Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara)

(1)

KUESIONER I. Kata Pengantar

Dengan Hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Bublik Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada DPRD Provinsi Sumatera utara)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang akuntansi pada Program Sarjana Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Annisa

Alamat : Jl. Amal Gg Melati V no 63F Medan Sunggal

Status : Mahasiswi Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

140522100 ANNISA Lampiran 1


(2)

II. Kuesioner Penelitian

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DENGAN

TRANSAPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Pada DPRD Provinsi Sumatera Utara)

Kuesioner ini digunakan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian dan pendidikan dan tidak ada unsur yang menyesatkan dalam penggunaanya. Isilah form yang disediakan dengan jujur!

Identitas diri

a. Nama : ... (boleh tidak diisi) b. Jenis kelamin : ...

c. Jabatan : ... d. Pendidikan : ... e. Fraksi :... f. Komisi :... Petunjuk pengisian kuisioner

Bapak/Ibu diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah ini, kemudian dimohon menjawab pertanyaan tersebut dengan memberi check list (√) pada tabel yang sudah tersedia dengan memilih :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

1. Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran

No

PERTANYAAN

(5)

SS (4) S (3) KS (2) TS (1) STS 1. Saya mengetahui bagaimana cara penyusunan APBD

2. Pelaksanaan APBD yang sebenarnya harus dilakukan


(3)

oleh eksekutif dapat saya pahami

3. Jika terjadi kebocoran dalam pelaksanaan APBD, saya mengetahui

4. Saya mampu mengidentifikasi pemborosan/ kegagalan di dalam pelaksanaan proyek .

2. Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

No PERTANYAAN (5)

SS (4)

S (3) KS

(2) TS

(1) STS 1. Saya terlibat dalam memberikan masukan saat

penyusunan arah dan kebijakan umum APBD

2. Analisis politik saya lakukan dalam rangka menyusun APBD

3. Bagi saya aspirasi masyarakat menjadi dasar dalam rangka menyusun APBD

4. Saya terlibat dalam pengesahan APBD

5. Saya dapat menjelaskan tentang APBD yang telah disyahkan

6. Saya merasa pengesahan APBD sudah memenuhi azas transparansi

7. Saya terlibat dalam memantau pelaksanaan APBD 8. Saya aktif melakukan evaluasi terhadap laporan

triwulanan/bulanan yang dibuat eksekutif

9. Saya menanyakan alasan adanya revisi anggaran

10. Saya meminta keterangan atas Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) APBD yang disampaikan Gubernur

11. Saya menanyakan LPJ APBD jika terjadi kejanggalan 12. Jika ada kejanggalan dalam LPJ APBD saya kira

hanya karena ketidak cermatan dalam menghitung nota anggaran


(4)

3. Transparansi Kebijakan Publik

NO PERTANYAAN

(5) SS

(4) S

(3) KS

(2) TS

(1) STS

1.

Menurut saya, pengumuman kebijakan

anggaran kepada masyarakat dapat

meningkatkan transparansi.

2. Selama ini menurut saya masyarakat mudah

mengakses dokumen publik tentang anggaran.

3.

Laporan pertanggungjawaban tahunan

sepengetahuan saya selama ini tepat waktu.

4. Bagi saya kebijakan transparansi anggaran dapat

mengakomodasi dan meningkatkan suara/usulan rakyat.

5.

Adanya sistem pemberian informasi kepada

publik bagi saya dapat meningkatkan kebijakan

transparansi anggaran


(5)

HASIL PENELITIAN dan ANALISIS SPSS

Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (�)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 11.00 2.207 .871 .869

P2 11.00 2.345 .751 .906

P3 11.13 2.189 .821 .882

P4 10.87 1.775 .826 .894

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.913 4

Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan

APBD (�)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 41.53 25.913 .454 .898

P2 41.33 24.023 .766 .885

P3 41.47 26.257 .402 .900

P4 41.53 25.292 .364 .905

P5 41.47 25.361 .595 .893

P6 41.30 22.769 .781 .882

P7 41.33 22.299 .838 .878

P8 41.33 23.057 .714 .886

P9 41.23 24.254 .528 .896

P10 41.43 24.116 .613 .891

P11 41.33 22.575 .792 .881

P12 41.17 23.730 .603 .892


(6)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.899 12

Uji Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik (�)

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 15.33 6.299 .856 .922

P2 15.33 6.989 .778 .936

P3 15.20 6.648 .841 .925

P4 15.23 6.323 .844 .924

P5 15.30 6.079 .878 .918

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.940 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 77

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .99339927

Most Extreme Differences Absolute .151

Positive .136

Negative -.151

Kolmogorov-Smirnov Z 1.326

Asymp. Sig. (2-tailed) .060

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(7)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2136.192 1 2136.192 525.199 .000a

Residual 305.055 75 4.067

Total 2441.247 76

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran b. Dependent Variable: Pengawasan APBD

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.552 1.660 6.960 .000

Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

2.383 .104 .935 22.917 .000

a. Dependent Variable: Pengawasan APBD

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .935a .875 .873 2.017 1.812

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran b. Dependent Variable: Pengawasan APBD


(8)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.923 .823 7.200 .000

Pengawasan APBD -.082 .017 -.493 -4.912 .000

a. Dependent Variable: absolute_residual_untuk_moderasi

Distribusi Frekuensi Penilaian Responden untuk Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (�)

Keterangan P1 P2 P3 P4

STS 0 0 0 0

TS 0 0 0 0

KS 30 26 17 5

S 37 30 33 66

SS 10 21 27 6

Distribusi Frekuensi Penilaian Responden untuk Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD (�)

Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KS 6 16 5 27 5 20 5 5 20 21 10 23

S 33 28 66 38 50 40 60 44 30 40 45 26

SS 38 33 6 12 22 17 12 28 27 16 22 28


(9)

Distribusi Frekuensi Penilaian Responden untuk Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik (�)

Keterangan P1 P2 P3 P4 P5

STS 0 0 0 0 0

TS 0 0 0 0 0

KS 6 17 6 17 6

S 50 39 44 39 61

SS 21 21 27 21 10

Uji Signifikansi Transparansi Kebijakan Publik (�) dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (�) terhadap

Pengawasan APBD (�) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.923 .823 7.200 .000

Pengawasan APBD -.082 .017 -.493 -4.912 .000

a. Dependent Variable: absolute_residual_moderasi

Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

P1 P2 P3 P4

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

4 4 5 4

4 5 5 4

3 3 3 3

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

5 5 5 5

4 5 5 4

5 5 5 4

3 3 3 4


(10)

