Analisis Hasil Penelitian ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2007:142. Deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, minimum. Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif data keuangan dan variabel penelitian tahun dari tahun 2007 - 2009. Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode pengamatan 2007 sampai dengan tahun 2009 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Laba_Bersi h 105 48335803 1129800000000 809853909724,6 1 1701714702273,48 7 AKO 105 - 93361429662 1124400000000 907867913386,7 5 1882131590208,92 9 Dividen 105 80000000 3944700000000 312499642910,1 7 712510272096,179 Valid N listwise 105 Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Tabel 4.2 menunjukkan hasil ouput SPSS mengenai statistik deskriptif variabel penelitian tahun 2007-2009 dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 105 35 perusahaan selama 3 tahun. Dari tabel tersebut, dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel bahwa ; a. Variabel dividen tunai memiliki nilai maksimum sebesar 3.944.700.000.000 artinya dari 105 sampel ini return saham terbesar adalah 3.944.700.000.000 . Nilai minimum sebesar 80.000.000 artinya dari 105 sampel ini dividen tunai terkecil adalah 80.000.000 . Nilai rata-rata mean sebesar 312.499.642.910,17 , hal ini menunjukkan bahwa seluruh perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai dividen tunai yang positif. Standar deviasi sebesar 712.510.272.096,179 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai return saham yang bersifat ekstrim. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 105. b. Variabel laba bersih memiliki nilai maksimum sebesar 11.298.000.000.000 artinya dari 105 sampel ini nilai laba bersih terbesar adalah 11.298.000.000.000 . Nilai minimum sebesar - 9.342.000.000 artinya dari 105 sampel ini nilai laba bersih terkecil adalah 48335803. Nilai rata-rata mean sebesar 809.853.909.724,61 , hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai laba bersih yang positif. Standar deviasi sebesar 1.701.714.702.273,487 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai laba bersih yang bersifat ekstrim. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 105 perusahaan. c. Variabel arus kas operasi memiliki nilai maksimum sebesar 11.244.000.000.000 artinya dari 105 sampel ini nilai arus kas operasi terbesar adalah 11.244.000.000.000 . nilai minimum sebesar - 93.361.429.662 artinya dari 105 sampel ini nilai arus kas operasi terkecil adalah -93.361.429.662 . Nilai rata-rata mean sebesar 907.867.913.386,75 , hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai arus kas operasi yang positif. Standar deviasi sebesar 1.882.131.590.208,929 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai arus kas operasi yang bersifat ekstrim. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 105 perusahaan. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis : H : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H diterima, sedangkan jika signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak. Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov – Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 105 Normal Parameters Mean a,b -,0000638 Std. Deviation 3,69412766E11 Most Extreme Differences Absolute ,336 Positive ,336 Negative -,236 Kolmogorov-Smirnov Z 3,447 Asymp. Sig. 2-tailed ,000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 3,447 dan signifikan pada 0,000 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena p = 0,000 0,05. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier, yaitu : 1 melakukan transformasi data ke bentuk lainnya, 2 melakukan trimming, yaitu membuang data outlier, 3 melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Dari ketiga cara di atas, penulis memutuskan untuk melakukan transformasi data terhadap semua variabel menjadi bentuk Logaritma natural Ln, agar variabel-variabel dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Setelah itu, dilakukan pengujian ulang dengan metode statistik. Hasil output SPSS pengujian normalitas setelah transformasi data akan disajikan pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil uji normalitas setelah transformasi One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 94 Normal Parameters Mean a,b ,0000000 Std. Deviation 1,90738701E5 Most Extreme Differences Absolute ,137 Positive ,129 Negative -,137 Kolmogorov-Smirnov Z 1,329 Asymp. Sig. 2-tailed ,058 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Berdasarkan hasil pengujian K-S diatas, nilai K- S yang diperoleh adalah 1,329, dan signifikan pada 0,058, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dimana nilai p lebih besar dari 0,05 p=0,058 0,05. Dengan demikian secara keseluruhan bahwa nilai observasi telah terdistribusi normal. Pada grafik histogram, dapat dilihat bahwa distribusi data tidak menceng skewnes ke kiri atau ke kanan. Gambar 4.1 Histogram Pada grafik normal plot, dapat dilihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan agak mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot b. Uji Multikolonieritas Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antara variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.5 Uji multikolonieritas untuk LN_RETURN=f labatransform,AKOtransform Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant AKOtransform ,112 8,893 Labatransform ,112 8,893 a. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Hasil pengujian menunjukkan angka tolerance untuk AKOtransform lebih besar dari 0,1 0,112 0,1, labatransform lebih besar dari 0,1 0,112 0,1. Angka VIF untuk AKOtransform lebih kecil dari 10 8.893 10 labatransform lebih kecil dari 10 8.893 10 . Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh kesimpulan tidak terdapat multikolonieritas. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel bebas independen. Tabel 4.6 Cofficient correlations Coefficient Correlations a Model labatransfor m AKOtransfor m 1 Correlations Labatransform 1,000 -,942 AKOtransfor m -,942 1,000 Covariances Labatransform ,008 -,007 AKOtransfor m -,007 ,007 a. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat korelasi antar variabel bebas, yaitu tingkat korelasi antar variabel bebas antara labatransform terhadap AKOtransform menunjukkan angka -0,942 atau -94,2, tingkat ini masih jauh dibawah 95 . Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dibuktikan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas atau tidak terdapat multikolonieritas. c. Uji Heterokedastisitas Untuk pengujian heteroskedastisitas, penulis menggunakan alat analisis grafik Scatterplot. Pada analisis grafik Scatterplot, deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat jika tidak ada pola tertentu pada grafik Scatterplot maka tidak terjadi heteroskedastisitas dengan kata lain homoskedastisitas. Hasil pengujian dapat ditunjukkan grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID sebagai berikut.Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regresi. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot d. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Metode yang digunakan penulis telah diungkapkan dalam bab tiga. Hasil pengujian pada tabel memperlihatkan nilai statistik Durbin – Watson sebesar 1,925. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin – Watson dengan nilai signifikan 5 , jumlah sampel = 94, jumlah variabel independen 2 k=2, maka di tabel Durbin – Watson akan didapat nilai dl = 1,6211 dan du = 1,7078. Nilai DW sebesar 1,925 terletak diatas batas atas du lebih kecil dari 2,9222 4 – 1,7078, maka diperoleh kesimpulan tidak ada autokorelasi. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,906 ,820 a ,816 1,92823 1,925 a. Predictors: Constant, labatransform, AKOtransform b. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 3. Pengujian Hipotesis Hasil uji asumsi klasik memperlihatkan data observasi tidak memenuhi asumsi normalitas, kemudian dilakukan transformasi ke dalam bentuk Logaritma natural Ln. Sehingga persamaan yang baru memenuhi asumsi klasik dan dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis. Penulis menggunakan analisis regresi berganda untuk melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan program SPSS 18. a. Persamaan Regresi Analisis Hasil Regresi Tabel 4.8 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 8638,34 5 28849,741 ,299 ,765 AKOtransfor m -,141 ,085 -,220 - 1,659 ,101 ,112 8,893 labatransform ,727 ,087 1,110 8,368 ,000 ,112 8,893 a. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Berdasarkan tabel di atas, di dapatlah persamaan regresi sebagai berikut : LN_RETURN = 8638,345 – 0,141 AKOtransform + 0,727 labatransform Keterangan : 1 Konstanta sebesar 8638,345 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen AKOtransform dan labatransform maka tingkat dividen tunai sebesar 8638,345 . 2 β1 sebesar -0,141 menunjukkan bahwa setiap penambahan AKOtransform sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan dividen tunai sebesar 14,1 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 β2 sebesar 0,727 menunjukkan bahwa setiap penambahan labatransform sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan dividen tunai sebesar 72,7 dengan asumsi variabel lain tetap. b. Analisis Koefisien Determinasi Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Tabel 4.9 Model Summary Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,906 ,820 a ,816 1,92823 1,925 a. Predictors: Constant, labatransform, AKOtransform b. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Pada tampilan ouput SPSS model summary , nilai koefisien korelasi R sebesar 0,820 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi variabel independen terhadap dividen tunai variabel dependen kuat. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah 0,816. Hal ini berarti 81,6 variasi atau perubahan dalam variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 18,4 dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 1,92823, semakin kecil nilai SEE maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. c. Pengujian secara Parsial Uji – t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel 4.10. Table 4.10 Hasil uji – t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 8638,345 28849,741 ,299 ,765 AKOtransfor m -,141 ,085 -,220 - 1,659 ,101 labatransform ,727 ,087 1,110 8,368 ,000 a. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Dari tabel hasil pengolahan SPSS dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba bersih sebesar 8,368 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan t hitung adalah lebih besar dari t tabel 8,3681,66159. Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi laba bersih adalah sebesar 0,000, lebih kecil dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t hitung maupun nilai signifikannya, menunjukkan bahwa variabel laba bersih mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividen tunai. Nilai t tabel, dimana level of significance α = 0,05 5 dan derajat kebebasan df = N– k atau 94 – 2 . Nilai t hitung untuk variabel arus kas operasi adalah -1,659 dengan nilai signifikan 0,101. Hasil uji tersebut dapat menunjukkan t hitung adalah lebih kecil dari t tabel -1,659 1,66159. Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi arus kas operasi adalah sebesar 0,101 lebih besar dari nilai signifikan sebesar 0,05. Hasil perhitungan baik melalui t hitung maupun nilai signifikannya, menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dividen tunai. d. Pengujian secara Simultan Uji – f digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari semua variabel independennya. Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel 4.11 Table 4.11 Hasil uji – f ANOVA Model b Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 15412329157946,771 2 7706164578973,386 207,262 ,000 Residual a 3383456456824,275 91 37180840184,882 Total 18795785614771,047 93 a. Predictors: Constant, labatransform, AKOtransform b. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 Dari uji ANOVA Analysis of Variance didapat F hitung sebesar 207,262 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00. Sedangkan F tabel diketahui sebesar 3,94. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F hitung F tabel 207,262 3,94 maka H ditolak dan H a

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 89 93

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23 155 93

Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 48 89

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 6 29

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 9 24

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 23

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI, ARUS KAS PENDANAAN DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 4 12

Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 12

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN JASA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

1 17 15

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unika Repository

0 0 13