Gambaran Pola Menstruasi pada Siswi SMA As-Syafi’iyah Medan Tahun 2014

(1)

Oleh :

MUHAMMAD DANA ARWANDA

110100340

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

GAMBARAN POLA MENSTRUASI PADA SISWI

SMA AS-SYAFI’IYAH MEDAN TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

MUHAMMAD DANA ARWANDA

110100340

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pola Menstruasi pada Siswi SMA As-Syafi’iyah Medan Tahun 2014

NAMA : Muhammad Dana Arwanda

NIM : 110100340

Pembimbing Penguji I

dr. Sarah Dina, M.Ked (OG), Sp.OG(K) dr. Wisman Dalimunthe, Sp.A(K) NIP. 196804151997032001 NIP. 140354982

Penguji II

dr. Ruly Hidayat, M.Ked(Oph), Sp.M NIP. 197409182005011001

Medan, Januari 2014 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 195402201980111001


(4)

ii

ABSTRAK

Sebagai seorang wanita, menstruasi merupakan tanda fungsi reproduksi wanita muda mulai bekerja. Biasanya remaja pada masa awal menstruasi ini merupakan masa–masa rentan terhadap gangguan. Tujuh puluh lima persen remaja pada tahap ini mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola menstruasi remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Penelitian dilakukan di SMA As-Syafi’iyah Medan pada bulan Oktober dengan cara total sampling dengan pengambilan data menggunakan kuesioner yang pengisiannya dipandu oleh peneliti. Total populasi ada 156 orang, Yang termasuk menjadi sampel dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 127 orang. Didapati responden yang paling banyak berumur 15-17 tahun sebanyak 84.3% (107/127). Hampir seluruh responden mengalami menstruasi pertama pada rentang usia 11-14 tahun 83.5% (106/127). Kebanyakan responden mengalami siklus menstruasi yang normal 59.8% (76/127). Sebanyak 79.6% (101/127) mendapatkan lama menstruasi yang normal dan volume menstruasi yang normal sebanyak 78.7% (100/127). Rata-rata 84.3% (107/127) responden menjawab ada nyeri saat menstruasi (dismenorea).

Terdapat adanya perbedaan kelompok umur terhadap siklus menstruasi, lama menstruasi dan volume menstruasi. Tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan antara kelompok umur terhadap dismenorea. Tidak dijumpainya gangguan siklus, lama dan jumlah volume darah menstruasi pada kelompok umur 15-17 tahun oleh karena pada kelompok umur ini produksi hormon reproduksi sudah seimbang.


(5)

ABSTRACT

As a woman, menstruation is a sign of the young woman's reproductive function starts working. Usually teenagers in the early days of menstruation, this is a period prone to interference. Seventy-five percent of adolescents at this stage disorder associated with menstruation. The purpose of this study is to describe the menstrual pattern of high school adolescent As-Syafi'iyah Medan in 2014. This study is a descriptive study.

The study was conducted in high school-Syafi'iyah As field in Oktober by total sampling with data retrieval using a questionnaire filling guided by researchers. Total population there are 156 people, which included into the sample and meet the inclusion criterion of as many as 127 people. They found that most respondents aged 15-17 years by 84.3% (107/127). Almost all of respondents experienced a first period in the age range 11-14 years 83.5% (106/127). Most respondents had a normal menstrual cycle 59.8% (76/127). There are 79.6% (101/127) to get long periods of normal and abnormal menstrual volume as much as 78.7% (100/127). An average, 84.3% (107/127) of respondents answered no pain during menstruation (dysmenorrhea).

There are differences in the age group of the menstrual cycle, duration of menstruation and menstrual volume. But did not find a difference between age groups for dysmenorrhoea. There are not found cycle disorders, the long and the amount of menstrual blood volume in the age group 15-17 years because this age group has a balanced production of reproductive hormones.


(6)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang berjudul “Gambaran Pola Menstruasi pada Siswi As-Syafi’iyah Medan Tahun 2014” sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran.

Dalam proses penyelesaian proposal penelitian ini, penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Kedokteran USU (Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD, KGEH) dan MEU yang telah membantu penulis menempuh pendidikan di fakultas.

2. dr. Sarah Dina, M.Ked(OG), Sp.OG(K) selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga hasil penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Orang tua penulis (dr. Julius Dariar, Sp.THT-KL dan Dra. Nining Sriwana) yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada henti-hentinya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini maupun pendidikan penulis 4. Bapak Kepala Sekolah SMA As-Syafi’iyah Medan (Maramuda, S.Pd) dan

seluruh pihak SMA As-Syafi’iyah Medan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan pengambilan data demi selesainya penelitian ini.

5. Adik penulis (Muhammad Alfahri Yudha) dan sepupu penulis (Muhammad Febriansyah Perdana, Muhammad Juanda Pratama dan Muhammad Handawi Prayatna) untuk dukungan moril dan materiil serta semangat yang tak pernah padam.

6. Kekasih penulis, Rista Fitria yang sudah membantu penulis dalam susah dan senang, memberikan waktu untuk nasihat dan menyemangati penulis dalam proses pengerjaan karya tulis ilmiah ini.


(7)

7. Sahabat-sahabat penulis yang bisa disebut dengan Team KTI, Tesar Akbar Nugraha, Muhammad Gusti Haryandi, Mukhamad Faried, Ikrar Rananta S, Alvin Rinaldi Rambe, Muhammad Ihsan Nasution, Fakhri Amin Nasution, Muhammad Iqbal, Muhammad Ikhsan Chaniago, Muhammad Hendy H Hutabarat, Muhammad Catur Fariady dan Abdurrahman Huzaifi Lubis, yang selalu ada dalam susah maupun senang, memberikan nasihat serta menyemangati. Juga telah memberikan bantuan baik tenaga maupun waktu yang tidak ternilai terutama dalam proses survey dan saat pengambilan data penelitian, serta memberikan masukan yang sangat bermakna untuk proposal penelitian penulis.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan untuk penelitian yang akan dilaksanakan nanti. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, memberi informasi dan manfaat dalam pengembangan ilmu kedokteran.

Medan, 16 Juni 2014 Penulis


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Singkatan ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Menstruasi ... 5

2.1.1 Defenisi Menstruasi... ... 5

2.1.2 Fisiogi Siklus dan Fase Menstruasi ... 6

1. Siklus Ovarium ... 6

2. Siklus Uterus ... 9

2.1.3. Perubahan Hormonal dalam Siklus Menstruasi Normal ... 13

2.2. Masa Remaja ... 14

2.3. Gangguan Menstruasi ... 16

2.3.1 Kelainan dalam Banyaknya Darah dan Lamanya Perdarahan pada Menstruasi ... 17

1. Hipermenorea ... 17

2. Hipomenorea ... 17


(9)

1. Polimenorea ... 18

2. Oligomenorea ... 18

3. Amenorea ... 18

2.3.3 Perdarahan Di Luar Menstruasi (Metroragia) ... 19

2.3.4 Dismenorea ... 19

2.3.5 Sindroma Pramenstruasi ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 22

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 22

3.2. Defenisi Operasional ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN ... 26

4.1. Jenis Penelitian ... 26

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 27

4.5. Metode Analisis Data ... 27

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian ... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 28

5.1.2. Deskripsi Umur Responden ... 29

5.1.3. Riwayat Menstruasi ... 29

1. Menarche ... 29

2. Pola Menstruasi ... 31

3. Dismenorea ... 35

4. Kondisi Emosional Saat Menstruasi ... 37

5.2. Pembahasan ... 39


(10)

viii

5.2.2. Riwayat Menstruasi ... 40

1. Menarche ... 40

2. Pola Menstruasi ... 40

3. Dismenorea ... 42

4. Kondisi Emosional Saat Menstruasi ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

6.1. Kesimpulan ... 45

6.2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasaskan Kelompok Umur.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Umur Menarche.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kondisi Emosional Saat Menarche.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi Responden. Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Siklus

Menstruasi.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Lama Menstruasi. Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Lama

Menstruasi.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Banyak Darah Menstruasi. Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Lama Menstruasi Berdasarkan Volume

Menstruasi Maksimal.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nyeri Saat Menstruasi. Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Dismenorea. Tabel 5.12. Tabel Distribusi Waktu Nyeri yang Paling Sakit Dirasakan. Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi dan Persentase Derajat Nyeri Dismenorea. Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kondisi Emosional saat

Menstruasi

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Kondisi Emosional Saat Menstruasi.


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Siklus folikel pada ovarium 9

2.2. Level hormon pada siklus menstruasi 12

2.3. Fisiologi hormon pada wanita 14


(13)

DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

BPS : Badan Pusat Statistik

FSH : Folicle Stimulating Hormone GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone HPO : Hipothalamus-Pituitary-Ovarium

LH : Leutinizing Hormone

PGF2α : Prostaglandin F2 Alpha PMS : Premenstrual Syndrome SMA : Sekolah Menengah Atas

SPSS : Statistical Product and Service Solutions


(14)

ii

ABSTRAK

Sebagai seorang wanita, menstruasi merupakan tanda fungsi reproduksi wanita muda mulai bekerja. Biasanya remaja pada masa awal menstruasi ini merupakan masa–masa rentan terhadap gangguan. Tujuh puluh lima persen remaja pada tahap ini mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola menstruasi remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Penelitian dilakukan di SMA As-Syafi’iyah Medan pada bulan Oktober dengan cara total sampling dengan pengambilan data menggunakan kuesioner yang pengisiannya dipandu oleh peneliti. Total populasi ada 156 orang, Yang termasuk menjadi sampel dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 127 orang. Didapati responden yang paling banyak berumur 15-17 tahun sebanyak 84.3% (107/127). Hampir seluruh responden mengalami menstruasi pertama pada rentang usia 11-14 tahun 83.5% (106/127). Kebanyakan responden mengalami siklus menstruasi yang normal 59.8% (76/127). Sebanyak 79.6% (101/127) mendapatkan lama menstruasi yang normal dan volume menstruasi yang normal sebanyak 78.7% (100/127). Rata-rata 84.3% (107/127) responden menjawab ada nyeri saat menstruasi (dismenorea).

Terdapat adanya perbedaan kelompok umur terhadap siklus menstruasi, lama menstruasi dan volume menstruasi. Tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan antara kelompok umur terhadap dismenorea. Tidak dijumpainya gangguan siklus, lama dan jumlah volume darah menstruasi pada kelompok umur 15-17 tahun oleh karena pada kelompok umur ini produksi hormon reproduksi sudah seimbang.