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

4 4 5 4

4 5 5 4

3 3 3 3

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

5 5 5 5

4 5 5 4

5 5 5 4

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

4 4 5 4

4 5 5 4

3 3 3 3

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

5 5 5 5

4 5 5 4

5 5 5 4

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

4 4 5 4

4 5 5 4

3 3 3 3

3 3 3 4

3 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

5 5 5 5

4 5 5 4

5 5 5 4


(11)

4 3 3 4

4 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

4 4 5 4

4 5 5 4

4 3 3 3

3 3 3 4

4 3 4 4

4 4 4 4

4 4 4 4

5 5 5 5

4 5 5 4

5 5 5 4

4 4 4 4

4 4 4 4

4 4 4 4

4 4 5 4

4 5 5 4

4 3 3 5

4 4 3 4

Pengawasan APBD

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4

4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3


(12)

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4

4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4

4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4

4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3


(13)

4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4

4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4

4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5

5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4

4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 5 5

5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 5 5

3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4

4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4

Transparansi Kebijakan Publik

P1 P2 P3 P4 P5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 5 4 4

3 3 3 3 3

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

5 5 5 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4


(14)

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 5 4 4

3 3 3 3 3

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

5 5 5 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 5 4 4

3 3 3 3 3

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

5 5 5 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 5 4 4

3 3 3 3 3

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

5 5 5 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 5

4 4 5 4 4


(15)

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 5 4 4

3 3 3 3 3

4 4 5 4 4

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

5 5 5 5 5

4 4 5 4 4

5 5 4 5 5

5 5 4 5 4

4 4 4 3 4

4 3 4 4 4

4 4 4 4 4

4 4 5 4 4

3 3 3 3 3

4 4 5 4 4


(16)

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2002. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah. Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Augustine, Y. dan R. Kristaung. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi.Jakarta: PT Dian Rakyat.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Coryanata, Isma. 2007. Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). (Tidak dipublikasikan) Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Donaldson,L. Dan Davis,J.1991. Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Govermance and ShareholderReturns. Vol 16 No.1. Januari 2016)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara : Medan.

Field, A. 2009.Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage

Gamst, G., L.S. Meyers, dan A.J. Guarino. 2008. Analysis of Variance Designs, Computational Approach with SPSS and SAS. Cambridge: Cambridge University Press.

Ghozali, I. 2009. Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Statistik Nonparametik, Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gujarati, D.N. 2003.Basic Econometrics 4th Edition. New York: Mc Graw Hill.


(18)

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Helmayunita, Nayang. 2012. Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran

Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) dengan Akuntabilitas Publik dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating. Skripsi : FE UNP

Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.

Indradi, dan Syamsiar. 2001.Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman anggota DPRD dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah,Tesis S2 Tidak dipublikasikan, Program Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Negara: Universitas Brawijaya Malang.

Jufri, Darma, & Ali Fikri Hasibuan, 2012. Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerag Dengan Partisipasi Masyarakat Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Mediasi Vol.4 No.1 Juni 2012.

Kurina, Utama & Efrizal Syofyan. Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Variabel Pemoderasi Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik. Jurnal WRA, Vol.1 No.1,1 April 2011.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.Maridasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi.

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi

Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian untuk Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Pramono, A,H. 2002. Pengawasan Legislative terhadap Eksekutif dalam Penyelenggaraan pemerintahan Daerah. Tesis S2 tidak dipublikasikan. Universitas Brawijaya Malang.

Priyatno, D. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Jakarta : PT Buku Seru.


(19)

Sopanah, 2003. Pengaruh Partisipasi dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Jurnal SNA VI Hlm.1160-1174. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Yudoyono, B. 2002, Optimalisasi Peran DPRD dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah. (online), 28 Desember2016)

Zigmund, W.G. et al. 2009. Business Research Methods, 8th Edition.Pearson Prentice Hall.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian angka dan melakukan analisis dengan prosedur statistik. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitin dilakukan di Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara yang telah menerapkan good govermance dengan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan.

Tabel 3.1 WaktuPenelitian TahapanPeneli

tian

Desember 2015

Januari 2015

Februari 2015

Maret 2015

April 2016 Pencarian Data

Awal Pengajuan Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal


(21)

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

PelaporanAkhi r

Sidang

Sumber : Data OlahanPeneliti 2015 3.3 Batasan Operasional

Agar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan dalam melakukan penelitian.Unit analisis penelitian ini berupa manusia yaitu pengetahuan anggotaDPRD Provinsi Sumatera Utara.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah DPRD Provinsi Sumatera Utara.Sampel penelitian ini adalah seluruh anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah responden sebanyak 98 orang.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam rangka menguji hipotesis yang telah dijelaskan dalam landasan teori sebelumnya maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi yaitu: Variabel dependen,Variabel independen dan Variabel moderating.


(22)

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Nama lain dari variabel ini adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau variabel konsekuensi ( Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Y). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan butir pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan yang dikembangkan oleh Ayu Juliastuti (2013).

3.5.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel Independen ialah Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran (X1). Variabel ini juga akan diukur menggunakan skala Likert lima poin dengan butir pertanyaan sebanyak enam pertanyaan yang dikembangkan oleh Ayu Juliastuti (2013) dengan poin penilaian Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

3.5.3Variabel Moderating

Variabel moderating yaitu variabel yang memengaruhi (menguatkan atau melemahkan) hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel pemoderasi yaitu dan transparansi


(23)

kebijakan publik (X2) yang mana semuanya di ukur skala Likert lima poin dengan butir pertanyaan sebanyak delapan pertanyaan yang dikembangkan oleh Ayu Juliastuti (2013).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan dalam sebuah kuisioner yang akan diisi oleh responden. Butir pertanyaan dan pilihan jawaban dalam kuisioner disesuaikan dengan variabel-variabel yang akan diukur. Kuisioner akan diantarkan langsung kepada responden, dan jika memungkinkan kuisioner akan langsung diambil kembali setelah diisi oleh responden. Namun, jika tidak memungkinkan maka kuisioner akan diambil paling lambat 1 minggu setelah penyerahan atau sesuai waktu yang telah disepakati dengan responden. Sebagai tambahan, data juga diambil dari literatur, buku-buku panduan, studi pustaka serta sumber-sumber lain yang relevan dengan topik penelitian.

3.7Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek. Data berupa tanggapan tulisan atas pertanyaan atau kuesioner dari subjek penelitian yaitu anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Kuncoro (2003) “Jika data primer yang diinginkan, maka si peneliti dapat menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsung, menggunakan informan, menggunakan kuisioner, interview guide dan sebagainya.


