Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

STUDI PADA DEBITUR KREDIT UMUM PEDESAAN pada PT BANK

RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk UNIT SETIA BUDI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Administrasi Bisnis

OLEH

SILVIA MAYANA SILALAHI

NIM 090907027

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITTIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI STRATA 1 ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Silvia Mayana Silalahi

NIM : 090907027

Program Studi : IlmuAdministrasiNiaga/Bisnis

Judul :Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

Medan, September 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Onan Marakali,S.Sos, M.Si

NIP. 19 NIP.195908161986111001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

KATA PENGANTAR

Syallom,

Penulis mengucapkan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil ( Studi Pada Debitur Kupedes PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan)”.

Penulis mengucapkan terima kasih selama proses penyelesaian skripsi dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang mana penulis banyak menerima tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis dan Bapak M.Arifin nasution, S.Sos, M.SP selaku Seketaris Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Onan Marakali S.sos, M.si ,selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran yang berguna, dukungan moril dan proses penyusunan dan penyelesain skripsi ini.


(4)

4. Segenap dosen dan staf pengajar di ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

5. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta Papa saya Alm. M.Silalahi dan Mama saya Rohaya D.L.Simbolon yang telah banyak memberikan dorongan moral dan materi serta kasih sayang dan perhatian yang tiada terhingga kepada penulis selama masa kuliah terlebih-lebih selama masa penyusunan skripsi ini di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh pimpinan dan karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi Medan, khusus nya buat Staff Account Officer BRI Mario Valentino Hutabarat, S.sos terima kasih atas bantuannya.

7. Abang saya Alex Petrus Pratama Silalahi, S.kom dan adik saya Uthari Gustriani Silalahi yang telah memberikan dukungan melaului semangat dan doa kepada penulis.

8. Buat Aditya David Siagian dan seluruh “Siagian Family”, serta seluruh keluarga saya “ Silalahi Family” dan “Simbolon Family”yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis.

9. Buat sahabat-sahabat saya di Administrasi Bisnis, “My JJ”, Kakak Rica Marthasari Sagala, Anastasya Stefani S.X.S, Febrina C. Nainggolan, Royana Maranatha dan Hania Nathalie terimakasih buat hal – hal gila selama ini . Juga kepada teman-teman lain, kelas A’09 khususnya buat Abdul Rahman terimakasih 4 tahun kebersamaannya dan thanks for everything..


(5)

10. Buat sahabat – sahabat saya Pdm. Anderson Sitorus, Santi Malau, Boaz Zendrato, Yus Angreman Mendrofa. Dan seluruh HTK GTDI wil.Medan – Langkat. Thankyou for everythinhg guys.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada selama penulisan skripsi ini. Karena tidak ada gading yang tak retak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama demi perkembangan dan kelanjutan Civitas Akademika.

Medan, Agustus 2013 Penulis

Silvia Mayana Silalahi


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI……… iii

DAFTAR GAMBAR………... vi

DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR LAMPIRAN………... viii

ABSTRAK………... ix

ABSTRACT…………...….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Rumusan Masalah..………... 6

1.4 Tujuan Penelitian..………. 6

1.5 Manfaat Penelitian.………. 6

BAB II KERANGKA TEORI………..……..8

2.1 Kredit……..………..8

2.1.1 Pengertian Kredit……… 8

2.1.2. Unsur-Unsur Kredit………..……. 9

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Kredit……….……… 10

2.1.4. Pengelompokkan Kredit……….….…… 11

2.1.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit……… 13

2.1.6. Unsur-Unsur Kredit………. 15


(7)

2.2.1. Pengertian Usaha Kecil………. 16

2.2.2. Jenis-Jenis Usaha Kecil………. 18

2.2.3. Ciri-Ciri Usaha Kecil……….. 19

2.2.4. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Usaha Kecil…… 20

2.2.5. Strategi Pengembangan Usaha Kecil……….. 22

2.3. Kerangka Berfikir……… 23

2.4. Hipotesis……….. 24

BAB III METODE PENELITIAN……….. 25

3.1. Bentuk Penelitian………..25

3.2. Lokasi Penelitian………...25

3.3. Populasi dan Sampel……… 25

3..3.1. Populasi……… 25

3.3.2. Sampel……… 26

3.4. Defenisi Konsep……….. 26

3.5. Defenisi Operasional………... 26

3.6. Teknik Pengumpulan Data……….. 26

3.6.1. Sumber Data………. 26

3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data………. 27

3.7. Tehnik Analisis Data……….. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN………32

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 32

4.1.1. Sejarah dan Kegiatan BRI……… 32


(8)

4.1.3. Bidang- Bidang Kerja………. 37

4.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian……… 58

4.2.1. Karakteristik Debitur BRI Unit Setia Budi……… 58

4.2.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin….. 58

4.2.2. Karakteristik Berdasarkan Usia…………... 58

4.2.3. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan……. 59

4.2.2. Penjelasan Pemberian Kredit dan Pendapatan……. 61

4.3. Analisis Data dan Pembahasan……… 62

4.3.1. Analisis Data……… 62

4.3.1.1. Uji Asumsi Klasik………...62

4.3.2. Pembahasan……… 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 69

5.1. Kesimpulan……….. 69

5.2. Saran……… 70 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Paradigma Berfikir Peneliti………. 24 Gambar 4.1. Struktur Organisasi BRI Unit Setia Budi………. 37


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Realisasi Debitur KUPEDES……….. 3

Tabel 4.1. Gambaran Umum KUPEDES………. 55

Tabel 4.2. Karakteristik Debitur Berdasarkan Jenis Kelamin……… 58

Tabel 4.3. Karakteristik Debitur Berdasarkan Usia………. 59

Tabel 4.4. Karakteristik Debitur Berdasarkan Tingkat Pendidikan……… 60

Tabel 4.5. Tingkat Pendapatan Usaha Kecil………. 61


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil ( Studi Pada Debitur KUPEDES dagang Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi Medan)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit KUPEDS terhadap perkembangan usaha kecil dari segi perkembangan pendapatan usaha kecil debitur Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi Medan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Penelitian ini menggunakan data series periode Januari s/d Juni 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari Uji t dan Uji R². Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 18.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kredit umum pedesaan berpengaruh terhadap perkembangan usaha kecil dari perkembangan pendapatan.

Kata Kunci : Kredit Umum Pedesaan, Usaha Kecil


(12)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Credit Against Small Business Development (Studies in trade debtors of Bank Rakyat Indonesia KUPEDES Unit Medan Setia Budi)". The purpose of this study was to determine the effect of credit KUPEDS to the development of small businesses in terms of the development of small business income debtors Bank Rakyat Indonesia Unit Medan Setia Budi.

This study uses secondary data and primary data. This study uses data series from January s / din June 2013. The analytical method used is descriptive analysis with a quantitative approach consisting of a t-test and test R ². Tests carried out using SPSS for windows version 18 o'clock.

The results showed that the general rural credit effect on the development of small business revenue growth.


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil ( Studi Pada Debitur KUPEDES dagang Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi Medan)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit KUPEDS terhadap perkembangan usaha kecil dari segi perkembangan pendapatan usaha kecil debitur Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi Medan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Penelitian ini menggunakan data series periode Januari s/d Juni 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari Uji t dan Uji R². Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 18.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kredit umum pedesaan berpengaruh terhadap perkembangan usaha kecil dari perkembangan pendapatan.

Kata Kunci : Kredit Umum Pedesaan, Usaha Kecil


(14)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Credit Against Small Business Development (Studies in trade debtors of Bank Rakyat Indonesia KUPEDES Unit Medan Setia Budi)". The purpose of this study was to determine the effect of credit KUPEDS to the development of small businesses in terms of the development of small business income debtors Bank Rakyat Indonesia Unit Medan Setia Budi.

This study uses secondary data and primary data. This study uses data series from January s / din June 2013. The analytical method used is descriptive analysis with a quantitative approach consisting of a t-test and test R ². Tests carried out using SPSS for windows version 18 o'clock.

The results showed that the general rural credit effect on the development of small business revenue growth.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Usaha kecil merupakan basis usaha rakyat. Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha kecil memainkan suatu peran yang sangat penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, baik di negara-negara maju (NM) maupun di negara-negara sedang berkembang (NSB) termasuk Indonesia.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia usaha kecil selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian jumlah penduduknya hidup dalam kegiatan usaha kecil di sektor tradisional maupun modern, serta mampu menyerap banyak tenaga kerja. Besarnya kontribusi usaha kecil dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, membuat pemerintah sadar bahwa usaha kecil perlu dikembangkan. Pemerintah berusaha membantu pengembangan usaha kecil mulai berbagai program seperti program latihan pegembangan, manajemen usaha kecil serta pengembangan teknologi usaha kecil. Walaupun telah banyak dilakukan program-program pembinaan usaha kecil oleh pemerintah, namun kenyataannya di lapangan masih banyak usaha usaha kecil yang perkembangannya masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan oleh beberapa kelemahan dari pihak internal dan eksternal usaha kecil.