(15)

ABSTRACT

As a woman, menstruation is a sign of the young woman's reproductive function starts working. Usually teenagers in the early days of menstruation, this is a period prone to interference. Seventy-five percent of adolescents at this stage disorder associated with menstruation. The purpose of this study is to describe the menstrual pattern of high school adolescent As-Syafi'iyah Medan in 2014. This study is a descriptive study.

The study was conducted in high school-Syafi'iyah As field in Oktober by total sampling with data retrieval using a questionnaire filling guided by researchers. Total population there are 156 people, which included into the sample and meet the inclusion criterion of as many as 127 people. They found that most respondents aged 15-17 years by 84.3% (107/127). Almost all of respondents experienced a first period in the age range 11-14 years 83.5% (106/127). Most respondents had a normal menstrual cycle 59.8% (76/127). There are 79.6% (101/127) to get long periods of normal and abnormal menstrual volume as much as 78.7% (100/127). An average, 84.3% (107/127) of respondents answered no pain during menstruation (dysmenorrhea).

There are differences in the age group of the menstrual cycle, duration of menstruation and menstrual volume. But did not find a difference between age groups for dysmenorrhoea. There are not found cycle disorders, the long and the amount of menstrual blood volume in the age group 15-17 years because this age group has a balanced production of reproductive hormones.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan endometrium bersama dengan darah. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopause, kecuali selama masa kehamilan. Sebagai seorang wanita, pubertas merupakan tanda fungsi reproduksi wanita muda mulai bekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, antara lain adalah ketidakseimbangan hormon, stres, penyakit, perubahan rutinitas, gaya hidup dan berat badan. (Rosenblatt, 2007)

Selama dua tahun pertama setelah menarche, 50 % dari siklus menstruasi bisa terjadi siklus anovulatoar. Siklus anovulatoar adalah siklus menstruasi selama ovarium tidak melepaskan oosit. Ketidakseimbangan hormonal adalah penyebab paling umum dari anovulasi dan diperkirakan mencapai sekitar 70 % dari semua kasus. Sekitar setengah wanita dengan ketidakseimbangan hormon tidak menghasilkan cukup folikel untuk memastikan pengembangan bakal ovum, mungkin karena sekresi hormonal sedikit dari kelenjar hipofisis atau hipotalamus (Legro RS, 2007)

Biasanya remaja pada masa awal menstruasi ini merupakan masa–masa rentan terhadap gangguan. Tujuh puluh lima persen remaja pada tahap ini mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita menemui dokter. Gangguan menstruasi ini apabila tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan yang paling banyak, yaitu nyeri pada saat mentruasi itu berlangsung (dismenorea)


(17)

sehingga menurunnya keinginan untuk belajar pada remaja yang menyebabkan menurunnya juga kemampuan belajarnya (Warner, Hilary, Lumsden, Campbell, Douglas, Murray, 2009).

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia tahun 2005, jumlah penduduk kelompok umur, jenis kelamin, provinsi dan kabupaten/kota, Sumatera Utara memilliki jumlah penduduk wanita berumur 15 - 19 tahun sebanyak 646.382 orang. Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki peringkat ke-4 besar jumlah penduduk wanita berumur 15 – 19 tahun di seluruh provinsi di Indonesia. Medan memiliki jumlah wanita berumur 15 – 19 tahun sebanyak 109.782 orang dan merupakan kelompok umur yang tertinggi ke-3 dibawah kelompok umur 20 – 24 tahun. Medan merupakan kota yang memiliki penduduk yang banyak dengan 21 kecamatan dan 151 kelurahan.

Medan Johor merupakan salah satu kecamatan yang sekarang ini mulai ramai dipenuhi masyarakat, sehingga sudah banyak sekolah–sekolah yang dibangun di daerah kecamatan tersebut. Perguruan As-Syafi’iyah Medan merupakan sekolah yang terletak di Kecamatan Medan Johor, yang juga merupakan sekolah yang baru berdiri dengan siswa-siswi yang pada umumnya adalah remaja di daerah Medan Johor. Untuk itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan reproduksi remaja lewat gambaran pola menstruasi pada siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang gambaran pola menstruasi pada siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014.


(18)

3

1.2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitiannya adalah : Bagaimana gambaran pola menstruasi remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pola menstruasi remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus,

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui lama siklus menstruasi pada remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

2. Mengetahui lama hari menstruasi pada remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

3. Mengetahui volume darah menstruasi pada remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

4. Mengetahui umur menarche pada remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

5. Mengetahui apakah ada rasa nyeri pada saat menstruasi pada remaja siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.


(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan untuk menambah pengalaman dan bahan untuk mengaplikasikan ilmu dalam hal melakukan penelitian dan juga sebagai bahan pembelajaran peneliti mengenai gambaran pola menstruasi.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Dunia Penelitian

Sebagai informasi, data, bahan kepustakaan dan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berhubungan dengan menstruasi. 3. Bagi Institusi

Sebagai informasi mengenai pola menstruasi yang normal dan mengetahui gambaran pola menstruasi siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

4. Bagi Siswi yang Diteliti

Sebagai sumber informasi dan pembelajaran untuk menambah wawasan siswi mengenai gambaran pola menstruasi dan hal-hal yang menyangkut masalah menstruasi.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menstruasi

2.1.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah gejala periodik pelepasan darah dan mukosa jaringan dari lapisan dalam rahim melalui vagina. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopause, kecuali selama masa kehamilan. Berdasarkan pengertian klinik, menstruasi dinilai berdasarkan 3 hal : Siklus menstruasi, lama menstruasi, dan jumlah darah yang keluar. (Sarwono, 2011)

1. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi merupakan daur menstruasi yang tiap bulannya dialami wanita dihitung mulai dari hari pertama menstruasi atau datang bulan, sampai hari pertama menstruasi di bulan berikutnya. Menstruasi dikatakan normal bila didapati siklus mentruasi tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, kira-kira 24 – 35 hari dikatakan siklus menstruasi yang normal (Sarwono, 2011).

2. Lama Menstruasi

Lama menstruasi adalah durasi atau lamanya darah yang muncul saat menstruasi pada wanita (MedScape), atau jarak dari hari pertama menstruasi (darah keluar dari vagina) sampai perdarahan menstruasi berhenti. Biasanya lama menstruasi yang dapat dikatakan normal berkisar antara 4 – 8 hari. (Sarwono, 2011)


(21)

3. Volume Menstruasi

Volume menstruasi merupakan jumlah darah yang keluar selama masa menstruasi. Dikatakan volume yang normal jika jumlah darah yang keluar selama menstruasi berlangsung tidak lebih dari 80 ml, atau dalam satu harinya ganti pembalut sebanyak 2 – 6 kali. (Sarwono, 2011)

2.1.2. Fisiologi Siklus dan Fase Menstruasi

Siklus menstruasi dibedakan atas siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium menjelaskan perubahan yang terjadi pada folikel ovarium sedangkan siklus uterus menggambarkan perubahan dalam lapisan endometrium rahim. Kedua siklus tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap. Siklus ovarium terdiri dari fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal, sedangkan siklus uterus terdiri dari menstruasi, fase proliferasi, dan fase sekretori. (Sherwood, 2007)

1. Siklus Ovarium

Pada siklus ovarium, terjadi dua fase yang bergantian secara terus– menerus antara fase folikular, yang ditandai dengan keberadaan folikel matang, dan fase luteal yang ditandai dengan keberadaan korpus luteum. Dalam keadaan Normal siklus ini dapat diinterupsi jika terjadi kehamilan dan akhirnya berakhir dengan masa menopause. (Sarwono, 2011)

Pada waktu tertentu sepanjang siklus, sebagian dari folikel primer mulai berkembang. Namun, hanya beberapa yang melakukan perkembangan selama fase folikular, ketika lingkungan hormonal yang tepat untuk mempromosikan pematangan mereka, berlanjut setelah tahap awal pengembangan. Pertama, lapisan sel granulosa dalam folikel primer berproliferasi untuk membentuk beberapa lapisan yang mengelilingi oosit. Sel granulosa ini mengeluarkan sesuatu seperti gel "kulit" tebal, yang mencakup oosit dan memisahkannya dari granulosa di sekitar sel. Membran intervensi ini dikenal sebagai zona pelusida. (Sherwood, 2007)


(22)

7

Fase folikuler adalah bagian pertama dari siklus ovarium. Selama fase ini, folikel ovarium matang dan siap untuk melepaskan sel telur. Bagian akhir dari fase ini tumpang tindih dengan fase proliferasi dari siklus uterus.

Pengaruh kenaikan folikel merangsang Folicle Stimulating Hormone (FSH) pada hari-hari pertama dari siklus, beberapa folikel ovarium dirangsang oleh FSH. Folikel ini, yang sudah ada pada saat lahir dan telah berkembang menjadi yang lebih baik selama bertahun-tahun dalam proses yang dikenal sebagai folikulogenesis, bersaing satu sama lain untuk mendominasi. Di bawah pengaruh beberapa hormon, satu dari folikel ini akan berhenti tumbuh, sementara satu folikel dominan di ovarium akan terus tumbuh sampai matang. Folikel yang mencapai kematangan disebut folikel tersier, atau folikel de Graaf dan mengandung sel telur. (Sherwood, 2007)

Ovulasi adalah fase kedua dari siklus ovarium di mana telur yang matang dilepaskan dari folikel ovarium ke dalam saluran telur. Selama fase folikuler, estradiol menekan produksi Leutinizing Hormone (LH) dari kelenjar hipofisis anterior. Ketika telur sudah hampir matang, kadar estradiol mencapai ambang batas, efek ini akan berbalik dan merangsang produksi sejumlah besar LH. Proses ini, dikenal sebagai lonjakan LH, dimulai sekitar 12 hari dari siklus rata-rata dan bisa berlangsung selama 48 jam.

