PENGALOKASIAN DANA KAS BESAR TERHADAP PERKEMBANGAN LIKUIDITAS PADA PT BANK BTPN KANTOR CABANG BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK
PENGALOKASIAN DANA KAS BESAR TERHADAP PERKEMBANGAN
LIKUIDITAS PADA PT BANK BTPN KANTOR CABANG
BANDAR LAMPUNG

Oleh
CAHYA MAYA SARI

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) kantor cabang Bandar Lampung
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang berdiri sejak
1958. Selain itu, Bank BTPN juga mengkhususkan kepada pelayanan bagi para
pensiunan dan pegawai aktif karena target market Bank BTPN adalah para
pensiunan. Alat ukur dalam pengalokasian dana salah satunya ialah kas , sehingga
kas merupakan alat pertukaran yang juga digunakan sebagai ukuran dalam
akuntansi, dalam neraca, serta merupakan aktiva yang paling lancer dalam arti
paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu
mempengaruhi kas.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengalokasian
dana kas besar terhadap perkembangan likuiditas pada PT Bank BTPN Kantor
Cabang Bandar Lampung (Tahun 2011-2013). Permasalahan yang ditemukan
adalah apakah penempatan alokasi dana kas besar searah dengan perkembangan

likuiditas PT Bank BTPN Bandarlampung.
Hasil yang diperoleh dari pembahasan adalah dengan diperlihatkan bahwa dari
tahun 2011-2013 dana kas mengalami fluktuatif sebesar 9,62 % pada tahun 2012
dan tahun 2013 sebesar 29,3 %. Sedangkan penyaluran kredit PT Bank BTPN
mengalami peningkatan sebesar 95,4 % pada tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar
31,9 %. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa Perkembangan alokasi
dana kas besar pada perhitungan rasio cepat (quick ratio) dan rasio kas (cash
ratio) searah dengan tingkat likuiditas PT Bank BTPN Bandar Lampung dan
perkembangan alokasi dana kas besar pada perhitungan rasio kredit (Loan To
Deposit Ratio) dan rasio utang jangka panjang (Long Term Debt to Assets Ratio)
searah dengan tingkat likuiditas PT Bank BTPN Bandar Lampung.

Kata Kunci : Pengalokasian Dana Kas Besar dan Perkembangan Likuiitas

RIWAYAT HIDUP

Cahya Maya Sari dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 4 September 1993,
merupakan putri pertama pasangan Bapak Akmal dan Ibu Sri Desmawati .
Pada tahun 1999 – 2005 Berpendidikan dasar di SDN 2 Gapura Kotabumi
Lampung Utara.

Pada tahun 2005 – 2008 Menempuh pendidikan di SMPN 7 Kotabumi Lampung
Utara.
Pada tahun 2008 – 2011 Menempuh pendidikan di SMAN 3 Kotabumi Lampung
Utara.
Pada tahun 2011 – 2014 Menyelesaikan pendidikan D3 Keuangan Perbankan di
Universitas Lampung.
Pada tanggal 4 Februari 2014 – 4 April 2014 penulis menjalani Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di PT Bank BTPN Kantor Cabang Bandar Lampung.

MOTO

“ Tanda akal seseorang itu adalah pekerjaannya dan tanda ilmu seseorang itu adalah
perkataannya” (Imam Gozhali).
“Kesalahan adalah proses dari pembelajaran. Jika tak pernah melakukan kesalahan maka
tentu takkan diketahui pembenarannya”.
“Sesungguhnya segala sesuatu itu berdasarkan dengan niat”.
“Kamu adalah apa yang kamu pikirkan”.
“Terkadang yang utama adalah bukan dari hasil akhirnya, tetapi dilihat dari bagaimana
prosesnya”.
“Ada 2 hal yang seharusnya dilupakan yaitu kebaikan yang kita lakukan kepada oranglain

dan keburukan oranglain terhadap kita”.

PERSEMBAHAN

Dengan cara sederhana aku menyayangimu tanpa kata hingga dan tanpa kata
tetapi.
Engkau menghapus pilu dan gundahku tatkala aku dihantui kegelisahan.
Engkau malaikat duniaku yang selalu berdiri kokoh hanya untuk anak tercintamu.
Engkau wanita terhebatku, Mamah…
Spesial kupersembahkan untukmu MAMAH 
Serta 2 orang jagoanku , PAPAH dan ADIKKU TERSAYANG 

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP

MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................
1.2 Rumusan Masalah Penelitian .......................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................

