7. Gapoktan, Koperasi dan Perusahaan. 8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Strategi Pengembangan Usaha

30

2. 7. Gapoktan, Koperasi dan Perusahaan.

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas dan mereka secara sukarela menyatukan dirinya didalam koperasi sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Dilihat dari tujuannya, tujuan usaha Koperasi pada dasarnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Tujuan koperasi konsumsi adalah menyediakan bahan kebutuhan pokok para anggotanya agar mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau. Tujuan dari Gapoktan juga hampir sama yaitu membantu meningkatkan kesejahteraan anggota Gapoktan Poktan-poktan dalam hal budidaya dan pemasaran. Perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan laba terhadap barang dan jasa yang diproduksi. Anggota yang menjadi pelanggan usahanya bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok adalah bagian modal koperasi yang digunakan membiayai usahanya. Jumlah simpanan masing-masing anggota sama dan tidak mempengaruhi kedudukan anggota koperasi. Pada Gapoktan sumbangan hanya pada kumpul rutin Gapoktan dan ini merupakan iuran pokok oleh anggota, namun Gapoktan dapat menjadi cikal bakal dari koperasi. Dari sisi manajemen, usaha koperasi bersifat lebih terbuka karena semua anggota akan terlibat aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi, serta menga wasi jalannya kegiatan usaha koperasi. Para anggota koperasi mempunyai akses yang cukup besar untuk mengetahui seluk beluk usaha koperasi. Pada Gapoktan manajemen terletak pada pengurus inti Gapoktan untuk menentukan arahan dari berbagai aspek seperti aspek budidaya atau produksi dan aspek pemasaran. Dalam perusahaan keputusan manajemen dipegang oleh kekuasaan tertinggi seperti pemegang saham tertinggi.

2. 8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Strategi Pengembangan Usaha

Penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini didukung dengan berbagai penelitian terdahulu sebagai bahan referensi terhadap penelitian tentang strategi pengembangan serta yang berhubungan dengan penelitian pepaya california. 31 Wijayanti 2008 melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha sayuran organik pada kelompok tani Putra alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perumusan dan penyusunan strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengumpulan input, tahap pemanduan dan tahap penetapan strategi. Alat analisis yang digunalkan pada penelitian ini yaitu analisi EFE, IFE, IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan analisis IFE, faktor kekuatan perusahaan yang dimiliki yaitu perencanaan tanam yang sudah baik, sedangkan faktor kelemahannya yaitu pengarsipan data yang belum rapi dan belum ada sertifikat organik. Berdasarkan analisis EFE, peluang utama perusahaan ini yaitu perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature, sedangkan ancamannya yaitu perkembangan hama dan penyakit pada tanaman. Kemudian dengan menggunakan analisis IE diperoleh posisi perusahaan pada kotak di kuadran II. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan tersebut yaitu strategi tumbuh dan kembang dengan strategi terbaik yang cocok yaitu Strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau strategi integratif integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal. Prioritas strategi alternatif yang tepat berdasarkan analisis QSPM yaitu memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada dengan cara menjaga kualitas produk dan mempertahankan tanam yang sudah baik. Nuranggara 2009 melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha sari buah jambu biji pada PT. Lipisari Patna Kabupaten Subang. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha PT Lipisari, membuat formula strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh manajemen PT Lipisari sesuai dengan kondisi perusahaan, dan membuat perancangan strategi arsitekturstrategik PT Lipisari untuk sepuluh tahun kedepan. Alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, EFE, SWOT, IE 32 Berdasarkan matriks IFE, kekuatan yang dimiliki PT Lipisari yaitu produk telah dilengkapi perizinan dan barcode serta produknya berkualitas. Kelemahannya yaitu promosi yang kurang gencar dan manajemen yang kurang fokus. Berdasar matriks EFE, peluang yang diterima oleh PT Lipisari yaitu adanya tren mengkonsumsi makanan dan minuman alami dan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan gizi makanan. Faktor yang menjadi ancaman yaitu harga produk subtitusi yang lebih murah. Berdasarkan analisis matriks SWOT, didapatkan delapan kombinasi strategi yaitu: melakukan pengembangan produk melalui diversifikasi dan diferensiasi produk, mempertahankan brand image sebagai produk asli Subang, melakukan promosi secara intensif, memperbaiki manajemen perusahaan dan menggunakan tenaga kerja tidak terikat dengan LIPI, memperluas jaringan dengan supermarket, melakukan efisiensi biaya produksi, melakukan kerja sama dengan investor dan melakukan variasi kemasan. Sembara 2010 melakukan penelitian tentang Analisis strategi pengembangan usaha sapi perah koperasi unit desa KUD Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang berpengaruh dalam pengembangan usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong, dan menganalisis dan merekomendasikan alternatif strategi yang bisa diterapkan dalam pengembangan usaha ternak sapi perah yang sesuai dengan KUD Bayongbong. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu matriks IFE, EFE, SWOT, IE dan QSPM Hasil analisis SWOT usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong menunjukan beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan yaitu: meningkatkan kegiatan produksi dengan proses pengelolaan yang berstandar mulai dari kegiatan penyediaan input hingga output produk yang dihasilkan, meningkatkan kekuatan permodalan peternak dengan memfasilitasi pinjaman modal bunga ringan tanpa agunan, melakukan peningkatan sumberdaya manusia SDM peternak dan memaksimalkan pelayanan KUD dalam memenuhi kebutuhan anggota peternak, meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan, menjaga hubungan kerjasama yang baik yang telah terbetuk dengan stakeholder dalam sistem agribisnis usaha ternak sapi perah KUD Mandiri Bayongbong, meningkatkan dan membangun manajemen pengontolan usaha ternak KUD 33 Bayongbong mulai dari penyediaan input, pengelolaan on farm hingga kegiatan output, membangun sistem pengelolaan usaha ternak sapi perah yang tertib dan bersih serta melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait mengenai pengembangan teknologi pengelolaan limbah ternak dan peningkatan kompetensi pelaku usaha ternak sapi perah dalam membangun sistem informasi manajemen SIM untuk meningkatkan kinerja pengelolaan usaha yang dijalankannya.

2. 8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Komoditi Pepaya