terhadap putusan perkara No. 054PIDB1997PN.JKT-BAR tentang tindak pidana perkosaan terhadap anak ideot.
1. Duduk perkara
Duduk perkara yang sebutkan berikut ini adalah salinan dari putusan perkara tersebut. penulis salin sesuai dengan apa adanya, dengan maksud agar
posisi kasus tersebut tidak ada penambahan atau pengurangan, kutipan kasus tersebut adalah sebagai berikut :
Bahwa terdakwa Boy Santoso pada hari Rabu tanggal 12 Februari 1997 di Jalan Tangki Wood No. 18 RT. 00702 keluarahan Tangki Tamansari
Jakarta Barat atau setidak-tidaknya di suatu lain yang masih dalam wilayah hukum pengadilan Negeri Jakarta Barat. Dengan sengaja melakukan
persetubuhan diluar perkawinan dengan seorang perempuan yang diketahui bahwa perempuan tersebut berada dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya
yaitu terhadap saksi Lusi alias Bembem adalah seorang perempuan ideot atau tingkat kecerdasan otak atau Aqiu nya dibawah ukuran normal, dilakukan
dengan cara : Terdakwa menarik tangan saksi Lusi yang saat itu sedang menuju
keluar pintu karena dipanggil terdakwa, diajak masuk kedalam kamar kosong dan gelap, didalam kamar tersebut penuh dengan birahi terdakwa mencium
bibir saksi Lusi beberapa kali, sambil tubuh saksi Lusi dipeluk-peluk, oleh karena saksi Lusi berteriak maka dengan sekuat tenaga mulut saksi Lusi
disekap menggunakan tangan terdakwa, sehingga tidak dapat melakukan
perlawanan. Kemudian terdakwa langsung menelentangkan saksi Lusi diatas kardus, sambil melepaskan celana dalam saksi Lusi, selanjutnya terdakwa
dengan secara paksa memasukan batang kemaluannya yang sudah tegang kedalam lubang kemaluan saksi Lusi, oleh karena saksi merasa kesakitan lalu
berteriak sekuatnya “ Au………… Au……….., dan teriakan itu didengar oleh orang lain, namun terdakwa tetap menekan terus batang kemaluannya
kedalam kemaluan saksi Lusi dan digesek-gesekan beberapa kali hingga batang kemaluan terdakwa mengeluarkan air mani kedalam kemaluan saksi
Lusi. Sedangkan patut diketahui bahwa perempuan yang disetubuhi menderita sakit ediot, dalam arti tingkat kecerdasan otak dan aqiu nya dibawah ukuran
normal, sehingga dapat dipandang sebagai orang yang tidak berdaya melakukan perlawanan, yang mana terdakwa harus dapat menduga bahwa
saksi Lusi tidak dapat mengetahui mana yang harus diperbuat dan mana yang tidak bagi dirinya, karena baik secara fisik maupun physchis lemah atau tidak
berdaya disini bukan karena perbuatan terdakwa, namun terdakwa tetap melaksanakan niatnya menyetubuhi saksi Lusi hanya untuk menyalurkan
nafsu birahinya..
28
2. Dakwaan