II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bank ...........................................................................
2.2 Pengertian Laporan Keuangan .....................................................
2.3 Jenis Laporan Keuangan Bank .....................................................
2.4 Tujuan Laporan Keuangan ...........................................................
2.5 Kas ...............................................................................................

2.5.1 Pengertian Kas ....................................................................
2.6 Pengertian Manajemen Kas .........................................................
2.7 Fungsi Kas Dalam Perusahaan .....................................................
2.7.1 Komposisi Unsur Kas .........................................................
2.7.2 Penentuan Besarnya Kas .....................................................
2.8 Pengelolaan Kas ...........................................................................
2.8.1 Dasar Pemikiran Untuk Menyimpan Kas ...........................
2.8.2 Manfaat Uang Kas dan Near Cash Asset yang Memadai ...
2.9 Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Likuiditas ...............................

1
3
4
4

5
5
6
7
7

7
9
9
10
11
13
13
14
14

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 17

3.2
3.3
3.4
3.5
3.6

Objek dan Lokasi Penelitian ........................................................

Jenis Data dan Sumber Data ........................................................
Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
Teknik Analisis Data ....................................................................
Gambaran Umum Perusahaan ......................................................

17
17
18
18
19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Dana Kas Besar ............................................................................ 28
4.2 Likuiditas ..................................................................................... 29
4.3 Perhitungan Pengelolaan Dana Kas Besar dan Likuiditasnya ..... 30
4.4 Analisis Rasio cepat (Quick Ratio) PT Bank BTPN Bandar Lampung
....................................................................................................... 31
4.5 Analisis Rasio Kas (Cash Ratio) PT Bank BTPN Bandar Lampung
....................................................................................................... 31
4.6 Analisis Rasio Pemberian Dana Kredit (Loan To Deposit Ratio)

PT Bank BTPN Bandar Lampung ................................................ 33
4.7 Analisis Rasio Utang Jangka Panjang (Long Term Debt to Assets Ratio)
PT Bank BTPN Bandar Lampung ............................................... 34
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 36
5.2 Saran ............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Dana Kas Besar PT BTPN, Tbk Tahun 2011-2013 ................... 28
Tabel 4.2 Tingkat Likuiditas PT BTPN, Tbk Tahun 2011-2013 ............... 29
Tabel 4.3 Dana Kas Besar dan Tingkat Likuiditas PT. BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013 ....................................................................... 30
Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013 ...................................................................... 31
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) PT BTPN, Tbk Tahun 2011-2013
..................................................................................................................... 32
Tabel 4.6 Perhitungan Loan To Deposit Ratio PT BTPN, Tbk

Tahun 2011-2013 ....................................................................... 33
Tabel 4.7 Perhitungan Long Term Debt to Assets Ratio PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013 ....................................................................... 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kas merupakan aset yang paling likuid dan sebagai dasar pengukuran dalam
akuntansi. Selain itu ketersediaan kas merupakan elemen modal kerja yang paling
tinggi likuidnya atau yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Manajemen kas
yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal yang bisa saja merugikan
perusahaan. Kegiatan operasional kas itu sendiri adalah bagaimana caranya
perusahaan dalam menjalankan aktivitas keuangan sesuai dengan produksi yang
telah ditetapkan. Jika kas yang mengalir mengalami gangguan maka operasional
perusahaan pun akan dapat terganggu. Ini dikarenakan kas adalah asset yang
memiliki resiko paling tinggi dan paling likuid diantara aset-aset lainnya.


Melihat begitu pentingnya peranan perbankan, maka sebagai sebuah perusahaan
Bank didorong untuk lebih efisien dan selektif dalam mengelola, mempertahankan
dan melaksanakan manajemen perusahaan menjadi lebih professional. Pesaing di
dunia perbankan tidak hanya berorientasi lokal tetapi sudah mengglobal untuk
menjawab tantangan di Era Globalisasi ini. dengan banyaknya pesaing di dunia
perbankan, setiap perusahaan dituntut untuk mampu menampilkan kinerja
perusahaan yang terbaik dan strategi yang matang dalam segala bidang termasuk
manajemen keuangan.