Mekanisme yang tepat dari respon yang berlawanan dari tingkat LH estradiol belum dipahami dengan baik. Pada hewan, Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) menunjukkan gelombangnya telah mendahului lonjakan LH, menunjukkan bahwa efek utama estrogen berada pada hipotalamus. Sekresi GnRH ini dapat diaktifkan oleh kehadiran dua reseptor estrogen di hipotalamus yang berbeda : alpha reseptor estrogen, yang bertanggung jawab untuk umpan balik negatif estradiol - LH, dan beta reseptor estrogen, yang bertanggung jawab untuk hubungan positif estradiol – LH. Namun pada manusia telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi estradiol dapat memicu peningkatan mendadak dalam LH,


(23)

meskipun tingkat dan frekuensi GnRH tetap konstan, menunjukkan estrogen yang bekerja langsung pada hipofisis untuk memprovokasi lonjakan LH. (Rigon F, 2012)

Pelepasan LH membuat matangnya telur dan melemahkan dinding folikel dalam ovarium, sehingga folikel menonjol dan dinding tempat menonjol itu melemah untuk melepaskan oosit sekunder. Oosit sekunder segera matang menjadi ootid dan kemudian menjadi sel telur matang. Ovum matang memiliki diameter sekitar 0.2 mm. Dua indung telur kiri dan kanan berovulasi secara acak, tidak ada koordinasi kiri dan kanan. Kedua ovarium akan melepaskan telur, dan jika kedua telurnya dibuahi, hasilnya adalah kembar fraternal. (Rigon F, 2012)

Setelah dilepaskan dari ovarium, sel telur akan dibawa ke tuba falopi dengan fimbria, yang merupakan lapisan paling pinggir dari jaringan tuba fallopi. Setelah sekitar satu hari, telur yang tidak dibuahi akan hancur atau larut dalam tuba fallopi.

Fase luteal adalah tahap akhir dari siklus ovarium dan kejadian ini bersamaan dengan fase sekresi dari siklus uterus. Selama fase luteal, hormon FSH dan LH menyebabkan bagian-bagian yang tersisa dari folikel dominan untuk berubah menjadi korpus luteum, yang memproduksi progesteron. Peningkatan progesteron akan menginduksi produksi estrogen. Hormon yang diproduksi oleh korpus luteum juga menekan produksi FSH dan LH agar korpus luteum dapat mempertahankan dirinya. Akibatnya, tingkat FSH dan LH jatuh dengan cepat dari waktu ke waktu, dan korpus luteum kemudian mengalami atropi. Jatuhnya progesteron memicu menstruasi dan awal dari siklus berikutnya. Dari waktu ovulasi sampai hilangnya progesteron menyebabkan mulainya menstruasi, proses ini biasanya memakan waktu sekitar dua minggu, dengan 14 hari dianggap normal. Untuk seorang wanita individu, fase folikuler sering bervariasi panjang dari siklus ke siklus. Sebaliknya, panjang fase luteal nya akan cukup konsisten dari siklus ke siklus. (Sherwood, 2007)


(24)

9

Korpus luteum pada kehamilan adalah jika pembuahan dan implantasi terjadi, korpus luteum terus tumbuh dan menghasilkan peningkatan jumlah progesteron dan estrogen bukannya merosot. Hal ini disebut korpus luteum kehamilan, struktur ovarium ini berlanjut sampai kehamilan berakhir. Korpus ini menyediakan hormon penting untuk menjaga kehamilan sampai plasenta berkembang dan dapat mengambil alih fungsi penting ini. (Sherwood, 2007)

Gambar 2.1. Siklus folikel pada ovarium

2. Siklus Uterus

Menstruasi adalah tahap pertama dari siklus uterus. Aliran menstruasi biasanya berfungsi sebagai tanda bahwa seorang wanita tidak hamil. Namun, ini


(25)

tidak dapat diambil sebagai kepastian, karena sejumlah faktor bisa menyebabkan perdarahan selama kehamilan, beberapa faktor yang khusus untuk awal kehamilan, dan beberapa dapat menyebabkan aliran deras. (Sarwono, 2011)

Eumenorrhea adalah menstruasi yang normal, menstruasi reguler yang berlangsung selama beberapa hari (biasanya 3 sampai 5 hari, tetapi dari 2 sampai 7 hari juga dianggap normal). Hilangnya darah rata-rata selama menstruasi adalah 35 mililiter dengan 10-80 ml dianggap normal. Wanita yang mengalami Menorrhagia lebih rentan terhadap kekurangan zat besi daripada rata-rata orang. Sebuah enzim yang disebut plasmin menghambat pembekuan dalam cairan menstruasi. (Sarwono, 2011)

Kram yang menyakitkan di perut, punggung, atau paha atas merupakan hal yang umum selama beberapa hari pertama menstruasi. Nyeri rahim yang parah selama menstruasi dikenal sebagai dismenore, dan itu adalah yang paling umum di kalangan remaja (sekitar 67.2 % mempengaruhi wanita remaja). Hal ini disebabkan oleh karena prostaglandin ( PGF2α ), suatu stimulan miometrium yang kuat dan vasokonstriktor, di endometrium sekretori. Respon terhadap inhibitor prostaglandin pada pasien dengan dismenorea mendukung pernyataan bahwa dismenorea dimediasi oleh prostaglandin. Bukti substansial prostaglandin mempengaruhi dismenore adalah dengan kontraksi uterus yang berkepanjangan dan penurunan aliran darah ke miometrium. (Warner P, 2011)

Fase proliferasi endometrium dikaitkan dengan fase folikuler, proses folikulogenesis di ovarium. Pada fase folikuler, folikulogenesis menghasilkan estrogen. Kemudian estrogen memicu pertumbuhan endometrium untuk menebal kembali, sembuh dari perlukaan yang disebabkan menstruasi yang sebelumnya. Ketiga komponen endometrium, kelenjar, stroma, dan endotel pembuluh darah mengalami poliferasi dan mencapai puncaknya pada hari ke-8 sampai 10 siklus, sesuai dengan puncak kadar estrogen (estradiol) serum dan kadar reseptor estrogen di endometrium. (Sherwood, 2007)


(26)

11

Pada fase proliferasi peran estrogen sangat menonjol. Estrogen memacu terbentuknya komponen jaringan, ion, air dan asam amino. Stroma endometrium yang kolaps/kempis pada saat menstruasi, mengembang kembali, dan merupakan komponen pokok pertumbuhan/penebalan kembali endometrium. Pada awal fase ini, tebal endometrium hanya sekitar 0.5 mm kemudian tumbuh menjadi 3.5 – 5 mm. Di dalam stroma endometrium juga banyak tersebar sel derivat sumsum tulang, termasuk limfosit dan makrofag, yang dapat dijuampai setiap saat sepanjang siklus menstruasi. (Sherwood, 2007)

Seperti halnya fase folikuler di ovarium, fase proliferasi endometrium mempunyai lama/durasi yang cukup lebar. Pada perempuan normal yang subur, fase folikuler ovarium atau fase proliferasi endometrium dapat berlangsung hanya sebentar 5 – 7 hari, atau cukup lama sekitar 21 – 30 hari. (Sarwono, 2011)

Pascaovulasi ovarium memasuki fase luteal dan korpus luteum yang terbentuk menghasilkan steroid seks yaitu estrogen dan progesteron. Kemudian, estrogen dan progesteron korpus luteum tersebut mempengaruhi pertumbuhan endometrium dari fase proliferasi menjadi fase sekresi. Proliferasi epitel berhenti 3 hari pascaovulasi, akibat dampak antiestrogen dan progesterone. Puncak sekresi endometrium terjadi 7 hari pasca lonjakan gonadotropin bertepatan dengan saat implantasi blastosis bila terjadi kehamilan.

Fase sekresi endometrium yang selaras dengan fase luteal ovarium mempunyai durasi dengan variasi sempit. Durasi fase ini kurang lebih tetap berkisar antara 12 - 14 hari.


(27)

(28)

13

2.1.3. Perubahan hormonal dalam siklus menstruasi normal

Pada siklus ovulasi, GnRH yang merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan folikel ovarium untuk tumbuh dan matang. Pada pertengahan siklus, lonjakan hormon luteinizing (LH) terjadi dengan lonjakan FSH, sehingga terjadi ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan estrogen, yang merangsang endometrium untuk berkembang biak. Setelah sel telur dilepaskan, tingkat FSH dan LH jatuh, korpus luteum berkembang di lokasi folikel pecah, dan progesteron dilepaskan dari ovarium. Progesteron menyebabkan endometrium berkembang biak untuk berkembang dan stabil. Empat belas hari setelah ovulasi, menstruasi terjadi dari pelepasan endometrium sekunder terhadap penurunan cepat dalam tingkat estrogen dan progesteron dari korpus luteum yang berinvolusi. (Guyton, 2006)

Perubahan hormon selama siklus anovulasi

Siklus anovulasi yang umum terjadi dalam 2 tahun pertama setelah menarche karena ketidakmatangan sumbu HPO. Hal ini juga dapat terjadi dalam berbagai kondisi patologis .

Dalam siklus anovulasi, pertumbuhan folikel terjadi dengan rangsangan dari FSH, namun, karena kurangnya lonjakan LH, ovulasi gagal terjadi. Akibatnya, tidak ada korpus luteum terbentuk dan tidak ada progesteron disekresikan. Endometrium terus berada dalam fase proliferasi yang berlebihan. Ketika involusi folikel, kadar estrogen menurun dan terjadi pendarahan. Sebagian besar siklus anovulasi teratur dan perdarahannya normal, namun, proliferasi dari endometrium yang tidak stabil dapat meluruh secara tidak teratur, mengakibatkan pendarahan hebat berkepanjangan. (Sherwood, 2007)


(29)

Gambar 2.3.Fisiologi Hormon pada Wanita

2.2. Masa Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11 – 20 tahun. Pada masa ini mulai terbentuk perasaan identitas individu, pencapaian emansipasi dalam keluarga, dan usahanya untuk mendapatkan kepercayaan dari ayah dan ibu. Pada masa peralihan tersebut, individu matang secara fisiologik dan kadang-kadang psikologik. (Sarwono, 2011)

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :

• Masa remaja awal (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun • Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun • Masa remaja lanjut (Late adolescence) : umur 17 – 20 tahun

Menarche

Menstruasi pertama disebut menarche biasanya dimulai kira-kira antara umur 11 dan 14. Tapi hal ini bisa terjadi sejak umur 9 atau akhir 15. Menarche adalah tanda anak perempuan tumbuh dewasa dan menjadi seorang wanita.


(30)

15

Seiring dengan mulai menstruasi, tubuh akan berubah. Tubuh sudah mulai mengembangkan payudara, rambut kemaluan rambut ketiak dan pinggul mulai melebar. Menarche juga berarti bahwa jika wanita berhubungan seks, bisa terjadi kehamilan. Bahkan bisa hamil dalam satu bulan sebelum periode pertama dimulai. (Sarwono, 2011)

Tidak ada sinyal hormonal spesifik untuk mengetahui datangnya menarche. Menarche merupakan kejadian yang dianggap relatif yang mungkin adalah penebalan bertahap dari endometrium yang disebabkan oleh meningkatnya estrogen berfluktuasi saat pubertas.