Faktor internal yang menghambat perkembangan usaha kecil adalah terbatasnya kepemilikan modal, kurangnya pengembangan SDM, pemakaian teknologi sederhana yang kurang produktif, sistem manajemen tradisional, kurang menguasai informasi serta masalah pemasaran. Selain itu, faktor eksternal yang menjadi penghambat perkembangan usaha kecil adalah adanya persaingan antara usaha kecil dan usaha besar, dimana usaha besar memproduksi barang yang relatif sama


(16)

dengan usaha kecil seperti kecap, gula, garam, tepung, terasi dan bahan-bahan pangan lainnya, diantara masalah internal dan eksternal, salah satu masalah yang paling krusial adalah masalah kepemilikan modal, modal yang umumnya diharapkan oleh sebagian besar usaha kecil adalah modal yang berasal dari kredit perbankan maupun kredit non bank.

Sesuai Undang-undang No. Tahun 1998 perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang tertulis dalam pasal 1 ayat 11 “ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga”.

Kredit berasl dari bahasa yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran. Apabila orang mengatakan membeli secara kredit maka hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga.

Menurut Rivai ( 2007 : 439 ), kredit diberikan dengan tujuan untuk memperoleh laba/keuntungan bagi bank ( lembaga keuangan), sedangkan bagi pengusaha/debitur kredit diberikan dengan tujuan potensi untuk mengembangkan usahanya.

Dalam pemberian kredit, perbankan melalui bank merupakan salah satu perantara pemberian kredit dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan yang bertugas memberikan/menyalurkan dana ke masyarakat.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Setia Budi merupakan salah satu lembaga milik pemerintah yang kegiatannya bergerak dalam bidang keuangan. Usaha-usaha utama keuangan yang dikelola BRI Unit Setia Budi meliputi : (a) menghimpun dana, (b) menyalurkan dana, dan (c) menyediakan jasa bank lainnya seperti jasa setoran telepon, listrik, air, pembayaran uang kuliah,


(17)

pembayaran gaji dan pension, kartu kredit, valas ( valuta asing), dan jasa-jasa lainnya. Dalam kegiatan pemberian/penyaluran dana, BRI Unit Setia Budi mengembalikan dana yang dikelola ke masyarakat dalam bentuk pinjaman/kredit yang diberikan berdasarkan prinsip konvensional. Salah satu maksud dari pemberian kredit kepada masyarakat adalah untuk membiayai kegiatan bisnis mikro. Pinjaman ataupun kredit merupakan aspek penting bagi BRI Unit Setia Budi, karena laba terbesar BRI Unit Setia Budi adalah laba dari pinjaman/kredit. Salah satu produk pinjaman yang ada pada Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi adalah KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan), yang ditujukan untuk individual (badan usaha maupun perorangan) yang didalamnya termasuk usaha kecil untuk mendukung berbagai keperluan pembiayaan semua jenis usaha dengan memenuhi kebutuhan modal kerja dan investasi.

Untuk mengatasi permodalan pada usaha kecil, BRI Unit Setia Budi membantu usaha kecil dengan memberikan KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan) yaitu kredit awal modal kerja yang berplafon 1.000.000 – 100.000.000, yang tentunya membantu usaha kecil dalam pengembangannya. Penyaluran kredit KUPEDES dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sampai pada seluruh pelosok-pelosok di Indonesia.

Berikut adalah tabel jumlah realisasi kredit KUPEDES terhadap debitur UMKM. Tabel 1.1

Jumlah Realisasi Debitur Kupedes UMKM Pada BRI Unit Setia Budi Medan

Tahun 2008 – 2012

Tahun Jumlah Debitur % Kenaikan

2008 84


(18)

2010 80 -8%

2011 85 6,25%

2012 88 3,5%

Sumber : BRI Unit Setia Budi, Medan.

Tabel 1.1 menjelaskan mengenai jumlah realisasi debitur baru KUPEDES mulai dari tahun 2008-2012. Dari tabel diatas dapat dilihat pertumbuhan jumlah debitur yang selalu berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah realisasi debitur baru KUPEDES ada 84 debitur ; pada tahun 2009 sebesar 87 debitur baru, terjadi peningkatan jumlah debitur dari tahun 2008 ke tahun 2009, meskipun persentasenya tidak begitu besar yaitu 3,5% ; namun pada tahun 2010 jumlah realisasi debitur baru hanya ada 80 debitur atau mengalami penurunan sebesar 8% dari tahun 2009. Pada tahun 2011 jumlah realisasi debitur baru mencapai 85 debitur, mengalami peningkatan sebesar 6,25% ; dan pada tahun 2012 jumlah realisasi debitur baru mencapai 88 debitur atau mengalami peningkatan sebesar 3,5% dari tahun 2011.

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa pada tahun terakhir yaitu tahun 2012 penyaluran/pemberian kredit terhadap UMKM meningkat sebesar 3,5% dari tahun 2011. Sehingga terlihat bahwa BRI Unit Setia Budi membantu UMKM untuk memperoleh kredit sehingga permodalan UMKM terbantu,

Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan usaha kecil mengenai kredit KUPEDES BRI, menyebabkan banyaknya usaha kecil meminjam modal kepada rentenir dan koperasi dan ditemukan juga bahwa usaha kecil yang memiiki pinjaman di BRI Unit Setia Budi mengalami perkembangan.


(19)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembatasan penelitian, yakni sektor usaha kecil dan perkembangan usaha kecil yang meliputi perkembangan pendapatan pada debitur KUPEDES perdagangan BRI Unit Setia Budi Medan.

Penelitian terkait dengan pengaruh pemberian kredit terhadap perkembangan usaha kecil pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Sofia Rita ( 2004 ) dalam penelitiannya berjudul,” Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Pendapatan Usaha Kecil Menengah di PT. BPR Laksana Abadi Sunggal Medan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh nyata terhadap jumlah pendapatan debitur, namun kredit yang diterima tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pendapatan debitur PT. BPR Laksana Abadi.

Hernowo ( 2004 ) dalam penelitiannya berjudul, “ Pengaruh Pemberian Kredit Kupedes PT.BRI ( Persero ) Tbk Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Kecil di Lubuk Pakam”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha kecil yang ditunjukkan adanya kenaikan pendapatan dari usahanya.

Lambok ( 2006 ) dalam penelitiannya berjudul ,” Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh signifikan atas perkembangan usaha kecil sebelum dan sesudah menerima kredit dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ( PKBL ) PT. Angkasa Pura II Polonia Medan. Andry Hendrawan ( 2009 ) dalam penelitiannya berjudul, “ Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ( PKBL ) PT. Bank Mandiri Kantor Wilayah I Medan “. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian kredit berpengaruh terhadap perkembangan pendapatan usaha kecil.


(20)

Kiki Marbun (2011) dalam penelitiannya berjudul ,”Pengaruh Pemberian Kredit Angsuran Fidusia Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Debitur Perum Pegadaian Cabang Padang Bulan Medan”. Hasil penelitian nya menunjukkan bahwa pemberian kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan pendapatan tetapi pemberian kredit berpengaruh signifikan terhadap perkembangan pelanggan debitur Perum Pegadaian Cabang Padang Bulan Medan. Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penilitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Kecil (Studi Kasus pada Debitur KUPEDES Perdagangan dan Jasa Bank BRI Unit Setia Budi Medan).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimana pengaruh pemberian kredit terhadap perkembangan pendapatan usaha kecil debitur KUPEDES BRI Unit Setia Budi Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui besar pengaruh pemberian kredit terhadap perkembangan pendapatan usaha kecil pada BRI Unit Setia Budi Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi BRI Unit Setia Budi, sebagai bahan masukan dan informasi khususnya dalam pengembangan usaha kecil debitur Kupedes.


(21)

b. Bagi penulis, sebagai bahan informasi untuk memperluas wawasan penulis dalam bidang kredit, khususnya mengenai pemberian kredit Kupedes serta pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kecil.

c. Bagi usaha kecil, sebagai bahan pertimbangan bagi para pelaku usaha kecil dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan usahanya.

d. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi para peneliti lain yang ingin mengetahui tentang kredit khususnya tentang pemberian kredit Kupedes serta pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kecil, sehingga dapat dipakai sebagai bahan perbandingan ataupun referensi untuk peneliti selanjutnya.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

Teori digunakan sebagai landasan atau alasan mengapa suatu yang bersangkutan memang bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau merupakan salah satu penyebab. Secara umum , teori merupakan bahan dasar yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi jawaban atas permasalahan peneliti. Teori menjelaskan mengenai hubungan antar konsep, antar variabel serta berbagai penjelasan mengenai gejala sosial yang ada.

Vredenbergt (1978) dalam Azuar Juliandi (2013 : 40) menyatakan bahwa teori berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara suatu gejala dan pengamatan yang telah dilakukan ; meramalkan fungsi dari gejala-gejala yang diamati berdasarkan pengetahuan yang telah dipersoalkan oleh teori.

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu Kredit Kupedes BRI, Usaha Kecil dan Perkembangannya.

2.1. Kredit

2.1.1. Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamkan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.


(23)

Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan, dari bahasa Latin yaitu credo, yang berarti pengakuan iman/kepercayaan dimana kreditur (pihak yang memiliki modal/dana) memberikan kepercayaan (kredit/credere) kepada debitur (pihak yang meminjam dana) untuk mengelola sejumlah dana guna diputarkan agar dapat menghasilkan.