2

Perusahaan yang dikatakan sehat bukan hanya mampu membayar kewajiban
jangka pendek tetapi juga mampu menghasilkan laba atau keuntungan bahkan
mampu memenuhi seluruh kewajiban jangka panjangnya tepat pada waktunya.
Karena ada perusahaan yang likuiditas dan profitabilitasnya baik tetapi
solvabilitasnya tidak baik, ataupun sebaliknya.

Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank
Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993,

Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik
simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap
mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena
target market Bank BTPN adalah para pensiunan.

Dengan melihat begitu banyak kegiatan usahanya dan kerjasama dengan
perusahaan terkemuka, maka PT Bank BTPN, Tbk dituntut untuk mampu menilai
kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan melalui laporan keuangan baik
dari segi likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas harus menunjukkan posisi
keuangan PT Bank BTPN, Tbk itu likuid, profitable dan solvable sehingga Bank
BTPN dapat mempertahankan dan menunjukkan tingkat kinerja keuangan
perusahaan di tengah pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan syarat
persaingan.

3

Perkembangan dana kas dan penyaluran kredit dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1.1
Perkembangan Dana Kas dan Penyaluran Kredit
Tahun 2011-2013
Tahun
2011
2012
2013

Dana
Penyaluran
Pertumbuhan Pertumbuhan
Kas Besar
Kredit
Kas Besar (%) Kredit (%)
2.474.038.970,00 58.879.460.575,00
2.381.437.890,00 115.063.983.992,10
9,62
-95,4
3.081.505.570,00 151.826.440.828,70
29,3
31,9

Sumber data : PT. Bank BTPN , 2014 (Data Diolah)

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa dari tahun 2011-2013 dana kas mengalami
fluktuatif sebesar 9,62 % pada tahun 2012 dan tahun 2013 sebesar 29,3 %.
Sedangkan penyaluran kredit PT Bank BTPN Bandar Lampung juga mengalami
fluktuatif dari tahun 2011-203 yaitu sebesar -95,4 % pada tahun 2012 dan tahun
2013 sebesar 31,9 %.Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran kredit dan dana kas
besar searah dengan tingkat likuiditas perkembangan Bank BTPN Bandar
Lampung.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin menelusuri aplikasi dari
Pengalokasian Dana Kas Besar Terhadap Perkembangan Likuiditas Pada PT Bank
BTPN Kantor Cabang Bandar Lampung (Tahun 2011-2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukakan
di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut: Apakah penempatan alokasi kas besar searah dengan
perkembangan likuiditas bank BTPN Bandarlampung?

4

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengalokasian dana kas besar terhadap perkembangan tingkat
likuiditas pada PT BANK BTPN KANTOR CABANG BANDAR LAMPUNG
(Tahun 2011-2013).

1.4 Manfaat Penelitian

a.

Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan penulis dan sebagai salah satu
syarat untuk mendapat sebutan Ahli Madya.

b.

Bagi perusahaan, sebagai masukan dan pertimbangan dalam mempertahankan
likuiditas perusahaan.

c.

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi bahan referensi dan dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan
analisa rasio-rasio keuangan.

5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank

Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan
menyatakan bahwa:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.2 Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan keuangan menurut Iban Sofyan (2000 : 8)
Laporan Keuangan adalah laporan mengenai posisi keuangan suatu organisasi
atau perusahaan yang menggambarkan kinerja keuangan organisasi atau
perusahaan pada satu saat atau pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan ini
terdiri dari laporan nerca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan laporan
arus kas.

6

Pengertian Laporan Keuangan menurut Weston dan Copeland (1995 : 54 )
Laporan Keuangan adalah laporan mengenai hasil atau prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi
untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

2.3 Jenis Laporan Keuangan Bank

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia No. 1 (2004 : 2) dinyatakan bahwa Laporan
Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.31 (Revisi
2000) tentang akuntansi perbankan menyebutkan bahwa elemen-elemen laporan
keuangan yang diwajibkan untuk diterbitkan adalah terdiri dari:
1.

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan dari
entitas bisnis pada waktu tertentu.

