjung usai. Di satu sisi para perencana pembangunan menghendaki agar manfaat pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, di sisi lain mereka menginginkan terjadinya peningkatan kesejahtraan hidup masyarakat,secepat mungkin. Pada akhirnya, permasalahan ini tetap diperdebatan, apakah obsesi keadialan social dulu yang harus diselesaikan ataukah peningkatan standart hidup rakyat?

6


(19)

bawah panji kemiskinan, dan kita menginginkan untuk memperluas peranan ekonomi pasar sebagaimana yang kita harapkan, dalam cara yang tidak akan merubah sistem sosialis negara”.

Pernyataan sikap Deng semakin gencar. Pemimpin rakyat RRC itu tengah merivisihukum idielogi negaranya. Segelombang pembaruhan diadakan untuk menentang konsep-konsep,kebiasaan-kebiasaan tata tertib dan hukum lama. Implementasinya membawa serangkaian perubahan dalam bidang ekonomi,jalan hidup dan sikap batin rakyat. Deng telah meminta supaya rakyat RRC memperlihatkan perilaku tipis dan kreatif dalam mempraktekan idiologi Maxisme. Teori-teori marx harus diperlakukansebagia penuntun tindakan dan bukan dogma yang mesti di taati sepenuhnya. Karena itu,rakyat RRC perlumenyesuaikan teori dengan kenyaataan yang terdapat dalam masyarakat.

Melalui surat kabar partai,yakni Renmin Ribao (Harian Rakyat), pemerintah Deng menerangkan evaluasinya mengenai Marxisme. Sambil mengutip sejumlah komentar dari Mao, Stalin, Lenin, Engels dan Marx sendiri, pemerintah Deng mengemukakan bahwa, kebenaran dalam Marxisme hanya dapat dibuktikan dengan fakta-fakta yang tersedia. Evaluasi yang tertulis dihalaman muka suratkabar itu dan menyita seperempat halaman, mengetengahkan ucapan Mao di tahun 1935 –yaitu “Mereka yang mengaku seratus persen penganut Revolusi Bolshevik adalah kurang memperhatikan realitas di Cina dan hanya bersikap sebagai wakil Komintern” – untuk pembelaan atas pandangan mereka.

Menurut mereka, sama seperti yang dikatakan Mao, marxisme dan leninisme bukan merupakan sebuah obat mujarap untuk menyelesaikan masalah-masalah masyarakat, sehinggga setiap sikap kritis terhadap penerapan teori marxisme dan leninisme, tidak berarti bahwa negara ini tidak konsisten. Sebagaimana yang dilakukan Mao, kebijakan prakmatis yang diambil pemerintah sekarang ialah dalam rangka menyelamatkan Revolusi RRC dan partai, karena pemerintah merasa turut bertanggung jawab, seperti telah diperlihatkan oleh tokoh-tokoh Marxis pendahulu mereka, memperluas dan memperkaya ideologi Marxisme.


(20)

Kalau Mao mempunyai perspektif yang spesifik tentang sosialisme, maka Deng juga demikian. Dalam pemikiran Deng, sosialisme yang berusaha diterapkan di RRC adalah sosialisme dengan karakter Cina, dimana prinsi-prinsip dasar Marxisme diintregrasikan dengan kondisi actual di Cina. Jalan apa pun harus ditempuh, tanpa mempertanyakan, apakah hal tersebut keluar dari jalur ideologi yang murni atau tidak. Karena menurut Deng, ideologi tidak dapat dilaksanakan secara dogmatis dan kaku, tetapi harus mengalir dan fleksibel. “Tidak peduli kucing itu hitam atau pun putih, selama ia dapat menangkap tikus, ia adalah kucing yang baik”, demikian retorika Deng.

Sejak semula, Deng dan anggota kelompok pragmatis-realis lainnya perhatikan gagasan kebijakan pembangunan yang muncul pada pertengahan dasawarsa 1950 – menyarankan bahwa penstrukturan ekonomi negara, sebaiknya dilakukan secara bertahap dan sistematis, dengan meninggalkan cara-cara yang ekstrem. Dalam pemikiran ini, Deng menunjukan pada sejumlah aspek sosialisme yang diaplikasikan di Yugoslivia. Aspek sosialisme yang dimaksud pemimpin RRC yang pragmatis ini adalah memperhitungkan kekuatan pasar dan mengakui pemilikan swasta, disamping pemikiran oleh negara, dalam sector pertanian.

Pemikiran Deng yang tidak radikal dan bertolak belakang dengan pemikiran Mao, dimanifestasikan secara jelas dalam program Pelita 1, bersama-sama dengan Liu. Selama priode itu, Deng dan kawan-kawan sebagai perumus kebijakan pembangunan RRC, bercermin pada model Soviet yang memberikan penekanan berat pada pembangunan sector produksi, khususnya pada bidang produksi yang pada kemajuan sector industry, dimana industrialisasi dilaksanakan dengan devisa yang ditarik dari sector pertanian. Sementara disektor pertanian dilakukan transformasi kelembagaan, di sector industry dilancarkan program industrialisasi semampu mungkin. Sedangkan dalam pemilihan teknologi produksi barang-barang industry lebih diperhatikan metode padat modalnya, dibandingkan dengan metode padat karya. Dalam pandangan pengamat, konsentrasi khusus pada kemajuan sector industry dan prioritas metode padat


(21)

modal, berkaitan erat dengan komitmen yang berlebihan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi dari tahun ke tahun.

Permasalahan diatas semakin menarik untuk dibahas mengingat perkembangan yang semakin hangat dewasa ini dan memunculkan perdebatan yang sangat ideologis sifatnya, inilah alasan penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini kedalam sebuah penelitian.

I.2 Rumusan masalah

Sejalan dengan uraian singkat tentang latar belakang masalah diatas, maka penulis menarik sebuah perumusan masalah dalam penelitian ini yakni ; “Strategi ekonomi politik apa yang digunakan Deng Xiaoping dalam membangun pertumbuhan ekonomi Cina”.

I.3 Ruang lingkup penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini hanya terbatas pada strategi ekonomi politik Cina di Era Deng Xiaoping

I.4 Tujuan penelitiian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi ekonomi politik yang diterapkan Deng Xiaopingdalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Cina.

I.5 Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, baik bagi peneliti maupun bagi masyarakat luas, atas dasr itu pula peneliti merumuskan manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah :

1. Secara teoritis maupun metodeologis studi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan pendalaman dalam studi politik terkait ekonomi politik.

2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengasah kemampuan penulis dalam mebuat suatu karya ilmiah dan melatih penulis untuk membiasakan diri untuk membaca dan membuat


(22)

karya tulis ilmiah. Melalui penelitian ini juga penulis dapat menambah pengetahuan terkait masalah yang ditelitian.

I.6 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan bagian yang sangat penting dalam melihat dan menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam sebuah penelitian. Oleh karenanya setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan maupun menyoroti sebuah masalah, dan kejelasan serta landasan berpikir itu di sebut teori.7

Teori menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi dalam buku metode penelitian social mengatakan,teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan preposisi untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep.8

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.

Artinya teori sangat penting dalam menjelaskan dan menelaah fenomena yang terjadi sehingga dapat di terangkan secara eksplisit dan sistematis. Adapun teori – teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

I.6.1 Pengertian Strategi

9

Dalam pengertian umum: Strategi adalah pendekatan secara

keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan

eksekusi sebuah aktivitas dalam kur

Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.10

7

Hadari Nawawi, 2001.Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, , hal.39

8

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1998. Metode Penelitoan Sosial, Jakarta: LP3ES, hal.37


(23)

I.6.2 Paradigma Dan Sistem Ekonomi Politik

Hal terpenting untuk memahami ekonomi politik (domestic dan internasional) yaitu dengan memperhatikan isi subtansi (content) dan konteksnya. Istilah ekonomi politik (Political Ekonomi) saja sudah dapat diperdebatkan mulai dari apa, mengapa, untuk apa, dan bagaimana? Ekonomi politik secara teoritikal tidak dapat dikaji secara sendiri-sendiri dalam arti ada bidag ekonomi secara terpisah dan ada bidang politik secara terpisah juga.