Umumnya sebagai atas kepercayaan yang diberikan pemilik dana (kreditur), maka pihak peminjam (debitur) merealisasikan syarat-syarat yang diminta kreditur dalam bentuk perilaku-perilaku (dalam bahasa Yunani perilaku-perilaku tersebut disebut credenda). Credenda merupakan perilaku debitur yang diwujudkan dalam bentuk barang jaminan (berupa benda bergerak atau benda tidak bergerak seperti BPKB kendaraan bermotor/mobil, sertifikat tanah). Dengan kata lain, credere (kepercayaan) akan dibalas dengan credenda (perilaku) yang sesuai dengan kepercayaan yang diberikan.

Dalam bahasa Indonesia credenda dapat diartikan dengan agunan/jaminan.

pinjaman debitur tersebut.

2.1.2. Unsur-unsur Kredit

Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah :

a. Kepercayaan, yaitu : keyakinan dari si pemberi kredit bahwa dana yang diberikan benar-benar akan diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu, yaitu : masa yang memisahkan antara pemberian kredit ( prestasi) dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu


(24)

ini, nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang lebih tinggi dari nilai uang itu sekarang.

c. Degree of Risk, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima di masa yang akan datang.

d. Prestasi, yaitu merupakan objek dari kredit tersebut dapat berupa uang tapi dapat juga berbentuk barang dan jasa.

Tetapi dalam kehidupan modern sekarang ini kredit didasarkan kepada uang maka transaksi-transaksi yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian kredit tentunya memiliki beberapa tujuan yang tidak terlepas dari misi perusahaan didirikan. Menurut Kasmi (2009 : 105), tujuan pemberian kredit adalah :

1. Mencari keuntungan

Tujuan utama dari pemberian kredit kepada debitur adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga kredit sesuai perjanjian antara pihak debitur dengan bank yang bersangkutan.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan berikutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun untuk modal kerja. Dana terseut digunakan untuk mengembangkan dan memperluas usahanya.


(25)

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor terutama sektor rill, karena semakin banyak kredit disalurkan untuk pengembangan usaha kecil, semakin baik pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan fungsi kredit menurut Untung (2005 : 4), funsi kredit bagi perdagangan usaha kecil adalah :

1. Meningkatkan daya guna uang

2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang 4. Sebagai satu alat stabilitas ekonomi

5. Meningkatkan kegairahan berusaha 6. Meningkatkan pemerataan pendapatan 7. Meningkatkan hubungan internasional

2.1.4. Pengelompokan Kredit

Menurut Untung (2005), kredit dapat dikelompokkan menurut berbagai kriteria, yaitu dari kriteria lembaga pemberi-penerima kredit, jangka waktu serta penggunaan kredit.

1. Kredit dikelompokkan berdasarkan kriteria lembaga pemberi-penerima kredit : a. Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha dan konsumsi.

Kredit ini merupakan kredit yang diberikan oleh bank pemerintah maupun swasta kepada dunia usaha guna untuk membiayai kebutuhan permodalan, ataupun kepada individu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang berupa barang maupun jasa.


(26)

Kredit likuiditas adalah kredit yang diberikan oleh Bank Sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia, yang digunakan sebagai dana untuk membiayai kegiatan perkreditannya. Kredit ini dilaksanakan oleh Bank Indonesia sesuai pasal 29 UU Bank Sentral tahun 1968, berguna untuk memajukan urusan perkreditan dan sekaligus bertindak sebagai pengawas atas urusan kredit tersebut.

c. Kredit langsung

Kredit langsung adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah, atau semi pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada Bulog dalam rangka pelaksanaan program pengadaan pangan.

2. Kredit dikelompokkan berdasarkan segi tujuan penggunaanya, dapat digolongkan menjadi :

a. Kredit konsumtif

Kredit konsumtif adlah kredit yang diberikan bank pemerintah atau bank swasta kepada perseorangan untuk membiayai keperluan konsumsi sehari-hari.

b. Kredit produktif

Kredit produktif terbagi atas kredit investasi dan kredit eksploitasi.

Kredit investasi adalah kredit yang ditujukan untuk membiayai modal tetap, yaitu peralatan produksi, gedung dan mesin-mesin (jangka waktu panjang).

c. Kredit perdagangan

Kredit perdagangan digunakan untuk perdagangan , biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut.

Kredit eksploitasi adalah kredit yang ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan dunia usaha akan modak kerja untuk membiayai kebutuhan persediaan bahan baku (jangka waktu pendek).


(27)

3. Kredit dikelompokkan berdasarkan segi waktu, dapat digolongkan menjadi :

a. Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Bentuknya dapat berupa kredit rekening koran, kredit penjualan, kredit pembeli dan kredit wesel.

b. Kredit jangka menengah (medium term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu 1 sampai 3 tahun.

c. Kredit jangka panjang (long term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Yang termasuk dalam kredit jangka panjang pada umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan untuk menambah modal perusahaan dalam rangka rehabilitasi, ekspansi (perluasan) dan pendirian proyek baru.

2.1.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Prinsip-prinsip pemberian kredit dapat dilihat dari Analisi 5 C (BRI, Analaisa Kupedes 2012), yaitu :

1. Character

Analisis karakter dapat dilihat dari :

a. Rasa tanggung jawab debitur b. Kejujuran debitur

c. Keseriusan debitur dalam berbisnis

d. Keinginan debitur untuk membayar semua kewajiban kepada bank dengan seluruh kekayaan yang dimiliki


(28)

a. Riwayat hubungan dengan bank b. Riwayat peminjam

c. Reputasi dalam bisnis

d. Keuangan, manajemen dan legalitas usaha

2. Capacity, merupakan kemampuan debitur membuat rencana dan mewujudkan menjadi kenyataan, menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan, Menganalisa capacity seseorang debitur dapat dilihat dari : kemampuan manajerial dan kemampuan finansial.

3. Capital

Capital adalah kemampuan perusahaan dalam memikul beban pembiayaan dan risk sharing perusahaan.

4. Collateral

Collateral adalah jumlah jaminan yang berfungsi untuk menutupi pinjaman debitur berupa agunan seperti sertifikat tanah.

5. Condition

Condition merupakan kondisi suatu perusahaan saat mengatasi ancaman dan peluang yang berasal dari lingkunga eksternal maupun internal perusahaan yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan.

2.1.6. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah : 1. Kepercayaan


(29)

Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Kesepakatan merupakan perjanjian antara kedua belah pihak dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3. Jangka waktu

Jangka waktu merupakan masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Resiko

Resiko merupakan suatu kemungkinan tidak tertagihnya pinjaman atau macetnya pengembalian kredit.

5. Balas jasa

Balas jasa merupakan suatu keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa, yang dikenal dengan nama bunga.

2.2. Usaha Kecil

2.2.1. Pengertian Usaha Kecil

Terdapat beberapa perbedaan mengenai pengertian usaha kecil, baik menurut Undang-undang, Perbankan, Biro Pusat Statistik dan lembaga-lembaga lainnya. Apa yang menjadi batasan usaha kecil masih sulit untuk dijelaskan. Penentuan batasan usaha kecil cenderung kepada modal awal,


(30)

Menurut Tohar (2000 : 2), beberapa batasan usaha kecil dilihat dari total asset, total penjualan bersih per tahun dan status kepemilikan antara lain :

1. Definisi-definisi usaha kecil dari berbagai segi tersebut : a. Berdasarkan Total Aset

Berdasarkan total asset, pengusaha kecil adalah pengusaha yang memilik kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha.

b. Berdasarkan Total Penjualan Bersih Per Tahun

Berdasarkan total penjualan bersih per tahun, pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih per tahun paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

c. Berdasarkan Status Kepemilikan

Berdasarkan status kepemilikan, usaha kecil adalah usaha berbentuk perseorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, yang didalamnya termasuk koperasi.

Menurut Tohar (2000 : 2), kriteria-kriteria usaha kecil antara lain :

Usaha kecil termasuk koperasi merupakan kegiatan ekonomi rakyat dengan skala kecil yang memiliki kriteria :

a. Memiliki kekayaan bersih atau total asset paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

b. Memiliki hasil penjualan bersih per tahun paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)


(31)

d. Berdiri sendiri, artinya bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau berafiliasi entah langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau dengan usaha besar.

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

2. Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia kepada Bank Umum di Indonesia No. 3/9Bkr, tgl. 17 Mei 2001, Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kriteria :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ;

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- ; c. Milik Warga Negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

3. Usaha kecil menurut Biro Pusat Statistik : Usaha rumah tangga yaitu, mempunyai 1-5 tenaga kerja, Usaha kecil yaitu, mempunyai 6-19 tenaga kerja.

Usaha menengah yaitu, mempunyai 20-99 tenaga kerja. Usaha besar yaitu, mempunyai 100 lebih tenaga kerja.


(32)

4. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 yaitu, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan paling bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- dan milik warga negara Indonesia. 2.2.2. Jenis-Jenis Usaha Kecil

Usaha kecil dikelompokkan dalam 4 kelompok : 1. Usaha Perdagangan

Keagenan : agen koran/majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain ; pengecer : minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain ; Ekspor/Impor : produk lokal dan internasional ; sektor informal : pengumpul barang bekas, pedagang kaki lima dan lain-lain,

2. Usaha Pertanian

Meliputi Perkebunan : pembibitan dan kebun buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain ; Peternakan : ternak ayam, petelur, susu sapi ; Perikanan : darat/laut seperti tambank udang, kolam ikan dan lain-lain.