(24)

Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer ini nantinya akan diperoleh langsung dari responden.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data dalam penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Package for Social Science). Beberapa teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan alat statistik yaitu statistik deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden, seperti jenis kelamin,pendidikan, jabatan, fraksi dan komisi mengenai variabel-variabel penelitian.

3.8.2Uji Kualitas Data 3.8.2.1 Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yan diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid atau sah, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product


(25)

moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk butir pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen (Noor, 2011:132). Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekarang dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70).

Setelah data diperoleh berdasarkan penyebaran kuesioner, maka data tersebut perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Bila instrumen atau alat ukur atau kuesioner tersebut tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik (Noor, 2011:130, Zikmund, et al, 2009:309).

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih, Reliabilitas adalah indeks yang menujukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap setiap konstruk atau variabel yang digunakan dalam penelitian (Augustine dan Kristaung, 2013:70).

Uji keterandalan atau reliabilias dapat menggunakan salah satu dari beberapa kriteria yang telah umum digunakan, yakni stabilitas, ekuivalen dengan bentuk parallel (parallel forms), dan internal consistency. Pada kriteria internal consistency, pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan


(26)

menggunakan nilai Alpha Cronbach (Augustine dan Kristaung, 2013:71-72). Alpha Cronbach mengindikasikan apabila kerelasian memiliki nilai yang tinggi, maka instrumen penelitian juga memiliki reliabilitas yang tinggi pada internal consistency dan umumnya Alpha Cronbach digunakan untuk skala interval (Cooper dan Schindler dalam Augustine dan Kristaung, 2013:72).

Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165).

Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memilikiatau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130).

3.8.3 Uji Asumsi Klasik 3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Sedangkan normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorof - Smirnov (K-S). Suatu variabel dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05 (Ghozali, 2009).


(27)

3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan varians dari residual untuk pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi masalah heteroskedasitas.Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plotantara lain prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titi-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009 : 37).

3.8.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah keadaan di mana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW).

Pengambilan keputusan sebagai berikut (Priyatno, 2013: 59)

1. Du < dw < 4 – du, maka H0 diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi

2. Dw < dl atau dw > 4 – dl, maka H0 ditolak, artinya terjadi autokorelasi.


(28)

3. Dl < dw < du atau 4 – du < dw < 4, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

3.8.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk menguji pengaruh moderasitransparansi kebijakan publik terhadap variabel pengetahuan dewan tentang anggaran dalam mempengaruhi pengawasan anggaran APBD. Analisis residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model dengan fokus lack of fit antar variabel independen (Ghozali, 2005:240).

Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi persamaan :

Z = a + b1X + e………..(1)

Kemudian regresi dilanjutkan dengan persamaan : | e | = a + b2Y………..(2)

Persamaanregresi (2) menggambarkan transparansi kebijakan publik sebagai variablemoderating jika nilai koefisien parameternya signifikan dan negatif.

3.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi (��)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi semakin baik. nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel memberikan


(29)

semua hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.8.4.2 Uji F (Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimsukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama, terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :

H

0:b1 = b2=...= bk = 0 (5) Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :

Ha :b

1 ≠

b

2 ≠...≠

b

k ≠ 0 (6)

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Rumus signifikan sebagai berikut :

�ℎ

=

2 / k

(1−�2) / (nk1)

Dimana :

R = Koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel


(30)

Ketentuannya jika Fh> Ft, maka koefisien korelasi ganda mempunyai pengaruh yang signifikan dan diberlakukan dimana sampel diambil (Sugiyono, 2012:192).

3.8.4.3Uji Statistik t

Uji statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis Nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah satu parameter (b1) sama dengan nol, atau :

H0:b1=0 (2)

Artinya, tidak ada hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Hippotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

H

a:b1≠ 0 (3)

Artinya, terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Rumus uji signifikan korelasi product moment sebagai berikut:

�=�√� −2 √1 +�2 Di mana:

t = Test signifikan korelasi r = Koefisien korelasi


(31)

n = Jumlah pengamatan Ketentuan jika:

a. r hitung ˂ r tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak b. r hitung ˃ r tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima


(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Analisis Statistik Dekrisptif Responden

Dalam Penelitian ini peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 98 rangkap kepada anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara yang berada ditempat selaku responden, dimulai pada tanggal 7 Desember 2015 sampai tanggal 8 Februari 2016. Dan kuisioner yang di kembalikan responden pada peneliti sebanyak 77 rangkap. Berikut ini disajikan hasil analisi statistik desktiptif yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan peneliti.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 67 87.01%

Perempuan 10 12.99%

Total 77 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahuidari 77responden, 67 responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 87.01%, sementara 10 responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase 12.99%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase

SMA 7 9.10%

Diploma 1 1.30%

Sarjana 53 68.83%

Pasca Sarjana 15 19.48%

Doktor 1 1.30%


(33)

Berdasarkan Tabel 4.2diketahui dari 77 responden untuk pendidikan, menunjukan bahwa tingkat responden yang paling banyak berada pada pendidikan Sarjana sebanyak 53 responden dengan persentase 68.83%.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jabatan

Jabatan Frekuensi Persentase

Pimpinan 4 5.20%

Anggota 73 94.80%

Total 77 100%

Berdasarkan Tabel 4.3dapat diketahui dari 77 responden yang menjabatan di Kantor DPRD Provsu menunjukan bahwa tingkat jabatan yang paling banyak berada pada anggota sebanyak 73 responden dengan persentase 94.80%.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Partai

Fraksi Frekuensi Persentase Golkar 14 18.18%

PDI 10 12.99%

Demokrat 12 15.58% Gerindra 10 12.99%

Hanura 8 10.39%

PKS 6 7.79%

PAN 5 6.50%

Nasdem 4 5.20%

PKB 8 10.39%

Total 77 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui dari 77 responden, tingkat fraksi yang paling banyak responden berasal dari partai Golkar sebanyak 14 responden atau dengan persentase 18.18% , dari partai Demokrat 12 Responden atau dengan persentase 15.58%, dari partai PDI 10 responden atau dengan persentase


(34)

12.99%dari partai Gerindra 10 responden atau dengan persentase 12.99% dan seterusnya.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Komisi Komisi Frekuensi Persentase Komisi A Bidang Pemerintahan 19 24,68% Komisi B Bidang Perekonomian 12 15.58% Komisi C Bidang Keuangan 15 19.49% Komisi D Bidang Pembangunan 12 15.58% Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat 19 24.67%

Total 77 77%

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui dari 77 responden, 19 responden berasal dari Komisi A Bidang Pemerintahan dengan persentase 24.68%, 12 responden berasal dari Komisi B Bidang Perekonomian dengan persentase 15.58%, 15 responden berasal dari Komisi C Bidang Keuangan dengan persentase 19.49%, 12 responden berasal dari Komisi D Bidang Pembangunan dengan persentase 15.58%, dan 19 responden berasal dari Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan persentase 24.67%.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

Keterangan P1 P2 P3 P4

STS 0 0 0 0

TS 0 0 0 0

KS 30 26 17 5

S 37 30 33 66

SS 10 21 27 6

Berdasarkan Tabel 4.6 untuk variabel pengetahuan dewan tentang anggaran, terdapat 4 pertanyaan.Diketahui mayoritas responden menjawab setuju


(35)

(S) untuk tiap-tiap butir pertanyaan.Hal ini menandakan pengetahuan responden mengenai pengetahuan dewan tentang anggaran cukup baik.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD

Keterangan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KS 6 16 5 27 5 20 5 5 20 21 10 23

S 33 28 66 38 50 40 60 44 30 40 45 26

SS 38 33 6 12 22 17 12 28 27 16 22 28

Berdasarkan Tabel 4.7 untuk variabel pengawasan APBD, terdapat 12 pertanyaan.Diketahui mayoritas responden menjawab setuju (S) untuk tiap-tiap butir pertanyaan.Hal ini menandakan pengetahuan responden mengenai pengawasan APBD cukup baik.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik

Keterangan P1 P2 P3 P4 P5

STS 0 0 0 0 0

TS 0 0 0 0 0

KS 6 17 6 17 6

S 50 39 44 39 61

SS 21 21 27 21 10

Berdasarkan Tabel 4.8 untuk variabel transparansi kebijakan publik, terdapat 5 pertanyaan.Diketahui mayoritas responden menjawab setuju (S) untuk tiap-tiap butir pertanyaan.Hal ini menandakan pengetahuan responden mengenai transparansi kebijakan publik cukup baik.


(36)

4.2Uji Kualitas Data 4.2.1Uji Validitas

Noor (2011:130) menyatakan agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba kuesioner paling sedikit 30 orang.Dalam penelitian ini, uji coba kuesioner melibatkan 30 responden.Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel pengetahuan dewan tentang anggaran (X), pengawasan APBD (Y), dan transparansi kebijakan publik (Z).

Tabel 4.9 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 11.00 2.207 .871 .869

P2 11.00 2.345 .751 .906

P3 11.13 2.189 .821 .882

P4 10.87 1.775 .826 .894

Tabel 4.10 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD (Y)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 41.53 25.913 .454 .898

P2 41.33 24.023 .766 .885

P3 41.47 26.257 .402 .900

P4 41.53 25.292 .364 .905

P5 41.47 25.361 .595 .893

P6 41.30 22.769 .781 .882

P7 41.33 22.299 .838 .878

P8 41.33 23.057 .714 .886

P9 41.23 24.254 .528 .896

P10 41.43 24.116 .613 .891

P11 41.33 22.575 .792 .881


(37)

Tabel 4.11 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik (Z)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 15.33 6.299 .856 .922

P2 15.33 6.989 .778 .936

P3 15.20 6.648 .841 .925

P4 15.23 6.323 .844 .924

P5 15.30 6.079 .878 .918

Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 (Sekaran dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70). Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4.9 hingga 4.11 diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. Aturan lain untuk menentukan apakah tiap-tiap butir pertanyaan pada kuesioner valid atau tidak, dapat dibandingkan dengan nilai ������. Untuk menghitung nilai ������, perlu diketahui nilai derajat bebas. Nilai derajat bebas dihitung dengan rumus � −2, di mana � menyatakan banyaknya responden yang dilibatkan untuk uji validitas. Dalam hal ini, �= 30. Sehingga nilai derajat bebas adalah � −2 =

30−2 = 28. Nilai ������ dengan derajat bebas 28 adalah 0,36. Karena

tiap-tiap nilai korelasi (Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari pada ������ = 0,36, maka seluruh butir pertanyaan pada kuesioner memenuhi syarat

validitas.

4.2.2Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji


(38)

validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas (Noor, 2011:130). Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid.

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X), Pengawasan APBD (Y), dan Transparansi

Kebijakan Publik (Z)

Variabel Nilai Alpha Cronbach

Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Pengawasan APBD

Transparansi Kebijakan Publik

0,913 0,889 0,940

Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165). Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1Uji Normalitas

Dalampenelitian ini,uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.13, diketahui nilai probabilitas � atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,06. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah � = 0,05. Karena nilai probabilitas


(39)

�,yakni 0,06, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

Tabel 4.13 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 77

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .99339927

Most Extreme Differences Absolute .151

Positive .136

Negative -.151

Kolmogorov-Smirnov Z 1.326

Asymp. Sig. (2-tailed) .060

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

4.3.2Uji Heterokedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.(Ghozali, 2011:139). Ghozali (2011:139) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(40)

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1 tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3 Uji Asumsi Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009:220).Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4.Field (2009:220) menyatakan sebagai berikut.

“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated. The test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals are uncorrelated".

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.

“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951)


(41)

original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

Tabel 4.14 UjiAutokorelasi Model Durbin-Watson

1 1.812

Berdasarkan Tabel 4.14, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,812. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

Pengambilan keputusan apakah terjadi autokorelasi atau tidak juga dapat dibandingkan dengan nilai kritis Durbin-Watson. Diketahui jumlah variabel bebas sebanyak 1, dan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 77, maka � =

1,6561dan 4− � = 2,3439. Karena

�� < 1,812 < 4− ��

1,6561 < 1,812 < 2,3439,

maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.


(42)

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (�2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Gujarati, 2003:212).

Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .935a .875 .873 2.017 1.812

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran b. Dependent Variable: Pengawasan APBD

Berdasarkan Tabel 4.15, nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,875. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel pengawasan APBD (�) sebesar 87,5%, sisanya sebesar 12,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.4.2Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji )

Uji � bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel tak bebas.Hipotesis nol menyatakan seluruh variabel bebas secara bersamaan atau simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara statistika terhadap variabel pengawasan APBD(�) pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan secara bersama-sama atau simultan seluruh variabel bebas


(43)

memiliki pengaruh yang signifikan secara statistika terhadap variabel pengawasan APBD(�) pada tingkat signifikansi 5%.

