BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Metode berhubungan dengan cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengkaji analisis investasi ekonomi sektor unggulan di Kota Medan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data PDRB Kota Medan dari tahun 2009 sampai 2013, PDRB Sumatera Utara dari
tahun 2009 sampai 2013, data investasi Kota Medan dari tahun 2009 sampai 2013 dan data ICOR Kota Medan dari tahun 2009 sampai 2013. Semua data-data tersebut
diperoleh dari BPS Badan Pusat Statistika dan BPMP Badan Penanaman Modan dan Promosi.
3.3 Definisi Operasional
1. Sektor unggulan sektor basis adalah sektor yang memiliki peranan yang relatif
besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya terhadap ekonomi suatu wilayah PDRB.
2. PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah besarnya Produk Domestic
Bruto PDB suatu daerah. PDRB menyajikan data PDB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, yang disajikan dalam bentuk rupiah
maupun persentase. Berdasarkan data beberapa tahun terakhir baik data yang dihimpun secara langsung data primer maupun data yang dikutip dari
administrasi instansi dinas lembaga pemerintah maupun swasta data sekunder. 3.
Investasi adalah komitmen atas dana atau sumber daya lainnya yang ada pada saat ini dengan tujuan akan mendatangkan keuntungan di masa mendatang.
4. ICOR Incremental Capital Output Ratio adalah ukuran yang menyatakan
besarnya tambahan modal yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit pengeluaran.
5. Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus
menerus dalam jangka panjang yang merupakan salah satu indicator keberhasilan pembangunan.
3.4 Model Analisis Data
3.4.1 Analisa Tipologi Klassen
Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.Tipologi klassen pada
dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indicator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah.
Analisis Tipologi klassen dilakukan dengan cara membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah yang menjadi acuan atau nasional yang
membandingkan pertumbuhan PDRB per kapita daerah dengan PDRB per kapita daerah yang menjadi acuan atau PDB per kapita secara nasional. Hasil dari analisis
Tipologi Klassen akan menunjukan posisi pertumbuhan dan pangsa sektor,subsektor,usaha atau komoditi pembentuk variable regional suatu daerah.
Tipologi Klassen dengan pendekatan sektoral yang dapat diperluas tidak hanya di tingkat sektor tapi juga subsektor,usaha ataupun komoditi menghasilkan
empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut : 1.
Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat kuadran I. Kuadran ini merupakan kuadran sektor dengan laju pertumbuhan PDRB gi yang lebih besar
dibandingkan pertumbuhan daerah yang menjadi acuan atau secara nasional g dan memiliki kontribusi terhadap PDRB si yang lebih besar dibandingkan
dengan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional s. Klasifikasi ini bias dilambangkan dengan gi lebih besar
dari g dan si lebih besar dari s. Sektor dalam kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor yang potensial karena memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi
dan pangsa yang lebih besar daripada daerah yang menjadi acuan atau secara nasional.
2. Sektor potensial adalah sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB yang
lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional, tetapi memiliki kontribusi terhadap PDRB daerah yang menjadi
acuan atau secara nasional. 3.
Sektor berkembang adalah Kuadran ini memiliki nilai pertumbuhan PDRB yang lebih tinggi dari nilai pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau
secara nasional, tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
menjadi acuan atau secara nasional. 4.
Sektor terbelakang adalah sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau
secara nasional dan sekaligus memiliki kontribusi tersebut terhadap PDRB yang lebih kecil dibandingkan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah
yang menjadi acuan atau secara nasional. 5.
Matrix Tipologi Klassen
Rerata Kontribusi sektoral thd PDRB
Rerata Laju Pertumbuhan
Sektoral Y
sektoral
≥ Y
PDRB
Y
SEKTORAL
Y
PDRB
r
sektoral
≥ r
PDRB
Sektor Prima Sektor Berkembang
r
sektoral
r
PDRB
Sektor Potensial Sektor Terbelakang
Table 3.1 Bagan Tipologi Klassen
Keterangan: Y
sektor
: nilai sektor ke i Y
PDRB
: rata-rata PDRB r
sektor
: laju pertumbuhan sektor ke i r
PDRB
: laju pertumbuhan PDRB
3.4.2 Analisis ICOR
Incremental capital output ratio ICOR adalah suatu besaran yang menunjukan tambahan capital investasi baru yang dibutuhkan untuk
menaikanmenambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output. Karena unit
kapital bentuknya berbeda-beda dan beraneka ragam sementara unit output relatif tidak berbeda, maka untuk memudahkan penghitungan keduanya dinilai dalam
bentuk uang nominal .