Pemisahan dunia ekonomi dan politik sejak berabad-abad silam adalah masa lampau, kini ia sudah mulai dipadukan melalui sejumlah konsep dan teori. Ekonomi politik yang dialektis, deterministik, dan interaktif berkaitan dengan kecenderungan actor-aktor ekonomi yang harus mencermati aspek-aspek politik. Demikian juga sebaliknya, politik harus memberikan perhatiannya kepada berbagai aspek ekonomi secara timbal balik.

Giblin (1987) memberi ide-ide dengan membuka sejumlah pertanyaan untuk mencari tahu konsep-konsep ekonomi politik : “bagaimana negara dan proses politik yang terkait didalamnya mempengaruhi produksi dan distribusi kekayaan, bagaimana keputusan-keputusan politik dan kepentingan-kepentingan yang adamempengaruhi aktivitas ekonomi tersebut, dan dengan cara apa sebaiknya,serta bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi mempengaruhi penyebaran kekuasaan dan kemakmuran diantara actor-aktor politik dan diantara negara-negara. Akhirnya, bagaimana kekuatan-kekutan ekonomi tersebut mengubah ditribusi politik dan militer pada tingkat internasional”.11

11

Drs. Yanuar Ikbar, M.A., 2007.Ekonomi Politik Internasional 2 (Implementasi Konsep Dan Teori), Bandung,PT Rafika Aditama,. Hal.4-5

Ilmu ekonomi politik secara konvensional mempelajari anatomi sistem politik dan ekonomi suatu negara, yag diterapkan untuk masyarakat dan dalam praktek pemerintah sehari-hari. Yang dipelajari secara intensif adalah bagaimana sistem kekuasaan dan pemerintahan dipakai sebagai intrumen atau alat untuk mengatur kehidupan social atau sistem ekonomi.


(24)

Sistem kekuasaan menjadi focus paling utama dalam ilmu ekonomi politik yang konvensinal tersebut.12

Jika diperluas, maka dalam garis besarnya ada setidaknya empat bentuk sistem ekonomi politik, yang cukup dominan saat ini, yakni : kapitalisme, sosialisme, komunisme dan sistem ekonomi campuran. Bentuk murni dalam pelaksaan masing-masing sistem tersebut hampir tidak ada, tetapi berbagai sistem ekonomi suatu negara dapat di identifikasi kedalam kelompok-kelompok sistem ekonomi tersebut. Penjelasan anatomis terhadap sistem-sistem ekonomi tersebut, meliputi aspek dasar dan ciri utamanya, seperti inisiatif pembentukan badan Jika peran negara atau pemerintah sangat dominan dalam sistem ekonomi, maka sistem ekonomi suatu negara tersebut lebih digolongkan kedalam anatoni negara sosialis atau komunis. Jika peran negara kecil atau tidak dominan, maka sistem ekonomi politik negara bersangkutan dapat digolongkan pada kelompok negara kapitalis-liberal. Dengan analisis secara anatomis tersebut, maka sistem ekonomi politik secara faktual dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni sistem soisalis dan sistem kapitalis liberal.

Ilmu ekonomi yang konvensional menyadarkan analisisnya terhadap sistem kekuasaan didalam suatu negara, yag mungkin atau potensial memberikan ruang kebebasan atau tidak terhadap bekerjanya mekanisme pasar. Oleh karena itu, analisis ekonomi politik yang sering dipelajari memusatkan analisisnya hanya terhadap sistem kapitalisme dan komunisme. Secara konvensional ada dua kutub sistem ekonomi politik, yaitu sistem kapitalisme dan sistem sosialisme. Pembagian anatomis ini dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat dasar dari sistem tersebut, terutama sifat dari eksistensi mekanis pasar, insentif pendirian badan usaha, motif mencari keuntungan dan sebagainya. Sistem kapitalisme mengakomodasi sifat-sifat dasar tersebut sehingga peranan institusi pasar dan swasta dominan. Sebaliknya sistem sosialisme lebih mementingkan peran negara, tetapi memberikan ruang gerak yang amat sedikit terhadap institusi pasar, motif mencari keuntungan dan peranan swasta.

12

Prof. Dr. Didik J. Rachbini,2002.Ekonomi Politik (Paradigma dan Teori Pilihan Publik), Ghalia Indonesia,. Hal. 14-16


(25)

usaha, insentif ekonomi, mekanisme harga didalam masyarakat, dan kompetisi pasar.

Tinjauan ini merupakan analisis permulaan terhadap berbagai karakteristik sistem ekonomi yag dianut masyarakat dunia, baik negara-negra maju maupun negara sedang berkembang. Artinya, gambaran ini merupakan telaah sepintas dan analisis mendalam akan dilakukan dalam pembahasan bab selanjutnya.

I.6.3 Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis

Adam Smith adalah tokoh sekaligus bapak ekonomi, yang mengilhami sistem ekonomi pasar dan berkembangnya menjadi mazhab pemikiran kapitalisme. Bukunya, “ Wealth of Nations” banyak membahas unsur-unsur penting didalam pasar, yang digerakkan oleh tangan ghaib (invisible hand), misalnya tentang modal, tanah, dan pekerjaan. Smith juga mengulas ekonomi pasar secara umum, yang merupakan tonggak sejarah ekonomi eropa barat sehingga menjadi bapak pendiri ekonomi dan tokoh utama dalam mazhab ilmu ekonomi klasik.

Sistem ekonomi ini bermula sejak abad kedelapan belas di eropa barat yang khususnya dan menjadi sangat dominan sampai abad ke Sembilan belas. Dalam perkembangannya pemikiran ini berjalan dan berkembang cukup pesat waktu itu. Perkembangan itu distimulasi oleh dasar-dasar pemikiran tentang pasar dan kepuasan memenuhi kebutuhan ekonomi. Akan tetapi, pada abad kesembilan belas ini terjadi krisis internal dimana perkembangan kapitalisme menciptakan lembaran hitam, yakni praktek eksploitasi terhadap buruh-buruh di berbagai kegiatan industry.

Deskriptif normative dari sistem kapitalisme ini, antara lain : gambaran manusia merdeka yang legal secara politis maupun ekonomi. Ada pengakuan akan kenyataan bahwa manusia bersifat merdeka. Di dalam kegiatan ekonomi, buruh dan pekerja menjual tenaganya kepada pemilik modal dipasar tenaga kerja dengan kontrak. Ada eksistensipasar komoditi yang harganya ditentukan oleh mekanisme pasar dan tangan ghaib (market mechanism and invisible hand). Setiap individu


(26)

bekerja dengan tujuan untuk mencari keuntungan secara maksimal karena faktor kelangkaan sumber daya.

Di dalam sistem kapitalisme, pemilikan (ownership) terletak di tangan individu, yang digunakan untuk tujuannya sendiri, yakni tujuan untuk mencari keuntungan (profit). Individu juga dapat mengambil inisiatif dalam membentuk dan mengembangkan perusahaan-perusahaan, baik dilakukan secara partnership atau korporasi. Insentif ekonominya adalah keuntungan itu sendiri, yang menjadi tujuan utama dari kegiatan produksi dan usaha. Di dalam aktivitas ekonomi berlaku hukum pasar, yakni mekanisme pembentukan harga yang ditentukan oleh bekerjanya faktor permintaan dan penawaran.