Cairan atau aliran, terdiri dari kombinasi dari darah segar dan beku dari jaringan endometrium. Aliran awal menarche biasanya lebih terang dari aliran menstruasi matang. Hal ini sering minim dalam jumlah dan mungkin sangat singkat, bahkan satu contoh biasanya hanya sebuah bercak. Sama seperti menstruasi lainnya, menarche dapat disertai dengan kram perut. (Morris, 2011)

Beberapa pengaruh lingkungan pada waktu pubertas bersifat sosial dan psikologis. Hampir semua penelitian tentang efek ini ada pada gadis-gadis yang bersangkutan, sebagian karena pubertas perempuan membutuhkan sumber daya yang lebih besar dan sebagian karena melibatkan suatu peristiwa yang unik (menarche) yang membuat penelitian survei ke pubertas perempuan lebih sederhana daripada laki-laki. Dalam sebagian besar penelitian, menarche secara khusus diperiksa dengan asumsi sebuah proses yang umum pada pubertas. Dibandingkan dengan efek genetika, gizi dan kesehatan umum, pengaruh sosial yang kecil, waktu bergeser oleh beberapa bulan bukan tahun. Bagian paling penting dari lingkungan psikososial anak adalah keluarga. (Morris D, 2010)


(31)

Beberapa aspek struktur dan factor yang terkait dengan menarche, antara lain (Morris D, 2010) :

• Obesitas di masa anak – anak • Tingginya konflik pada keluarga • Berat lahir rendah

• RAS

• Ada riwayat pre-eklampsi saat dikandungan • Terkena rokok

• Tidak diberi ASI

• Tidak olahraga saat masa anak-anak

2.3. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum selama masa remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan kecemasan yang signifikan bagi pasien dan keluarga mereka. Faktor fisik dan psikologis berkontribusi pada masalah ini. Dalam rangka untuk mengobati gangguan menstruasi, mengetahui apa itu siklus menstruasi yang normal itu penting. (Sarwono, 2011)

Gangguan menstruasi merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang wanita datang berobat ke dokter atau ke tempat pertolongan pertama. Keluhan gangguan menstruasi bervariasi dari ringan sampai berat dan tidak jarang menyebabkan rasa frustasi baik bagi penderita, keluarganya bahkan dokter yang merawatnya. Selain menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan menstruasi ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-hari dan mengganggu emosional si penderita. (Sarwono, 2011)


(32)

17

Klasifikasi gangguan menstruasi.

Klasifikasi luas yang ada adalah sebagai berikut (MedScape) :

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi.

2. Kelainan siklus.

3. Perdarahan di luar menstruasi (Metroragia). 4. Dismenorea (Nyeri Menstruasi).

5. Syndroma Pramenstruasi (Premenstual Syndrome).

2.3.1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi

1. Hipermenorea (menoragia)

Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 8-10 hari dengan kehilangan darah lebih dari 80 ml dianggap berlebihan. Pada bentuk gangguan seperti ini siklus menstruasi tetap teratur akan tetap jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak. Penyebab terjadinya kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip endometrium, atau hiperplasia endometrium (perubahan dinding rahim). Diagnosis kelainan dapat ditetapkan pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan terhadap kerokan. (Sarwono, 2011)

Menurut peneletian Sianipar pada siswi SMA di Kecamatan Pulo Gadung tahun 2009, dari seluruh responden yang berjumlah 57 siwi, terdapat 9 (15.8%) siswi yang mengalami hipermenorea.

2. Hipomenorea

perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi


(33)

akan tetapi jumlah darah yang dikeluarkan relative sedikit. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu. Pada peneletian sebelumnya sangat jarang terjadi hipomenorea, bahkan tidak ada sama sekali siswi yang mengalami hal ini. (Sianipar, 2009). Pada penelitian yang dilakukan di Gujarat hanya 2.8% yang mengalami hipomenore. (Verma, Pandya, Ramanuj, Singh, 2011)

2.3.2. Kelainan siklus

1. Polimenorea

Siklus menstruasi yang lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya. Pada penelitian sebelumnya didapati nol persen kasus polimenore. (Sianipar, 2009)

2. Oligomenorea

Siklus menstruasi lebih panjang (lebih dari 35 hari). Perdarahannya biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.

Terdapat 3.5 persen siswi pada penelitian yang dilakukan sebelumnya. (Sianipar, 2009). Pada penelitian di Gujarat, terdapat 8.8 persen siswi yang mengalami oligomenore. (Verma, Pandya, Ramanuj, Singh, 2011)

3. Amenorea

Amenore dapat bersifat primer (yaitu, tidak pernah menstruasi) atau sekunder (yaitu, menarche, tetapi tidak ada periode selama 3 bulan berturut-turut). Amenore primer adalah tidak adanya menstruasi pada umur 16 tahun dengan adanya perkembangan pubertas normal atau pada umur 14 tahun dengan tidak


(34)

19

adanya perkembangan pubertas normal. Mengevaluasi payudara dan perkembangan rahim pada pasien dengan gangguan menstruasi adalah hal yang penting. Amenorea sekunder lebih sering daripada amenorea primer. Etiologi yang paling umum adalah disfungsi dari aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium (HPO).

2.3.3. Perdarahan di luar menstruasi (Metroragia)

Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 menstruasi (metroragia). Pendarahan ini disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus hipofisis, ovarium (indung telur) dan rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk pendarahan yang terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus, dan pendarahan menstruasi berkepanjangan. Keadaan ini dipengaruhi oleh ketidak-seimbangan hormon tubuh, yaitu kadar hormon progesteron yang rendah atau hormon estrogen yang tinggi. Penderita hiposteroid (kadar hormon steroid yang rendah) atau hipersteroid (kadar hormon steroid yang tinggi) dan fungsi adrenal yang rendah juga bisa menyebabkan gangguan ini. Beberapa gangguan organ reproduksi juga dapat menyebabkan metroragia seperti infeksi vagina atau Rahim endometriosis, kista ovarium, fibroid, kanker endometrium atau indung telur, hiperplasia endometriosis, penggunaan kontrasepsi spiral yang mengalami infeksi juga dapat menyebabkannya. Terdapat 36.4% siswi yang mengalami hal ini pada penelitian yg dilakukan sebelumnya. (Sianipar, 2009)

2.3.4. Dismenorea

Dismenore adalah keluhan yang sangat umum dan ada yang primer atau sekunder, meskipun dismenore primer yang lebih menonjol. Gejala termasuk kram perut bagian bawah dan nyeri panggul yang menjalar ke paha dan kembali tanpa terkait patologi pelvis. Dismenore disebabkan oleh prostaglandin dan leukotrien selama siklus ovulasi. Kadar prostaglandin endometrium meningkat


(35)

selama fase luteal dan siklus menstruasi, menyebabkan uterus berkontraksi. Dismenorea sekunder jarang terjadi, dan rasa sakit yang berhubungan dengan patologi pelvis (misalnya, bikornuata rahim, endometriosis, penyakit radang panggul, fibroid rahim). Sebuah patologi pelvis yang mendasari (misalnya, endometriosis) atau anomali uterus (misalnya fibroid) mungkin ada dalam sekitar 10 % kasus dismenore parah. (MedScape)

Derajat nyeri menstruasi (dismenorea) :

Derajat 0 : Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tak terpengaruhi. Derajat 1 : Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, namun

aktivitas jarang terpengaruhi.

Derajat 2 : Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri, tetapi mengganggu aktivitas sehari-hari.

Derajat 3 : Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah menggunakan obat dan tak mampu bekerja. Kasus ini harus segera ditangani oleh dokter.

2.3.5. Syndroma Pramenstruasi (Premenstrual Syndrome)

Kadar sindroma pramenstruasi (PMS) dan waktunya pada setiap wanita tidak selalu sama. Ada wanita yang merasa sangat sakit sampai menderita kram dan tidak dapat beraktifitas. Beberapa ahli mengatakan bahwa gejala tersebut berhubungan kadar hormon estrogen dan progesteron pada siklus menstruasi. Menurut ahli lain memperkirakan gangguan menjelang menstruasi berhubugan dengan masalah psikis, misalnya wanita menganggap masa menstruasi sebagai beban sehingga tanpa sadar ia menolaknya. Gangguan ini bisa juga merupakan tanda dari penyakit yang serius seperti endometriosis, kista atau angioma uteri dan adanya infeksi Rahim. Gejala yang muncul akan terjadi pada separuh ahkir dari siklus menstruasi, yang menghilang saat mulainya menstruasi. Manifestasi klinis


(36)

21

dapat berupa penuhnya payudara dan terasa nyeri, bengkak, kelelahan, sakit kepala, peningkatan nafsu makan, iritabilitas dan ketidakstabilan perasaan dan depresi, kesulitan dalam kosentrasi, keluar air mata dan kecenderungan untuk melakukan kejahatan. Hampir sepertiga wanita produktif menghidap PMS. Gejala yang muncul selain diatas juga ada. (MedScape)

Gangguan menstruasi yang terbanyak dialami oleh responden dalam penelitian sebelumnya adalah gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi yang meliputi sindrom pramenstruasi (75.8%), dismenorea (54.5%), dan perdarahan di luar menstruasi (36.4%). Hasil ini lebih rendah dari yang ditemukan Vegas et al. Namun hampir sama dengan literatur, bahwa prevalensi dismenorea bervariasi antara 15.8 – 89.5%. Penelitian Cakir et al. Pada mahasiswi di Turki memperlihatkan dismenorea merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar yaitu 89.5%. (Sianipar, 2009)


(37)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian.

3.2. Definisi Operasional

1. Umur

Defenisi : Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan manusia diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. (Departemen Kesehatan)

Cara Ukur : Cara pengukuran dengan observasi menggunakan kuisioner.

Alat Ukur : Kuisioner.

Siklus Menstruasi Lama Menstruasi Volume Menstruasi

Umur Menarche Nyeri Menstruasi

Remaja Pola Menstruasi


(38)

23

Hasil Ukur : < 15 tahun 15 – 17 tahun > 17 tahun

Skala : Kategorik.

2. Pembalut

Defenisi : Sebuah perangkat yang digunakan oleh wanita di saat menstruasi untuk mengerap darah dari vagina. (Museum Of Menstruation and Woman’s Health)

3. Menstruasi

Definisi : Gejala periodik pelepasan darah dan mukosa jaringan dari lapisan dalam rahim melalui vagina.

4. Remaja

Definisi : Masa peralihan dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11 - 20 tahun.

5. Siklus Menstruasi

Definisi : Siklus menstruasi merupakan daur menstruasi yang tiap bulannya dialami siswi SMA As-Syafi’iyah Medan dihitung mulai dari hari pertama menstruasi atau datang bulan, sampai hari pertama menstruasi di bulan

berikutnya.