2.

Laporan laba rugi adalah laporan mengenai semua pendapatan dan biaya yang
terjadi dalam satu periode tertentu.

3.

Laporan perubahan modal adalah laporan mengenai posisi modal organisasi
atau perusahaan.

4.

Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan perubahan arus kas
masuk dan arus kas keluar serta arus kas bersih dari suatu organisasi atau
perusahaan selama satu periode tertentudan memberikan penjelasan tentang

7

alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber kas dan
penggunaannya.
5.

Catatan atas Laporan Keuangan

2.4 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 1 (2004 : 4) dinyatakan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi tersebut bermanfaat bagi sebagian kalangan pengguna laporan
keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.

2.5 Kas

2.5.1 Pengertian Kas
Kas merupakan alat pertukaran juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi,
dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering
berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi
kas. Kas adalah aktiva yang tidak produktif, oleh karena itu harus dijaga supaya
jumlah kas tidak besar.

8

Kas biasanya merupakan bagian kecil dari total aktiva sebuah perusahaan.
Meskipun demikian, para manajer menghabiskan cukup banyak waktu dalam
mengelola kas. Hal itu dikarenakan banyak alasan yaitu :
a.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid, maka hal itu mengundang adanya
pencurian dan penggelapan. Dalam hal ini keamanan sangat diperlukan.

b.

Walaupun saldo kas kecil pada suatu waktu, namun arus kasnya dapat
menjadi sangat besar. Pendapatan dan pengeluaran kas mingguan seringkali
mempunyai jumlah yang sama dengan saldo kas.

c.

Kas memadai sangat penting demi kelancaran berfungsinya operasi. Para
manajer harus berhati-hati dalam merencanakan akuisisi dan penggunaan kas.

d.

Kas itu tidak dapat menghasilkan laba sehingga adalah penting untuk tidak
memegang kelebihan kas yang ada.

Dalam prakteknya, kas dikelompokkan menjadi dua yaitu kas besar dan kas kecil.
Kas besar ialah bagian dari persediaan uang tunai yang tidak langsung dipakai
dalam transaksi sehari-hari. Kas besar biasanya digunakan untuk menampung
penerimaan piutang, pinjaman bank, pengeluaran untuk membayar utang,
pengeluaran untuk membeli aktiva. Sedangkan kas kecil adalah kas yang
disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif
kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Kas kecil digunakan untuk
operasional sehari-hari dan jumlahnya tidak terlalu besar. Biasanya digunakan
untuk biaya operasional seperti biaya administrasi, biaya telepon, biaya listrik dan
lain-lain.

9

Kas sangat penting artinya karena menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer
segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam
memperoleh barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting
karena perorangan, perusahaan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi
likuiditas yang memadai yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang
mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas
bersangkutan dapat beroperasi.

2.6 Pengertian Manajemen Kas

Manajemen kas mengandung pengertian mengelola uang perusahaan sedemikian
rupa sehingga dapat dicapai ketersediaan kas maksimum dan pendapatan bunga
yang maksimum dari uang tunai yang menganggur.

2.7 Fungsi Kas Dalam Perusahaan

Saldo kas yang ditetapkan secara spesifik oleh manajemen untuk tujuan khusus
harus dilaporkan secara terpisah. Fungsi kas dalam perusahaan memiliki peranan
yang sangat penting sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas kegiatan
perusahaan. Jika saldo kas yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi, maka akan
berpengaruh pada tingkat profitabilitas keuangan suatu perusahaan.

Sejumlah uang kas yang terdapat dalam suatu perusahaan merupakan jumlah yang
harus terus menerus ada karena uang kas tersebut akan digunakan untuk
mendukung kebutuhan dan kelancaran aktivitas perusahaan yang dimulai dari
dana berbentuk kas sampai dana tersebut menjadi kas setelah ditanam sebagai
aktiva.

10

Fungsi kas yang benar-benar terorganisir secara baik dapat memperlancar
mekanisme perusahaan. Dengan tersedianya uang kas yang cukup memadai akan
memberikan manfaat diantaranya :
1.

Menjamin perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan dari bank dalam
memperoleh pinjaman dan dapat mengatasi masalah yang tidak diduga
sebelumnya.