Peranan pemerintah hanya terbatas untuk melakukan control dan mengikuti perkembangannya agar tidak terjadi kegagalan pasar. Pada dasarnya, kegiatan ekonomi adalah pasar dengan sedikit atau bahkan tanpa intervensi pemerintah. Sementara itu, di dalam interaksi pasarberlaku juga kompetisi diantara pelaku-pelaku usaha, yang harus dijaga agar tidak terdistorsi. Persaingan dianggap sebagai cara untuk mencapai efisiensi.

Kapitalisme dalam terminology sistem ekonomi politik didasarkan pada pemilikan individu dan keuntungan pribadi. Konsep ini tidak ada sagkut pautnya dengan eksploitasi, yang sering diasosiasikan dengan modal. Eksploitasi menurut kapitalisme terjadi manakala di dalam organisasi monopoli menghasilkan harga yang eksessif atau pembayaran upah di bawah “ marginal revenue product”. Di dalam pasar yang sehat tidak ada eksploitasi karena setiap pelaku bertindak dengan sukarela.

Kelemahan kapitalisme antara lain adalah pemborosan dan inefisiensi dalam produksi untuk menghasilakan barang-barang mewah yang tidak esensial untuk keperluan hidup. Produksi barang-barang mewah ini lebih bermotif selera kelompok elite, yang sebenarnya bermakna pemborosan dan mempengaruhi aktivitas ekonomi secara umum. Kenyataan ini menjadi sumber adanya eksternalisasi, yakni biaya yang tidak diperhitungkan, seperti rusaknya lingkungan dan biaya social lainnya. Selain itu, kapitalisme yang tidak diikuti oleh penerapan


(27)

norma social politik secara tepat dapat menghasilkan kesenjangan yang tinggi antar kelompok masyarakat. Sebab, akses masing-masing kelompok berbeda satu sama lain sehingga terjadi distorsi kesenjangan social tersebut.

Salah satu prinsip kapitalisme adalah kebebasan dalam kompetisi pasar, yang sekaligus merupakan kelemahan sistem ekonomi kapitalisme. Kompetisi berkaitan dengan efisiensi dan skala usaha. Hanya pemilik modal besar saja yang potensial dan mampu hidup diatas prinsip bebas tersebut. Kelompok ekonomi kecil dan lemah bisa tersingkir dalam sistem kapitalisme liberal seperti ini bila pemerintah tidak melakukan perlindungan terhadapnya. Kelemahan ini biasanya dikompensasi dengan Undang-Undang perlindungan usaha kecil dan aturan persaingan yang sehat.

Kesenjangan ditribusi pendapatan adalah salah satu kelemahan di dalam pertumbuhan ekonomi, yang tidak merata didalam sistem kapitalisme. Pertumbuhan ekonomi mungkin hanya dinikmati kelompok –kelompok pemilik modal besar, sementara ekonomi lemah tertinggal bahkan tersingkir karena tidak mampu bersaing dengan skala usaha besar, yang sangat efisien dari kelompok ekonomi kuat.

Pengangguran dapat tercipta sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari berjalannya sistem ekonomi kapitalisme. Penggunaan mesin-mesin untuk mengefisiensikan usaha dapat mensubtitusi sejumlah besar tenaga kerja sehingga penganguran sulit dihindarkan. Persainga antara manusia dan mesin (capital) bisa terjadi begitu saja karena alasan insentif pasar, efisiensi, dan keuntunga yang lebih besar. Kaum kapitalis memilih yang lebih termurah, termudah dan terefisien sehingga mesin menjadi pilihanya untuk mencapai keuntungan sebagai motif utamanya.

Prinsip ekonomi pasar yang berlaku merupakan ciri dari ekonomi liberal (free economy), yang menggambarkan suatu sistem ekonomi dengan partisipasi lebih besar dari aktivitas produksi, distribusi, dan perdagangan yang digerakkan oleh individu atau perusahaan. Intervensi dan peranan pemerintah dijaga agar berada dalam dalam porsi sekecil mungkin. Ekonomi pasar ini merupakan salah


(28)

satu sifat sistem kapitalisme dimana produksi berada ditangan individu atau perusahaan.

Sistem ekonomi liberal kapitalis klasik berlangsung sekitar abad ke-XVII sampai menjelang abad ke-XX, dimana individu/swasta mempunyai kebebasan penguasaan sumber daya maupun pengusaan ekonomi dengan tanpa adanya campur tangan pemerintah untuk mencapai kepentingan individu tersebut, sehingga mengakibatkan munculnya berbagai ekses negatif diantaranya eksploitasi buruh dan penguasaan kekuatan ekonomi. Untuk masa sekarang, sitem liberal kapitalis awal/klasik telah ditinggalkan.13

Suatu isme, konsep atau sistem bisa bermakna banyak dan kompleks, tergantung dari sisi sejarah atau kelompok mana dalam melihatnya. Namun, umumnya pengertian dari sosialisme didasarkan pada sistem social berdasarkan prinsip kolektif dalam pemilikan alat-alat produksi dan distribusi. Didalam

Sistem ekonomi liberal kapitalis modern adalah sistem ekonomi liberal kapitalis yang telah disempurnakan. Beberapa unsur penyempurnaan yang paling mencolok adalah diterimanya peran pemerintah dalam pengelolaan perekonomian. Pentingnya peranan pemerintah dalam hal ini adalah sebagai pengawas jalannya perekonomian. Selain itu, kebebasan individu juga dibatasi melalui pemberlakuan berbagai peraturan, diantaranya undang-undang anti monopoli (Antitrust Law). Nasib pekerja juga sudah mulai diperhatikan dengan diberlakukannya peraturan-peraturan yang melindungi hak asasi buruh sebagai manusia. Serikat buruh juga diijinkan berdiri dan memperjuangkan nasib para pekerja. Dalam sistem liberal kapilalis modern tidak semua aset produktif boleh dimiliki individu terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak, pembatasannya dilakukan berdasarkan undang-undang atau peraturan-peraturan. Untuk menghindari perbedaan kepemilikan yang mencolok, maka diberlakukan pajak progresif misalnya pajak barang mewah.

I.6.4 Sosialisme dan Komunis(Radical Political Economy)

13


(29)

konsep atau ideologi Sosialisme ini perhatian terhadap kesejahteraan social lebih tinggi dibandingkan dengan sistem ekonomi lainnya.

Dalam perkembangan sejarah, pemikiran sosialisme sering bersinggung dengan komunisme. Marxisme sendiri bisa diartikan ganda sebagai sosialisme atau komunisme. Porsi perhatian pada kelompok komunitas atau masyarakatdalam ideologi ini relative lebih besar,meskipun implikasinya bisa berlawanan dengan tujuan semula (kesejahteraan). Penerapan sistem ini menimbulkan dampak lain terhadap masyarakat secara individu, social, politik, rasa aman dan kesejahteraan karena tatanan ekonomi yang dipakai tidak sesuai dengan prinsip ekonomi pasar.

Kelompok komunis menganggap bahwa sosialisme adalah satu tahap untuk menuju kepada masyarakat komunisme yang sempurna. Sementara penulis-penulis sosialis mengatakan berbeda sama sekali dengan komunisme yang diajarkan kalr marx karena sejarah sosialisme tumbuh lebih awal dari komunisme atau marxisme. Persamaan dan persinggungan yang diklaim marx dan lenin merupakan pengakuan sepihak. Sosialisme, baik dalam etika maupun demokrasi, berbeda sekali dengan komunisme.