3. Usaha Industri

Industri Makanan/Minuman ; Pertambangan ; Pengrajin ; Konveksi dan lain-lain. 4. Usaha Kecil

Jasa Konsultan ; perbengkelan ; restoran ; jasa konstruksi ; jasa transportasi ; jasa telekomunikasi ; jasa pendidikan dan lain-lain.

2.2.3. Ciri-Ciri Usaha Kecil

Menurut Anoraga (2002 : 16) para ahli sering menciptakan ciri-ciri usaha kecil dilihat dari sisi kewirausahawan (Entrepreneurship). Dimana entrepreneurship muncul apabila seseorang berani


(33)

mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Longenecker dan Moore (2000 : 9), karakteristik seorang wirausaha adalah kebutuhan akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil resiko, percaya diri dan keinginan untuk berbisnis, entasi pada masa depan dan penuh gagasan.

Sedangkan menurut Soetadi (2010 : 63), wirausaha memiliki ciri-ciri :

1. Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.

2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut

3. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menhasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan efisien.

4. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.

5. Mengahadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin

6. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain.

2.2.4. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Usaha Kecil

Secara umum menurut Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia dalam Hendrawan (2000 : 138), masalah-masalah yang dihadapi sektor usaha kecil antara lain :


(34)

Masalah dari permodalan antara lain : suku bunga kredit yang tinggi, kurangnya informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan non bank, sistem dari lembaga keuangan yang rumit memakan waktu yang relatif lama.

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2000 : 227), bagi pengembangan usaha kecil, masalah modal merupakan kendala terbesar.

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan untuk modal dasar maupun langkah-langkah pengembangan usaha kecil, yaitu : melalui kredit perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hibah, dan jenis-jenis pembiayaan lainnya.

2. Pemasaran

Pengusaha kecil banyak yang kurang memiliki daya saing jika berhadapan dengan usaha besar, adanya persaingan tidak sehat diantara jenis usaha dan kurangnya indormasi pemasaran produk.

3. Bahan Baku

Penyaluran bahan baku yang kurang memadai dan harga bahan baku yang relative tinggi dapat menyebabkan rendahnya tingkat kualitas bahan baku dari suatu produk.

4. Teknologi

Tenaga kerja yang ahli dan terampil dalam bidangnya masih sedikit, akses dan teknologi yang tidak merata pada segala bidang dan kurangnya peralatan teknologi yang memadai serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan teknologi yang ada saat ini.


(35)

Usaha kecil banyak yang tidak memiliki manajemen yang baik. Usaha kecil tidak dapat membuat pembukuan keuangan yang teratur serta kemampuan mengorganisasi diri dan karyawan yang masi lemah. Untuk itu dibutuhkan pelatihan manajemen.

6. Birokrasi

Usaha kecil yang berbadan hukum masih sedikit disebabkan proses birokrasinya cukup sulit dan membutuhkan dana yang cukup besar serta jangka waktu yang cukup lama.

7. Kemitraan

Kemitraan usaha kecil dan usaha besar memiliki manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan sektor usaha kecil, demikian hal transfer ilmu manajemen dan teknologi yang kurang dimaksimalkan usaha kecil.

8. Peraturan

Peraturan-peraturan yang berkaitan dan berhubungan dengan pengembangan bisnis secara umum juga memiliki dampak terhadap pengembangan usaha kecil. Hal ini tentu berkaitan dengan kebijakan oleh pemerintah dalam rangka memajukan sektor usaha kecil.

9. Masalah Internal Perusahaan

Pengembangan usaha kecil dicirikan dengan lemahnya kondisi internal yaitu, lemahnya penguasaan teknologi, manajemen yang sederhana, lemahnya jaringan distribusi pemasaran serta sifat ketergantungan yang kuat.

10. Masalah Desain

Salah satu kelemahan usaha kecil adalah usaha kecil masih memiliki desain yang terkesan lemah dan sederhana, masih melakukan peniruan desain serta kurang memiliki kemampuan untuk menguasai teknologi dalam bidang menguasai desain.


(36)

2.2.5. Strategi Pengembangan Usaha Kecil

Menurut Suryana (2003 : 87), strategi yang tepat dalam mengembangkan sektor usaha kecil adalah meliputi aspek-aspek antara lain :

1. Peningkatan akses kepada aset produktif terutama modal, teknologi manajemen, pemasaran dan segi-segi penting lainnya.

2. Peningkatan akses pada pasar yang meliputi: suatu spectrum kegiatan yang luas mulai dari perdagangan usaha sampai pada informasi pasar, bantuan produksi dan prasarana serta sarana pemasaran. Khususnya bagi usaha kecil dipedesaan, prasarana ekonomi yang dasar dan akan sangat membantu adalah perhubungan.

3. Kewirausahawan, dalam hal ini pelatihan-pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berusaha sangatlah penting. Namun, bersamaan dengan atau dalam pelatihan tersebut maka sangat penting ditanamkan semangat berwirausaha. Hal ini harus diperluas sejak dini dalam sistem pendidikan kita dalam rangka membangun bangsa Indonesia yang mandiri yakni, bangsa niaga yang maju dan bangsa industri yang tangguh.

4. Kelembagaan, kelembagaan ekonomi dalam arti luas adalah pasar. Maka memperkuat pasar adalah penting, tetapi harus disertai pengendalian agar bekerjanya pasar tidak melenceng dan mengakibatkan melebarnya kesenjangan. Untuk itu diperlukan intervensi-intervensi yang tepat yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah dasar dalam ekonomi bebas tetapi tetap menjamin pemerataan sosial (social equity).


(37)

5. Kemitraan, kemitraan usaha merupakan jalur penting dan strategis bagi perkembangan ekonomi rakyat. Kemitraan telah terbukti berhasil diterapkan di negara-negara lain seperti : Jepang, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan. Dengan pola backward linkages akan terkait erat antara usaha besar dan menengah dan kecil serta usaha asing (PMA) dengan usaha kecil lokal.

2.3. Kerangka Berfikir

Keterbatasan modal yang dimiliki oleh para pengusaha kecil menyebabkan usaha kecil sulit untuk berkembang. Modal yang biasanya dibutuhkan oleh pengusaha kecil dapat diperoleh melalui kredit lembaga keuangan bank maupun kredit lembaga keuangan non-bank. Namun, pengusaha kecil kurang mengetahui kredit yang berasal dari perbankan karena kurangnya sosialisasi antara pihak perbankan dan pengusaha kecil serta pola pikir pengusaha kecil yang berpendapat sulitnya bagi pengusaha kecil untuk mengakses persyaratan-persyaratan yang diajukan perbankan dalam proses pencairan pinjaman/ kredit. Terdapat dua permasalahan di dalam hak aspek para pelaku usaha kecil yaitu, mobilisasi awal dan akses ke modal kerja serta finansial jangka panjang ( Tambunan dalam Hendrawan, 2004 : 74). Modal awal usaha kecil biasanya bersumber dari tabungan pribadi pengusaha sedangkan untuk modal kerja dan finansial jangka panjang diperoleh dari pinjaman/kredit ( Hendrawan dalam Marbun, 2009 ). Secara sederhana kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 2.1 :


(38)

Paradigma Berpikir Peneliti

Sumber : penulis, 2013

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah : perkembangan usaha kecil yaitu perkembangan pendapatan usaha kecil di BRI Unit Setia Budi Medan.

Pemberian Kredit KUPEDES

(X)

Jumlah Pemberian Kredit

Pengembangan Usaha Kecil (Y)


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sebagaimana dikatakan Nazir (2003 : 63) bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, factual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.

Analisis kuantitatif adalah suatu metode analisis dimana data – data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti dengan perhitungan statistik (Sugiyono,2007).

3.2. Lokasi Penelitian

Tempat di dalam penelitian akan dilaksanakan pada BRI Unit Setia Budi Medan yang berada di Jalan Setia Budi no. 94 J Medan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh debitur aktif Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan sampai tanggal 1 Juli 2013 yaitu sebanyak 167 debitur.


(40)

Sampel dalam penelitian ini adalah debitur Kupedes perdagangan BRI Unit Setia Budi 6 bulan terakhir dari bulan Januari – Juni 2013.

3.4. Defenisi Konsep

Defenisi konsep pada penelitian ini adalah :

- Pemberian Kredit merupakan fasilitas yang ditawarkan bank kepada pengusaha kecil yang membutuhkan.

- Perkembangan Usaha Kecil merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam memberdayakan usaha kecil.

3.5. Defenisi Operasional

Berdasarkan defenisi konsep yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan :

1. Pemberian Kredit : Jumlah Kredit yang diberikan.

2. Perkembangan Usaha Kecil : Jumlah Pendapatan.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :

a. Data Sekunder adalah data yang berasal dari dokumen – dokumen di BRI Unit Setia Budi Medan yang relevan dengan penelitian ini khususnya dokumen – dokumen tentang debitur.


(41)

b. Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara kepada staff account officer BRI Unit Setia Budi Medan.

3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

Penelusuran Dokumen Bank BRI berupa jumlah nasabah Kredit Umum Pedesaan, gambaran umum perusahaan BRI Unit Setia Budi Medan, info tentang produk Kredit Umum Pedesaan, dan data pelengkap lainnya, bersama account officer dan deskman kredit dengan persejutuan kepala unit BRI Unit Setia Budi.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif, dengan menggunakan statistik – statistik tertentu.

1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menganalisa data sehingga memberi gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi ( Sugiyono, 2007 : 110).