Gambar 4.2 Menentukan Nilai Tabel dengan Microsoft Excel

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui nilai F tabel adalah 3,968. Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui nilai F hitung adalah 525,199. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung (525,199)≥ F tabel (3,968), maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari variabel bebas pengetahuan Dewan tentang anggaran signifikan secara statistika terhadap pengawasan APBD.

Tabel 4.16Uji Pengaruh Simultan dengan Uji ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2136.192 1 2136.192 525.199 .000a

Residual 305.055 75 4.067

Total 2441.247 76

a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Dewan tentang Anggaran b. Dependent Variable: Pengawasan APBD


(44)

4.4.3Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Tabel 4.16 menyajikannilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.17 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji ) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.552 1.660 6.960 .000

Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

2.383 .104 .935 22.917 .000

a. Dependent Variable: Pengawasan APBD

Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut :

Pegawasan APBD = 11,552 + 2,383Pengetahuan Dewan tentang Anggaran + e

Sebelum menghitung nilai � tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.

������������= � − �.

Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel yang diteliti, sedangkan � merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel yang diteliti sebanyak 7 dan jumlah variabel adalah 2, sehingga derajat bebas adalah 77−2 = 75. Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai � tabel dengan derajat bebas 75 dan


(45)

tingkat signifikansi 5%adalah ±1,992. Gambar 4.3 merupakan penghitungan � tabel berdasarkan Microsoft Excel.

Gambar 4.3 Menentukan Nilai Tabel dengan Microsoft Excel

Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji � (Gio, 2015).

������ℎ������ ≤|������|,�����0������������1�������.

������ℎ������> |������|,�����0�����������1��������. Atau dapat digambarkan sebagai berikut.


(46)

Gambar 4.4 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis berdasarkan Uji

−������/������ +������/������

4.5Pengujian Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran(�)terhadap Pengawasan APBD (�)

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.17, diketahui nilai koefisien regresi dari pengetahuan dewan tentang anggaran bernilai positif, yakni 2,383. Berpengaruh positif berarti, semakin baik pengetahuan responden mengenai pengetahuan dewan tentang anggaran, maka pengawasan APBD juga akan semakin baik. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari pengetahuan dewan tentang anggaran adalah 0,000. Karena nilai probabilitas dari variabelpengetahuan dewan tentang anggaran, yakni 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika. Perhatikan juga bahwa nilai ��ℎ����� = 22,917�> |������ = 1,992|, yang menandakan juga bahwa pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika.

Daerah penerimaan �0, penolakan �1 (pengaruh tidak signifikan)

Daerah penerimaan �1, penolakan �0 (pengaruh signifikan)

Daerah penerimaan �1, penolakan �0 (pengaruh signifikan)


(47)

4.6Uji Signifikansi Transparansi Kebijakan Publik dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap Pengawasan APBD

Ghozali (2006:164) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan varaibel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji residual karena pada uji interaksi dan uji nilai selisish mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square (OLS) (Ghozali, 2006:164). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual.

Tabel 4.18Uji Signifikansi Transparansi Kebijakan Publik dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

terhadap Pengawasan APBD Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.923 .823 7.200 .000

Pengawasan APBD -.082 .017 -.493 -4.912 .000

a. Dependent Variable: absolute_residual_untuk_moderasi

Suatu variabel dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi variabel tak bebas bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2006:172). Perhatikan bahwa karena koefisien regresi dari pengawasan APBDbernilai negatif dan signifikan, maka transparansi kebijakan publik signifikan dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, diketahui nilai probabilitas F hitung 0,000 dan nilai tingkat signifikansi 0,05. Perhatikan bahwa karena nilai probabilitas < tingkat signifikansi, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan variabel bebas terhadap pengawasan APBD signifikan secara statistik.

2. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,875. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel pengawasan APBD sebesar 87,5%, sisanya sebesar 12,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3. Untuk pengujian secara parsial, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari pengetahuan dewan tentang anggaran adalah 0,000, yakni lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05.

Maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika. Dari hasil pengujian moderasi, transparansi kebijakan publik signifikan dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.


(49)

5.2 SARAN

Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan kesimpulan yang telah diambil, maka dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi Anggota DPRD diharapkan semakin mensosialisasikan kebijakan publik secara transparan, sehingga masyarakat dapat membantu pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh dewan.

2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya menambahkan variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap variabel pengawasan APBD. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjelaskan lebih komprehensif atau mendalam mengenai fenomena terkait hal-hal yang mempengaruhi pengawasan APBD.


(50)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1Pengertian Keuangan Daerah

Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.

Dalam arti luas Mardiasmo (2004) anggaran daerah atau anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi utama, yaitu : sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat politik, alat koordinasi dan komunikasi,alat penilaian kinerja,alat motivasi dan alat menciptakan ruang publik.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 42 ayat 1C menjelaskan bahwa “DPRD mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana Perda dan Peraturan Perundang-undangan lainnya, Peraturan Kepala Daerah, APBD, Kebijakan Pemerintah dalammelaksanakan Program Pembangunan Daerah dan Kerjasama Internasional di Daerah”. Dengan adanya Undang-undang


(51)

tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa DPRD mempunyaiperan penting yang berfokus kepada pengawasan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dapat berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung serta preventif dan represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri di tempat pekerjaan dan meminta secara langsung dari pelaksa dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksan. Pengawasan preventif dilakukan melalui pre-audit yaitu sebelum pekerjaan dimulai. Pengawasan represif dilakukan melalui pos-udit dengan memeriksa tahap pelaksanaan di tempat (inspeksi).

2.1.2 Tujuan Pengawasan Keuangan Daerah

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dimulai pada saat proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan APBD dan pertanggungjawaban APBD. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tanngal 9 Desember 2005 tentang pengelolaan Keuangan Daerah pada Pasal 81 disebutkan bahwa penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan perkembangan dan atau perubahan keadaan dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan Pemerintah Daerah dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas Anggaran Pendapatan Belanja (APBD) tahun anggaran bersangkutan.Demikian juga dalam di dalam


(52)

perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah disebutkan bahwa perubahan Angaran Pendapatan Belanja Daerah dapat dilakukan apabila terjadi :

1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja.

3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih pada tahun sebelumnya harus digunakan pada tahun anggaran berjalan.

4. Keadaan darurat. 5. Dan keadaan luar biasa.

Sesuai dengan peraturan diatas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tentang tata tertib Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Pasal 2 Ayat 1 bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai Fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran dan Fungsi Pengawasan.

