26 2. Sebanyak 1 mL larutan standar Na 100 ppm dimasukkan ke dalam labu
takar 10 mL, diencerkan dengan aquadest hingga garis batas dan dihomogenkan yang selanjutnya disebut dengan larutan standar Na 10
ppm.
3.3.2 Penentuan Kurva Kalibrasi 3.3.2.1 Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Zn
1. Sebanyak 0,5 mL; 1 mL; 1,5 mL, dan 2 mL larutan standar Zn 10 ppm dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, diencerkan dengan aquadest
hingga garis batas dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan seri standar Zn 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; dan 2 ppm.
2. Diukur absorbansinya untuk masing-masing konsentasi larutan Zn dengan Spektroskopi Serapan Atom.
3.3.2.2 Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Na
1. Sebanyak 0,1 mL; 0,25 mL; 0,5 mL, dan 1 mL larutan standar Na 10 ppm dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, diencerkan dengan aquadest
hingga garis batas dan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan seri standar Na 0,1 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; dan 1 ppm.
2. Diukur absorbansinya untuk masing-masing konsentasi larutan Na dengan Spektroskopi Serapan Atom.
3.3.3 Pembuatan Kitosan Nanopartikel
Pembuatan kitosan nanopartikel dengan Metode Z.G. Hu, 2006, dengan prosedur sebagai berikut :
1. 0,2 g Kitosan dilarutkan dalam 1 L asam asetat 1, kemudian diaduk hingga homogen dengan pengaduk Jartest dengan kecepatan 200 rpm
selama 30 menit, setelah homogen maka ditambahkan NH
3
pekat
Universitas Sumatera Utara
27 sebanyak 10 tetes, sehingga terbentuk larutan berwarna putih yang
disebut larutan emulsi kitosan. 2. Larutan tersebut dimasukkan dalam erlemeyer lalu ditempatkan pada
ultrasonic batch untuk menghilangkan NH
3
yang masih tersisa selama + 1 jam, sehingga terbentuk kitosan nanopartikel, hasil dikarakterisasi dengan
FESEM. 3. Perlakuan sama juga dilakukan untuk kitosan 0,4 g; 0,6 g; 0,8 g; dan 1 g.
3.3.4 Preparasi Sampel Limbah Cair Industri Benang Karet dengan Kitosan Nanopartikel
1. Kitosan nanopartikel dengan variasi berat kitosan 0,2 g ditambahkan 150 mL aquadest, kemudian diambil 100 mL ditambahkan dengan 200 mL
limbah cair industri benang karet, diaduk selama 15 menit, kemudian didiamkan selama 30 menit.
2. Campuran tersebut disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, sehingga terpisah antara endapan dan filtratnya.
3. Perlakuan yang sama juga dilakukan untuk larutan kitosan nanopartikel dengan variasi berat kitosan 0,4 g; 0,6 g; 0,8 g; dan 1 g.
3.3.5 Penyerapan Ion Zn
2+
dan Na
+
Dalam Limbah Cair Industri Benang Karet Dengan Adanya Penambahan Larutan Kitosan Nanopartikel
1. Filtrat dianalisis dengan spektroskopi serapan atom untuk menentukan konsentrasi Zn
2+
dan Na
+
dari masing-masing sampel baik sampel tanpa penambahan larutan kitosan nanopartikel, maupun dengan sampel dengan
penambahan kitosan nanopartikel variasi berat 0,2 g; 0,4 g; 0,6 g; 0,8 g, dan 1 g.
2. Ditentukan besarnya persentase ion Zn
2+
dan Na
+
yang terserap dalam kitosan nanopartikel.
Universitas Sumatera Utara
28
3.3.6 Penentuan Nilai COD Dalam Sampel Hasil Preparasi