Komunisme memang dibangun dengan fondasi pemikiran sosialisme, tetapi sosialisme tidak sama dengan komunisme. Pemikiran sosialisme merupakan akar utama dari pemikiran radikal komunisme. Namun, pada sisi lain, kapitalisme juga banyak mengambil pemikiran dasar sosialisme untuk menggeliminir kelemahan internalnya. Sistem ekonomi pasar social di jerman dan eropa merupakan modifikasi penyerapan nilai-nilai sosialisme kedalam pasar. Akan tetapi, tidak sebaliknya dimana sosialisme menerapkan nilai-nilai kapitalisme, kecuali Cina.

Berdasarkan perkembangan sejarah, pengerahan kaum sosialis telah ada pada kelompok kiri masyarakat eropa. Pengerahan itu bertujuan untuk melakukan reformasi social, bahkan revolusi social, perbaikan kondisi social, dan meningkatkan peranan negara dalam mengontrol mekanisme pasar. Jadi, semua usaha ini dilakukan untuk mengeliminir kelemahan-kelemahan yang berkembang didalam sistem ekonomi Kapitalisme. Di dalam sistem ekonomi sosialisme, kelompok industry dasar dan sumberdaya yang menyangkut kepentingan rakyat


(30)

banyak, dimiliki oleh negara. Sisanya menjadi milik individu dan diusahakan secara perorangan melalui badan-badan usaha yang ada. Insentif bersifat sangat terbatas dan tidak bebas seperti di negara-negara kapitalis. Di dalam sistem ekonomi sosialis aktivitas produksi bermotifkan faktor ekonomi dan non ekonomi. Sementara mekanisme berlakunya harga komoditi banyak di pengaruhi oleh aturan pemerintah dan sedikit sekali pengaruh berlakunya hukum permintaan dan penawaran. Disiniperanan pemerintah cukup besar,terutama pada sektor-sektor produksi strategis,yg merupakan tumpuan masyarakat banyak.Adakompetisi pasar sepanjang pemerintah membiarkannya terhadap pasar komoditi-komoditi tertentu.

Ide dasar dari pertumbuhan ekonomi dalam perkembangan sejarahnya juga bersentuhan dengan pemikiran kaum sosialisme.Akantetapi,cara pandangnya bertentangan dengan realisasi umum dari kelangkaan sumber daya alam secara global dan prospek peledakan kependudukan.Pertumbuhanekonomi yang dipikirkan oleh kaum non-sosial kurang memperhatikan masalah-masalahrisiko dan dampak negatifnya karena dilihat dari sekedar aspek ekonominya saja (peningkatan pendapatan per orang), Dengan pengertian ini,maka kaum sosialismenerapkan konsep pertumbuhan yang lebih dikaitkan dengan motif sosial.

I.7 Metode Penelitian

Metode penelitian didefenisikan sebagai ajaran mengenai cara – cara yang digunakan dalam memproses penelitian. Metode berguna untuk memberikan ketepatan, kebenaran dan pengetahuan yang mempunyai nilai – nilai ilmiah yang tinggi.14

14

Kartini Kartono, 1996.Pengantar Metodelogi Riset Sosial, Bandung: CV. Mandar Maju,.hal.17

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian dekriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang strategi ekonomi politik Cina di era Deng Xiaoping.Untuk itu penulis ini akan memaparkan beberapa cara sebagai batasan untuk mencapai kebenaran ilmiah adalah sebangai berikut : jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(31)

I.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan penekanan pada deskriftif dan analisis. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu dan untuk mendapatkan informasi yang menyangkut masalah penelitian ini.

I.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang akurat sehingga kemudian dapat dipertanggung jawabkan sebagai suatu penelitian social yang cukup untuk dikatakan ilmiah, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni :

 Data Skunder

Data skunder diperoleh dengan metode penelitian kepustakaan (Library research methods) yaitu dengan membuka, mencatat, mengutip data dari buku-buku, majalah, surat kabar, dan jurnal iterature lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

1.7.3 Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptf dengan tujuan memberi gambaran mengenai situasi atau kejadian yang terjadi. Data yang terkumpul melalui buku-buku, jurnal,dan yang sifatnya dokumentasi yang selanjutnya dianalis secara mendalam yang kemudian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang menjelaskan masalah yang diteliti. Dan masalah yang diteliti akan menjawab tujuan penelitian ini.


(32)

1.8 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menguraikan mengenai latar Latar belakang masalah, Perumusan masalah,Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika Penulisan, Daftar Pustaka

BAB II : PROFIL NEGARA CINA PADA MASA SEBELUM DENG XIAOPING SAMPAI DENGAN MASA DENG XIAOPING

Pada bab ini berisi tentang gambaran akan segala sesuatu mengenai objek penelitian yaitu gambaran secara umum dari profil negara Cina, yang akan dilihat dari aspek sejarah, letak geografis, demografi, ekonomi, dan aspek politik.

BAB III : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dilakukan analisis data yang telah disajikan terkait dengan Strategi ekonomi politik apa yang digunakan Deng Xiaoping dalam membangun pertumbuhan ekonomi Cina.

BAB IV : KESIMPULAN DAN PENUTUP

Dalam bab ini akan ditarik sebuah kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisis data.


(33)

BAB II

Profil Republik Rakyat Cina (RRC) Sebelum Sampai Dengan Deng Xiaoping II. 1 Sejarah Republik Rakyat Cina(RRC)

Setelah dan pantai di Rakyat Cina dan mendirikan sebua15

Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka

juga yakin bahwa kampanye seperti

kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao.

Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti


(34)

ke Depan dan jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Cina yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 45 juta ora analis Barat dan Cina mengatakan ini disebabka namun Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintaha

Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak ole

Pada 1966 Mao meluncurka lawannya (termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpina memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Ma memperoleh kekuasaan dan janda Ma dibawa ke pengadilan.


(35)

Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa.

Para pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkunga menjadi-jadi yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam.

Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar


(36)

tersebut mengakibatkan terciptanya sebua takut.

Desember 1978, dalam sesi pleno ketiga pertemuan Komite Pusat ke-11 Partai Komunis Cina. Sebuah terobosan ide- yang sesungguhnya telah lama di bangunsejak awal 1960-an- berhasil memenangnkan “pertempuran” melawan kekuatan konservatif untuk menjadi arah komando baru pembangunan ekonomi negeri yang berniat “bangun” dari mimpi buruk Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Mungkin tidak ada yang menyangka, termasuk si penggagas ide Deng Xiaoping, bahwa pilihan untuk membuka diri terhadap kekuatan pasar kelak akan mengubah wajah Negeri Tirai Bambu itu secara dramatis. “Sosialisme dengan ciri Cina” yaitu semacam kolaborasi antara peran sentral negara dan “tangan yang tidak nampak”. 16

Dengan reformasi sistem ekonomi, Cina berhasil menerapkan politik “pintuterbuka”, modal asing diundang masuk dengan diberi banyak kemudahan. Untukperizinan cukup menghubungi Kantor Investasi Asing. Untuk investasi minimalUS$30 juta, aplikasi investasi baru harus mendapat izin dari pusat.17

16

Nanda Akbar, 2011.Transformasi Besar China (Dinamika Negara Dalam Kebangkitan Ekonomi), Yogyakarta : Jogja Mediautama, Hal.ix

17

Cuneyt Koyuncu dan Pasim Yilmaz, “Can China help Lower World Inflation”, Emerging Market Finance and Trade, vol. 42, no. 2 (March-April 2006), page93.

Namun, dibawah jumlah itu, cukup menghubungi Kantor Investasi Asing di daerah. Waktupersetujuan investasi asing maksimal tiga hari. Bila lebih dari tiga hari tidak adapemberitahuan dari kantor ini, otomatis permohonan investasi dianggap diterima.Selain itu, modal asing diperkenankan memiliki aset 50 hingga 70 tahun.Akibatnya memang luar biasa. Investasi asing langsung (FDI)berbondong masuk ke Cina. Yang kemudian berhasil menjadikan Cina menjadi salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dewasa ini.