Tujuan adanya pengawasan APBD adalah untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggran yang telah digariskan dan menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Abdul (2002), tujuan pengawassan keuangan daerah dalam garis besarnya adalah sebagai berikut :


(53)

1. Untuk menjamin keamanan seluruh komponen keuangan daerah.

2. Untuk menjamin dipatuhinya berbagai aturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah.

3. Untuk menjamin dilakukannya berbagai upaya pengehmatan, efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan daerah.

Sedangkan tujuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah : 1. Untuk memastikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang

disusun benar-benar sesuai dengan rencana strategis dan prioritas program yang telah ditetapkan.

2. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tersebut benar-benar sesuai dengan anggaran, aturan-aturan dan tujuan yang ditetapkan.

3. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang bersangkutan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Tahap demi tahap pengawasan dituangkan dalam suatu rencana kerja disertai dengan penjadwalan serta keterlibatan berbagai pihak. Dengan Demikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai kewajiban untuk mengakomodir aspirasi masyarakat serta melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan di daerah Provinsi Sumatera Utara serta melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan Anggran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) agar


(54)

terlaksana secara efesien, efektif dan realistis serta dapat di pertanggungjawabkan.

Maka dalam perubahahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) proses persiapannya dengan melakukan penyesuaian terhadap adanya usulan dari unit kerja pengguna Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara, berupa perubahan dan penyesuaian atas beberapa kegiatan berdasarkan urgensi dan keadan rill dilapangan, agar pengguna anggaran lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran. Maka dalam setiap tahapan dari proses pembahasan yang dilakukan terhadap rancangan perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya dilakukan secara terbuka, luas dan mendalam, baik secara internal dilingkungan Badan Angaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara maupun secara bersama-sama dengan tim Anggaran Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2.1.3 Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran

Pengetahuan Dewan tentang anggaran yaitu mengetahui tentang anggaran dan kemampuan Dewan dalam hal menyusun anggaran (RAPBD/APBD), deteksi serta identifikasi terhadap pemborosan atau kegagalan dan kebocoran anggaran (Yudoyono,2002).

Dalam menjalankan fungsi pengawasan anggota DPRD memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan, meminta keterangan, mengajukan pernyataan pendapat dan mengadakan penyelidikan .


(55)

Bersama Kepala daerah menyusun dan membahas rancangan Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD) yang selanjutnya ditetapkan 6 dalam peraturan daerah. Hal ini dilakukan oleh Dewan dalam hal perubahan Anggaran Pendapatan Belaja Daerah yang dilaksanakan.

2. Hak Meminta Keterangan

Sekurang-kurangnya lima anggota Dewan yang tidak terdiri dari satu fraksi dapat mengajukan kepada pimpinan Dewan untuk meminta keterangan tentang kebijaksanaan Kepala Daerah.

3. Hak Mengadakan Perubahan

Hak ini ialah untuk mengajukan perubahan terhadap rancangan peraturan daerah. Perubahan yang dimaksud dapat bersifat menambah, mengurangi atau pun menyempurnakan baik pasal ataupun redaksi dari suatu rancangan peraturan daerah yang sedang dibahas.

4. Hak Mengajukan Pernyatan Pendapat.

Sekurang-kurangnya lima orang anggota Dewan yang mengajukan suatu usul pernyataan pendapat atau usul lain. Usul tersebut dapat disampaikan dalam sidang pleno. Pembicaran usul ini diakhiri dengan keputusan Dewan yang menyatakan menerima atau menolak usul pernyatan pendapat tersebut.

Menurut Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Govermance and ShareholderReturns(Donaldson dan Davis,1991), menggambarkan situasi para manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi


(56)

bersama. Sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana para eksektif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal. Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja prusahaan dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal. Dan Steward theory berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, berintegritas tinggi dan memiliki kejujuran. Teori ini memandang manajeman sebagai pihak yang mampu melaksanakan tindakan sebaik-baiknya yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders. Konsep ini atas asas kepercayaan pada pihak yang diberikan wewenang dimana manjemen dalam suatu organisasi dicerminkan sebagai good steward yang melaksanakan tugas yang diberikan dari atasannya dengan penuh tanggung jawab.

Sehingga Stewardship theory dapat diterapkan pada penelitian akuntansi organisasi sektor publik seperti organisasi pemerintahan dan non profit lainnya. Akuntansi organisasi sektor publik telah dipersiapkan untuk memenuhi informasi bagi hubungan antara Steward dengan principals. Namun kondisi pemerintahan saat ini belum dapat dipandang dari sudut Stewrdship karena Indonesia merupakan negara majemuk yang mana dalam kontek bernegara satu orang dan orang lainnya mempunyai tujuan yang berbeda. Sabagai contoh keinginan individu dalam satu partai politik saja berbeda-beda bagaimana dalam satu negara yang masing-masing individu tersebut memliki tujuan partai politik sendiri. Oleh karena itu agar sasaran


(57)

politik tersebut terarah negara membutuhkan regulasi dalam menjembataninya.

2.1.4 Transaparansi Kebijakan Publik

Transparansi merupakan keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat (Mardiasmo,2004). Prinsip transparansi memiliki 2 aspek yaitu :

1. Komunikasi publik oleh pemerintah 2. Hak masyarakat terhadap akses informasi

Transparansi merupakan salah satu prinsip good govermance.

Mardiasmo,2004 menyebutkan Anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif (DPRD) dikatakan transparansi jika memenuhi beberapa kriteria, yaitu :

1. Terdapat pengumuman kebijakan anggaran. 2. Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses.

3. Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu. 4. Terakomodasinya suara atau usulan rakyart.

5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.