2.

Melindungi perusahaan dari kerugiaan terhadap debitur yang tidak
membayar.

3.

Memungkinkan perusahaan untuk dapat melunasi kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang tepat pada waktu jatuh temponya.

4.

Memungkinkan untuk memiliki jumlah kas yang cukup guna memenuhi
pembayaran utang.

2.7.1 Komposisi Unsur Kas

Agar dapat dilaporkan sebagai kas, suatu pos harus tersedia setiap saat dan tidak
dibatasi penggunaannya untuk membayar kewajiban lancar. Pedoman umum
untuk mencantumkan suatu pos sebagai kas adalah dapat diterimanya pos tersebut
sebagai nilai nominalnya pada sebuah bank atau lembaga lainnya.

Adapun yang termasuk dalam kas adalah :
1.

Uang logam , uang kertas yang ada di perusahaan.

2.

Dana dalam deposito bank yang tidak dibatasi penggunaannya atau sering
disebut rekening koran bank (Demand Deposit).

3.

Simpanan di Bank Luar Negeri yang tidak dikenakan pembatasan dalam
penarikannya.

11

4.

Simpanan dalam bentuk giro, bilyet, traveller’s cheque, cashier cheque dan
money order.

5.

Deposito di Bank yang sewaktu – waktu dapat diambil.

Sedangkan yang tidak termasuk kas adalah :
1.

Surat – surat berharga seperti saham dan obligasi.

2.

Serifikat deposito yaitu deposito yang tidak segera tersedia karena
pengambilan atau pembatasan lain memerlukan klasifikasi terpisah seperti
investasi sementara.

3.

Cek mundur (Post Dated Cheque).

4.

Cek kosong dari pihak ketiga.

5.

Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu.

2.7.2 Penentuan Besarnya Kas

Dalam menentukan besarnya kebutuhan kas, seorang manajer keuangan harus
dapat memperhitungkan dengan teliti dan tepat. Sebab jika terjadi kekeliruan
maka akan mengakibatkan berhentinya fungsi – fungsi yang ada dalam
perusahaan. Oleh karena itu harus diperhatikan beberapa faktor dalam
menentukan besarnya kebutuhan kas diantaranya yaitu :
1.

Keseimbangan antara kas masuk dan kas keluar.
Dengan adanya keseimbangan kas masuk dan kas keluar baik dari segi
waktunya dalam perusahaan akan dapat dipenuhi dari penerimaan kas,
sehingga perusahaan tidak memerlukan persediaan kas maksimal yang terlalu
besar.

12

2.

Adanya hubungan baik dari pihak Bank.
Apabila pimpinan perusahaan dapat menjaga hubungan yang baik dengan
pihak bank, maka akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit
bila menghadapi kesulitan keuangan baik yang diakibatkan dari peristiwa
yang tidak diduga maupun yang telah diperhitungkan sebelumnya.

3.

Penyimpangan terhadap aliran kas keluar yang dapat diperhitungkan untuk
dapat menjaga tingkat likuiditas perusahaan maka perlu membuat perkiraan
mengenai kas masuk dan perkiraan kas keluar. Bila dari perhitungan tersebut
terdapat keseimbangan dengan kegiatan sehari – hari, maka perusahaan tidak
perlu mempunyai persediaan minimal yang terlalu besar dari persediaan
bersih.

Langkah dalam menentukan besarnya kebutuhan kas dapat dilakukan dengan
menggunakan budget untuk menjaga tingkat likuiditas perusahaan. Dengan
adanya penyusunan budget kas maka akan diketahui kapan perusahaan dalam
keadaan defisit kas atau kapan perusahaan dalam keadaan surplus kas.

Tujuan diadakannya penyusunan budget kas adalah untuk membantu pimpinan
perusahaan dalam mengetahui :
1.

Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasional perusahaan.

2.

Besarnya dana kas dan kapan dan tersebut dibutuhkan apabila terjadi defisit
kas.

3.

Pada saat kapan pengambilan pinjaman jangka panjang dilakukan.

4.

Kemungkinan adanya surplus atau defisit dana kas.