(37)

II. 2 Geografi

RRC ialah negara terbesar ke-4 di dunia dan dan mencakup daratan yang luas. Di timur, bersama dengan pantai ditemukan luas dan padat yang ditempati berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur ditemukan

lainnya iala18

Ke barat, jajaran gunung yang utama, khususnya tertinggi di Cina daratan yang lebih kering dari menjadi biasa dalam musim semi di Cina. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Cina, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang memengaruhi Cina dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti barat pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.


(38)

II. 3 Demografi

Demografi Cina dikenali lewat remaja dan kanak-kanak yang relatif sedikit, akibat dari ditentukan oleh pemerinta kependudukan diterapkan di Cina sejak tahun 1979 telah membantu mencegah beberapa juta kelahiran. Kini, populasi Cina lebih dari 1,3 miliar jiwa ke-6 pada tahun 2010.19

Republik Rakyat Cina menjalanka

1982. Pada tahun 1987 pemerintah mengumumkan bahwa sensus nasional ke-4 akan dilaksanakan pada tahun 1990 dan sensus-sensus berikutnya akan rutin dilakukan setiap 10 tahun sekali. Sensus tahun 1982, yang melaporkan populasi keseluruhan sebanyak 1.008.180.738 jiwa, pada umumnya diterima sebagai hasil yang lebih layak dipercaya, akurat, dibandingkan dengan dua sensus sebelumnya. Berbagai organisasi internasional membantu bangsa Cina untuk melaksanakan sensus tahun 1982, termas menyumbangkan 15,6 juta dolar Amerika Serikat untuk persiapan dan pelaksanaan sensus itu.

Cina telah menjadi negara berpenduduk terbanyak di dunia selama berabad-abad. Ketika Cina menjalankan sensus pertamanya sejak pasca-1949, yaitu pada 1953, populasi Cina terhitung 582 juta jiwa; sedangkan pada sensus ke-5 pada tahun 2000, populasi Cina berlipat dua, tepatnya 1,2 miliar jiwa.

Pada dasawarsa 1920-an dan 1930-an, bangsa Cina tertarik pada program-program sosial melalui kendali reproduksi, termasuk di antaranya pengintensifan


(39)

memperkenalkan sejumlah program dan kampanye Cina yang berkembang cepat adalah persoalan kebijakan primer para pemimpin Cina pada pertengahan abad ke-20, sehingga pada permulaan dasawarsa 1970-an, pemerintah menerapka bawah kebijakan ini, dengan perbedaan panduan terhadap suku-suku minoritas, pasangan yang menikah secara resmi hanya diizinkan memiliki satu anak. Hasil dari kebijakan ini, Cina berhasil mencapai tujuannya, yakni yang menurun dan relatif stabil; pada tahun 1971 perempuan Cina rata-rata memiliki 5,4 anak; sedangkan pada tahun 2004 hanya 1,7 anak. Bagaimanapun, penguatan program berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain, bergantung pada kinerja petugas pengendali populasi di lapangan.

Pada tahun 1982 Cina menjalankan sensus penduduk pertama setelah tahun 1964. Sensus 1982 mengonfirmasi bahwa Cina adalah negara yang berpenduduk lebih dari 1 miliar, atau kira-kira seperlima penduduk dunia. Sensus ini memberi para demografer sehimpunan data struktur usia-kelamin, tingkat kesuburan dan kematian, dan kepadatan dan persebaran penduduk di Cina. Informasi juga digali dari kelompok-kelompok suku minoritas, penduduk perkotaan, dan status pernikahan. Kali pertama sejak Republik Rakyat Cina didirikan, para demografer memperoleh informasi yang andal berdasarkan ukuran dan komposisi tenaga kerja Cina. Negara Cina mulai mempersiapkan sensus 1982 sejak penghujung tahun 1976. Para petugas sensus Cina dikirim ke Ada banyak komputer yang dipasang di tiap-tiap provinsi (atau daerah yang setingkat), kecuali

Prauji dan uji coba berskala kecil telah dijalankan dan diperiksa untuk mencapai keakuratan antara tahun 1980 dan 1981 di 24 satuan wilayah setingkat


(40)

provinsi. Pusat-pusat sensus dibuka di berbagai dan lingkungan perkotaan. Dimulakan pada 1 Juli 1982, tiap-tiap kepala rumah tangga mengirimkan perwakilannya ke pusat sensus untuk dicacah. Sensus ini memerlukan waktu selama sebulan dan membekerjakan kira-kira 5 juta petugas sensus.

Dari sisi demografi-ekonomi, Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan etnis dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan s bertutur macam-macam bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan ialah sebagai seluruh negara.

Revolusi yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercaya Penganut agama terbesar di negara ini ial 100 juta orang. Di samping itu, diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta pen

Negara ini telah lama mengalami masalah usaha membatasi


(41)

yang membatasi keluarga di perkotaa menjadi Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan.

II. 4 Ekonomi

Republik Rakyat Cina (RRC) adalah sebuah negara komunis yang berdiri pada 1 oktober 1949 dibawah pimpinan Mao Zedong. Republik Rakyat Cina merupakan negara di Asia yang saat ini menjadi salah satu Negara besar di dunia. Eksistensi Republik Rakyat Cina di Kancah Inernasional diakui oleh hampir semua Negara di dunia. Sebagai sebuah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk paling besar Republik Rakyat Cina memiliki sejarah Panjang dalam perjalannya untuk mencapai keberhasilannya saat ini. Republik Rakyat Cina merupakan suatu Negara dengan system politik satu partai, yaitu Partai Komunis Cina. Di era Globalisasi ini RRC menjadi raksasa dunia terutama dalam hal perekonomian.

Perokonomian Republik Rakyat Cina mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini yang menjadikan Republik Rakyat Cina sebagai salah satu negara maju di Dunia dan keberadaannya dipertimbangkan oleh setiap negara di dunia termasuk Indonesia. Hampir semua pasar di dunia di banjiri oleh produk- produk buatan negeri tirai bambu ini. Keberadaan produk asal Republik Rakyat Cina


(42)

sudah seperti jamur di musim penghujan yang marak ditemui. Produk Republik Rakyat Cina ini mampu bersaing dipasar internasional.

Suatu keunikan tersendiri jika melihat pertumbuhan perekonomian Republik Rakyat Cina yang mencengangkan. Keberhasilan Republik Rakyat Cina dalam perekonomian memberikan nilai tambah bagi suatu negara komunis yang identik sulit untuk berkembang. Persaingan perekonomian Republik Rakyat Cina dengan negara lain khususnya negara kapitalis memberikan rasa penasaran mengenai hal tersebut.

Bila melihat sejarah panjang negara Republik Rakyat Cina kemajuan perekonomian negara ini mulai tampak saat adanya angin segar reformasi yang dihembuskan oleh seorang Deng Xioping. Deng Xioping adalah seorang komunis yang militan. Deng pernah menjadi kawan Mao Zedong namun Deng juga pernah menjadi lawan Mao. Saat terjadi Revolusi kebudayaan pada tahun 1976 Deng termasuk kepada salah satu orang yang terbabat atau diasingkan oleh Mao ke desa untuk didik kembali. Hal ini dikarena ada pemikiran Deng yang tidak sejalan dengan Mao Zedong. Salah satunya terlihat jelas ketika Deng memimpin Republik Rakyat Cina, Deng tidak menjadikan politik sebagai panglima seperti yang dilakukan Mao Zedong. Deng sendiri menjadikan ekonomi sebagai panglima. Bagi seorang Deng Xioping politik haruslah komunis, tetapi ekonomi tidak harus komunis. Pandangannya ini karena pembangunan ekonomi Republik Rakyat Cina adalah guna menjadikan RRC negara makmur dan sejahtera bagi rakyat. Sejarah memberikan jawaban atas keadaan ekonomi RRC yang ternyata tidak memberikan hal yang diharapakan pada masa sebelumnya. Deng Xioping tidak peduli akan jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai tujuan pembangunan RRC sekalipun dengan jalan kapitalis.

Deng seorang politikus yang perhatiannya lebih fokus pada ekonomi. Kunci keberhasilan kebijakan Deng ini adalah reformasi ekonomi RRC dilakukan secara berhati-hati, bertahap, pragmatis dan kesabaran dalam melaksanakannya. Pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Cina tumbuh secara perlahan saat Deng Xioping mulai menerapkan perombakan ekonomi. Gagasan dari perombakan


(43)

ekonomi ini dituangkan Deng kedalam gagasan empat bentuk modernisasi Republik Rakyat Cina. Keempat bentuk modernisasi itu meliputi bidang pertanian, industri, ilmu pengetahuan dan militer. Awal munculnya gagasan ini yaitu ketika sidang pleno ketiga kongres sentral ke XI partai komunis Cina.

Dalam buku yang ditulis robert G.sutter disebutkan “diantara pengumuman rencana itu pada bulan februari dan sidang pleno ketiga komite sentral partai komunis cina bulan desember 1978, para pemimpin cina memberikan penilaian baru dan lebih baik tentang hakikat dan lebarnya jurang yang terbentang antara ambisi dan kapabilitas yang dimiliki cina. Hasilnya mereka, menangguhkan rencan sepuluh tahun itu dan memulai suatu program penyesuaian kembali selama tiga tahun (1979-1981). Tema yang mendasari kebijakan dalam negeri cina kemudian terpusat pada penilaian bahwa produktivitas ekonomi dan kesejahteraan konsumen memiliki hubungan yang erat perubahan-perubahan kebijaksanaan ekonomi setelah pleno ketiga pada akhir tahun 1978 yakni ditingkatkannya insentip meterial untuk produksi, sehingga meninggkatkan penghasilan para pekerja dan petani, menghasilkan sistem rewards and penalisties yang baru bagi kekuatan ekonomi dan para manager dan percobaan dalam bentuk-bentuk yang baru dan lebih efisien dibidang pengaturan industri, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas”.20

Perkembangan perekonomian Republik Rakyat Cina terjadi sangat dinamis dan gradual. Hal ini jika dikaitkan dengan teori modernisasi maka RRC termasuk negara yang mengalami Modernisasi karena perubahannya yang lurus dan dinamis. Munculnya perekonomian pasar dan industrialisai di RRC pada masa Deng merupakan suatu langkah awal RRC dalam melakukan modernisai berdasarkan teori ini. Seorang ekonom Rostow menyatakan bahwa ada lima tahapan masyarakat dengan konsumsi tinggi. Tahapan ini dimuali dari tahapan tradisonal sampai pada tahapan lepas landas. Guna mencapai pertumbuhan perekonomian maka syarat yang harus dipenuhi pertama yaitu dana investasi.

20


(44)

Dana ini dapt diperoleh penyitaan hak milik tuan tanah dan menggunakan untuk investasi diperkotaan selain iti dana investasi dapat diperoleh juga dari lembaga-lembaga keuangan antara lain bank, pasar uang, modal, perdagangan internasional dan investasi langsung modal asing untuk ditanamkan. Dalam hal ini Republik Rakyat Cina sudah mencapai tahapan dimana dibukanya investasi modal asing melalui kebijakan pintu terbuka oleh Deng Xioping, artinya RRC siap melalui tahapan selanjutnya.

Dalam teori modernisasi menilai ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara dunia ketiga. Maka jika dunia ketiga hendak melakukan pembangunan negara diperukan arah seperti yang telah dijalni oleh Amerika Serikat dan Negara-negara eropa barat oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari paham komunis untuk mencapai tujuan tersebut. Kenyataannya Republik Rakyat Cina masih berdiri dibawah pimpinan komunis. Kemajuan Perekonomian Republik Rakyat Cina tidak menggeser paham ideologi komunis kedalam kematian. Pada dasarnya seorang Deng Xioaping yang berhaluan komunis hanya mengganti sudut pandang ekonomi saja. Deng memisahkan antara politik dan ekonomi, sehingga perekonomian Republik Rakyat Cina dapat menuju pada arah yang baik tanpa meninggalkan komunismenya.

II. 5 Politik

Sebagai salah satu sumber kebudayaan tertua, China merupakan negara yang mengalami dinamika yang begitu panjang. Ketika China masih menerapkan sistem kekaisaran, Kaisar memiliki pengaruh yang paling kuat. Hal ini tidak terlepas dari kepercayaan bahwa Kaisar adalah anak Tuhan yang diutus ke bumi untuk memerintah. Sehingga otoritas Kaisar ini menjadi absolut dan tidak tertandingi. Sebagai “keturunan Tuhan”, maka sistem kekaisaran ini akan bersifat turun temurun kepada generasi selanjutnya. Namun, jika sebuah dinasti telah melakukan kesalahan, maka rakyat diperbolehkan untuk melakukan pemebrontakan dan memaksa dinasti yang sedang berkuasa untuk turun. Jika


(45)

pemberontakan ini berhasil, maka selanjutnya akan muncul dinasti baru yang akan memerintah China. Sepanjang sejarah kekaisaran China, tercatat telah ada 24 dinasti yang memerintah di China.21

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan hubungan internasional, mulai muncul keresahan dari internal China sendiri terhadap sistem kekaisaran yang dianut. Hal ini mencapai puncaknya ketika pada tahun 1911 muncul pemberontakan untuk menggulingkan kekaisaran pada waktu itu yang diakibatkan kekacauan di China yang tak kunjung henti. Dari pemberontakan ini kemudian muncul ide dari para kaum intelektual. Pemberontakan ini didukung pula oleh masuknya ideologi-ideologi Barat yang mulai menggeser ideologi Konfusianisme yang selama ini dipegang teguh oleh masyarakat China.

Dalam perkembangannya, ideologi Marxisme mulai memasuki China. Namun masuknya Marxisme ini justru menimbulkan konflik lain dalam internal China. Beberapa kelompok yang menyebut dirinya kaum nasionalis menolak untuk menerima ideologi Marxisme ini. Sehingga kemudian pemimpin kelompok nasionalis ini, yakni Chian Kai-shek membentuk sebuah pemerintahan nasionalis pada tahun 1927. Berdirinya pemerintahan ini kemudian memicu lahirnya partai komunis dari kelompok yang mendukung ideologi Marxisme yang diprakarsai oleh Mao Zedong. Dalam perkembangan selanjutnya, partai komunis ini berhasil memenangkan perlawanan melawan kaum nasionalis. Sehingga pada tahun 1949 mulai berdiri pemerintahan China yang berbasis komunisme dan diilhami oleh ideologi Leninisme. Dari penerapan ideologi ini maka China hadir sebagai negara dengan kekuatan yang terpusat dengan sistem partai tunggal.