Cara Ukur : Cara pengukuran dengan observasi menggunakan kuisioner.

Alat Ukur : Kuisioner.

Hasil Ukur : < 24 hari : Polimenorea 24 – 35 hari : Normal >35 hari : Oligomenorea Tidak Menstruasi : Amenorea


(39)

Skala : Kategorik

6. Lama Menstruasi

Definisi : Lama menstruasi adalah durasi atau lamanya darah yang muncul saat menstruasi pada siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

Cara Ukur : Cara pengukuran dengan observasi menggunakan kuisioner.

Alat Ukur : Kuisioner

Hasil Ukur : < 4 hari : Hipomenorea 4 – 8 hari : Normal >8 hari : Hipomenorea

Skala : Kategorik

7. Volume Menstruasi

Definisi : Volume menstruasi adalah jumlah atau banyaknya darah yang keluar pada saat menstruasi pada siswi SMA As- Syafi’iyah Medan.

Cara Ukur : Cara pengukuran dengan observasi menggunakan kuisioner.

Alat Ukur : Kuisioner, dengan menanyakan frekuensi mengganti pembalut dalam sehari.

Hasil Ukur : < 2 kali 2 – 6 kali > 6 kali

Skala : Kategorik

8. Umur Menarche

Definisi : Umur menarche adalah umur pertama kali mendapatkan menstruasi pada siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.


(40)

25

Cara Ukur : Cara pengukuran dengan observasi menggunakan kuisioner.

Alat Ukur : Kuisioner

Hasil Ukur : < 11 tahun 11 – 14 tahun > 15 tahun

Skala : Kategorik

9. Nyeri Menstruasi (Dismenorea)

Definisi : Nyeri menstruasi atau dismenorea adalah nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi pada bagian perut bawah dan panggul tanpa ada terkait patologi pelvis.

Cara Ukur : Cara pengukuran dengan observasi menggunakan kuisioner.

Alat Ukur : Kuisioner

Hasil Ukur : Jawaban : A = Derajat 0 B = Derajat 1 C = Derajat 2 D = Derajat 3


(41)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk melihat gambaran pola menstruasi remaja pada siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil data menggunakan kuisioner di SMA As-Syafi’iyah Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September tahun 2014.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh siswi yang sudah mengalami menstruasi yang bersekolah di SMA As-Syafi’iyah Medan pada bulan September tahun 2014.

a. Kriteria Inklusi :

(1) Seluruh siswi yang sudah pernah mengalami menstruasi.

(2) Siswi yang tidak mempunyai gangguan reproduktif yang sudah didiagnosa oleh dokter.

(3) Siswi yang bersedia mengisi formulir penelitian (kuisioner). b. Kriteria Eksklusi :


(42)

27

4.3.2. Sampel

Besar sampel diperoleh dengan metode total sampling, yaitu dengan mengambil secara keseluruhan anggota populasi sebagai responden/sampel. Dalam penelitian ini keseluruhan dari populasi penelitian merupakan sampel karena perlu didapat jumlah secara keseluruhan siswi SMA As-Syafi’iyah Medan.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data diambil secara observasional dengan menggunakan kuisioner di SMA As-Syafi’iyah Medan pada bulan September tahun 2014. Data yang didapat kemudian dikumpulkan dan ditabulasi sesuai variabel.

4.5. Metode Analisis Data

Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel distribusi dan penjelasan mengenai data akan disajikan dalam bentuk narasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisi secara statistik dengan program komputer.


(43)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Perguruan Swasta As-Syafi’iyah Medan yang berlokasi di Jl. Karya Tani No.1, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Perguruan Swasta As-Syafi’iyah Medan ini berdiri sejak tahun 2009. Perguruan Swasta As-Syafi’iyah memiliki dua gedung utama, satu yang berlokasi di Jl. Karya Tani No.1 yang diisii oleh siswa-siwi SMA dan SD, dan satu lagi berlokasi di Jl. Karya Wisata II yang diisi oleh siswa-siswi TK, SMP dan SMK. Dengan predikat sebagai sekolah bertaraf internasional, Perguruan Swasta As-Syafi’iyah Medan ini juga memiliki fasilitas yang lengkap, ruang kelas ber-AC, laboratorium, perpustakaan, ruang seni, dan bus yang dapat dipakai untuk antar jemput. Perguruan Swasta As-Syafi’iyah Medan ini juga merupakan sekolah pertama bertaraf internasional dengan pendidikan islam yang berada di daerah kecamatan Medan Johor, yang kita ketahui juga, bahwa kecamatan ini mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang besar.

SMA Swasta As-Syafi’iyah Medan mempunyai 8 kelas belajar yang terdiri dari kelas X (Sepuluh) IPA, X (Sepuluh) IPS, XI (Sebelas) IPA 1, XI (Sebelas) IPA 2, XI (Sebelas) IPS 1, XI (Sebelas) IPS 2, XII (Dua Belas) IPA, dan XII (Dua Belas) IPS. Di seluruh kelas belajar ini lah data penelitian diambil. Jumlah seluruh siswi yang berada di SMA As-Syafi’iyah Medan adalah 156 orang dimana pada saat penelitian sampel yang diperoleh sebanyak 127 orang, hal ini disebabkan karena pada saat penelitian, terdapat 29 siswi tidak hadir kesekolah.


(44)

29

5.1.2. Deskripsi Umur Responden

Umur responden memang menunjukkan umur remaja, yakni berkisar antara 14-18 tahun. Pembagian umur dibuat sesuai usia saat sekolah, yaitu <15 tahun, 15-17 tahun dan >17 tahun. Sebagian besar responden berumur 15-17 tahun, yaitu sebanyak 107 orang (84.3%), menyusul siswi berumur <15 tahun sebanyak 19 orang (15%), kemudian siswi yang berumur >17 tahun 1 orang (0.7%).

Berdasarkan data-data tersebut, dapat dibuat tabel umur subjek penelitian tersebut.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasaskan Kelompok Umur.

Kelompok Umur Frekuensi Persentase

<15 tahun 19 15

15-17 tahun 107 84.3

>17 tahun 1 0.7

Total 127 100

5.1.3. Riwayat Menstruasi

1. Menarche

Riwayat menstruasi yang dialami oleh responden akan dimulai dengan menyajikan umur pertama kali mendapat menstruasi (menarche).


(45)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Umur Menarche.

Umur Frekuensi Persentase

<11 Tahun 18 14.2

11–14 Tahun 106 83.5

>14 Tahun 3 2.3

Total 127 100

Berdasarkan data tersebut sebagian reponden mengalami menstruasi untuk pertama kalinya pada umur 11-14 tahun yaitu sebanyak 106 orang (83.5%), kemudian yang mendapatkan menstruasi pada umur <11 tahun sebanyak 18 orang (14.2%) dan yang mendapatkan menstruasi pertama kalinya pada umur >14 tahun sebanyak 3 orang (2.3%).

Adapun responden yang menyatakan emosional saat pertama kali mendapatkan menstruasi (menarche), yang merasa takut sebanyak 43 orang (33.9%). Responden yang lain juga menyatakan kondisi emosionalnya yaitu sedih sebanyak 8 orang (6.3%), yang merasakan senang 5 orang (3.9%), kemudian ada pula yang menyatakan kondisi ini merupakan hal yang biasa sebanyak 71 orang (55.8%).


(46)

31

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kondisi Emosional Saat Menarche.

Kondisi Emosional Frekuensi Persentase

Takut 43 33.9

Sedih 8 6.3

Senang 5 3.9

Biasa Saja 71 55.8

Total 127 100

2. Pola Menstruasi.

A. Siklus Menstruasi

Berdasarkan data yang diambil pada saat penelitian didapatkan data siklus menstruasi responden sebagai berikut.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi Responden.

Siklus Menstruasi Frekuensi Persentase

Polimenorea 48 37.8

Normal 76 59.8

Oligomenorea 3 2.4

Total 127 100

Dari data tersebut sebagian besar responden mendapatkan siklus menstruasi yang normal sebanyak 76 orang (59.8%), kemudian siklus menstruasi yang cepat (polimenorea) sebanyak 48 orang (37.8%), yang mendapatkan siklus menstruasi yang lama per bulannya (oligomenorrea) sebanyak 3 orang (2.4%).


(47)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Siklus Menstruasi.

Kelompok Umur

Siklus Menstruasi

Total P Value

Normal Tidak Normal

<15 tahun 6 13 19

0.019

15-17 tahun 69 38 107

>17 tahun 1 0 1

Total 76 51 127

Bila dilihat perbedaan kelompok umur terhadap siklus menstruasi didapati kelompok umur 15 – 17 tahun mendapatkan siklus yang normal sebanyak 69 orang (64.8%) (P = 0.019).

B. Lama Menstruasi

Lama waktu menstruasi yang dialami selama keluarnya darah hingga darah berhenti keluar mempunyai rentang antara kurang dari 4 hari sampai lebih dari 8 hari, tampak seperti dalam tabel berikut.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Lama Menstruasi.

Lama Menstruasi Frekuensi Persentase

Hipomenorea 6 4.7

Normal 101 79.6

Hipermenorea 20 15.7

Total 127 100

Berdasarkan data tabel diatas sebagian besar responden memiliki lama menstruasi yang normal (4-8 hari) sebanyak 101 orang (79.6%), responden yang


(48)

33

mendapatkan hipermenorea (lama menstruasi >8 hari) 20 orang (15.7%), dan yang mendapatkan hipomenorea (lama menstruasi <4hari) sebanyak 6 orang (4.7%).

Dari data tersebut dapat kita hubungkan dengan tabel distribusi umur responden, bisa kita lihat di tabel berikut ini.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Lama Menstruasi.

Kelompok Umur

Lama Menstruasi

Total P Value

Normal Tidak Normal

<15 tahun 11 8 19

0.037

15-17 tahun 89 18 107

>17 tahun 1 0 1

Total 101 26 127

Bila dilihat perbedaan kelompok umur terhadap lama menstruasi didapati kelompok umur 15 – 17 tahun mendapatkan siklus yang normal sebanyak 89 orang (83.1%) (P = 0.037).

C. Volume Menstruasi Maksimal.

Volume darah maksimal pada saat menstruasi di hitung dari berapa kali responden mengganti pembalut paling banyak selama satu harinya, dimana ganti pembalut ini dilakukan pada hari pertama atau kedua saat menstruasi.. Dari data yg didapat, sebagian besar responden mengganti pembalut dalam satu harinya sebanyak 2-6 kali (dalam batas normal) yaitu sebanyak 100 orang (78.7%), yang mengganti pembalut <2 kali (sedikit) satu harinya sebanyak 17 orang (13.4%), dan mengganti pembalut >6 kali (banyak) dalam satu harinya sebanyak 10 orang (7.9%).