13

2.8 Pengelolaan Kas

Kas merupakan aktiva yang tidak menghasilkan laba dalam arti bahwa meskipun
ia dibutuhkan untuk membayar pekerja dan bahan baku, membeli aktiva tetap,
membayar pajak, melunasi utang, membayar dividen, dan sebagainya, namun kas
itu sendiri tidak menghasilkan bunga. Karena itu tujuan pengelolaan kas adalah
agar jumlah kas ditekan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk
menjalankan usaha.

2.8.1 Dasar Pemikiran Untuk Menyimpan Kas
Ada dua alasan utama Perusahaan untuk menyimpan kas yaitu :
1.

Transaksi
Kas diperlukan dalam pelaksanaan usaha. Pembayaran harus dilakukan
dengan uang kas dan penerimaan dimasukkan ke perkiraan kas. Saldo kas
yang terkait dengan pembayaran dan penagihan rutin tersebut disebut saldo
transaksi.

2.

Kompensasi atas pinjaman dan pelayanan bank
Bank meminjamkan uang dari deposito yang diterimanya sehingga makin
besar deposito yang diterimanya maka makin besar kemungkinannya untuk
memperoleh laba. Jika bank menyediakan jasa bagi nasabahnya, pada
umumnya ia akan mensyaratkan nasabah tersebut untuk menyisakan saldo
deposito minimum guna menutupi ongkos – ongkos atas pelayanan tersebut.
Saldo semacam ini yang disebut saldo kompensasi.

14

2.8.2 Manfaat Uang Kas dan Near Cash Asset yang Memadai

Pengelolaan modal kerja yang baik menghendaki tersedianya uang kas yang
memadai untuk beberapa tujuan khusus yaitu :
1.

Penting sekali bahwa perusahaan mempunyai uang kas dan near cash asset
agar dapat memanfaatkan potongan dagang atau trade discount. Para
pemasok terkadang menawarkan potongan kepada pelanggannya apabila
pembeliannya langsung dibayar tunai.

2.

Uang kas dan near cash asset yang memadai juga berguna untuk
meningkatkan credit-rating perusahaan karena rasio lancar dan rasio cepatnya
akan seimbang dengan perusahaan lain dalam industry sejenis. Credit-rating
yang baik memungkinkan perusahaan untuk membeli barang dari pemasok
dengan syarat yang lunak dan mempermudah didapatnya kredit dari bank.

3.

Uang kas dan near cash asset juga memungkinkan perusahaan untuk
memanfaatkan peluang bisnis yang menguntungkan.

4.

Perusahaan harus mempunyai uang kas dan near cash asset untuk keadaan
darurat seperti kebakaran, pemogokan, atau reklame pemasaran dari para
pesaing.

2.9 Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Likuiditas

Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat penting dalam operasional
perbankan. Bahkan sangat menentukan bagi kemampuan suatu bank untuk
bertahan dan berkembang dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif.

15

Secara garis besar tujuan dan manfaat dari pengelolaan likuiditas suatu bank
menurut Muljono (1999 : 86) :
a.

Untuk menurunkan serendah mungkin biaya dana.

b.

Untuk memenuhi ketentuan sumber dana yang diperlukan bank dalam
pemberian kredit, penanaman dana dalam valuta asing, penanaman dana
dalam surat berharga dan penanaman dana dalam aktiva tetap maupun untuk
memenuhi kebutuhan modal sendiri.

c.

Untuk memenuhi kebutuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan otorisasi
moneter (Bank Indonesia) didalam menjaga likuiditas minimum.

Analisis Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang
sudah jatuh tempo.
Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu
bank, antara lain adalah sebagai berikut.
1.

Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick Ratio menunjukkan kemampuan Bank untuk membayar kembali
simpanan para nasabah deposannya dengan cash asset yang dimiliki oleh
pihak Bank. Ukuran standar quick ratio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar 4,05 % (SK DIR BI No.30/12/Kep/Dir dan SE BI No.30/3/IPPB).

2.

Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun
bank yang harus segera dibayar (pinjaman yang harus segera dibayar). Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali

16

simpanan nasabah (deposan) pada saat ditarik dengan menggunakan alat
likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
3.