Oleh karena itu transparansi juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan tugas dan kegiatan yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan. Infomasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil yang


(58)

telah dicapai dapat diakses atau didapatkan oleh masyarakat dengan baik dan terbuka (Mardiasmo, 2004).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian dengan topik yang sama telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu NAMA PENELITI JUDUL PENELITI VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN Aristanti Widyaning sih Pengaruh Pengetahuan Anggota Legislatif Daerah Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dengan Akuntabilitas Sebagai Variabel Moderating

Variabel Independen : Pengetahuan Anggota Legislatif Tentang Anggaran

Variabel Dependen : Pengawasan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah

Variabel Moderating : Akuntabilitas

1. Berdasarka hasil analisis regresi sederhana, disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Anggota Legislatif Daerah Tentang Anggaran terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan. Jufri Darma dan Ali Fikri Hasibuan (2012) Pengaruh pengetahuan anggota dewan tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan daerah dengan partisipasi masyarakat sebagai variabel moderating. Variabel Independent: Pengetahuan Anggota Dewan Tentang Anggaran Daerah

Variabel Dependent : Pengawasan Keuangan Daerah

Variabel Moderating: Partisipasi Masyarakat

1.Pengetahuan dewan tentang anggaran tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pengawasan keuangan daerah. 2.Partisipasi masyarakat tidak berpengaruh signifikan positif hubungan pengetahuan dewan


(59)

tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan daerah. 3.Transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan positif terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah. Aristanti Widyaning sih dan Imaniar Pujirahayu (2012) Pengaruh pengetahuan Anggota Legislatif Daerah tentang Anggaran terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan variabel moderating.

Variabel Independent: Pengetahuan Anggota Legislatif Tentang Anggaran.

Variabel Dependent : Pengawasan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

Variabel Pemoderasi : Akuntabilitas Publik

1. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Pengetahuan Anggota Legislatif Daerah tentang tentang Anggaran terhadap Pengaruh Pendapatan Belanja Daerah secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan.

2. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan uji interaksi,

disimpulkan bahwa Ho diterima maka akuntabilitas tidak memperkuat pengaruh pengetahuan anggota legislatif daerah tentang anggaran terhadap pengawasan


(60)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang menunjukkan kaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang ada dalam penelitian ini.Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan sebelumnya, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, Variable Independennya ialah pengetahuan dewan tentang anggaran dan Variabelmoderating dalam penelitian ini ialah transparansi kebijakan public, yang mana semuanya di ukur dengan skala likert.

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran

denganPengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Pengetahuan Dewan tentang mekanisme anggaran ini berasal dari kemampuan anggota Dewan yang diperoleh dari latar belakang pendidikannya ataupun dari pelatihan dan seminar tentang keuangan daerah yang diikuti oleh anggota Dewan akan akan meningkatkan

anggaran pendapatan belanja daerah.

Transparansi Kebijakan Publik (Z)

Pengetahuan Dewan tentang anggaran (X)

Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) (Y)


(61)

pemahaman anggota Dewan bahwa proses alokasi anggran bukan sekedar proses administrasi, tetapi politik. Memastikan anggaran sesuai prioritas harus dilakukan oleh DPRD sejak penyusunan rencana jangka menengah daerah hingga proses penentuan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Beberapa penelitian yang menguji hubungan antara kualitas anggota dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh (Indradi dan Syamsiar, 2001; Sutamoto, 2002; Sopanah dan Wahyudi,2007). Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan pendidikan, pengetahuan keterampilan dan pengalaman berpengaruh terhadap kinerja Dewan yang salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Dengan demikian Hipotesis yang dirumuskan :

H1 :Pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

2.4.2 Hubungan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasn Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

Transparansi kebijakan pubik berarti adanya akses bagi warga masyarakat untuk dapat mengetahui proses dari anggaran serta kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh masyarakat.

Asumsinya semakin transparansi kebijakan publik yang dalam hal ini adalah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maka


(62)

pengawasan yang dilakukan oleh Dewan akan semakin meningkat karena masyarakat juga terlibat dalam mengawasi kebijakan publik tersebut. Sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Pengetahuan Dewan tentang Anggaran berpengaruh positif terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang di moderasi oleh Transparansi Kebijakan Publik


(63)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Secara umum lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat peraturan perundang-undangan), 2) Fungsi anggaran (fungsi untuk menyusun anggaran) dan 3) Fungsi pengawasan (fungsi untuk mengawasi kinerja eksekutif).Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban menjalankan Anggaran bahawa : 1) Pengawasan atas anggaran dilakukan oleh Dewan, 2) Anggota Dewan berwenang memerintahkan pemeriksa eksternal didaerah untuk melakukan pemerikasaan terhadap pengelolaan anggaran. Oleh karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pernyataan tentang rencana pendapatan dan belanja daerah dalam periode tertentu (1tahun).Sebelum anggaran dijalankan harus mendapat persetujuan dari DPRD sebagai wakil rakyat maka fungsi anggaran juga sebagai alat pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap kebijakan publik. Dengan melihat fungsi anggaran tersebut maka seharusnya anggaran merupakan power relation antara eksekutif, legislatif dan rakyat itu sendiri (Sopanah, 2004).

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, sekaligus mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan global, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.


(64)

ahirnya undang-undang ini merupakan upaya untuk menata kembali hubungan pemerintah pusat dan daerah. Oleh karena itu Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 memberikan keleluasaan dalam penyelenggaraan otonomi daerah.Dalammelaksanakan fungsinya, lembaga perwakilan selalu memunyai keterkaitan dengan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya, khususnya dengan pemerintah.Lembaga perwakilan rakyat juga harus memunyai hubungan yang erat dengan rakyat yang diwakilinya. Penerapan otonomi daerah dalam konteks negara kesatuan tentunya harus disertai dengan proses pengawasan. Fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) merupakan penilaian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan daerah yang dijalankan oleh pemerintah daerah.

Reformasi penganggaran yang terjadi adalah munculnya paradigma baru dalam penyusunan anggaran berdasarkan prinsip good governanceyaitu: akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat, transparansi anggaran, penegakan hukum, kesetaraan, daya tanggap wawasan ke depan, pengawasan efisiensi dan efektivitas, dan profesionalisme. Good governance adalah proses bagaimana integrasi peran antar aktornya, yaitu pemerintah (birokrasi), sektor swasta dan masyarakat madani (civil society) dalam suatu aturan main yang disepakati bersama (Erlangga, 2004). Sasaran dari perwujudan pemerintahan yang baik (good governance) adalah terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang professional, transparan, akuntabel, berkepastian hukum, bersih dan bebas KKN, memiliki kredibilitas, peka dan tanggap terhadap segenap kepentingan dan aspirasi yang didasari etika, semangat pelayanan, dan pertanggungjawaban publik,


(65)

dan integritas pengabdian dalam mengemban misi perjuangan bangsa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.

Untuk mendukung prinsip good governance diperlukan pengawasan anggaran yang dilakukan oleh dewan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Pramono, 2002). Faktor internal adalah faktor yang dimiliki oleh dewan yang berpengaruh secara langsung terhadap pengawasan yang dilakukan oleh dewan, salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh dari pihak luar terhadap fungsi pengawasan yang akan memperkuat atau memperlemah fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan, diantaranya adalah akuntabillitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik.

Transparansi sangat penting untuk diterapkan guna menghindari kerugian negara dalam penyelenggaran pemerintahan. Sebagai misi dari BPK (Badan Pemerikasa Keuangan), transparansi dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintah yang baik dan bersih. Transparansi harus dilakukan mulai dari perencanaan dan penggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan dan pertanggung jawaban anggaran, pengawasan internal dan pemeriksa auditor eksternal yang independen.

Untuk itu pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sangat diperlukan. Perencanaan penyusunan anggaran secara efektifdibahas bersama antara eksekutif dan legislatif (dalam hal ini DPRD) sesuai dengan rencana pelaksanaan program kerja yang akan dijalankan.Pengawasan yang dilakukan oleh dewan dilakukan mulai pada saat proses penyusunan APBD, pengesahan APBD, pelaksanaan APBD dan pertanggungjawaban APBD.


(66)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating ( Studi Pada DPRD Provinsi Sumatera Utara )”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) ?

2. Apakah Transparansi Kebijakan Publik dapat memoderasi pengetahuan Dewan tentang anggaran terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

2. Untuk mengetahui pengaruh moderasi Transparansi Kebijakan Publik terhadap pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).


(67)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pengaruh pengetahuan Dewan tentang Anggaran terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur akuntansii sektor publik dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan guna penelitian lain. 2. Bagi pemerintah daerah diharapkan menjadi masukan dalam mendukung

pelaksanaan otonomi daerah khususnya akan meningkatkan peran DPRD terhadap pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mewujudkan pemerintah yang baik (good goverment)

3. Bagi partai politik dapat dijadikan sebagai bahan acuan pada saat merekrut anggota Dewan dan pengembangan kader partai.


(68)

ABSTRAK

Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dengan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating

(Studi pada Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel transparansi kebijakan publik dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.Penelitian ini mengumpulkan bukti-bukti empiris.Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah DPRD Provinsi Sumatera Utara.Sampel penelitian ini adalah seluruh anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah responden sebanyak 77 orang.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear, pengaruh yang terjadi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan variabel pengawasan APBD signifikan secara statistika.Dari hasil pengujian moderasi dengan pendekatan uji residual, transparansi kebijakan publik signifikan dalam memoderasi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan APBD.

Kata Kunci : Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Transparansi Kebijakan Publik


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... .viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Teoritis ... 6

2.1.1 Pengertian Keuangan Daerah ... 6

2.1.2 Tujuan Pengawasan Keuangan Daerah ... 7

2.1.3 Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran ... 10

2.1.4 Transparansi Kebijakan Publik ... 13

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14

2.3 Kerangka Konseptual ... 16

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 16

2.4 Kerangka Konseptual ... 16

2.4.1 Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Dengan Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ... 16

2.4.2 Hubungan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Dengan Pengawasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.3 Batasan Operasional ... 20


(2)

3.5Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20

3.5.1 Variabel Dependen ... 21

3.5.2 Variabel Independen ... 21

3.5.3 Variabel Moderating ... 21

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.7Jenis dan Sumber data ... 22

3.8 Teknik Analisis Data ... 23

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 23

3.8.2 Uji Kualitas Data ... 23

3.8.2.1 Uji Validitas ... 23

3.8.2.2 Uji Reliabilitas ... 24

3.8.3 Uji Asumsi Klasik ... 25

3.8.3.1 Uji Normalitas ... 25

3.8.3.2 Uji Heterokedastisits ... 26

3.8.3.3 Uji Autokorelasi ... 26

3.8.4 Uji Hipotesis ... 27

3.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 27

3.8.4.2 Uji F (Simultan) ... 28

3.8.4.3Uji Statistik t ... 29

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Analisi Statistik Deskriptif Responden ... 31

4.2 Uji Kualitas Data ... 35

4.2.1 Uji Validitas ... 35

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 36

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 37

4.3.1 Uji Normalitas ... 37

4.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 38

4.2.3 Uji Autokorelasi... 39

4.4Pengujian Hipotesis ... 41

4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi... 41

4.4.2 Uji Sifnifikan Pengaruh Simultan (Uji F) ... 41

4.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)... 43

4.5Pengujian Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X) terhadap Pengawasan APBD (Y) ... 45

4.6 Uji Signifikan Transparansi Kebijakan Publik dalam Memoderasi Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran terhadap Pengawasan APBD ... 46

vi Universitas Sumatera Utara


(3)

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 47 5.2Saran ... 48


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 14

3.1 Waktu Penelitian... 19

4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jenis Kelamin... 31

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Pendidikan... 31

4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Jabatan... 32

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Partai... 32

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Komisi... 33

4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Reseponden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran... 33

4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD... 34

4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik... 34

4.9 Uji Validasi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran(X)... 35

4.10 Uji Validasi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Pengawasan APBD (Y)... 35

4.11 Uji Validasi Pertanyaan-Pertanyaan pada Variabel Transparansi Kebijakan Publik... 36

4.12 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Pengetahuan Dewan tentang Anggaran (X),Pengawasan APBD(Y) dan Transparansi Kebijakan Publik(Z)... 37

4.13 Uji Normalitas... 38

4.14 Uji Autokorelasi ... 40

4.15 Koefisien Determinasi... 41

4.16 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F... 42

4.17 Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)... 43

4.18 Uji Signifikan Transparansi Kebijakan Publik dalam Memoderasi Hubungan antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran terhadap Pengawasan APBD... 46

viii Universitas Sumatera Utara


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 16

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 38

4.2 Menentukan Nilai F Tabel dengan Microsoft Excel... 42

4.3 Menentukan Nilai t Tabek dengan Microsoft Excel... 44

4.4 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis Berdasarkan Uji t ... 45


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Permohonan Izin Membagikan ... 52

2. Kuesioner ... 53

3. Hasil Penelitian dan Analisis SPSS ... 56

4. Surat Permohonan Research ... 67

x Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Pengaruh Political Background Dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Kinerja DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah APBD) Dengan Variabel Moderating Transparansi Kebijakan Publik (Studi Kasus Di DPRD Provinsi Sumatera Utara)

8 72 133

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN APBD DAN KINERJA DEWAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 5 78

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA DPRD KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH )

0 2 17

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Modera

0 10 22

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Modera

1 5 14

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating. (Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Boyolali).

0 2 12

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN PADA Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD): Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Study Empiris pada k

0 2 16

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel

0 1 15

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD), dengan Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah).

0 1 8