Data – data diatas, untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.


(49)

Volume Darah Maksimal

Frekuensi Persentase

<2 kali/hari 17 13.4

2-6 kali/hari 100 78.7

>6 kali/hari 10 7.9

Total 127 100

Apabila kita hubungkan dengan tabel 5.7, kita dapat lihat pada tabel berikut.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Lama Menstruasi Berdasarkan Volume Menstruasi Maksimal.

Lama Menstruasi

Volume Menstruasi Maksimal

Total P Value

<2 kali/hari

2-6 kali/hari

>6 kali/hari

Hipomenorea 3 3 0 6

0.002

Normal 13 83 5 101

Hipermenorea 1 14 5 20

Total 17 100 10 127

Bila dilihat perbedaan lama menstruasi terhadap volume menstruasi didapati responden yang lama menstruasinya normal mengganti pembalut sebanyak 2-6 kali/hari sebanyak 83 orang (82.1%) (P = 0.002).

3. Dismenorea.

Dismenorea merupakan gangguan menstruasi yang sangat umum di kalangan remaja saat ini. Dari data yang didapat pada saat penelitian di SMA As-Syafi’iyah Medan terdapat 107 siswi (84.3%) dari seluruh responden yang


(50)

35

menjawab ada nyeri (dismenorea) saat menstruasi, dan sisanya 20 siswi (15.7%) yang menjawab tidak merasakan nyeri saat menstruasi (dismenorea). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat lewat tabel berikut.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nyeri Saat Menstruasi.

Dismenorea Frekuensi Persentase

Ada Nyeri 107 84.3

Tidak Ada Nyeri 20 15.7

Total 127 100

Apabila dihubungkan dengan kelompok umur dapat dilihat tabel seperti tabel berikut.

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Dismenorea. Kelompok

Umur

Dismenorea

Total P Value

Ada Tidak Ada

<15 tahun 13 6 19

0.114

15-17 tahun 93 14 107

>17 tahun 1 0 1


(51)

Berdasarkan data diatas tidak ada perbedaan antara kelompok umur terhadap nyeri menstruasi (dismenorea). Rata-rata remaja mendapatkan dismenorea saat menstruasi.

Dari 107 siswi yang merasakan adanya nyeri saat menstruasi didapat data waktu nyeri yang paling sakit dirasakan saat menstruasi. Adapun data-data tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.12. Tabel Distribusi Waktu Nyeri yang Paling Sakit Dirasakan.

Waktu Frekuensi Persentase

Pagi 13 10.2

Siang 11 8.7

Malam 7 5.6

Tiap Waktu 76 59.8

Total 107 84.3

Dari data pada tabel 5.10 didapat bahwa sebagian besar responden menjawab nyeri yang dirasakan paling sakit adalah sepanjang waktu sebanyak 76 orang (59.8%), yang menjawab pagi hari adalah waktu nyeri yang paling sakit dirasakan adalah sebanyak 13 orang (10.2%). Responden yang menjawab siang hari merupakan waktu nyeri yang paling sakit dirasakan adalah 11 orang (8.7%), dan yang menjawab malam hari sebanyak 7 orang (5.5%).

Derajat nyeri dibagi berdasarkan bagaimana cara responden dalam menangani nyeri menstruasi yang dirasakannya. Berdasarkan derajat nyerinya, responden yang tidak merasakan nyeri sebanyak 20 orang (15.7%). Responden yang menjawab hanya cukup dengan istirahat untuk menghilangkan nyeri (Derajat 0) sebanyak 87 orang (68.5%). Responden yang menjawab meminum


(52)

37

obat (Derajat 1) sebanyak 2 orang (1.6%), yang menjawab butuh istirahat dan minum obat (Derajat 2) sebanyak 16 orang (12.6%), dan yang menjawab perlu berobat kedokter untuk menghilangkan rasa nyerinya (Derajat 3) sebanyak 2 orang (1.6%).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berdasarkan table berikut.

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi dan Persentase Derajat Nyeri Dismenorea.

Frekuensi Persentase

Derajat 0 87 68.5

Derajat 1 2 1.6

Derajat 2 16 12.6

Derajat 3 2 1.6

Total 107 84.3

4. Kondisi Emosional Selama Masa Menstruasi

Berikut adalah tabel kondisi emosional responden selama masa menstruasinya.

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kondisi Emosional saat Menstruasi

Frekuensi Persentase

Ingin Marah 22 17.3

Gelisah 7 5.5

Tidak Nyaman 27 21.3

Gabungan Seluruh Kondisi Emosional

61 48.0


(53)

Total 127 100

Kondisi emosional yang dialami oleh responden pada saat menstruasi, tergambar dari tabel diatas, bahwa gejala emosional seperti ingin marah dialami responden sebanyak 22 orang (17.3%), yang merasakan gelisah sebanyak 7 orang (5.5%). Responden yang mengalami rasa tidak nyaman saat menstruasi sebanyak 27 orang (21.3%), dan yang merasakan gabungan dari seluruh kondisi emosional sebanyak 61 orang (48%). Ada juga responden yang tidak merasakan kondisi emosional, yaitu sebanyak 10 orang (7.9%)

Apabila dihubungkan dengan kelompok umur, didapati tabel seperti berikut.

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Kelompok Umur Berdasarkan Kondisi Emosional Saat Menstruasi.

Kelompok Umur

Kondisi Emosional Saat

Menstruasi Total P Value

Ada Tidak Ada

<15 tahun 19 0 19

0.363

15-17 tahun 97 10 107

>17 tahun 1 0 1


(54)

39

Berdasarkan data diatas tidak ada perbedaan antara kelompok umur terhadap gangguan kondisi emosional saat nyeri menstruasi (dismenorea). Rata-rata siswi mengalami gangguan emosional saat menstruasi.

5.2. Pembahasan. 5.2.1. Umur

Umur responden memang menunjukkan umur remaja yakni berkisar antara 14 sampai 18 tahun. 84.3% (107/127) kelompok umur pada penelitian ini 15-17 tahun. Dengan umur yang masih remaja semacam ini, maka mereka masih bisa mengingat riwayat awal ketika mulai menstruasi. Responden dalam penelitian ini bila dilihat dari pendapat American Academy of Child and Adolescent Psychology, termasuk dalam katagori remaja awal dan remaja pertengahan. Pada umur ini memang sudah muncul kepedulian terhadap daya tarik seksual dan mulai tertarik pada lawan jenis (American Academy of Child and Adolescent Psychology). Kondisi ini tentunya perlu memperoleh perhatian dari lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat belajarnya, agar perkembangannya menjadi terarah dan baik.

5.2.2. Riwayat Menstruasi. 1. Menarche

Menstruasi pertama disebut menarche biasanya dimulai kira-kira antara umur 11 dan 14. Tapi hal ini bisa terjadi sejak umur 9 atau akhir 15. Menarche adalah tanda anak perempuan tumbuh dewasa dan menjadi seorang wanita.

Pada penelitian ini umur menarce 11-14 tahun sebesar 83.5% (106/127). Melihat umur pertama kali menstruasi (menarche) ternyata sebagian besar sudah sesuai dengan umur menarche yang umum yakni 11-14 tahun (Sarwono, 2011). Pada penelitian sebelumnya, rata-rata umur menarche adalah 11-14 tahun sebesar 98.2% (56/57) (Sianipar, 2009). Meskipun masih ada responden yang mengalami


(55)

menarche lebih awal maupun lebih akhir, kondisi ini terkait dengan status gizi dari remaja yang bersangkutan yang berpengaruh pada perkembangan fisiknya.

Menstruasi pertama (menarche) ini perlu memperoleh perhatian lebih, terutama dari para orang tua, karena remaja yang pertama mengalami menstruasi acapkali juga disertai dengan perasaan kaget dan takut. Mereka menduga terjadi luka sehingga keluar darah (Qomaruddin, 2005). Selain itu menstruasi pertama ini juga menandai bahwa secara biologis seorang gadis sudah punya kemampuan untuk hamil. Oleh sebab itu perhatian dan pemberian bekal yang benar tentang kesehatan reproduksi diperlukan. Sehingga anak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya merupakan suatu tanda perkembangannya menuju kedewasaan dan tidak mengganggu kondisi emosionalnya.

2. Pola Menstruasi.

A. Siklus Menstruasi.

Satu siklus haid, berlangsung yang normal kurang lebih 30 hari (antara 24–34 hari). Pada penelitian ini ditemukan sebesar 59.8% (76/127) yang mengalami siklus yang normal. Pada penelitian lain didapati sebesar 98.2% (56/57) yang mendapatkan siklus normal (Sianipar, 2009). Memang pada remaja menstruasi bisa terjadi belum teratur. Kadang perdarahan berlangsung lama, satu tahun hanya 3–4 kali menstruasi, tapi ada juga yang belum satu bulan sudah menstruasi lagi. Hal ini wajar, dan nantinya pelan-pelan akan teratur dengan sendirinya (Sarwono, 2011). Ketidakteraturan siklus menstruasi ini bisa disebabkan banyak faktor, bisa karena faktor hormonal, di mana tidak seimbangnya hormon estrogen dan progesteron maupun faktor fisik karena aktivitas berlebih dan kecapekan ataupun karena faktor emosional seperti stres. Responden yang mengalami siklus tidak teratur, umumnya menyatakan disebabkan oleh kelelahan fisik dan stres emosional (seperti tugas sekolah yang terlalu banyak dan saat ujian), diet yeng berlebihan, melakukan olah raga fisik yang berat dan karena gangguan hormonal (Morris D, 2010).


(56)

41

Perbedaan umur juga akan dapat menyebabkan terjadinya perbedaan siklus mentruasi. Pada kelompok umur awal remaja biasanya mempunyai siklus menstruasi selama kurang dari 24 hari, kemudian di umur remaja mempunyai siklus menstruasi rata-rata 27 hari dan mendekati umur di atas 50 tahun siklus menstruasinya bisa mencapai 52 hari (Qomaruddin, 2005).