Rasio Pemberian Dana Kredit (Loan to Deposit Ratio)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume
kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai
sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tanggal 29 mei 1993, dana
yang dihimpun bank dalam penerapan rasio tersebut adalah dana
masyarakat/dana pihak ketiga, kredit likuiditas Bank Indonesia (bila ada) dan
modal inti bank. Rasio LDR dianggap sebagai tolok ukur untuk menilai
kesehatan suatu bank dilihat dari segi likuiditasnya. (Lukman Dendawijaya
2005 : 59).

4.

Rasio Utang Jangka Panjang (Long Term Debt to Assets Ratio)
Rasio utang jangka panjang (Long Term Debt to Assets Ratio) digunakan
untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan menunjukkan kemampuan
bank dalam membayar kembali simpanan para deposannya dengan
menggunakan semua item yang ada diaktiva. Standar Long Term Debt to
Assets Ratio (LAR) yang ditetapkan Bank Indonesia ialah sebesar 80% (Surat
Keputusan

Direktur

No.30/3/IPPB).

BI

No.30/12/Kep/Dir

dan

Surat

Edaran

BI

17

III. METODOLOGI PENULISAN

3.1 Design Penelitian

Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kuantitatif
untuk menelusuri kinerja keuangan perusahaan pada PT Bank BTPN, Tbk dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

3.2 Objek Dan Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk Kantor
Cabang Bandar Lampung dengan pendekatan studi kasus terhadap kinerja
keuangan perusahaan ditinjau dari data laporan keuangan meliputi Neraca dan
Laporan Laba Rugi menggunakan data runtun dari tahun 2011 - 2013.

3.3 Jenis Data Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data jadi yang telah disediakan oleh unit atau lembaga dimana data tersebut
dihasilkan berupa laporan keuangan yang dalam hal ini neraca dan laporan laba
rugi dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk.

18

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan dua teknik pengumpulan data yaitu:
1.

Studi Pustaka
Penulis memperoleh data-data dengan membaca literatu manajemen
perbankan ,dokumen,catatan,dan sumber-sumber lainnya guna kelengkapan
data yang berkaitan dengan laporan akhir penulis.

2.

Studi Lapangan
Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Bank BTPN Kantor
Cabang Bandar Lampung selama dua bulan yang dilakukan mulai tanggal 4
Februari 2014 sampai dengan 4 April 2014 serta dengan riset dokumentasi
yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data perusahaan
mengenai laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif
kuantitatif yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan,
dan menganalisa data dengan menggunakan analisis rasio keuangan perusahaan
yang dilakukan terhadap neraca dan laporan laba rugi serta menunjukkan
interpretasi yang akurat. Sehingga dapat menjelaskan hasil penelitian dari
permasalahan yang ingin diungkapkan seperti kelangsungan usaha dimasa yang
akan datang bagi perusahaaan.

19

3.6 Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
Bank BTPN merupakan bank yang terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam
suatu perkumpulan pegawai militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh
serangkai tersebut kemudian mendirika Perkumpulan Bank Pegawai Militer
(selanjutnya disebut “BAPEMIL”) dengan status usaha sebagai perkumpulan
yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya.
BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan beban
ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun
sipil, yang ketika itu pada umumya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat
rentenir.

Lokasi Lingkungan Tempat Praktik
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Terletak pada wilayah yang sangat
strategis dan mudah dijangkau, yaitu di jalan Wolter Monginsidi No. 15 Bandar
Lampung. Perusahaan ini memiliki gedung yang kokoh dan sangat bagus,
dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang lengkap.

Visi dan Misi Bank BTPN
VISI
Menjadi Bank mass-market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia.

20

MISI
Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti.
 Bekerja sebagai wujud dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Mengutamakan kinerja dan mutu hasil kerja yang tinggi
 Menciptakan mutu hubungan dan kerjasama antar pegawai
 Kepuasan nasabah sebagai focus utama dan acuan dalam bekerja
 Mengutamakan kemajuan bank melalui peningkatan professional
 Meningkatkan kewirausahaan dan berpikir, bertindak, dan bekerja dan
wirausahawan
 Setiap pegawai wajib menjaga dan meningkatkan citra bank
 Setiap pegawai dituntut selalu peduli dan tanggap atas masalah-masalah yang
ada
 Mengutamakan kerja keras, ketekunan, kedisiplinan dan kejujuran.