(46)

Pada awal perkembangan pembentukan negara komunisme di China, mulai muncul dinamika mengenai sistem sentralisasi dan desentralisasi kekuasaan. Dinamika ini terjadi pada tahun 1949 hingga tahun 1978. Pada periode pertama, yakni ketika kemerdekaan tahun 1949 sampai pada tahun 1957, muncul gelombang sentralisasi yang pertama. Gelombang sentralisasi ini kemudian berkembang dan mencapai puncaknya ketika Mao Zedong menerapkannya pada tahun 1971 hingga 1975. Kemudian, Mao sendiri mulai melakukan perubahan sistem sentralisasi ini menuju kepada sistem desentralisasi. Hal ini ditandai dengan munculnya Kampanye Lompatan Jauh ke Depan yang kemudian terus berlanjut pada masa Kampanye Revolusi Kebudayaan. Dengan adanya sistem desentralisasi ini maka peran pemerintah daerah menjadi cukup besar dalam, khususnya dalam mengatur perekonomiannya. Adanya desentralisasi terutama dalam bidang ekonomi ini kemudian berlanjut pada pemerintahan Deng Xiaoping. Di mana pada pemerintahan Xiaoping mulai diperkenalkan perekonomian liberalisasi ekonomi di negara China. Xiaoping menilai bahwa sudah saatnya China menerima kehadiran investasi-investasi asing guna lebih meningkatkan perekonomiannya sendiri.

Saat ini, pemerintah China mendasarkan kegiatan pemerintahannya pada Konstitusi 1982. Di mana dalam konstitusi ini menegaskan mengenai kepatuhan akan empat prinsip fundamental dari sosialisme: kediktatoran terhadap masyarakat, Marxisme-Leninisme dam Pemikiran Mao, arah sosialis, serta kepemimpinan Chinese Communist Party. Sama seperti pemerintahan di negara lain, di China sendiri juga terdapat badan pemerintahan. Dalam struktur pemerintahan, parlemen China yang disebut The National’s People Congress (NPC) menjadi organisasi paling tinggi. Sama seperti tugas parlemen pada umumnya, NPC bertugas untuk menyusun konstitusi serta membuat hukum dan undang-undang. Selain itu NPC juga berhak untuk mengangkat atau menurunkan hakim. Badan pemerintahan selanjutnya yakni badan eksekutif yang dinamakan State Council. Struktur badan eksekutif China menurut konstitusi ini terdapat


(47)

perdana menteri, wakil perdana menteri, dan kepala kementrian nasional dan komisi.22

Menurut definisi resminya, RRC merupakan suat ia memang merupakan negara komunis pada kebanyakan abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan negara ini, karena masalah ini ada adalah karena sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina diperintah secara didobrak partai komunis Cina.23

juga dilihat sebagai kiri menjulukinya menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.

22

James C. F,Wang, 1997. Comparative Asian Politics, New Jersey: Prentice- Hall International. Hal. 38-41


(48)

Pemerintah RRC dikawal ole terdapat sedikit-banyak gerakan ke arah liberalisasi, seperti diadakan di peringkat kampung dan sebagian badan perwakilan menampakkan sikap tegas mereka dari masa ke masa, partai ini terus memiliki kawalan terutama atas pemilihan jabatan-jabatan pemerintahan. Walaupun negara menggunakan cara otokratis untuk mengusir elemen-elemen penentangan terhadap pemerintahannya, ia pada masa yang sama juga mencoba mengurangi penentangan dengan memajukan ekonomi, membenarkan tunjuk perasaan pribadi, dan melayani para penentang yang dianggap tidak berbahaya terhadap pemerintah secara lebih adil.

bersamaan menghapuskan protes atau organisasi apapun yang dianggapnya berbahaya terhadap pemerintahannya, seperti yang terjadi di tahun masalah sosial dan menghebohkan gejala 'penyogokan' di peringkat bawahan pemerintahan. RRC juga begitu berhasil menghalangi gerakan informasi, dan ada masanya mereka terpaksa mengganti polisi mereka sebagai tindakan balas terhadap protes rakyat. Walaupun penentangan berstruktur terhadap CCP tidak dibenarkan sama sekali, demonstrasi rakyat semakin lama semakin kerap dan dibiarkan. Baru-baru ini, Hu Jintao yang ingin mempopulerkan gambaran konservatif, meningkatkan pengawalan pemerintahan atas harian-harian, termasuk harian-harian luar termasuk New York Times. Namun tidak dinafikan ini kemungkinan juga bersumber dari sifat harian-harian Barat yang sering menyeleweng dalam memberi laporan yang sebenarnya dan bersifat angkuh dan biadab serta tidak faham sensitivitas negara Timur.

Popularitas PKC di kalangan rakyat sukar diukur, karena tiada pemilu di tingkat nasional, dan apabila orang Cina ditanya secara sendirinya pula, ada sebagian yang menyokong dan ada pula yang membangkang. Secara umum,


(49)

banyak dari mereka yang suka akan peranan pemerintahan mengabadikan stabilitas, yang membolehkan ekonomi maju tanpa masalah apapun. Antara masalah-masalah politik yang utama di Cina adalah jurang sosial di antara kaya dan miskin dan gejala suap yang berlaku karena birokrasi pemerintahan.

Semenjak bergulirnya reformasi hingga sekarang, isu politik di Cina memang selalu di dominasi oleh persaingan antara dua kelompok utama di tubuh PKC: kubu reformis dan konservatif. Meskipun sempat dikabarkan muncul sayap-sayap politik baru pasca peristiwa Tiananmen, seperti “Faksi Shanghai’’ dan ‘‘Faksi Blok Timur’’, ternyata mereka tidak lebih dari sekedar perpanjangan persaingan antara faksi reformis dan konservatif.


(50)

BAB III

Strategi Ekonomi Politik yang Digunakan Deng Xiaoping dalam Membangun Pertumbuhan Ekonomi Cina

III. 1 Cina Pusat “Gravitasi” Ekonomi Dunia

Pada era 1960-an dan 1970-an muncul suatu perspektif teoritis yang kemudian dikenal sebagai dependensi. Ciri khas teori ini adalah analisnya yang membagi negara-negara di dunia menjadi dua kutub besar, yakni pusat (center) dan pinggiran (periferi). Negra-negara yang berada di pusat (center) adalah negara-negara maju, sedagkan yang berada di periferi adalah negara-negara Dunia ketiga. Apa yang terjadi di negara-negra periferi merupakan refleksi dari apa yang terjadi di negara-negara center. Negara periferi bertindak sebagai negara penyuplai bahan mentah, sedangkan negara maju bertindak sebagai pengolah bahan-bahan mentah atau sebagai pemilik industri padat modal.24

Asumsi itu sekarang patut diperdebatkan”. Mengutip ekonom Harvard University, Richard B. Freeman, Pete Engardio mengemukakan, “ apa yang mengagetkan tentang Cina adalah untuk pertama kalinya kita menemukan negara

Kemudian, oleh karena negara periferi hanya menjadi pemasok bahan mentah, maka ia tidak akan pernah mengalami kemajuan. Sebaliknya, mereka menjadi bahan eksploitasi negara-negara maju (center) secara terus menerus.

Dari sudut pandang dependensi, Cina sebelum reformasi tidak lebih merupakan negara periferi yang hanya berkutat sebagai penghasil bahan mentah atau indutri berketerampilan rendah. Namun, keberhasilan Cina ternyata menentang asumsi tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Pete Engardio, “... Asumsi yang dianut selama ini adalah AS dan negara industri lain bakal terus memimpin dalam industri padat ilmu, sementara negara berkembang berfokus pada sektor berketerampilan rendah.

24

Prof.Drs.Budi Winarno, MA, Ph.D, ,2010.Melawan Gurita Neoliberalisme, Jakarta : Erlangga. Hal. 137-141


(1)

terhadap ekonomi luar negerinya. Sikap menerima dengan tangan terbuka atas modal asing adalah salah satu bagian dari keterkaitannya dengan aktifitas ekonomi internasional.