Pada dasarnya teori tentang ICOR ditandai oleh dua macam kosep Rasio Modal-Output,yaitu :
i. Rasio Model-Output atau Capital Output Ratio COR atau yang sering disebut
sebagai Average Capital Output Ratio ACOR, yaitu perbandingan anatara kapital yang digunakan dengan output yang dihasilkan pada suatu periode
tertentu. COR atau ACOR ini bersifat statis karena hanya menunjukan besaran yang menggambarkan perbandingan modal dan output.
ii. Rasio Modal-Output Margina atau Incremental Capital Output Ratio ICOR
yaitu suatu besaran yang menunjukan besarnya tambahan kapital investasi
baru yang dibutuhkan untuk menambahkanmenaikan satu unit output baik secara fisik maupun secara nilai uang. Konsep ICOR ini lebih bersifat dinamis
karena menunjukan perubahan kenaikanpenambahan output sebagai sebagai akibat langsung dari pertambahan kapital.
Dari pengertian pada butir ii, maka ICOR dapat diformulasikan sebagai berikut :
ICOR = ∆K ∆Y …………….. 1
dimana ∆K = perubahan kapital
∆Y = perubahan output
Dari rumus 1 didapatkan pengertian bahwa ICOR merupakan statistik yang menunjukan kebutuhan perubahan stok kapital untuk menaikan satu unit output.
Dalam perkembangannya data yang digunakan dalam menghitung ICOR bukan lagi hanya pertambahan barang modal baru atau perubahan stok kapital, melainkan
investasi I yang ditanam baik oleh swasta ataupun pemerintah sehingga rumusan ICOR dimodifikasi menjadi :
ICOR = I ∆Y …………….. 2
dimana I
= Investasi ∆Y
= perubahan output Rumus 2 dapat diartikan sebagai banyaknya kebutuhan investasi yang
diperlukan untuk mendapatkan 1 unit output.
Pada kenyataannya pertambahan output bukan hanya disebabkan oleh investasi, tetapi juga oleh faktor-faktor lain diluar investasi seperti pemakaian tenaga kerja,
penerapan teknologi dan kemampuan kewiraswastaan. Dengan demikian untuk melihan peranan investasi terhadap output berdasarkan konsep ICOR maka peranan
faktor-faktor selain investasi diasumsikan konstan Cateris Paribus.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Kota Medan
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di Propinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peran Kota Medan cukup penting dan strategis secara
regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah
daerah.
Kota medan terletak antara 3°.27’ - 3°.47’ Lintang Utara dan 98°.35’ - 98°.44’ Bujur Timur. Dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota
medan berbatasan dengan sebelah utara, selatan, Barat dan Timur dengan Kabupaten deli Serdang.Kota Medan merupakan salah satu dari 30 daerah Tingkat II di Sumatera
Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km
2
. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab
berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura
dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa
pasar barangjasa yang relatif besar.Secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang
didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regionalnasional.
Secara administratif, wilayah Kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan
Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.Kabupaten Deli
Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam SDA, Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota
Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing
Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan
berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.Di samping itu sebagai daerah yang
pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis.
Sebahagian besar dari dataran rendah merupakan tempat pertemuan dua suangaibesar yang membelah kota Medan yakni sungai Babura dan sungai Deli yang
sekaligussebagai sarana pengendalian banjir untuk kota Medan. Kota Medan yang memilikikeunggulan komparatif dari lokasi geografi tersebut masih ditambah dengan
posisi kotayang dilintasi 2 sungai yang menjadi jalur perdagangan di zaman Belanda.
Maka kotaMedan pertumbuhan ekonominya sejak dahulu sudah termasuk menjadi kota pentingyang ada di luar Pulau Jawa.
Di gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Kota
Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
4.1 Sektor Ekonomi Kota Medan