B. Lama Menstruasi.

Lama menstruasi adalah durasi atau lamanya darah yang muncul saat menstruasi pada wanita (MedScape), atau jarak dari hari pertama menstruasi (darah keluar dari vagina) sampai perdarahan menstruasi berhenti. Biasanya lama menstruasi yang dapat dikatakan normal berkisar antara 4–8 hari. (Sarwono, 2011)

Meskipun pada data yang didapat 79.6% (101/127) siswi yang mengalami lama menstruasi yang normal, tetapi terdapat 15.7% (20/107) siswi mengalami perdarahan menstruasi yang panjang. Pada penelitian lain ditemukan sebesar 84.2% (48/57) yang mendapatkan lama menstruasi yang normal. Dari angka tersebut dapat kita waspadai pada anak, perlunya pengawasan terhadap lamanya perdarahan tersebut. Sudah dilakukan penelitian, bahwa anak-anak remaja sekarang perlu adanya follow-up terhadap dirinya, karena pada masa remaja inilah banyak resiko kejadian defisiensi besi (Rigon F, 2012).

C. Volume Menstruasi Maksimal.

Volume menstruasi maksimal merupakan jumlah darah yang keluar selama masa menstruasi paling banyak, yaitu biasanya pada hari pertama atau ke dua. Dikatakan volume yang normal jika jumlah darah yang keluar selama menstruasi berlangsung tidak lebih dari 80 ml, atau dalam satu harinya ganti pembalut sebanyak 2–6 kali. (Sarwono, 2011)

Pada data hasil penelitian didapati volume darah menstruasi yang normal sebesar 78.7% (100/127). Pada penelitian sebelumnya sebesar 87.8%(4.383/4992)


(57)

mendapati volume darah menstruasi yang normal (Rigon F, 2012). Umumnya pada umur siswi ini, mereka dalam tahap siklus anovulasi, dimana pertumbuhan folikel terjadi dengan rangsangan dari FSH, namun, karena kurangnya lonjakan LH, ovulasi gagal terjadi. Akibatnya, tidak ada korpus luteum terbentuk dan tidak ada progesteron disekresikan. Endometrium terus berada dalam fase proliferasi yang berlebihan. Ketika involusi folikel, kadar estrogen menurun dan terjadi pendarahan (Sherwood, 2007). Sebagian besar remaja pada tahap ini mendapati siklus, lama dan banyak perdarahan yang normal, namun, proliferasi dari endometrium yang tidak stabil dapat meluruh secara tidak teratur, mengakibatkan pendarahan hebat berkepanjangan atau terkadang hanya sedikit.

3. Dismenorea.

Rasa sakit ini biasanya dialami 1 -3 hari dan yang paling sakit hanya 1 hari. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa, hampir setiap perempuan yang menstruasi mengalami sakit/nyeri, yaitu sebanyak 84.3% (107/127). Pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian lain didapatkan prevalensi dismenorea bervariasi antara 15.8-89.5%, dengan prevalensi tertinggi pada remaja (Sianipar, 2009). Asupan gizi yang baik dalam makanan tergantung pada kemampuan keluarga dalam menyediakan makanan yang berkualitas untuk anggota keluarganya. Nutrisi yang baik ikut membantu dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap stabil khususnya saat mengalami menstruasi. Jika kondisi tubuh menurun, maka nyeri haid ini dapat berlebihan meskipun tidak membahayakan kesehatan tapi perlu tetap mendapatkan perhatian (Qomaruddin, 2005)

Derajat dismenorea digunakan untuk melihat seberapa besar rasa nyeri yang dirasakan. Dari data yang didapat rata-rata siswi hanya dengan istrahat dapat menghilangkan rasa nyerinya. Meskipun dismenorea yang terjadi pada remaja itu umumnya normal dan berhubungan juga dengan siklus ovulatori yang normal, ada bukti bahwa sekitar 10% dari remaja mendapati dismenorea berat dan kelainan uterus ditemukan. Endometriosis yang menyebabkan nyeri pelvis dan


(58)

43

dapat dipicu oleh adanya nyeri terkait oleh usus atau kandung kemih (Rigon F, 2012).

4. Kondisi Emosional Selama Masa Menstruasi.

Pada saat menstruasi berlangsung memang banyak yang menimbulkan keluhan, hal ini terjadi karena dalam rangka meluruhkan dinding-dindingnya, rahim melakukan konstraksi otot-otot. Inilah yang menyebabkan banyak wanita merasa seperti kejang di perut saat menstruasi. Selain itu juga bisa karena endometrium (selaput lendir di rahim) berkembang di luar rahim, misalnya di rongga perut. Pada saat haid, endometrium ini ikut luruh dan membuat rasa sakit yang luar biasa. Kelainan ini disebut endometriosis (Sarwono, 2011).

Selain menimbulkan ketidaknyamanan fisik, menstruasi juga sering menimbulkan gangguan emosi, misalnya perasan tidak enak, rasa ingin marah, pusing, lemas dan sebagainya yang ternyata dialami juga oleh responden dalam penelitian ini. Gejala-gejala seperti itu biasa disebut dengan sindroma pramenstruasi (Qomaruddin, 2011).

Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 92.1% (117/127) mendapati gangguan emosional saat menstruasi, dimana pada penelitian sebelumnya didapati sebesar 95% (38/40) mengalami gangguan emosional saat menstruasi (Qomaruddin, 2005). Menurut ahli lain memperkirakan gangguan menjelang menstruasi berhubugan dengan masalah psikis, misalnya wanita menganggap masa menstruasi sebagai beban sehingga tanpa sadar ia menolaknya. Gangguan ini bisa juga merupakan tanda dari penyakit yang serius seperti endometriosis, kista atau angioma uteri dan adanya infeksi rahim. Hampir sepertiga wanita produktif menghidap PMS. Gejala yang muncul selain diatas juga banyak terjadi. (MedScape).


(59)

(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.

• Pada distribusi frekuensi karaktersitik sampel di peroleh rata-rata umur sampel berumur 16 tahun, yaitu sebanyak 43/127 orang (33.9%). Dari penelitian ini diperoleh sebagian besar remaja saat menarche pada umur 11-14 tahun yaitu sebanyak 106/127 orang (83.5%).

• Pada distribusi frekuensi riwayat menstruasi didapat rata-rata sampel memiliki riwayat menstruasi yang normal. Dari data penelitian ini diperoleh data siklus menstruasi yang normal sebanyak 76 orang (59.8%), lama menstruasi yang normal sebanyak 101/127 orang (79.6%), dan banyak menstruasi sebanyak 100/127 orang (78.7%).

• Pada distribusi gangguan menstruasi (dismenorhea) sebagian besar sampel merasakannya, yaitu sebanyak 107/127 siswi (84.3%). Dari penelitian yang merasakan gabungan seluruh emosional sebanyak 61/127 orang (48.0%).

• Terdapat adanya perbedaan kelompok umur terhadap siklus menstruasi, lama menstruasi dan volume menstruasi. Tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan antara kelompok umur terhadap dismenorea.

• Tidak dijumpainya gangguan siklus, lama dan jumlah volume darah menstruasi pada kelompok umur 15-17 tahun pada siswi SMA As-Syafi’iyah Medan tahun 2014 oleh karena pada kelompok umur ini produksi hormon reproduksi sudah seimbang.

6.2. Saran.

• Penelitian ini masih sangat sederhana, dimana perlu dilakukan pendataan yang lebih baik dengan cara mengukur langsung, karena tidak seluruh jawaban sampel itu dapat dibuktikan. Sebaiknya dilakukan penelitian


(61)

dengan menggunakan pengukuran yang baik sehingga kita tahu pola menstruasi sampel yang benar.

• Remaja disarankan untuk menjaga gaya hidup yang baik, karena dapat berpengaruh pada pola menstruasi, juga perlu pada remaja untuk menjaga higenitasnya untuk menghindari dari penyakit lain yang berhubungan dengan sitem reproduksinya.

• Pihak keluarga juga disarankan memberikan wawasan kepada remaja, terutama yang baru mendapatkan menstruasi, sehingga remaja tahu apa itu mentruasi dan yang berhubungan dengan itu.


(62)

47

DAFTAR PUSTAKA

AL-Sahab B, A. C. (2010). National Center for Biotechnology Information. Retrieved from Home - PMC - NCBI - National Center for Biotechnology Information: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3001737/ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Kajian Profil

Penduduk Remaja (10 - 24 tahun). Pusat Penelitian dan Pengembangan Penduduk. BkkbN.

Badan Pusat Statistik. (2005). About Us: Badan Pusat Statistik. Retrieved from www.bps.go.id:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_sub yek=40&notab=2

Calis, K. (2013). Medscape. Retrieved from Medscape:

http://emedicine.medscape.com/article/253812-clinical Chandran, L. (2013). Medscape. Retrieved from Medscape:

http://emedicine.medscape.com/article/253812-clinical

Dambhare D.G, W. S. (2011). Age at Menarche and Menstrual Cycle Pattern among School Adolescent Girls in Central India. Global Journal of Health Science.

Guyton, A., & Hall, J. (2006). Text Book of Medical Physiology, 11th Ed. Pennsylvania: Elsevier Inc.

Morris D.H, J. M. (2010). Determinant of Age at Menarche in the UK: Analyses from the Breakthrough Generations Study. British Journal of Cancer. Qomaruddin, M. (2009). Kondisi Menstruasi Remaja yang Tinggal di Daerah Pemukiman Kumuh Kota Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair.

Rigon F, D. S. (2012). Menstrual Pattern and Menstrual Disorders Among Adolescents : an Update of Italian Data. Italian Journal of Pediatric. Sarwono, P. (2011). Ilmu Kandungan, 3rd Ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohadjo.

Sherwood, L. (2007). Human Physiology : From Cells to System, 6th Ed. Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd 5 Shenton Way.


(63)

Sianipar O, B. N. (2009). Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Siswi SMA di Kecamatan Pulo Gadung. Jakarta Timur. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

The Australians. (2013). The Australians. Retrieved from The Australians Web site: http://www.theaustralian.com.au/news/health-science/early-onset- puberty-causes-emotional-issues-at-preschool-age/story-e6frg8y6-1226611493370

Verma V.B, P. C. (2011). Menstrual Pattern of Adolescent School Girls of Bhavnagar, Gujarat. National Journal of Integrated Research in Medicine (NJIRM).

Warner P, H. O.-B. (2001). Referral for Menstrual Problems: Cross Sectional Survey of Symptoms, Reasons for Referral, and Management. British Medical Journal, 323: 24-8.


(64)

49

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Dana Arwanda

Tempat / Tanggal Lahir : Ambon / 22 September 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Aswad No. 1b Lk:III. Gedung Johor.

Medan Johor. Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 010083 Kisaran

2. SMP Negeri 1 Kisaran

3. SMA Negeri 1 Medan

Riwayat Organisasi : 1. SCOPH PEMA FK USU

2. SCORA PEMA FK USU

3. B.O.S.H Medan


(65)

LEMBAR KUISIONER

GAMBARAN POLA MENSTRUASI PADA SISWI SMA AS-SYAFI’IYAH MEDAN TAHUN 2014

A. Petunjuk Pengisian

1. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diberikan dengan melingkari salah satu jawabannya.

