Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor konstruksi mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,64 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. BPS, 2007. Sektor konstruksi memiliki kontribusi relatif kecil terhadap PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta, namun pada dekade lima tahun terakhir ini, kontribusinya cenderung meningkat. Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 kontribusi sektor konstruksi sebesar 7,40 persen dan terus meningkat pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut sebesar 7,92 persen, 8,80 persen, 9,75 persen dan 10,54 persen. Sektor konstruksi ini berpotensi menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta karena disamping kontribusinya yang terus meningkat, laju pertumbuhannya juga positif dari tahun ke tahun meskipun masih berfluktuasi. Rata-rata laju pertumbuhan sektor ini adalah 10,49 persen per tahun. Dari sisi volume produksi, tabel 5.2 menunjukkan bahwa volume produksi terus meningkat dalam dekade lima tahun terakhir ini. Secara riil nilai produksinya sebesar Rp1.178,0 miliar pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga mencapai Rp1.732,9 miliar pada tahun 2007. Peningkatan laju pertumbuhan sektor konstruksi sejalan dengan pembangunan perumahan, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, pembangunan jalan-jalan, pembangunan gedung-gedung perkantoran, dan sarana penunjang bus way.

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta. Kontribusinya terhadap PDRB mencapai Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer kisaran 19 persen setiap tahunnya. Nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007 dibentuk dari sub sektor restoran sebesar 48,62 persen, sub sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 42,70 persen dan sub sektor hotel sebesar 8,68 persen. Jika dilihat berdasarkan pertumbuhannya, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki laju pertumbuhan yang cenderung menurun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 6,30 persen per tahun, kemudian menurun hingga tahun 2006 mencapai 3,62 persen per tahun. Pada tahun 2007 pertumbuhan sektor ini mulai meningkat kembali yaitu sebesar 5,06 persen per tahun. Dari sisi volume produksi secara riil, pada tahun 2003-2007 sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai produksi yang cenderung meningkat, tahun 2003 sebesar Rp3.097,9 miliar dan tahun 2007 sebesar Rp3.750,4 miliar. Secara sub sektor, sektor perdagangan, hotel dan restoran didominasi oleh sub sektor restoran, kemudian disusul oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel. Jika ditinjau dari sisi pertumbuhannya, sub sektor perdagangan dan sub sektor restoran memiliki pertumbuhan yang positif selama periode 2003-2007. Berbeda dengan sub sektor hotel, pada tahun 2003 dan 2004 memiliki laju pertumbuhan positif yaitu masing- masing sebesar 6,08 persen per tahun dan 5,50 persen per tahun, tetapi pada tahun 2005 dan 2006 pertumbuhannya negatif yaitu sebesar -6,22 persen per tahun dan - 18,58 persen per tahun. Hal yang menarik adalah kenaikan pertumbuhan yang cukup tajam pada tahun 2007 yaitu sebesar 10,78 persen. Penurunan pertumbuhan Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer yang terjadi pada tahun 2005 dan 2006 merupakan dampak dari kenaikan harga BBM pada tahun 2005 yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa sehingga masyarakat akan mengurangi konsumsinya dan bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 berakibat pada turunnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing sehingga menurunkan permintaan barang dan jasa, menurunkan pendapatan hotel dan restoran. Jika ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu menyerap tenaga kerja sebesar 24,52 persen dari total angkatan kerja yang bekerja BPS, 2007. Dengan demikian sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta karena kontribusinya cukup besar terhadap PDRB dan memiliki kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi