Teknik Pengumpulan Data Dokumentasi Kegiatan Anak Panti Asuhan

41 Universitas Sumatera Utara

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ditentukan oleh beberapa aspek, diantaranya: paradigma, pendekatan, metode, sifat penelitian dan tujuan penelitian. Sehingga dalam penelitian studi kasus ini, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara interview dan observasipengamatan.  Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan, baik langsung atau tidak langsung dengan sumber data. Lincoln Guba 1985 Basrowi Suwandi, 2008: 127 menyatakan maksud diadakannya wawancara, antara lain : mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Wawancara Mendalam In-depth Interview. Wawancara Mendalam In-depth Interview digunakan untuk menemukan informasi yang lebih dalam dan memandang informan sebagai subjek yang unik sehingga dapat mengungkap informasi dan situasi dari kasus yang dijadikan sebagai masalah penelitian. Pada penelitian ini, wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data dari penanggung jawab serta pengasuh-pengasuh di Panti Asuhan Putri St. Angela Deli Tua. Wawancara akan dilakukan dengan: - Menanyakan gambaran umum pengasuhan di panti asuhan. - Menanyakan ciri kemandirian yang dimiliki anak. - Menanyakan strategi yang dilakukan sehingga tercapai ciri kemandirian tersebut. Kedua tahap pertanyaan tersebut akan dilakukan berdasarkan acuan Teori Kemandirian dan Teori Mendapatkan Kepatuhan. Selain itu wawancara mendalam juga dilakukan terhadap keempat anak panti asuhan yang menjadi target observasi. Wawancara digunakan sebagai 42 Universitas Sumatera Utara pelengkap data serta berkaitan pula dalam menguji data yang telah dikumpulkan dari para pengasuh.  Observasi Pengamatan ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung Ngalim Purwanto dalam Basrowi Suwandi, 2008: 94. Observasi yang dilakukan melibatkan peneliti secara langsung dalam memahami realitas yang ada pada lingkungan yang diteliti. Berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data, jenis observasi yang akan digunakan adalah Observasi Berperan Serta Participant Observation. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati sebagai sumber data penelitian. Bogdan 1972 Basrowi Suwandi, 2008: 106 mendefinisikan pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan. Hal ini menjadikan peneliti tidak lagi dianggap asing, namun sudah menyatu dan menjadi teman subjek penelitian sendiri. Sehingga dengan demikian informasi yang diberikan adalah informasi yang sebenarnya dengan disampaikan tanpa sungkan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan kepada pengasuh dan anak-anak panti asuhan yang menjadi target observasi. Sejumlah 4 orang anak diobservasi kegiatan sehari-harinya. Peneliti mencocokkan keadaan yang ada di lapangan perilaku yang ada pada anak dengan kriteria yang telah disebutkan dalam Teori Kemandirian.  Studi kepustakaan adalah metode mengumpulkan data terkait masalah yang diteliti dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, jurnal serta sumber-sumber tulisan ilmiah lainnya. 43 Universitas Sumatera Utara

3.5.1 Penentuan Informan

Ketepatan dalam pemilihan informan sejak awal akan berpengaruh dalam kelancaran pengumpulan informasi, yang pada akhirnya menentukan efisiensi dan efektivitas penelitian. Spradley Bungin, 2003: 54 mengusulkan lima kriteria untuk pemilihan sampel informan, antara lain: 1. Subjek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi, dan juga menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang dilakukan. 2. Subjek yang masih terlibat secara penuhaktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. 3. Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diwawancarai. 4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dipersiapkan terlebih dahulu. 5. Subjek yang sebelumnya tergolong masih „asing‟ dengan penelitian, sehingga peneliti merasa lebih tertantang untuk “belajar” sebanyak mungkin dari subjek yang berfungsi sebagai „guru baru‟ bagi peneliti. Penentuan sampel pada penelitian ini adalah Sampel Tidak Acak NonprobabilityNonrandom Sampling. Sampel tidak acak seringkali diterapkan pada penelitian kualitatif, dimana jenis penentuan sampel ini memiliki beberapa teknik, yaitu: a. Sampel dipilih karena pertimbangan kemudahan convenience sampling, b. Sampel bertujuandisengaja purposive sampling, c. Sampel kuota quota sampling, d. Sampel bola salju snowball sampling. 44 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penjelasan tersebut teknik sampel tidak acak dengan Sampling BertujuanDisengaja Purposive Sampling dipilih karena peneliti menganggap bahwa subjek penelitian yang dipilih telah memiliki dan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian ini.

3.5.2 Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan bagian dari tahapan penelitian ilmiah yang dilakukan sebagai pembuktian data benar dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Keabsahan sebuah data perlu dipertimbangkan dengan memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. Hal ini menjadi ciri khas penelitian bersifat kualitatif, sebab data pada penelitian kualitatif perlu memiliki dasar yang tetap sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Dezin dan Moleong, membedakan empat macam triangulasi data diantaranya dengan memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dari keempat macam triangulasi tersebut, penelit hanya memfokuskan kepada penggunaan teknik pemeriksaan sumber Moleong, 2005: 330. Triangulasi data sumber adalah pemeriksaan data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui wakti dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Dalam mencapai kepercayaan tersebut, langkah yang diambil adalah sebagai berikut Moleong, 2005: 330-331: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 45 Universitas Sumatera Utara

3.6 Teknik Analisis Data