2. Metode Analisis Statistik

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis :


(42)

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besarnya hubungan dan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka penelitian menggunakan bantuan program software SPPS Statistic Product and

Service Solution versi 18.0. Menurut Sugiyono (2005 : 194 ) persamaan regresi sederhana dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Hipotesis : Y = a + bX

Keterangan :

Y = Perkembangan pendapatan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Pemberian Kredit

Model regresi sederhana harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum data tersebut dianalisis, yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regrsi, varibel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai residu yang berdistribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah data distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu : pendekatan histogram, pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov – Smirnov.


(43)

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scartterplot disekitar nilai x dan y. Jika pada grafik scartterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta terbesar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Uji ini dilakukan melalui dua pendekatan yaitu : pendekatan grafik dan pendekatan statistic ( uji Glejser dan uji Park ).

3. Uji Autokeralasi

Uji autokorelasi dilakukan menguji apakah asumsi bahwa data bersifat bebas, dalam pengertian bahwa data pada periode tertentu tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi data periode sebelumnya ataupun pada periode sesudahnya. Apabila terjadi gejala autokorelasi, pengujian dengan menggunakan uji t statistik dan uji F statistik sudah tidak efektif lagi. Bilamana uji ini tetap dilaksanakan maka hasil kesimpulan yang didapat akan bersifat meragukan. Pengujian terhadap autokorelasi dapat dilakukan dengan uji statistic Durbin Watson, The Runs Test, The Breusch- Godfrey (BG) Test.

Penarikan kesimpulan untuk masing – masing koefisien diatas adalah sebagai berikut :

1. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan menggunakan statistic ( uji t ).


(44)

Terima Ho bila, t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel atau Sig.t ≥ α

Tolak Ho bila, t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel atau Sig.t <α 2. Uji R²

Koefisien determinasi ( R²) digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinan ( R²) nol, berarti variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinan mendekati satu maka variabel independen ( R²) juga dipergunakan untuk mengetahui persentase perubahan variabel dependen (y) yang disebabkan variabel independen (x).


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi sudah berdiri selama kurang lebih 23 tahun. Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi ini memberikan pelayanan baik dibidang penyimpanan uang di bank seperti tabungan, deposito bahkan pelayanan peminjaman kredit seperti KUR, KUPEDES dan Kredit Golongan Berpenghasilan Tetap.

Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi dipimpin oleh seorang Kepala Unit. Kemudian ada mantri (Account Officer) dan supervisor yang memiliki peran yang setara. Perbedaannya adalah mantri lebih memiliki peran dan tanggung jawab pada aspek bisnis (pinjaman) sedangkan supervisor memiliki peran dan tanggung jawab pada aspek pelayanan (simpanan). Selain itu, mantri dan supervisor tetap dibantu oleh customer service dan teller.

4.1.1 Sejarah dan Kegiatan Operasional Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der

Inladsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu

lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Dalam perkembangannya bank ini telah mengalami perubahan nama beberapa kali, karena disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang mengalami penjajahan oleh bangsa asing yaitu


(46)

berubah menjadi De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Creditbank, yang perkemangannya lebih dikenal masyarakat sebagai Volksbank (Bank Rakyat). Pada tahun 1934 menjadi Centrale Kas Voor Het Volscredietwezen (AVB) berubah menjadi Syomin Gink.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama Republik Indonesia. Namun pada masa agresi Belanda pada tahun 1947 terutama dengan adanya perjanjian Renville, kelancaran operasional BRI menjadi terganggu sehingga sempat terhenti selama kurang lebih satu tahun sampai disepakatinya perjanjian Roem-Royen pada tahun 1949. Selanjutnya BRI aktif kembali dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat (BARRIS).

Aturan Bank Rakyat Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 yang mengajukan Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Menengah. Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Algemene Volkscrediet Bank dibubarkan tanggal 29 Oktober 1951 dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1951 yang mencabut Staatsblad 1934-1982 tentang pendirian Algemene Volkscrediet Bank. Dengan demikian maka terhitung sejak tanggal tersebut Bank Rakyat Indonesia menjadi ahli waris satu-satunya dari Algemene

Volkscrediet Bank diseluruh Indonesia.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche

Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (PenPres) No. 9 tahun 1965,

BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.


(47)

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar PenPres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dn Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

BRI Unit Setia Budi didirikan pada bulan Oktober tahun 1990. BRI Unit Setia Budi mengalami mutasi karena sudah habis masa kontraknya. Sejauh ini sudah ada 5 Kepala Unit yang pernah menjabat di BRI Unit Setia Budi. Alasan didirikannya BRI Unit Setia Budi adalah karena sudah semakin banyak nasabah BRI yang tinggal di daerah Setia Budi serta adanya pasar potensial yang bertujuan untuk menambah laba BRI.


(48)

Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi Bank Komersial yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

b. Misi Perusahaan

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang opyimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

c. Tata Nilai Perusahaan

Business Focus adalah salah satu dari Bank Rakyat Indonesia Tbk., yang tetap dan tidak berubah

sejak konsepsi adalah komitmennya untuk memberikan bantuan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).Komitmen ini tercermin dalam alokasi kredit untuk sektor-sektor yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk dan jasa keuangan lainnya.


(49)

Struktur organisasi dari Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi Medan adalah struktur organisasi garis dan staff, sesuai dengan laju perkembangan Bank Rakyat Indonesia.Struktur organisasi dapat gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggung serta hubungan pelaporan yang menyangkut tingkat hierarki dan besarnya rentang kendali di setiap tingkat dalam organisasi tersebut.

Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik kea rah vertical dan horizontal. Bank Rakyat Indonesia mempunyai fungsi manajemen yang sangat jelas dimana pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam organisasi dilakukan menurut struktur organisasi yang telah ditetapkan, setiap personal akan diberikan tugas atas kualifikasi dan tanggung jawabnya.

Struktur Organisasi BRI Unit Setia Budi Medan

KA UNIT

MANTRI SUPERVISO


(50)

Sumber : BRI Unit Setia Budi Medan, 2013.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BRI Unit Setia Budi Medan

2.1.3 Bidang – Bidang Kerja

1. Kepala Unit (KA Unit) Tugas Pokok :

Melaksanakan fungsi manajemen di BRI Unit Setia Budi dalam mengimplementasikan strategi pengembangan kinerja bisnis mikro dengan menciptakan dan memanfaatkan peluang untuk mencapai RKA dan meningkatkan pertumbuhan bisnis mikro berdasarkan prinsip kehati-hatian untuk memastikan kegiatan operasional di BRI Unit Setia Budi dapat terlaksana dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam mencapai target yang ditetapkan.

Tugas dan Tanggung Jawab :

1) Merencanakan, mengkoordinasikan dan menetapkan strategi pemasaran simpanan dan pinjaman mikro di BRI Unit Setia Budi untuk menghadapi persaingan bisnis mikro, serta meningkatkan portofolio dan market share BRI Unit Setia Budi sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memastikan pencapaian kinerja yang telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2) Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk mendukung sinergi bisnis BRI serta secara aktif memperkenalkan dan memasarkan produk BRI Unit Setia Budi untuk mencapai target yang telah ditetapkan.


(51)

3) Mengembangkan, memonitor dan mengevaluasi bisnis BRI Unit Setia Budi di wilayah kerjanya, untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

4) Mengarahkan, mengkoordinasi dan mengusulkan RKA di tingkat BRI Unit Setia Budi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya serta mengkoordinasi pelaporannya untuk memastikan kesesuaian RKA dengan target yang ditetapkan. 5) Melakukan pembinaan nasabah BRI Unit Setia Budi baik pinjaman maupun

simpanan serta menjaga kualitas asset BRI Unit Setia Budi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

6) Mengkoordinasikan aktivitas penagihan (collection) secara efektif dan efisien terhadap debitur pinjaman BRI Unit Setia Budi yang bermasalah atau yang memiliki indikasi akan bermasalah, untuk mengendalikan timbulnya resiko kredit dengan tetap menjaga hubungan baik dengan debitur dan menjaga citra BRI guna mengendalikan angkan Non Performing Loan pinjaman BRI Unit Setia Budi sesuai target yang ditetapkan.

7) Mengkoordinasikan, mengelola, mengawasi dan memonitor kas BRI Unit Setia Budi sesuai kewenangannya untuk kelancaran operasional BRI Unit Setia Budi serta menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan kas, memastikan ketentuan maksimal kas tidak terlampaui selama jam pelayanan kas, serta memastikan kecukupan kas untuk operasional BRI Unit Setia Budi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8) Mengkoordinasikan, memonitor dan mengendalikan pelayanan operasional BRI Unit Setia Budi untuk memastikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(52)

9) Merencanakan, mengembangkan, membina dan mengevaluasi kompetensi dan kinerja SDM BRI Unit Setia Budi sesuai dengan kewenangan bidang tugasnya untuk memastikan pengelolaan SDM di BRI Unit Setia Budi berjalan sesuai kebijakan dan ketentuan yang berlaku.

10) Merencanakan, mengelola dan memonitor kebutuhan logistik di BRI Unit Setia Budi secara tepat sesuai kewenangannya untuk mendukung kelancaran operasional unit kerja serta melaksanakan waskat logistik sesuai ketentuan untuk mengeliminasi terjadinya penyimpangan.

11) Mengkoordinasikan dan memonitor sistem administrasi pembukuan BRI Unit Setia Budi untuk keamanan dan pelayanan operasional serta memastikan bahwa sistem operasional di BRI Unit Setia Budi sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditentukan.

12) Mengendalikan kualitas pelayanan kepada nasabah untuk meningkatkan kepuasan nasabah untuk menjamin kelancaran pelayanan kepada nasabah.

13) Membantu menyelesaikan permasalahan keluhan nasabah, pemasalahan lainnya di BRI Unit Setia Budi agar setiap keluhan nasabah dan permasalahan lainnya dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

14) Melakukan pengawasan dan memonitor operasional BRI Unit Setia Budi dan memastikan sistem waskat telah berjalan sesuaiketentuan untuk mengeliminasi terjadinya penyimpangan.

15) Mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi seluruh aktivitas administrasi kantor, data informasi pekerja, logistik dan inventaris BRI Unit Setia Budi dilaksanakan secara tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku.


(53)

16) Memonitor dan menganalisis laporan-laporan BRI Unit Setia Budi serta memastikan kebenarannya untuk keperluan penentuan kebijakan manajemen sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target yang telah ditetapkan.

17) Mengarahkan, mengkoordinasi dan memantau pelaksanaan tindak lanjut audit di tingkat BRI Unit Setia Budi untuk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan audit.

18) Melaksanakan kerja sama dan membina hubungan baik dengan nasabah, unit kerja lain, lembaga/instansi lain atau pihak ketiga terkait lainnya untuk memperlancar pencapaian target yang ditetapkan dan peningkatan kinerja sesuai kewenangannya.

19) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari Atasan sesuai peran dan kompeterisinya dalam mencapai target/standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien, sepanjang tugas pokok sudah diselesaikan.

Wewenang :

1) Memutus permintaan Kupedes di dokumen (berkas) dan sistem (BRINETS) sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

2) Melakukan approval pada sistem BRINETS untuk Kupedes putusan AMBM/MBM/Pinca.

3) Mengusulkan biaya kerugian bunga Kupedes.

4) Memutus/memfiat biaya promosi sesuai kewenangannya. 5) Memutus/memfiat biaya eksploitasi sesuai kewenangannya. 6) Memutus/memfiat biaya eksploitasi sesuai kewenangannya.


(54)

7) Memfiat pencarian/penarikan simpanan sesuai kewenangannya. 8) Memfiat pengiriman uang keluar sesuai dengan kewenangannya.

9) Melakukan fiat bayar pinjaman yang telah diputus sesuai dengan kewenangannya. 10) Mengesahkan transaksi OB sesuai dengan kewenangannya.

11)Memegang kode putar kunci brankast dan kluis lemari berkas pinjaman.

12)Menandatangani surat-surat keluar biasa yang terdiri dari surat dan laporan rutin yang ditujukan kepada pihak intern maupun ekstern.

13)Menandatangani bilyet deposito sesuai kewenangannya.

14)Bertindak hukum mengikat dengan pihak ketiga dan menghadap dimuka pengadilan dalam rangka permasalahan BRI Unit di wilayahnya sesuai ketentuan yang berlaku.

15)Mendelegasikan level ID dan User ID pada saat Kaunit keluar kantor. 16)Melakukan maintenance data Kupedes.

17)Mengusulkan ke Kanca hal-hal sebagai berikut :

a. Mutasi, promosi dan demosi pekerja BRI Unit bawahannya.

b. Reward dan punishment (bonus dan hukuman jabatan) pekerja BRI Unit.

c. Mengusulkan kebutuhan SDM di BRI Unit.

2. Supervisor Tugas Pokok :

Mengkoordinasikan, mengawasi operasional BRI Unit Setia Budi baik mengelola kas, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di BRI Unit Setia Budi, sistem administrasi pembukuan, pengelolaan logistik di BRI Unit Setia Budi untuk kelancaran operasional dan


(55)

pelayanan di BRI Unit Setia Budi serta memastikan operasional, pelayanan dan administrasi pembukuan, logistik yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Tanggung Jawab :

1) Memonitor dan mengelola kas BRI Unit Setia Budi sesuai kewenangannya untuk kelancaran operasional BRI Unit Setia Budi serta menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan kas dan memastikan ketentuan maksimal kas tidak terlampaui selama jam pelayanan kas, serta memastikan kecukupan kas untuk operasional BRI Unit Setia Budi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Memelihara register dokumen kas untuk menghindari selisih kas dengan pembukuannya serta memelihara register cash in transit dan melaporkan deklarasinya untuk menjamin ketertiban administrasi asuransi kas sehingga hak klaim dapat terpenuhi.

3) Mengendalikan dan mengawasi pelayanan operasional oleh Customer Service dan Teller BRI Unit Setia Budi, untuk memastikan pelayanan operasional sesuai dengan standar layanan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

4) Mengendalikan dan mengawasi sistem administrasi pembukuan di BRI Unit Setia Budi agar berjalan dengan lancar dan aman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Melakukan verifikasi akhir, memeriksa kelengkapan, jumlah dan keabsahan

dokumen administrasi kas dan dokumen-dokumen lainnya, yang diterima guna memastikan dan meyakini kebenaran dan keamanan transaksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(56)

6) Mengelola, mengawasi proses dan prosedur administrasi pinjaman mikro, simpanan serta jasa bank lainnya di BRI Unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mengamankan kepentingan BRI.

7) Mengelola dokumen surat berharga sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghindari penyalahgunaan surat berharga.

8) Meneliti laporan-laporan BRI Unit yang akan disampaikan kepada Kaunit & Kanca untuk memastikan kebenaran laporan sesuai dengan ketentuan dan target waktu yang telah ditentukan.

9) Mengelola dan memantau seluruh aktivitas administrasi kantor, data informasi pekerja, logistik dan inventaris di BRI Unit sesuai dengan kewenangannya untuk memastikan sarana penunjang aktivitas BRI Unit dilaksanakan secara tertib sesuai standard an ketentuan yang berlaku.

10) Melaksanakan tindak lanjut audit sesuai kewenangannya untuk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan audit. 11) Menyusun laporan-laporan sesuai kewenangannya agar memenuhi ketentuan yang

berlaku dan kebutuhan unit kerja lain/instansi terkait.

12) Melaksanakan kerjasama dan membina hubungan baik dengan nasabah, unit kerja lain, lembaga/instansi lain atau pihak ketiga terkait lainnya untuk memperlancar proses operasional di BRI Unit, pencapaian target yang ditetapkan dan peningkatan kinerja sesuai kewenangannya.

13) Mengajukan usul-usul/saran-saran untuk memberikan masukan atas kajian kebijakan/sistem dan prosedur yang terkait dengan bidang tugasnya dalam rangka peningkatan kinerja BRI Unit.


(57)

14) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari Atasan sesuai peran dan kompetensinya dalam mencapai target/standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien, sepanjang tugas pokok sudah diselesaikan.

Wewenang :

1. Memegang kode putar kunci brankast dan kunci kluis lemari berkas pinjaman. 2. Melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan dan rekening pinjaman sesuai

kewenangannya.

3. Melakukan pengaktifan cek atau bilyet giro sesuai kewenangannya.

4. Memfiat pengiriman uang keluar sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan.

5. Approval CN keluar sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan. 6. Melakukan approval transaksi error correction.

7. Melakukan fiat bayar dan setoran simpanan sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

8. Melakukan fiat bayar pinjaman yang telah diputus oleh pejabat yang berwenang. 9. Menatakerjakan PIN Mailer kartu BRI.

10. Menandatangani bilyet deposito sesuai kewenangannya. 11. Menandatangani Daftar Mutasi Harian.

12. Mengesahkan transaksi OB sesuai dengan kewenangannya.

13. Melakukan pemblokiran dan mengaktifkan kembali simpanan sesuai ketentuan yang berlaku.

14. Melakukan approval salary crediting.


(58)

16. Mengaktifkan kembali rekening pasif.

3. Teller Tugas Pokok :

Memberikan pelayanan transaksi kas ataupun over-booking, serta memberikan pelayanan pembayaran dari dank e nasabah untuk kepentingan bisnis BRI Unit Setia Budi sesuai dengan sistem dan prosedur operasional BRI Unit Setia Budi berdasarkan prosedur yang jelas dengan permasalahan yang relatif kompleks untuk memastikan tugas/kegiatan telah dilaksanakan sesuai ketentuan sistem dan prosedur yang berlaku untuk mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan.

Tugas dan Tanggung Jawab :

1) Memberikan pelayanan transaksi kas baik penerimaan setoran, pengambilan maupun pembayaran dari dank e nasabah atau calon nasabah sesuai dengan sistem dan prosedur operasional BRI Unit Setia Budi.

2) Melakukan pengurusan kas BRI Unit Setia Budi bersama KaUnit/Supervisor Unit Setia Budi untuk mengamankan asset bank serta memastikan pengurusan kas telah sesuai dengan sistem dan prosedur BRI Unit Setia Budi.

3) Melakukan perencanaan kebutuhan/jumlah kas BRI Unit Setia Budi untuk memperlancar pelayanan transaksi baik penerimaan setoran maupun pembayaran dari dan ke nasabah atau calon nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4) Mendokumentasikan dan memastikan kelengkapan bukti-bukti transaksi kas

maupun over-booking (OB) yang berada dalam pengawasannya sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.


(59)

5) Melakukan kegiatan pemeriksaan fisik uang untuk memastikan keaslian uang yang diterima dan menghindari penerimaan uang palsu.

6) Menjaga keamanan kas selama jam operasional dan memastikan jumlahnya sesuai dengan data transaksi dengan sistem dan prosedur operasional BRI Unit Setia Budi.

7) Mengelola dan menyetorkan fisik kas kepada KaUnit/Supervisor Unit Setia Budi pada saat posisi kas mencapai maksimum kas teller dan setiap akhir hari untuk memastikan keamanan kas.

8) Melakukan rekonsilisasi transaksi setiap akhir hari untuk memastikan bahwa transaksi telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

9) Membina hubungan baik dengan nasabah dan calon nasabah serta menjalin kerjasama dengan unit kerja terkait untuk memberikan pelayanan prima serta untuk mendukung pencapaian target yang ditetapkan.

10) Mengajukan usul-usul/saran-saran untuk memberikan masuka atas kajian kebijakan/ketentuan yang terkait dengan bidang tugasnya dalam rangka peningkatan kinerja BRI Unit Setia Budi.

11) Melaksanakan tindak lanjut audit sesuai kewenangannya untuk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan audit. 12) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari Atasan sesuai peran dan

kompetensinya dalam mencapai target/standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien sepanjang tugas pokok telah diselesaikan.

Wewenang :


(60)

2) Memegang kunci brankast.

4. Customer Service Tugas Pokok :

Memberikan kelancaran dan ketepatan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah dan yang akan menggunakan jasa perbankan BRI Unit Setia Budi serta pelayanan internal berdasarkan prosedur yang jelas dengan administrasi yang relatif kompleks untuk kepentingan bisnis BRI Unit Setia Budi dan memastikan bahwa pelayanan administrasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Tanggung Jawab :

1) Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan di BRI Unit Setia Budi dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.

2) Memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah mengenai produk BRI Unit Setia Budi pada khususnya dan produk BRI Unit Setia Budi pada umumnya guna menunjang pemasaran produk BRI Unit Setia Budi.

3) Mengumpulkan, menyediakan dan mengolah data-data internal dan eksternal terkait pinjaman BRI Unit Setia Budi, simpanan serta jasa bank lainnya, serta mengidentifikasi dan menguraikan masalah untuk menyajikan data, informasi atau laporan yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian kinerja BRI Unit Setia Budi.

4) Mengimplementasikan kebijakan/pedoman/ketentuan di bidang administrasi pinjaman BRI Unit Setia Budi, simpanan serta jasa bank lainnya sesuai ketentuan


(61)

pelaksanaannya untuk menyelesaikan operasional administrasi pinjaman BRI Unit Setia Budi dan simpanan serta jasa bank lainnya sesuai bidang tugasnya.

5) Melaksanakan pemeriksaan dan registrasi permohonan pinjaman BRI Unit Setia Budi dan simpanan serta jasa bank lainnya untuk memastikan kelengkapan, keamanan dan keabsahan dokumen kredit dan tertib administrasinya sesuai ketentuan yang berlaku.

6) Menyiapkan dokumen-dokumen dan nota-nota pembukuan kredit atau dokumen/nota-nota pembukuan lainnya untuk mendukung proses penyelesaian administrasi pinjaman BRI Unit Setia Budi, simpanan dan jasa bank lainnya di BRI Unit Setia Budi.

7) Mengelola berkas pinjaman BRI Unit Setia Budi beserta agunannya, berkas simpanan, dan jasa bank lainnya untuk memastikan kelengkapan, keabsahan, keamanan dan tertib administrasinya.

8) Mengagenda dan mendokumentasikan surat atau keluar masuk sesuai bidang tugasnya untuk memastikan surat atau dokumentasi didistribusikan atau diarsipkan sesuai ketentuan yang berlaku dan kepentingannya.

9) Membuat draft surat/dokumen/laporan yang dibutuhkan oleh BRI Unit Setia Budi untuk kepentingan manajemen dengan analisis sederhana untuk disajikan kepada Atasannya secara akurat dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku dan kepentingannya.

10) Menatausahakan register-register yang berkaitan dengan proses pelayanan pinjaman dan simpanan serta jasa bank lainnya untuk menunjang kelancaran


(62)

operasional dan memastikan penatausahaan register telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11) Menatausahakan gaji pegawai, biaya pengobatan dan hak-hak pegawai lainnya untuk memenuhi ketentuan SDM serta memastikan penatausahaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12) Menatakerjakan persediaan logistik untuk kepentingan/kelancaran operasional BRI Unit Setia Budi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

13) Mengajukan usul-usul/saran-saran untuk memberikan masukan atas kajian kebijakan/ketentuan yang terkait dengan bidang tugasnya dalam rangka peningkatan kinerja BRI Unit Setia Budi.

14) Menyediakan data atau informasi yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tindak lanjut audit sesuai dengan bidang tugasnya untuk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan audit.

15) Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal dengan supervise Atasannya untuk memperlancar penyelesaian tugas.

16) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan dari Atasan sesuai dengan peran dan kompetensinya untuk mencapai target/standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien, sepanjang tugas pokok sudah diselesaikan.

Wewenang :

1) Memegang kunci kluis/lemari berkas pinjaman.


(63)

Tugas Pokok :

Melakukan pemasaran produk BRI Unit Setia Budi (pinjaman, simpanan dan jasa bank lainnya) serta melakukan prakarsa usulan putusan pinjaman BRI Unit Setia Budi seuai ketentuan yang berlaku agar pinjaman BRI Unit Setia Budi yang diberikan layak dan aman bagi BRI Unit Setia Budi, melakukan pembinaan terhadap debitur pinjaman dan simpanan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas asset BRI Unit Setia Budi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan.

Tugas dan Tanggung Jawab :

1) Membuat rencana target pinjaman BRI Unit Setia Budi dan bertanggung jawab atas pencapaiannya agar realisasi pencapaian target lebih terarah dan termonitor serta memastikan pencapaian kinerja telah sesuai dengan target yang telah sesuai dengan target yang ditetapkan.

2) Melakukan penelitian kelengkapan dan keabsahan dokumen pinjaman BRI Unit Setia Budi, analisa permohonan pinjaman nasabah dan calon nasabah serta memprakarsai usulan putusan pinjaman agar proses pemberian pinjaman sesuai dengan prosedur perkreditan yang berlaku dan berdasarkan prinsip kehati-hatian. 3) Melakukan pembinaan, penagihan dan pengawasan pinjaman BRI Unit Setia Budi

mulai dari pinjaman dicairkan sampai dengan lunas untuk meminimalkan resiko pinjaman serta memastikan proses pembinaan dan pengawasan pinjaman telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Melaporkan situasi dan kondisi debitur yang masih lancer maupun memburuk serta memberikan usul, saran dan pemecahannya atau penanggulangannya kepada atasan agar lebih mudah dalam menentukan tindak lanjut penanganannya.


(64)

5) Memasarkan dan memperkenalkan produk-produk BRI Unit Setia Budi dan menyampaikan hasil kunjungan ke nasabah atau calon nasabah kepada atasan dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan/ekspansi agar proses marketing lebih efisien dan efektif serta terarah sesuai prioritas.

6) Memberikan informasi, saran dan masukan kepada atasan terhadap pelaksanaan promosi produk simpanan dan pinjaman agar kegiatan promosi berjalan efektif agar penggunaan biaya dan sarana promosi lebih optimal serta mengajukan usul-usul/saran-saran untuk memberikan masukan atas kajian kebijakan/ketentuan/sitem dan prosedur yang terkait dengan bidang tugasnya dalam rangka peningkatan kinerja di BRI Unit Setia Budi.

7) Melaksanakan tindak lanjut audit sesuai kewenangannya untuk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan audit. 8) Menyusun laporan-laporan sesuai kewenangannya agar memenuhi ketentuan yang

berlaku dan kebutuhan unit kerja lain/instansi terkait.

9) Melaksanakan kerjasama dan membina hubungan baik dengan nasabah, unit kerja lain, lembaga/instansi lain atau pihak ketiga terkait lainnya untuk memperlancar pencapaian target yang ditetapkan dan peningkatan sesuai kewenangannya.

10) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai peran dan kompetensinya dalam mencapai target/standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien, sepanjang tugas pokok sudah diselesaikan.

Wewenang :

1) Memprakarsai permintaan pinjaman.


(65)

6. Customer Service KUPEDES Tugas Pokok :

Melaksanakan kegiatan administrasi dan operasional bidang administrasi KUPEDES, dalam melayani kebutuhan dan pengelolaan data KUPEDES berdasarkan prosedur yang jelas, bersifat rutin dengan administrasi yang sederhana dan membutuhkan supervise yang ketat pada nasabah khusus untuk memastikan tugas/kegiatan telah dilaksanakan sesuai ketentuan/kebijakan serta sistem dan prosedur yang berlaku dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan.

Tugas dan Tanggung Jawab :

1) Mengumpulkan, menyediakan dan mengolah data-data internal dan eksternal terkait KUPEDES, serta mengidentifikasi dan menguraikan masalah untuk menyajikan data, informasi atau laporan yang diperlukan dalam rangka mencapai kinerja.

2) Mengimplementasikan kebijakan/pedoman/ketentuan di bidang administrasi KUPEDES dan ketentuan pelaksanaannya untuk menyelesaikan operasional administrasi KUPEDES sesuai bidang tugasnya.

3) Melaksanakan pemeriksaan dan registrasi permohonan KUPEDES untuk memastikan kelengkapan, keamanan dan keabsahan dokumentasi kredit dan tertib administrasinya sesuai ketentuan yang berlaku.

4) Menyiapkan dokumen-dokumen dan nota-nota/dokumen pembukuan kredit untuk mendukung proses penyelesaian operasional administrasi KUPEDES di BRI Unit Setia Budi.


(66)

5) Mengelola berkas pinjaman KUPEDES untuk memastikan kelengkapan, keabsahan, keamanan dan tertib administrasinya.

6) Mengagenda dan mendokumentasikan surat atau dokumen keluar masuk sesuai bidang tugasnya untuk memastikan surat atau dokumentasi didistribusikan atau diarsipkan sesuai ketentuan yang berlaku dan kepentingannya.

7) Membuat draft surat/dokumen/laporan dengan analisis sederhana dan supervise atasannya untuk menyajikan kepada atasannya secara akurat dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku dan kepentingannya.

8) Mengajukan usul-usul/saran-saran untuk memberikan masukan atas kajian kebijakan/ketentuan yang terkait dengan bidang tugasnya dalam rangka peningkatan kinerja BRI Unit Setia Budi.

9) Menyediakan data atau informasi yang dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tindak lanjut audit sesuai dengan bidang tugasnya untuk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan audit.

10) Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal dengan supervisor atasannya untuk memperlancar penyelesaian tugas

11) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan dari atasan sesuai dengan peran dan kompetensinya untuk mencapai target/standar yang ditetapkan secara efektif dan efisien, sepanjang tugas pokok sudah diselesaikan.

4.1.1. Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) di BRI

KUPEDES merupakan kredit dengan bunga bersaing yang bersifat umum untuk semua sektor ekonomi, ditujukan untuk individual (badan usaha maupun perorangan) yang memenuhi


(67)

persyaratan dan dilayani di seluruh BRI Unit dan Teras BRI. Dari pengertian di atas jelas bahwa Kupedes diutamakan untuk membiayai usaha kecil yang ada di masyarakat. Sasarannya diutamakan pada perorangan atau badan usaha yang bergerak dalam dunia usaha baik dengan jaminan nama dan usahanya sendiri. Kupedes dapat diberikan untuk semua kebutuhan pembiayaan usaha mikro (microfinancing) di masayarakat dengan prosedur yang relatif mudah dan sederhana, untuk tujuan produktif. Gambaran umum tentang produk kupedes dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Gambaran Umum Kupedes

No Fitur Keterangan

1. Tujuan Kupedes diberikan untuk membiayai keperluan investasi maupun modal kerja dalam rangka peningkatan usaha di semua sector ekonomi.

1. Untuk keperluan investasi maksudnya kredit yang diberikan kepada debitur atau calon debitur untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau pendirian usaha baru.

2. Sedangkan untuk modal kerja maksudnya kredit yang diberikan


(68)

kepada debitur/calon debitur untuk membiayai modal kerja yang bersangkutan.

2. Sasaran kredit Masyarakat perorangan yang memiliki usaha mikro baik di bidang perdaganga, pertanian, peternakan, dan jasa.

3. Plafond kredit Rp 1.000.000 – Rp 100.000.000

4. Jangka Waktu 1 – 5 tahun

5. Persyaratan 1. Memiliki usaha atas nama sendiri minimal 1 tahun,disertai surat keterangan dari lurah,atau menyertakan SIUP,SITU atau TDP.

2. Melengkapi persyaratan foto copy KTP suami / istri,jika belum menikah menyertakan foto copy KTP pemohon pinjaman dan foto copy KTP orang tua sebagai penjamin,

3. Melengkapi foto copy kartu keluarga,

4. Menyertakan Surat Keterangan Tidak Silang Sengketa.


(69)

6. Suku bunga Rp 1.000.000 – Rp 20.000.000 = 1,025%

Rp 21.000.000 – Rp 50.000.000 = 1,2 %

Rp 51.000.000 – Rp 100.000.000 = 1%

7. Propisi/c.fe Peminjaman > Rp 50.000.000 dikenakan provisi 1% dari besarnya pinjaman.

8. Biaya administrasi Rp 100.000

9. Biaya lain – lain _

10. Agunan kredit Tanah, dan atau bangunan dengan SK Camat.

11. Lama waktu proses Kurang lebih satu minggu setelah pengajuan pinjaman.

Sumber : Hasil Penelitian,2013 (Data diolah oleh penulis)

4.2. DESKRIPSI DATA VARIABEL PENELITIAN

4.2.1. Karakteristik Debitur BRI Unit Setia Budi

4.2.1.1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Tingkat Pendapatan Debitur


(70)

Tabel 4.2

Hubungan Antara Jenis Kelamin

Dengan Tingkat Pendapatan

No Jenis Kelamin Kondisi Pendapatan Debitur ( Meningkat )

Persentase (%)

1 Perempuan 10 43.5

2 Laki – laki 13 56.5

Total 23 100

Sumber :BRI Unit Setia Budi,2013 (Data diolah oleh penulis)

Berdasarkan data dan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa kenaikan tingkat pendapatan terbesar dikelola oleh pelaku usaha kecil yang berjenis kelamin laki-laki yakni sebesar 56.5%.

4.2.1.2. Hubungan Antara Usia dengan Tingkat Pendapatan.

Dari 23 debitur ditemukan bahwa usia debitur usaha kecil yang menerima bantuan kredit berkisar antara 26-35 tahun, 36 – 45 tahun, 46 – 55 tahun, > 55 tahun. Kenaikan tingkat pendapatan terbesar dikelola oleh pelaku usaha kecil dengan kelompok umur 36 – 45 , yakni sebesar 43.5%.

Hubungan antara usia dengan tingkat pendapatan debitur dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3


(71)

Dengan Tingkat Pendapatan ( Setelah Menerima Kredit ) No. Usia (tahun) Kondisi Pendapatan

Debitur ( Meningkat)

Persentase (%)

1. 26 – 35 4 17.4

2. 36 – 45 10 43.5

3. 46 – 55 6 26.1

4. >55 3 13

Total 23 100

Sumber : BRI Unit Setia Budi, 2013 (Data diolah oleh penulis)

4.2.1.3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pendapatan

Karakteristik debitur berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini :


(1)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

95.0% Confidence Interval for B

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound

1 (Constant) 517478.657 522104.702 .991 .333 -568297.511 1603254.824

Pinjaman .025 .010 .462 2.387 .026 .003 .047

a. Dependent Variable: Pendapatan

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .462a .213 .176 1.29150E6 .213 5.697 1 21

a. Predictors: (Constant), Pinjaman b. Dependent Variable: Pendapatan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.503E12 1 9.503E12 5.697 .026a

Residual 3.503E13 21 1.668E12

Total 4.453E13 22

a. Predictors: (Constant), Pinjaman b. Dependent Variable: Pendapatan


(2)

Coefficient Correlationsa

Model Pinjaman

1 Correlations Pinjaman 1.000

Covariances Pinjaman .000

a. Dependent Variable: Pendapatan

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension

Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant) Pinjaman 1

dimension1

1 1.857 1.000 .07 .07

2 .143 3.600 .93 .93

a. Dependent Variable: Pendapatan

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 893328.0000 3.0231E6 1.5851E6 6.57218E5 23

Std. Predicted Value -1.053 2.188 .000 1.000 23

Standard Error of Predicted Value

269691.906 659925.375 361315.201 123088.776 23

Adjusted Predicted Value 882540.2500 3.6320E6 1.6013E6 7.21570E5 23

Residual -1.72314E6 4.97912E6 .00000 1.26181E6 23

Std. Residual -1.334 3.855 .000 .977 23

Stud. Residual -1.552 3.984 -.006 1.028 23


(3)

Stud. Deleted Residual -1.610 7.866 .163 1.768 23

Mahal. Distance .003 4.788 .957 1.531 23

Cook's Distance .000 .538 .059 .141 23

Centered Leverage Value .000 .218 .043 .070 23


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Debitur Menggunakan Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

4 96 118

Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai

30 200 67

IMPLEMENTASI KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SKALA MIKRO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)Tbk UNIT WIROLEGI CABANG JEMBER

0 4 15

ANALISIS PROBLEMATIKA KREDIT MACET DALAM PELAKSANAAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) Analisis problematika kredit macet dalam pelaksanaan kredit umum pedesaan (kupedes) (studi di pt. Bank rakyat indonesia (persero) tbk.unit kepuh sukoharjo).

0 2 17

ANALISIS PROBLEMATIKA KREDIT MACET DALAM PELAKSANAAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) Analisis problematika kredit macet dalam pelaksanaan kredit umum pedesaan (kupedes) (studi di pt. Bank rakyat indonesia (persero) tbk.unit kepuh sukoharjo).

0 4 14

PENANGANAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT SUDIRMAN DENPASAR.

0 2 45

SISTEM PENYALURAN KREDIT USAHA PEDESAAN (KUPEDES) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT GUNUNG SOPUTAN.

0 0 21

BAB II KERANGKA TEORI - Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

0 0 7

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA STUDI PADA DEBITUR KREDIT UMUM PEDESAAN pada PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk UNIT SETIA BUDI MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bis

0 0 12