2. Isilah seluruh pertanyaan sesusai jawabn anda. 3. Lingkarilah jawaban dengan menggunakan pulpen.

4. Mohon diisi sendiri dengan jujur dan tidak boleh diwakili.

B. Data Umum

Hari/Tanggal :

Nama Lengkap :

Tempat/Tanggal Lahir :

Umur :

C. Pertanyaan

1. Berapa hari siklus menstruasi yang anda alami tiap bulannya (dihitung dari hari pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi di bulan berikutnya) ?

a. < 24 hari b. 24 – 35 hari c. >35 hari d. Tidak Menstruasi

2. Pada setiap kali menstruasi, berapa lama menstruasi itu terjadi (dihitung dari pertama kali darah keluar sampai kapan darahnya berhenti) ?

a. < 4 hari b. 4 – 8 hari c. >8 hari

3. Berapa kali anda mengganti pembalut per harinya pada saat menstruasi ? a. < 2 kali b. 2 – 6 kali c. > 6 kali


(66)

51

4. Kapan anda mendapatkan menstruasi untuk yang pertama kalinya (umur) ? a. < 11 tahun b. 11 – 14 tahun c. > 15 tahun

5. Pada saat pertama kali menstruasi (menarke), apakah anda ada merasakan nyeri ?

a. Ada nyeri yang dirasakan b. Tidak ada nyeri dirasakan

6. Pada saat mentruasi yang pertama kali, bagaimana perasaan anda ? a. Takut

b. Sedih c. Senang d. biasa saja

7. Apakah ada rasa nyeri pada saat setiap menstruasi terjadi ?

a. Ada b. Tidak Ada

8. Kapan nyeri dirasakan paling sakit ? a. Pagi hari

b. Siang hari c. Malam Hari

d. Tiap waktu (tidak tentu)

9. Pada saat nyeri, bagaimana nyeri yang anda rasakan dirasakan, dan bagaimana anda menangani untuk menghilangkan rasa nyerinya ?

a. Cukup dengan istrahat (nyeri tidak mengganggu aktivitas sehari-hari) b. Meminum obat (nyeri tidak mengganggu aktivitas sehari-hari)

c. Istirahat dan perlu meminum obat (nyeri mengganggu aktivitas sehari-hari)


(67)

10. Pada saat anda dalam keadaan mentruasi, bagaimana kondisi emosional anda ? a. Marah

b. Gelisah c. Tidak nyaman

d. Gabungan dari beberapa kondisi emosional e. Tidak ada


(68)

53

TABEL PROGRAM SPSS

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 14 19 15.0 15.0 15.0

15 34 26.8 26.8 41.7

16 43 33.9 33.9 75.6

17 30 23.6 23.6 99.2

18 1 .8 .8 100.0

Total 127 100.0 100.0

kelompok umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <15 tahun 19 15.0 15.0 15.0

15-17 tahun 107 84.3 84.3 99.2

>17 tahun 1 .8 .8 100.0

Total 127 100.0 100.0

Umur Menarche

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <11 tahun 18 14.2 14.2 14.2

11-14 tahun 106 83.5 83.5 97.6

>14 tahun 3 2.4 2.4 100.0


(69)

Emosional Saat Menarche

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Takut 43 33.9 33.9 33.9

Sedih 8 6.3 6.3 40.2

Senang 5 3.9 3.9 44.1

Biasa Saja 71 55.9 55.9 100.0

Total 127 100.0 100.0

Siklus Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Polimenorea 48 37.8 37.8 37.8

Normal 76 59.8 59.8 97.6

Oligomenorea 3 2.4 2.4 100.0

Total 127 100.0 100.0

Lama Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hipomenorea 6 4.7 4.7 4.7

Normal 101 79.5 79.5 84.3

Hipermenorea 20 15.7 15.7 100.0


(70)

55

Volume Darah Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <2 kali/hari 17 13.4 13.4 13.4

2-6 kali/hari 100 78.7 78.7 92.1

>6 kali/hari 10 7.9 7.9 100.0

Total 127 100.0 100.0

Dismenorea

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada 107 84.3 84.3 84.3

tidak ada 20 15.7 15.7 100.0

Total 127 100.0 100.0

Waktu Paling Nyeri Dismenorea

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid (-) Dismenorea 20 15.7 15.7 15.7

Pagi 13 10.2 10.2 26.0

Siang 11 8.7 8.7 34.6

Malam 7 5.5 5.5 40.2

Tiap Waktu 76 59.8 59.8 100.0


(71)

Derajat Dismenorea

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid (-) Dismenorea 20 15.7 15.7 15.7

Derajat 0 87 68.5 68.5 84.3

Derajat 1 2 1.6 1.6 85.8

Derajat 2 16 12.6 12.6 98.4

Derajat 3 2 1.6 1.6 100.0

Total 127 100.0 100.0

Kondisi Emosional Saat Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Marah 22 17.3 17.3 17.3

Gelisah 7 5.5 5.5 22.8

Tidak Nyaman 27 21.3 21.3 44.1

Gabungan Kondisi

Emosional 61 48.0 48.0 92.1

Tidak Ada Gangguan

Emosional 10 7.9 7.9 100.0

Total 127 100.0 100.0

kelompok umur * Siklus Menstruasi Crosstabulation

Count

Siklus Menstruasi

Total abnormal normal

kelompok umur <15 13 6 19

15-17 38 69 107

>17 0 1 1


(1)

38 15 1 2 1 2 2 1 2 0 0 4

39 16 1 2 1 3 1 1 1 4 1 2

40 15 2 2 2 1 1 4 1 4 1 1

41 16 2 2 2 1 1 4 1 4 1 5

42 15 2 2 2 1 1 4 1 4 1 4

43 16 2 3 2 2 2 3 1 4 1 3

44 16 2 2 3 2 1 1 1 4 1 1

45 16 2 3 3 2 2 4 2 4 1 4

46 16 2 3 3 2 1 4 2 0 0 4

47 16 2 3 2 2 1 4 1 4 1 1

48 16 1 2 2 2 1 1 1 4 1 4

49 16 1 2 2 2 1 4 2 0 0 2

50 16 1 1 1 2 1 4 2 0 0 5

51 16 2 2 1 2 1 2 1 4 3 1

52 16 1 2 2 2 2 4 2 0 0 5

53 16 2 2 2 1 1 1 1 4 1 4

54 16 2 2 2 2 2 1 1 4 1 4

55 16 2 1 2 2 1 3 1 1 3 4

56 15 2 3 2 2 1 3 1 1 1 4

57 16 2 2 2 2 2 4 2 0 0 5

58 15 2 2 2 2 2 4 1 4 1 5

59 16 2 2 2 2 1 4 1 4 1 1

60 16 2 2 1 2 1 2 1 4 1 4

61 16 2 2 2 2 1 4 1 3 2 3

62 15 2 2 2 2 2 4 1 4 1 4

63 15 2 2 2 2 2 4 2 0 0 3

64 15 2 2 2 2 2 4 1 4 1 4

65 15 2 2 2 2 1 4 1 4 1 4

66 16 2 2 2 2 1 4 1 4 3 4

67 17 2 2 2 1 1 1 1 4 1 4

68 15 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4

69 15 1 2 2 2 1 1 1 4 1 4

70 16 1 2 2 2 1 4 1 4 1 4

71 16 1 2 2 2 1 4 1 4 1 4

72 16 2 2 2 2 2 4 1 1 1 1

73 16 1 2 2 2 1 4 1 4 3 4

74 14 1 3 3 2 2 2 1 4 3 4

75 14 1 2 2 2 2 4 1 3 1 3

76 14 1 2 1 1 2 4 2 0 0 1

77 14 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3

78 14 1 2 2 2 1 4 1 4 1 2


(2)

80 14 1 2 2 2 1 4 1 3 1 3

81 15 2 2 2 2 1 4 1 3 3 4

82 14 1 3 2 2 2 4 1 2 1 3

83 15 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4

84 15 1 2 2 2 2 1 1 4 1 4

85 17 1 2 2 2 2 4 1 2 3 3

86 16 2 2 2 2 1 1 1 2 1 4

87 17 2 2 2 2 1 1 1 4 1 4

88 16 2 2 2 2 1 1 1 4 1 4

89 16 2 2 1 2 2 4 2 0 0 4

90 17 1 2 1 2 1 1 1 4 1 4

91 16 2 2 2 2 2 4 1 4 1 4

92 16 2 2 2 2 1 3 1 2 1 4

93 17 2 3 2 2 1 4 1 4 3 4

94 16 2 2 2 1 2 4 2 4 1 3

95 17 2 2 2 2 1 4 1 4 3 1

96 17 2 3 2 2 1 4 1 4 1 5

97 16 2 2 2 2 2 4 1 4 1 3

98 17 2 2 2 2 1 4 1 4 3 4

99 16 2 2 2 2 1 3 1 4 1 4

100 17 2 2 2 2 1 1 1 2 3 3

101 17 2 2 2 1 1 4 1 4 3 4

102 17 2 2 2 2 1 1 1 4 1 4

103 16 2 2 2 2 1 4 1 4 3 4

104 16 2 2 2 2 2 1 2 0 0 5

105 17 2 2 2 2 1 1 1 4 2 4

106 17 1 3 2 2 1 1 1 4 4 4

107 17 1 2 2 2 1 4 2 0 0 5

108 17 2 2 2 2 2 4 1 4 1 4

109 17 2 2 2 2 1 1 1 4 1 1

110 16 2 2 2 2 2 1 2 0 0 4

111 17 1 2 2 2 1 4 1 4 1 1

112 17 1 2 2 2 1 4 1 4 1 4

113 17 2 2 2 2 1 4 1 4 1 4

114 17 2 2 2 2 2 4 1 4 1 3

115 17 2 2 2 2 2 4 1 4 1 2

116 17 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2

117 17 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3

118 17 2 2 2 3 1 4 1 4 1 2

119 17 1 2 2 2 1 4 2 0 0 3

120 17 1 2 2 2 1 1 2 0 0 3

121 18 2 2 2 2 2 4 1 4 1 3


(3)

122 16 3 2 2 2 1 1 1 4 3 1

123 17 2 2 1 2 1 4 1 2 1 4

124 16 2 2 2 2 1 4 1 4 1 5

125 17 1 3 2 2 1 4 1 4 1 4

126 17 1 2 2 2 1 4 1 4 1 4


(4)

(5)

(6)