IV. 2 Saran

1. Nilai positif yang dapat kita petik dari Strategi ekonomi politik Cina yang termaktub dalam reformasi ekonomi China adalah adanya implementasi yang berkesinambungan dari setiap kebijakan-kebijakan yang dibuat pasca reformasi. Reformasi Indonesia yang dicetuskan pada tahun 1998 hingga saat ini memang telah membuahkan berbagai reformasi institusi dan kebijakan. Meski demikian, buah reformasi ini belum diimplementasikan secara konsisten sehingga rakyat masih belum merasakan manfaat ekonomis dari reformasi.

2. Indonesia pun dituntut untuk semakin jeli menangkap peluang-peluang ekonomi yang strategis. Demokrasi politik dan sosial boleh dielu-elukan namun jangan sampai mengabaikan aspek ekonomi yang menjadi kunci kesejahteraan rakyat dan peningkatan performa ekonomi nasional. Indonesia boleh saja menyelenggarakan aneka forum demokrasi berskala internasional seperti Bali Democracy Forum, namun diplomasi ekonomi pun harus terus berjalan seperti yang terus digiatkan China. Tanpa didukung oleh performa ekonomi nasional yang memadai sebagai kunci daya tawar internasional, gaung Indonesia akan mudah memudar meski masih terdengar.

3. Indonesia nampaknya perlu merangkul China dalam upaya memanfaatkan kebangkitan ekonominya yang pesat untuk mendongkrak perekonomian nasional. Dalam tulisannya, Handri Thiono mengatakan bahwa pasar China menjadi salah satu alternatif tujuan ekspor Indonesia yang harus


(2)

diperhitungkan di tengah ancaman melambatnya perekonomian AS. Handri juga menyerukan pengoptimalan China sebagai tujuan ekspor dengan memanfaatkan sektor berpotensi tinggi. Seruan ini rasanya sangat tepat mengingat volum ekspor Indonesia ke China memang tergolong tinggi. Dalam artikel yang sama, dituliskan fakta bahwa nilai perdagangan Indonesia-China terus tumbuh dalam kurun 10 tahun terakhir. Pada tahun 1996, total nilai perdagangan Indonesia-China hanya mencapai 3,6 miliar dollar AS,. Pada tahun 2007, nilai ini meningkat tajam menjadi 18,2 miliar dollar AS. Aktivitas perdagangan dengan China pun membuat Indonesia menikmati surplus perdagangan yang besar. Jika tahun 2006 surplus perdagangan Indonesia bernilai 459 juta dollar AS, pada tahun 2007 nilainya mencapai 1,1 miliar dollar AS.

4. Meski demikian, nilai negatif reformasi ekonomi China seperti pengekangan terhadap kebebasan berpolitik memang perlu dihindari. Maka yang menjadi tugas pokok pemerintah dan bangsa Indonesia pada saat ini adalah bagaimana menyeleraskan demokrasi sosial-politik dengan kesejahteraan ekonomi rakyat. Jika hal ini sudah terlaksana dan telah memperlihatkan hasil positif, seperti PM Wen yang percaya diri tatkala mengatakan bahwa sosialisme pasar adalah kunci sukses China, Indonesia pun akan memiliki kepercayaan diri untuk berkata pada dunia: demokrasi adalah kunci sukses perekonomian Indonesia, demokrasi adalah kunci sukses Indonesia


(3)

Daftar Pustaka Buku :

Akbar,Nanda.2011.Transformasi Besar China (Dinamika Negara Dalam Kebangkitan Ekonomi), Yogyakarta : Jogja Mediautama.

Brunsvick, Yves. 2005. Lahirnya Sebuah Peradaban :Goncangan Globalisasi. Yogyakart: Kanisius

Djiwandono, J. Soedjati, 1990. Pengaruh Pembaharuan Gorbachev di Dunia Komunis dalam Perubahan Politik di Negara Negara Eropa Timur, Jakarta: PT Gramedia.

Effendi Sofian & Singarimbun Masri, (1998).Metode Penelitoan Sosial, Jakarta: LP3ES.

Engardio, Pete, 2008. Chindia : Strategi Cina dan India Menguasai Bisnis Global, Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Goldman, Merlie, 1994, Sowing the Seeds of Democracy in China : Political Reformin the Deng Xiao Ping Era, Cambridge, Harvard University Press. Grossman , Gregory, (1984) sistem-sistem ekonomi, Jakarta, Bumi Aksara. G.Sutter, Robert. 1991. Politik Luar Negeri RRC.Bandung: Abardin. Guthrie, Dough,2006. China and Globalization: The Social, Economi, and Political Transformation of Chinese Society, New York, London: Routledge.

Hart, Micheal H.1982.Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.Jakarta: PT Djaya Pirusa.

Ikbar , Yanuar, (2007). Ekonomi Politik Internasional 2 (Implementasi Konsep Dan Teori), Bandung : PT Rafika Aditama.


(4)

Kornberg, John F & Faust, John R, 2005. China in World Politics : policies, Process, Prospect,Boulder-London : Lynne Riener Publishing.

Kynge, James, 2007. Rahasia Sukses Ekonomi Cina, Jakarta : Mizan.

Lerner, Warren. 1982. A History of Socialism and Comunism in Modern Time : Theorists,Activists and Humanists. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Macridis, Roy C & Brown, Bernard E. Perbandingan Politik (edisi ke enam). Martin Hans-Landsberg and Paul Burkett,2005.“China and Socialism Market Reforms and Class Struggle,” New York:Monthly Review Press.

Meredith, Robyn, (2007).The Elephant And The Dragon, New York: W.W. Norton & Company.

Nainggolan, Poltak Partogi , (1995). Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Jakarta: Pustaka Sinar

Nawawi, Hadari, , (2001).Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. Rachbini, Didik J. (2002). Ekonomi Politik (Paradigma dan Teori Pilihan Publik),

Ghalia Indonesia.

Sukarnaprawira, Aa Kustia. 2009. China Peluang Atau Ancaman. Jakarta: Restu Agung.

Setiawan, Bonie.1999. Peralihan Kapitalisme Di Dunia Ketiga : Teori-Teori RadikalDari Klasik Sampai Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Taher , Tarmizi, (1997)Masyarakat CINA Ketahanan Nasional Dan Integrasi Bangsa Di Indonesia, Jakarta: Pusat Kajian Islam dan Masyarakat (PPIM).

Wang, James C. F. 1997. Comparative Asian Politics. New Jersey: Prentice- Hall International.

Widyahartono, Bob,2004. bangkitnya Naga Besar Asia : Peta Politik, Ekonomi, Sosial China menuju China Baru, Yogyakarta :Penerbit Andi

Winarno, Budi, 2010. Melawan Gurita Neoliberalisme, Jakarta : Erlangga. Wiryawan, Bangkit A, (2008). Zona Ekonomi Khusus Strategi China Memanfaatkan Modal Global. Depok : Yayasan CCS.

Surat Kabar :

Pernyataan pemerintah Deng di Renmin Ribao, 7 Desember 1984, lihat pula, “teori marxis tidak pecahkan masalah RRC,”Kompas, 8 Desember 1984 hal.7 Kompas “RRC Hapus Komune Rakyat dan Brigade Produksi”.,7 Januari 1985,hal.7

Xinhua, “RRC Hapuskan Monopoli Pertanian, Kompas, 3 januari 1985. Hal.7

Kompas . Dikutip dalam artikel The Kian Wie, “Deng Xiaoping dan Pembaharuan Ekonomi di RRC”.,5 maret 1997

Kompas, Dikutip dalam artikel The Kian Wie, “Ekonomi Cina Setelah pertumbuhan 30 Tahun”.,1 oktober 2009


(6)

Situs Internet :

http://carapedia.com/pengertian_definisi_strategi_info2036.html http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi