Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
PENGARUH LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
DESTRI MUSRIANI SIREGAR 100522154
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan
arus kas opeasi terhadap deviden tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau di
tuliskan sumbernya secara sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Desember 2013
Destri Musriani Siregar 100522154
(3)
ABSTRAK
PENGARUH LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Deviden tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan deviden masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Posisi likuiditas perusahaan dan proporsi earnings
perusahaan menjadi faktor utama dalam penentuan pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba sebelum bunga & pajak, arus kas dari aktivitas operasi secara parsial dan secara simultan terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufkatur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 128 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 20 perusahaan sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan dan parsial diperoleh kesimpulan bahwa bahwa laba sebelum bunga & pajak dan arus kas dari akivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai.
Kata kunci : laba sebelum bunga & pajak, arus kas dari aktivitas operasi dan dividen tunai.
(4)
ABSTRACT
PENGARUH LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK DAN ARUSKAS OPERASI TERHADAP DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Cash dividends paid to shareholders depends on the dividend policy of each company and based on consideration of various factors. Liquidity position of the company and the proportion of company earnings became a major factor in determining the payment of cash dividends to shareholders. This study has the objective of identifying and analyzing the effect of earnings before interest and taxes, cash flows from operating activities partially and simultaneously to the cash dividends received by shareholders manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The study population is a manufacturing company that is listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2012. The sample selection and purposive sampling of 128 companies listed in Indonesia Stock Exchange gained 20 sample firms. The method of data analysis used in this study is the classical assumption and hypothesis testing.
Based on the results of hypothesis tests simultaneously and partially the conclusion that that earnings before interest and taxes and cash flow from operating activity of a significant effect on cash dividends.
Keywords : earnings before interest and taxes, cash flows from operating activities and cash dividends.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada ALLAH SWT
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Deviden Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Program Studi
Strata-1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Saya menyadari tidak dapat berdiri sendiri dalam menyelesaikan penelitian
ini tanpa bantuan dan dorongan baik materil maupun spiritual dari berbagai
pihak,terutama kedua orangtua saya Alm.Mustanuddin Siregar dan Suriani Lubis
SPd yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya serta selalu
mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini, dan tidak lupa
pula dengan penuh rasa hormat saya ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas
(6)
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia
Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan waktu untuk membaca dan menilai skripsi ini.
5. Bapak Budiman Salim, SE, selaku pimpinan CV Setia Utama dan Bapak
Junarso, SE,BKP selaku Kabid CV Setia Utama yang telah membantu dan
memperlancar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua Kakak saya Dr.Mustika Warni Siregar dan Evi Rosalindah Siregar
serta Adik saya Mulya Abdi Syahputra Siregar yang telah banyak mendukung
dalam penulisan skripsi ini dan Sahabat-sahabat seperjuangan, Pratiwi, Zahra,
Aisyah , Nels dan Anita yang telah banyak mendukung dari awal kuliah
hingga selesainya skripsi ini dan tidak lupa untuk Renida, Mardiani, dan
Verawati,SE yang banyak membantu pembuatan skripsi ini, serta semua
teman-teman yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah membantu
dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh
(7)
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
Medan, Desember 2013
Peneliti,
Destri Musriani Siregar
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iiI KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8
1. Analisis Laporan Keuangan ... 8
2. Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) ... 14
3. Arus Kas ... 16
4. Deviden ... 18
a. Pengertian ... 18
b. Jenis Deviden ... 19
c. Prosedur Pembayaran Deviden ... 19
d. Kebijakan Deviden ... 20
e. Faktor Yang Mempengaruhi kebijakan Deviden ... 21
f. Indikator Kebijakan Deviden ... 23
5. Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Deviden Tunai ... 24
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27
C. Kerangka Konseptual ... 30
D. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 32
B. Jenis dan Sumber Data ... 32
C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
D.Teknik Pengumpulan Data ... 38
E.Defenisi Operasional dan pengukuran Variabel ... 39
F. Metode Analisi Data ... 40
(9)
a. Uji Normalitas Data ... 40
b. Uji Multikolinieritas ... 42
c. Uji Heteroskedastisitas ... 42
d. Uji AutoKorelasi ... 43
2. Pengujian Hipotesis ... 44
a. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F) ... 44
b. Pengujian Individu atau Parsial (Uji t) ... 45
c. Uji Koefisien Determinasi ... 46
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Identifikasi dan Pengukuran Variabel ... 47
B. Statistik Deskriptif ... 48
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 49
1. Uji Normalitas ... 49
2. Uji Multikolinieritas ... 55
3. Uji Heteroskedastisitas ... 57
4. Uji AutoKorelasi ... 58
D. Pengujian Hipotesis ... 59
1. Koefisien Determinasi ... 59
2. Uji Statistik “ F” ... 60
3. Uji Statistik “t” ... 61
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 65
B.Keterbatasan Penelitian ... 66
C.Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Aktivitas Operasi ... 17
2.2 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27
3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 35
4.1 Daftar Nama Perusahaan ... 47
4.2 Statistik Deskriptif ... 48
4.3 Hasil Uji Normalitas ... 50
4.4 Hasil Uji Normalitas (2) ... 53
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 56
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 59
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 59
4.8 Hasil Uji Statistik F ... 60
4.9 Hasil Uji Statistik t ... . 61
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 30
4.1 Histogram ... 51
4.2 Grafik P-Plot ... 52
4.3 Histogram Setelah Transformasi ... 54
4.4 Grafik Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 55
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Data Variabel Penelitian ... 73 2 Output SPSS ... 78
(13)
ABSTRAK
PENGARUH LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Deviden tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan deviden masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Posisi likuiditas perusahaan dan proporsi earnings
perusahaan menjadi faktor utama dalam penentuan pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba sebelum bunga & pajak, arus kas dari aktivitas operasi secara parsial dan secara simultan terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufkatur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 128 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 20 perusahaan sampel. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan dan parsial diperoleh kesimpulan bahwa bahwa laba sebelum bunga & pajak dan arus kas dari akivitas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai.
Kata kunci : laba sebelum bunga & pajak, arus kas dari aktivitas operasi dan dividen tunai.
(14)
ABSTRACT
PENGARUH LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK DAN ARUSKAS OPERASI TERHADAP DEVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Cash dividends paid to shareholders depends on the dividend policy of each company and based on consideration of various factors. Liquidity position of the company and the proportion of company earnings became a major factor in determining the payment of cash dividends to shareholders. This study has the objective of identifying and analyzing the effect of earnings before interest and taxes, cash flows from operating activities partially and simultaneously to the cash dividends received by shareholders manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
The study population is a manufacturing company that is listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2012. The sample selection and purposive sampling of 128 companies listed in Indonesia Stock Exchange gained 20 sample firms. The method of data analysis used in this study is the classical assumption and hypothesis testing.
Based on the results of hypothesis tests simultaneously and partially the conclusion that that earnings before interest and taxes and cash flow from operating activity of a significant effect on cash dividends.
Keywords : earnings before interest and taxes, cash flows from operating activities and cash dividends.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai
macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan
terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang
diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti
kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari
perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam
laporan keuangan.
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam
perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi
(return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan
pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi
ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan.
(16)
keuntungan (earnings) yang diperoleh dibagikan dalam bentuk dividen, ditahan untuk tambahan investasi, atau gabungan keduanya. Horne (2005:498)
menyatakan bahwa beberapa investor lebih memilih deviden daripada capital gain. Pembayaran deviden dapat menghilangkan kebimbangan para investor mengenai keuntungan perusahaan. Deviden diterima menurut dasar periode
berjalan, sementara prospek realisasi capital gain diperoleh di masa depan.
Dividen yang bisa diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen
tunai dan non tunai. Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen
non tunai (non cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya dividen saham dan
dividen aktiva. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran
dividen dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas
investasinya pada suatu perusahaan.
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah
sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar
deviden dibanding retained earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian deviden, faktor yang menjadi perhatian
manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran
kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas.
Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perekayasa akuntansi atau
(17)
terandalkan. Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang
didapat dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan
biaya-biaya operasi (laba sebelum bunga dan pajak). Jumlah laba yang dihasilkan
perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan
dalam membayarkan dividen bagi pemegang saham. Biasanya perusahaan yang
memiliki laba yang tinggi akan membagikan dividen yang besar. Dengan kata
lain, semakin tinggi laba bersih semakin tinggi dividen yang diberikan perusahaan
bagi pemegang saham.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas, laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah
arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendanaan dari luar. Arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap dividen tunai,
semakin tinggi arus kas operasi maka semakin tinggi pula dividen tunai. Hal ini
dikarenakan dalam arus kas operasi digambarkan kinerja perusahaan dimana
kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi sehingga
(18)
Sagala (2006) meneliti tentang pengaruh earnings dan arus kas operasi terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham pada perusahaan
manufaktur di BEJ tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa earnings dan arus kas berpengaruh terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham dan nilai earnings jauh lebih signifikan jika dibandingkan dengan arus kas operasi.
Siregar (2010) dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh laba
akuntansi dan laba tunai terhadap deviden kas pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI, periode penelitian dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara
simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Sedangkan secara parsial hanya laba
akuntansi yang berpengaruh terhadap deviden kas.
Sitanggang (2011) meneliti tentang pengaruh laba bersih dan arus kas
operasi terhadap deviden tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
periode peneltian dari tahun 2007 sampai 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap dividen tunai
secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba bersih berpengaruh positif
signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap dividen tunai.
Sibarani (2011) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan laba
akuntansi, arus kas operasi dengan deviden tunai pada industri perbankan yang
(19)
variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden tunai,
tetapi yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dan kuat adalah laba
akuntansi.
Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian
dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual
produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari
pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang
siap dijual. Dimana hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga
membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan.
Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk
membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham oleh
para investor.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis termotivasi untuk meneliti pengaruh
laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividen
tunai. Peneliti ingin mengetahui informasi mengenai faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi dividen tunai dan mengetahui informasi yang lebih akurat antara
laba sebelum bunga dan pajak serta arus kas yang mempengaruhi dividen tunai.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam
pengujiannya, penelitian ini dibatasi dengan menggunakan informasi laba
sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel
(20)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan mengenai latar belakang masalah diatas
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah laba sebelum bunga dan pajak mempunyai pengaruh terhadap
dividen tunai?
2. Apakah arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh terhadap
dividen tunai?
3. Apakah laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap dividen tunai?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba sebelum bunga dan
pajak terhadap dividen tunai.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas dari aktivitas
operasi terhadap dividen tunai.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba sebelum bunga dan
pajak dan arus kas dari aktivitas operasi secara simultan terhadap dividen
(21)
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan atas penelitian ini adalah:
1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi
penelitiannya.
2. Bagi peneliti, memperoleh dan memberikan tambahan pengetahuan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dividen tunai perusahaan.
3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para manajer dan investor pasar
modal, memberikan informasi penggunaan tolok ukur untuk mengukur
kinerja perusahaan dan menberikan berbagai bahan pertimbangan dalam
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat
diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data finansial
dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan
sekumpulan informasi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
disajikan dalam bentuk laporan sistematis yang mudah dibaca dan dipahami
oleh semua pihak yang membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para
pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur,
bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili,
buruh serta pihak-pihak lainnya. Laporan Keuangan dibuat agar dapat
digunakan untuk menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(PSAK,2007:1) yaitu sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk
(23)
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Tujuan laporan keuangan sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (PSAK, 2007:2) yaitu :
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Laporan keuangan beserta
pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan investasi dan pendanaan.
Laporan keuangan harus memberikan informasi :
a. untuk keputusan investasi dan kredit,
b. mengenai jumlah dan timing arus kas,
c. mengenai aktiva dan kewajiban,
d. mengenai kinerja perusahaan,
e. mengenai sumber dan penggunaan kas,
f. penjelas dan interpretif, serta
(24)
Pemakai laporan keuangan ialah semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) akan kondisi keuangan perusahaan. Stakeholders yang menggunakan informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi utama,
yaitu: (1) pemakai internal, pengambil keputusan yang secara langsung
berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan; (2) pemakai eksternal,
pengambil keputusan yang berkaitan dengan hubungan mereka terhadap
perusahaan. Pemakai internal membutuhkan informasi untuk membantu dalam
perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan dan pengelolaan berbagai
sumber daya perusahaan. Pemakai eksternal meliputi pemakai sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a. Investor
Penanam modal beresiko berkepentingan dengan resiko yang melekat serta
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi laporan keuangan untuk menentukan apakah harus membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
b. Kreditor
Kreditor berkepentingan dalam satu hal yaitu pembayaran kembali dengan
(25)
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat di
bayar pada saat jatuh tempo.
c. Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi laporan keuangan yang memungkinkan
mereka memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Pemasok juga berkepentingan dalam tenggang waktu yang
lebih pendek dari pada kreditor kecuali kalau sebagai pelanggan utama,
mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
d. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi laporan keuangan mengenai
kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan.
e. Karyawan
Karyawan berkepentingan dengan informasi laporan keuangan untuk
bermacam-macam alasan seperti untuk mengharapkan janji-janji jangka
panjang seperti pensiun dan tunjangan kesehatan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi
laporan keuangan untuk menetapkan kebijakan pajak dan sebagai alat
(26)
g. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07
(IAI, 2007) dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari
komponen-komponen berikut ini :
a. Neraca;
b. Laporan laba-rugi;
c. Laporan perubahan ekuitas;
d. Laporan arus kas; dan
e. Catatan atas laporan keuangan
Neraca, pada suatu waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan (aktiva), kewajiban perusahaan (pasiva atau utang), dan selisih
bersih antara aktiva dan kewajiban, yang mewakili equitas atau modal pemilik
(Stice, Stice, dan Skousen, 2004 :12). Laporan laba rugi, untuk rentang waktu
tertentu, melaporkan aktiva bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan
(pendapatan), aktiva bersih yang digunakan (beban), dan selisihnya, yang
disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha terbaik akuntan dalam
mengukur kinerja ekonomis suatu perusahaan pada periode tertentu (Stice, stice,
(27)
Laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau
Penurunan akitiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan
dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan
yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan
pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang
berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan (IAI:
PSAK No.1 paragraf 66). Laporan cash flow, untuk rentang waktu tertentu,
melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui
tiga tipe akti vitas: operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan cash flow
merupakan laporan keuangan yang paling objektif karena tidak menggunakan
berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun
neraca dan laporan laba rugi (Stice, Stice, Skousen, 2004:12).
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan cash flow, dan laporan perubahan ekuitas, serta informasi tambahan seperti kewajiban
kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup
informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar
(28)
2. Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Laba merupakan selisih pendapatan dan biaya. Berdasarkan pengertiannya,
laba diharapkan dapat digunakan sebagai pengukur efisiensi, pengukur kinerja
entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, dan lain sebagainya.
Pengembalian laba kepada pemegang saham/ekuitas dalam bentuk dividen
untuk periode bersangkutan atau untuk laba ditahan (return earnings) dapat dicerminkan oleh earnings, sementara pos-pos dalam laporan laba-rugi merinci bagaimana earnings di dapat atas kenaikan (penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Earnings
mengindikasikan profitabilitas perusahaan.
Stice, stice dan Skousen (2004:226) menunjukkan konsep dasar dari
earnings adalah hasil dari investasi. Salah satu definisi dari earnings yang diterima lebih luas adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai
hasil investai) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau
kayanya (well-off) dengan di awal periode. a. Pengukuran dan Pengakuan
Konsep dalam pengukuran earnings ada dua, yaitu: 1. Konsep pemeliaharaan modal keuangan
Konsep ini berasumsi bahwa perusahaan memiliki laba hanya jika nilai
aktiva bersih perusahaan yang diukur dalam satuan uang pada akhir
periode melebihi nilai aktiva bersih pada awal periode setelah dikurangi
(29)
2. Konsep pemeliharaan fisik
Dalam konsep ini, laba terjadi hanya jika kapasitas produktif fisik
perusahaan pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada
awal periode, juga setelah dikurangi dampak transaksi dengan pemilik.
Konsep ini mengharuskan aktiva produktif (persediaan, gedung, dan
peralatan) dinilai pada biaya saat ini (current cost). Modal produktiif terpelihara hanya jika nil ai sekarang dari aktiva modal dipelihara.
Earnings diukur berdasarkan akuntansi akrual, tujuan utama akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran earnings
adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan
(revenue recognition) adalah titik awal pengukuran laba. Dua kondisi wajib untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan harus:
1. Telah atau dapat di realisasi (realized or realizable)
Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas
atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, sepertipiutang yang sah.
2. Telah dihasilkan (earned)
Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada
pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.
Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan
pendapatan atau pengaitan beban (expense matching) untuk menghitung earnings. Beban diakui saat terjadinya ekonomi yang terkait, bukan saat
(30)
Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan
rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Laba kotor (gross profit) yang disebut juga margin kotor (gross margin) merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh
perusahaan mampu menutupi biaya produknya. Indikator ini tidak relevan
khususnya untuk perusahaan jasa dan tekhnologi, di mana biaya produksi
hanyalah bagian kecil dari total biaya.
Dalam penelitian ini, laba yang digunakan adalah laba sebelum bunga dan
pajak (EBIT), sebagaimana namanya, merupakan laba dari operasi berjalan
sebelum cadangan untuk bunga dan pajak penghasilan. Laba sebelum bunga dan
pajak tidak termasuk dalam laba operasi yang merupakan selisih antara
penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba bersih dari operasi
berjalan merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah
bunga dan pajak.
3. Arus Kas Operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI:2002) dinyatakan bahwa jumlah arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi (cash flow from operation) merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
(31)
unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam
memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba.
Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang
berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos
laporan laba rugi (dengan beberapa pengecualian kecil) dan dengan pos-pos
operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan,
pembayaran di muka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi
transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam
aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas diterima dari : Kas dikeluarkan untuk:
1. Penjualan barang atau jasa 1. pembelian persediaan, 2. Penjualan efek yang diperdagangkan 2. gaji dan upah,
3. Pendapatan bunga, 3. pajak,
4. Pendapatan dividen 4. beban bunga
5. beban lainnya 6. pembelian efek Sumber : Stice,Stice,Skousen (2004;320)
Analisis arus kas operasi dapat dilakukan dengan menghitung free cash flow. Free cash flow adalah kas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan setelah dikurangi untuk pengeluaran pendanaan dan pengeluaran
(32)
perusahaan sangat tergantung pada jumlah free cash flow yang dimiliki perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005:55). Perhitungan free cash flow adalah sebagai berikut:
FCF = Arus Kas Operasi – (pengeluaran pemeliharaan modal + dividen)
4. Dividen a. Pengertian
Menurut Dyckman et al (2001:439) “dividen merupakan distribusi laba
kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan
penerbit, sedangkan menurut Stice et al (2004:902) dividen adalah pembagian
kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai
dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.
Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada
pemegang sahamnya disebut dividen tunai (cash dividend). Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen tunai:
1. Laba ditahan yang mencukupi,
2. Kas yang memadai,
(33)
b. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham
terbagi dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para
pemegang saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen menurut
Dyckman (2001:439) adalah sebagai berikut:
1. Paling umum
a. dividen tunai, yaitu distrisbusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya,
b. properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya.
c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham.
2. Khusus
a. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan,
b. dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
c. Prosedur Pembayaran Dividen
Biasanya perusahaan membayar dividen secara kuartalan. Persetujuan
akhir pembayaran dividen adalah dari dewan direksi. Setelah kebijakan
dividen perusahaan telah disusun, beberapa rincian prosedur baru diatur.
Menurut Keown, at al (2000:626) menyatakan bahwa ada beberapa prosedur
yang ada dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut :
1. Tanggal Pencatatan
Adalah tanggal yang ditetapkan oleh dewan direksi pada saat dividen diumumkan, dimana dilakukan pendaftaran para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Apabila sesudah saham didaftarkan kemudian dijual maka pembeli tidak berhak menerima dividen yang dibagi itu karena nama yang terdaftar adalah pemegang saham lama. Saham yang
(34)
2. Tanggal Tanpa Dividen
Adalah tanggal pertama dimana pembeli saham tidak berhak lagi untuk menerima dividen yang baru saja diumumkan.
3. Tanggal Penggunaan
Adalah tanggal dimana dewan direksi mengumumkan jumlah dan tanggal pembayaran dividen berikutnya.
4. Tanggal pembayaran
Adalah tanggal dimana perusahaan membayarkan dividen yang diumumkan.
5. Rencana Reinvestasi Dividen (Dividend Reinvestment Plan)
Adalah pilihan rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk menginvestasikan dividen yang diterimanya secara langsung dalam bentuk tambahan saham.
d. Kebijakan Dividen
Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan
berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan
akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya diinvestasikan kembali. Kebijakan
pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham
(RUPS).
Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu:
1. Pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan
yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut.
2. Laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar
(35)
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami
perubahan) dan bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari
dividen yang dibagikan sebelumnya.
Menurut Gitosudarmo (1995:238), “secara umum kebijakan dividen
yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy ”.
1. Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
2. Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy.
Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
e. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Keown et al (2000:621) terdapat beberapa faktor yang
(36)
1. Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Pembatasan hukum dapat terbagi menjadi dua kategori. Pertama, pembatasan hukum menurut undang-undang dan kedua, pembatasan hukum karena kebijakan perusahaan itu sendiri untuk membatasi pembagian dividen saham biasa.
2. Posisi Likuiditas
Posisi likuiditas menggambarkan seberapa banyak aset lancar yang tersedia. Guna memenuhi pembagian dividen dalam berbagai jenis dividen salah satunya adalah ketersediaan kas yang digunakan untuk membayar dividen kas kepada para investor. Ketersediaan kas mempunyai pengaruh yang penting dalam kebijakan membagikan dividen dalam bentuk kas selain posisi laba ditahan yang cukup besar. Hal itu didasari karena laba ditahan yang cukup besar kurang menjamin ketersediaan perusahaan untuk membayar dividen dalam bentuk kas jika kas yang tersedia kurang memadai.
3. Tidak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain
Perusahaan besar relatif mempunyai pendanaan eksternal guna melakukan pembayaran dividen kas sedangkan pada perusahaan kecil pendanaan perusahaan hanya berasal dari pihak internal sehingga jika ketersediaan dana internal kurang memadai maka akan berdampak pada kebijakan dividen yang diambil.
4. Kemampuan peramalan laba
Kemampuan peramalan laba menjadi salah satu faktor karena perusahaan yang mampu meramalkan pendapatnya pada masa yang akan datang relatif dapat meramalkan kebijakan dividen seperti apa yang akan diambil. Jika perusahaan mempunyai tren pendapatan yang stabil maka jumlah dividen dalam bentuk kas yang dibayarkan akan besar dan sebaliknya.
5. Kontrol kepemilikan
Kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diambil oleh suatu perusahaan, hal itu didasari dengan ketersediaan dana yang digunakan dalam perluasan perusahaan. Perusahaan yang relatif kecil, kontrol kepemilikan merupakan skala prioritas, hal ini berkaitan dengan perluasan perusahaan yang memerlukan dana yang besar. Jika perusahaan tidak mempunyai sumber pendanaan di luar perusahaan maka perusahaan akan menerbitkan utang guna mendanai perluasan tersebut. Selain itu dana juga didapat dari alokasi laba sehingga berdampak pada jumlah yang akan dibagikan dalam bentuk dividen.
(37)
6. Inflasi
Inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Idealnya jika suatu aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena dalam periode inflasi terjadi kenaikan harga maka untuk mengganti aset yang diperlukan dalam aktiva operasional perusahaan dibutuhkan pembatasan laba dan ini berarti pengurangan jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen.
f. Indikator Kebijakan Deviden
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan
ada dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga
saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagau berikut (Warsono, 2003:275) :
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada.
Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha
menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield
yang tinggi.
Indikator kedua yang digunakan unyuk mengukur kebijakan dividen
adalah rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio atau DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia
(38)
bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai
berikut (Warsono,2003:275):
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen
dibandingkan dengan dividend yield.
5. Pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi terhadap deviden tunai.
Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu motivator untuk
menanamkan dana di pasar modal. Tingkat keuntungan yang diharapkan para
investor tentunya lebih besar daripada apabila mereka menanamkan dananya
pada obligasi pemerintah atau tingkat bunga deposito. Rencana dividen yang
akan dibagikan perusahaan tergantung kepada kebijakan deviden
masing-masing perusahaan. Namun, pada umumnya dividen dibagikan dalam bentuk
tunai. kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator
utama.
Beberapa perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang
berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adakalanya saat laba
yang diperoleh perusahaan menurun, dividen yang diberikan perusahaan justru
lebih besar dari tahun sebelumnya. Laba yang tinggi belum tentu
mencerminkan kas atau uang tunai tersedia dalam jumlah yang besar.
(39)
mempengaruhi dividen yang diberikanperusahaan, hal ini dapat dilihat bahwa
laba sebelum bunga dan pajak merupakan bagian dari laba tunai yang
diperoleh dari jumlah arus kas dari aktivitas operasi yang terdapat dalam
laporan arus kas, yang secara teori mempengaruhi dividen tunai. Faktor lain
yang dapat dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya
dividen tunai ialah arus kas. Sebagian para ahli menyebutkan bahwa arus kas
mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam
satu tahun setelah arus kas bermanfaat bagi pemegang saham. Jumlah arus kas
yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa menganda;kan sumber
pendapatan.
Bagi perusahaan, arus kas adalah hal utama yang harus dipenuhi dan
dijaga. Jangan sampai satu sisi perusahaan memberikan dividen dalam jumlah
besar, sedangkan disisi lain menghadapi problem likuiditas di internal
perusahaan,kondisi inilah yang harus dijaga oleh manajemen. Meskipun ada
perusahaan yang berhasil mencatat laba cukup besar tapi enggan membagi
dividen,hal itu biasanya dilakukan demi menjaga arus kas supaya tetap sehat,
dan perusahaan tetap bisa menjalankan ekspansi usaha sesuai rencana.
Oleh karena itu, arus kas perusahaan jangan sampai dikorbankan demi
(40)
besar kemungkinan untuk membayar dividen dengan porsi tinggi, dan begitu
juga sebaliknya.
Untuk menunjukkan pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus
kas operasi terhadap dividen tunai, dapat dihitung dengan menggunakan rasio
Quality of income dengan rumus :
Quality of income = Arus kas operasi / laba sebelum bunga dan pajak
Analisis quality of income menunjukkan varians antara arus kas dengan laba bersih, maka makin tinggi rasio maka makin tinggi kualitas laba karena
makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas.
Dengan demikian semakin besar juga dividen tunai perusahaan.
Selain itu, menurut Pradhono (2004:140) untuk menganalisis kinerja
laporan keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio
laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen dalam
laporan arus kas dan laporan laba-rugi sebagai alat analisis rasio. Salah atu
diantara rasio laporan arus kas yang berhubungan terhadap pengaruh laba
sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi terhadap dividen tunai adalah
(41)
B. Tinjauan Peneltian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun)
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Dewi
Natalia Sagala (2006)
Variabel Independen: Earnings, Arus kas operasi
Variabel Dependen: Deviden Tunai
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara serempak variabel
independen berpengaruh terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham.
Secara parsial earnings dan arus kas operasi
berpengaruh terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan.
2 Shahlan
Habibi Siregar (2010)
Variabel Independen: Laba Akuntansi, Laba Tunai
Variabel Dependen: Deviden Kas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Laba akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas. Laba tunai secara parsial tidak berpengaruh terhadap dividen kas.
3. Lintong S
Sitanggang (2011)
Variabel Independen: Laba bersih, Arus kas
Variabel Dependen: Deviden Tunai
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kedua variabel independen
berpengaruh positif terhadap dividen tunai secara
bersama-sama, tetapi secara parsial laba bersih
berpengaruh positif
signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai.
(42)
No. Peneliti (Tahun)
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
4. Surya
Warni Sibarani
(2011)
Variabel Independen: Laba Akuntansi, Arus kas
Variabel Dependen: Deviden Tunai
Penelitian ini
menyimpulkan bahwa kedua variabel independen
mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden tunai, tetapi yang
mempunyai hubungan yang paling signifikan dan kuat adalah laba akuntansi.
Sumber : Diolah Oleh Peneliti (2013)
Sagala (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh earnings dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham.
Sampel diambil dari perusahaan manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta dengan
periode penelitian dari tahun 2003-2005. Jumlah perusahaan yang digunakan
sebanyak 34 perusahaan. Model statistik digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji tingkat signifikan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel independen
berpengaruh terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham.
Secara parsial earnings dan arus kas operasi berpengaruh terhadap deviden
tunai yang diterima oleh pemegang saham tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan.
Siregar (2010) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba
akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Sampel diambil dari
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel bebas
(independent) yang digunakan adalah laba akuntansi dan laba tunai. Sampel dari penelitian ini adalah 8 perusahaan perbankan selama kurun waktu
(43)
statistik menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta
f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan
level of significance 5%. Hasil dari penelitian ini laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Sementara secara parsial
hanya variabel laba akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap dividen
kas.
Sitanggang (2011) yang meneliti mengenai pengaruh laba bersih dan
arus kas operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI . Sampel terdiri dari 35 perusahaan dengan periode penelitian
dari tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan,
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai. Secara
parsial variabel laba bersih berpengaruh positif signifikan terhadap dividen
tunai sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai.
Sibarani (2011) melakukan penelitian tentang analisis hubungan laba
akuntansi, arus kas operasi dengan deviden tunai pada industri perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang digunakan
sebanyak 10 perusahaan dalam kurun waktu 2007-2009. Variabel independen
yang digunakan adalah laba akuntansi dan arus kas operasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua variabel independen mempunyai hubungan yang
signifikan dengan deviden tunai, tetapi yang mempunyai hubungan yang
(44)
C. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa Laba Sebelum Bunga dan Pajak
(X1) dan Arus Kas Operasi (X2) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap
Diveden Tunai. Naik turunnya nilai Laba sebelum bunga dan pajak dan Arus kas
operasi akan mempengaruhi Deviden tunai yang akan dibayarkan. Arus kas
operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Pengembalian laba kepada
pemegang saham/ekuitas dalam bentuk dividen untuk periode bersangkutan atau
untuk laba ditahan (return earnings) dapat dicerminkan oleh Laba. Laba Sebelum
Bunga dan pajak (X1)
Dividen Tunai (Y)
Arus Kas Operasi (X2)
H1
H2 H3
(45)
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah
diuraikan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Laba sebelum bunga dan pajak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap dividen tunai.
H2: Arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen
tunai.
H3: Laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi secara simultan
(46)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih (Sugiyono,
2004:11).Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah laba sebelum
bunga dan pajak dan arus kas operasi.Variabel dependennya adalah dividen tunai.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur
dalam suatu skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2007:129), ”sumber sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen”. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode
2010-2012. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan
dengan variabel penelitian,yaitu :
1. Informasi laba sebelum bunga dan pajak.
2. Informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi.
(47)
Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif. Menurut Jogiyanto (2006:54)“pooled data atau panel data adalah gabungan dari
data yang melibatkan satu waktutertentu dengan banyak sampel (cross sectional)
dandata yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data penelitian didapatkan
dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia melalui wesbsit
runtut waktu (time series).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:115)“Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2010 sampai tahun 2012.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian
(Nasution, 2007:103). Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi
yang diambil guna keperluan penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling .Menurut Sumarni (2006:77),“ purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”. Purposive sampling dalam penelitian in menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
(48)
beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan dalampenelitian ini
adalah:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan,
2. Perusahaan tidak pernah ter-delisting selama periode pengamatan,
3. Perusahaan memiliki data-data yang lengkap mengenai laporan keuangan,
laba sebelum bunga dan pajak, arus kas operasi dan dividen tunai selama
periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut maka sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 s/d 2012. Perusahaan
(49)
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk 1
2 Holcim Indonesia Tbk X
3 Semen Indonesia (Persero) Tbk 2
4 Asahimas Flat Glass Tbk 3
5 Arwana Citra Mulia Tbk 4
6 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk X
7 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk X
8 Mulia industrindo Tbk X
9 Surya Toto Indonesia Tbk 5
10 Alaska Industrindo Tbk X X
11 Alumindo Light Metal Industry X
12 Beton Jaya Manunggal Tbk X
13 Citra Turbindo Tbk X
14 Gunawan Dianjaya Steel Tbk X X
15 Indal Aluminium Industry Tbk X
16 Itamaraya Tbk X
17 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk X
18 Jaya Pari Steel X
19 Krakatau Steel Tbk X X
20 Lion Metal Works Tbk X
21 Lionmesh Prima Tbk 6
22 Hanson International Tbk X
23 Pelat Timah Nusantara Tbk 7
24 Pelangi Indah Canindo Tbk X
25 Tembaga Mulia Semanan Tbk X
26 Barito Pacific Tbk X X
27 Budi Acid Jaya Tbk X
28 Duta Pertiwi Nusantara Tbk X
29 Ekadharma International Tbk X
30 Eterindo Whanatama Tbk X
31 Intan Wijaya International Tbk X
(50)
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
33 Indo Acidatama Tbk X
34 Chandra Asri Petrochemical Tbk X X
35 Unggul Indah Cahaya Tbk X
36 Alam Karya Unggul Tbk X X
37 Argha Karya Prima Industry Tbk X
38 Asiaplast Industries Tbk X
39 Berlina Tbk 9
40 Titan Kimia Nusantara Tbk X
41 Champion Pasific Indonesia Tbk X X
42 Indopoly Swakarsa Industry Tbk X X
43 Sekawan Intipratama Tbk X
44 Siwani Makmur Tbk X
45 Trias Sentosa Tbk 10
46 Yana Prima Hasta Persada Tbk X X
47 Charoen Pokphand Indonesia Tbk X
48 Japfa comfeed Indonesia Tbk X
49 Malindo Feedmill Tbk 11
50 Siearad Produce Tbk X
51 Sumalindo Lestari Jaya Tbk X
52 Tirta Mahakam Resources Tbk X
53 Alkindo Naratama Tbk X X
54 Fajar Surya Wsesa Tbk X
55 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk X
56 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk X
57 Surabaya Agung Industri Pulp &
Kertas Tbk X
58 Suparma Tbk X
59 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk X
60 Astra International Tbk 12
61 Astra Auto Part Tbk 13
62 Indo Kordsa Tbk 14
63 Goodyear Indonesia Tbk X
64 Gajah Tunggal Tbk X 15
65 Indomobil Sukses Internatinal Tbk X
66 Indo Spring Tbk X
67 Multi Prima Sejahtera Tbk 16
68 Multistrasa Arah Sarana Tbk X
(51)
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
70 Prima Alloy Streel Universal Tbk X
71 Selamat Sempurna Tbk X
72 Polychem Indonesia Tbk X
73 Argo Pantes Tbk X
74 Centex Tbk – Saham Seri B X
75 Centex Tbk X
76 Eratex Djaya Tbk X
77 Ever Shine Textile Industry Tbk X
78 Pan Asia Indosyntec Tbk X
79 Indo Rama Syntethic Tbk X
80 Karwell Indonesia Tbk X
81 Apac Citra Centertex Tbk X
82 Pan Asia Filament Inti Tbk X
83 Pan Brothers Tbk X
84 Asia Pasific Fibers Tbk X X
85 Ricky Putra Globalindo Tbk X
86 Sunson Textile Manufacturer Tbk X
87 Nusantara Inti Corpora Tbk X X
88 Unitex Tbk X
89 Primarindo Asia Infrastructure Tbk X
90 Surya Intrindo Makmur Tbk X
91 Sumi Indo Kabel Tbk X
92 Jembo Cable Company Tbk X
93 KMI Wire and Cable Tbk X X X
94 Kabelindo Murni Tbk X
95 Suprem Cable Manufacturing and
Commerce Tbk X X X
96 Voksel Electric Tbk X X
97 Sat Nusa Persada Tbk X X X
98 Akhasa Wira International Tbk X X X
99 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk X
100 Cahaya Kalbar Tbk X
101 Delta Djakarta Tbk X
102 Indofood CBT Sukses Makmur Tbk X
103 Indofood Sukses Makmur Tbk X
104 Multi Bintang Indonesia Tbk 17
(52)
No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
107 Nippon Indosari Corporindo Tbk X
108 Sekar Laut Tbk X
109 Santar Top Tbk X
110 Ultrajaya Milk Industry and Trading
Companya Tbk X
111 Gudang Garam Tbk 18
112 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 19
113 Bentoel International Investama Tbk X
114 Darya Varia Laboratoria Tbk X
115 Indofarma Tbk X
116 Kimia Farma Tbk X
117 Merck Tbk
118 Pyridam Farma Tbk X
119 Schering plough Indonesia Tbk X
120 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk X X
121 Tempo Scan Pasific Tbk
122 Martina Berto Tbk X X X
123 Mustika Ratu Tbk X
124 Mandom Indonesia Tbk X
125 Unilever Indonesia Tbk 20
126 Kedawung Setia Industrial Tbk X
127 Kedaung Indag Can Tbk X
128 Langgeng Makmur Industry Tbk X
Sumber : Diolah Oleh Peneliti (2013 D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah
teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa laporan
keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2007, 2008 dan
2009). Sumber data dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id .
(53)
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen menurut Sugiyono (2004:3) adalah“variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
terikat)”.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Laba sebelum bunga dan pajak(EBIT) / X1
Secara umum, laba sebelum bunga dan pajak dikenal dengan beban
operasi, yaitu seluruh beban operasi kecuali beban bunga dan beban
pajak. (Stice,Stice dan Skousen. 2004:2003)variabel ini diukur dengan
rumus:
Laba sebelum bunga dan pajak = Pendapatan operasi - Beban operasi +
Pendapatan non operasi
b. Arus Kas Operasi (CFO) /X2)
Arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan
pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi
selama satu tahunbuku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas
(Pradhono, 2004). Variabel ini diukur dengan rumus :
(54)
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen menurut Sugiyono (2004:3) adalah “variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.”Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah dividen
tunai. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai selama tahun
tertentu. DPR dapat dirumuskan sebagai berikut (Warsono, 2003:275):
DPR=
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
analisis statistik yang menggunakan software statistik SPSS 18. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik.
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas menurut Erlina (2008:102) adalah untuk
mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data
(55)
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.
1. Analisis grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dan dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan sebagaimana
dikemukakan Ghozali (2005:112):
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis statistik
Untuk menentukan uji ini didasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap model yang diuji. Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkapkan
Ghozali (2005:114) “Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas >
0,05, maka distribusi data normal. Apabila nilai signifikansi atau nilai
(56)
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antar
variabelindependen mengandung korelasi atau tidak. Hasil pengujian
multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor(VIF).
Dasar pengambilan keputusan:
1) VIF>10 Antar variabel independen (EBITdan CFO) terjadi
korelasi/multikolinieritas.
2) VIF<10 Antar variabel independen (EBIT dan CFO) tidak terjadi
korelasi/multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian heterokedasitas ini adalah untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut
homoskedastitas (Erlina, 2008). Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika
varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan
karena kebanyakan data crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
(57)
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedasti sitas dilakukandengan
mengamati Grafik scatterplotantara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di
bawah angka0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005:105).
d. Uji AutoKorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu.Konsekuensi dari
adanya autokorelasi dalam model regresi adalah varian sampel tidak dapat
menggambarkan varian populasinya. Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan
melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW). Dasar pengambilan keputusan:
1. DW<1.21 Terjadi autokorelasi.
2. 1.21 < DW < 1.65 Tidak dapat tersimpulkan.
3. 1.65 < DW <2.35 Tidak terjadi autokorelasi.
4. 2.35 < DW <2.79 Tidak dapat tersimpulkan.
(58)
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis
pengaruhvariabelindependen terhadap variabel dependen.Model regresi yang
digunakan, yaitu:
Dimana: Y = VariabelDividen Tunai
a = Konstanta
, = Koefisian Regresi
= VariabelLaba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
= VariabelArus kas operasi (CFO)
e = Error Term
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test
a. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui bahwa variabel independen (EBIT dan CFO) secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
(Deviden tunai)
Formulasi hipotesis:
1. Variabel independen (EBIT dan CFO)
secarabersama-sama tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan
(59)
2. Variabel independen (EBIT dan CFO)
secarabersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba (variabel dependen)
Dasar pengambil keputusan:
1. Jika F hitung < F tabel pada α 0.05, maka ditolak dan diterima,
2. Jika F hitung > F tabel pada α 0.05, maka diterima dan ditolak.
b. Pengujian Individu atau Parsial (Uji t)
Untuk mengetahui bahwa variabel independen (EBIT dan CFO) secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
(Deviden tunai).
Formulasi hipotesis:
1. Variabel CFO mempunyai pengaruh terhadap dividen tunai.
EBIT tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
dividen tunai.
EBIT terdapat pengaruh yang signifikan terhadap dividen
tunai.
2. Variabel CFO mempunyai pengaruh terhadap dividen tunai.
CFO tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
dividen tunai.
CFO terdapat pengaruh yang signifikan terhadap dividen
(60)
Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika thitung <t tabelpada α 0.05,maka ditolak dan diterima,
2. Jika t hitung > t tabel pada α 0.05, maka diterima dan ditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005: 83). Nilai koefisien
determinasi dapat dilihat pada R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika di
(61)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa
Efek indonesi
keuangan publikasi yang sudah diaudit selama periode 2010-2012. Data emiten
perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Daftar Nama Perusahaan
No. KODE NAMA PERUSAHAAN
1 INTP Indocement Tunggal PrakasaTbk 2 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
4 ARNA Arwana Citra MuliaTbk
5 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
6 LMSH Lionmesh Prima Tbk
7 NIKL PelatTimah Nusantara Tbk 8 SOBI Sorini Agro Asia CorporindoTbk
9 BRNA BerlinaTbk
10 TRST TriasSentosaTbk
11 MAIN MalindoFeedmillTbk
12 ASII Astra International Tbk 13 BRAM Astra Auto Part Tbk
14 AUTO Indo KordsaTbk
15 GJTL Gajah Tunggal Tbk
16 INDS Multi Prima Sejahtera Tbk 17 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
18 GGRM GudangGaramTbk
19 HMSP Hanjaya Mandala SampoernaTbk 20 UNVR Unilever Indonesia Tbk
(62)
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum,
nilai maksmum, nilai rata-rata, varience serta standar deviasi data yang digunakan
dalam penelitian ini. Statistik data penelitian ini disajikan dalam tabel 4.2. berikut:
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum
Maximu
m Mean
Std. Deviation
EBIT 60 -8.E10 2.E13 2.70E1
2
4.613E12
CFO 60 -2.E11 1.E13 1.68E1
2
2.659E12
DEVIDEN.T UNAI
60 32899219 1.E13 1.24E1 2
2.468E12
Valid N (listwise)
60
Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel EBIT memiliki nilai minimum -8.00 x 1010dan nilai maksimum
2.00x1013 dengan rata-rata EBIT adalah 2.70 x 1012 dengan standar deviasi
4.613 x 1012.
2. Variabel CFO memiliki nilai minimum -2.00 x 1011dan nilai maksimum 1.00
x 1013dengan rata-rataCFO adalah 1.68 x 1012 dengan standar deviasi 2.659 x
(63)
3. Variabel DevidenTunai memiliki nilai minimum 32899219dan nilai
maksimum 1.00 x 1013dengan rata-rataDevidenTunaiadalah 1.24 x 1012
dengan standar deviasi 2.468 x 1012
4. Jumlah sampel yang ada sebanyak 60.
C. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
ada variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena melakukan uji t dan uji F mengamsumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu
analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot dan analisis statistik dengan menggunakan uji nonparametric Kolmogorov Smirnov (K-S) memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data-data yang mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari:
a. Nilai sig. atau signifikan atau profitabilitasnya< 0,05 maka distribusi data
adalah tidak normal.
b. Nilai sig. atau signifikan atau profitabilitasnya >0,05 maka distibusi data
adalah normal.
Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ha : data residual berdistribusi normal.
(64)
Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov Smirnov (KS)
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3.Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean -.0001078
Std. Deviation 1.17168607E 12 Most Extreme
Differences
Absolute .269
Positive .269
Negative -.255
Kolmogorov-Smirnov Z 2.087
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov
seperti yang terdapat dalam tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa data tidak
terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig.(2-tailed)Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, sehingga data tidak terdistribusi normal.Untuk menguji apakah data grafik variabel
EBITdan CFO memiliki distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan
menggambarkan kurva histogram dan grafik Normality Probability Plot yaitu sebagai berikut:
(65)
Gambar 4.1.Histogram Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Dari hasil tampilan kurva histogram di atas dapat terlihat bahwa
kemiringan kurva cenderung kekanan, hal ini menunjukkan bahwa data tidak
(66)
Gambar 4.2.Grafik Normal P-Plot Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Dari hasil grafik Normal P-Plot Regression diatas dapat dilihat titik-titik
menyebar jauh dari garis diagonal yang menunjukkan data tidak terdistribusi
dengan normal.
Menurut Erlina (2008) ada beberapa cara mengubah model regresi
menjadi normal yaitu :
a. Lakukan transformasi data kebentuk lainnya,
b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier kesuatu
(67)
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti
melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln). Setelah itu, data
diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Beriku tini adalah hasil pengujian
dengan Kolmogorov-Smirnov setelah dilakukan transformasi:
Tabel 4.4.Hasil Uji Normalitas (2)
SetelahTransformasiDenganLogaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.38964597 Most Extreme
Differences
Absolute .151
Positive .092
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z 1.120
Asymp. Sig. (2-tailed) .163
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov 0.163 lebih besar dari 0.05. Hasil pengujian normalitas dengan histogram dan Normal P-Plot Regression Standardized Residual juga dapat dilihat pada gambar berikut:
(68)
Gambar 4.3.Histogram Setelah Transformasi Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi
secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan
distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak melenceng (skewness) kiri maupun melenceng kekanan.
(69)
Gambar 4.4.Grafik Normal P-Plot SetelahTransformasi Sumber : SPSS 18.0, diolah Penulis, 2013.
Padagrafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen
dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang erat satu sama
lain Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat Variance Inflation factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF >10 atau tolerance < 0.10 maka terjadi multikolinearitas sedangkan apabila nilai
(1)
(2)
Hasil Uji Normalitas (2)
Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.38964597 Most Extreme
Differences
Absolute .151
Positive .092
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z 1.120
Asymp. Sig. (2-tailed) .163
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(3)
(4)
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant)
Ln_EBIT .376 2.658
Ln_CFO .376 2.658
(5)
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Auto korelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .877a .768 .759 1.41612 2.217
a. Predictors: (Constant), Ln_CFO, Ln_EBIT b. Dependent Variable: Ln_DEVIDEN.TUNAI
(6)
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .877a .768 .759 1.41612
a. Predictors: (Constant), Ln_CFO, Ln_EBIT b. Dependent Variable: Ln_DEVIDEN.TUNAI
Hasil Uji-F ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 345.949 2 172.974 86.255 .000a
Residual 104.280 52 2.005
Total 450.229 54
a. Predictors: (Constant), Ln_CFO, Ln_EBIT b. Dependent Variable: Ln_DEVIDEN.TUNAI
Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -11.293 2.842 -3.974 .000
Ln_EBIT .385 .162 .259 2.378 .021
Ln_CFO .982 .162 .658 6.045 .000