1. Job Description
Struktur organisasi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk berbentuk lini
dan staff yang mencerminkan pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab dan
hubungan kerja yang terjadi dalam perusahaan.Untuk struktur organisasi kantor
cabang pada prinsipnya sama tapi ada beberapa faktor yang berbeda, hal ini
disebabkan klasifikasi dari kantor cabang tersebut. Di samping itu management
antara kantor pusat dan kantor cabang bersifat “semi sentralisasi”, yaitu pimpinan
cabang yang memiliki hak otonomi dan kebijakan sendiri dalam mengelola
kantornya.

21

Uraian dan tanggung jawab masing-masing pegawai Bank BTPN Bandar
Lampung adalah sebagai berikut:
1.

Pemimpin Cabang
Berwenang sebagai pimpinan cabang yang bertanggung jawab kepada direksi
dan keseluruhan kegiatan operasional cabang bank yang dipimpinnya, baik
terhadap lingkungan intern maupun terhadap lingkungan ekstern, dan
berwenang dalam hal :
a.

Mengambil keputusan atas masalah pada kantor cabang dengan pedoman
dan kewenangan yang digariskan oleh kantor pusat.

b.

Mengatur penyusunan program kerja dan anggaran kantor pusat.

c.

Mengambil keputusan hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan
usaha termasuk mengambil tindakan koreksi terhadap penyimpangan
yang terjadi atas target yang ditetapkan.

d.

Menerima penempatan dana dari pihak ketiga sesuai dengan batas
kewenangan yang telah ditetapkan oleh kantor pusat.

e.

Melakukan pembinaan dan pengarahan kepada seluruh karyawan dalam
rangka meningkatkan motivasi, loyalitas, dedikasi dan semangat kerja
yang tinggi.

2.

Branch Operation Manager
Bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya kegiatan operasional bank,
dan berwenang dalam hal:
a.

Melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin jika pimpinan
cabang berhalangan.

22

b.

Mengatur pembagian tugas dan mengkoordinasi kegiatan kerja karyawan
bawahan.

3.

Branch Manager
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan pemasaran yang dilakukan
oleh bank, dan berwenang dalam hal:

4.

a.

Mengatur kegiatan pemasaran produk dan jasa bank.

b.

Mengambil keputusan atas masalah-masalah diseksi pemasaran.

c.

Mengatur penyusunan program kerja dan anggaran seksi pemasaran.

d.

Meminta laporan dan pertanggung jawaban karyawan bawahannya.

Credit Support Supervisor
Bertanggug jawab terhadap manager operasional, dan bertugas dalam hal:
a.

Membantu

branch

manager

dalam

menyelenggarakan

kegiatan

administrasi kredit.
b.

Menganalisis penelitian terhadap kelayakan dari suatu kredit yang
diajukan oleh nasabah.

5.

c.

Mengatur penyusunan program kerja dan anggaran seksi kredit.

d.

Meminta pertanggung jawaban kerja dari karyawan bawahannya.

Sales Marketing Supervisor
Bertanggung jawab kepada Branch Manager, dan bertugas dalam hal:
a.

Membantu

Branch

Manager

dalam

menyelenggarakan

administrasi kredit.
b.

Mengambil keputusan atas masalah-masalah diseksi pemasaran.

c.

Menyusun program kerja dan anggaran seksi pemasaran.

kegiatan

23

6.

Operation Supervisor
Bertanggung jawab kepada Branch Operation Manager, dan bertugas dalam
hal:
a.

Membantu manager operasi dalam kegiatan administrasi dan jasa bank.

b.

Mengatur penyusunan program kerja dan anggaran seksi administrasi
dana dan jasa bank.

c.

Mengatur pembagian tugas dan mengkoordinasi kegiatan kerja
karyawan.

d.

Membantu manager operasional dalam segala keperluan adminstrasi
kantor.

7.

e.

Mencatat semua surat masuk dan keluar.

f.

Menyediakan keperluan administrasi setiap bagian atau seksi.

Credit Acceptance Supervisor
Bertanggung jawab kepada Branch Manger, dan bertugas dalam hal:
a.

Membantu Branch Manager dalam penyediaan data untuk penyusunan
rencana kerja dan anggaran kerja tahunan agar dapat diselesaikan dengan
tepat waktu.

b.

Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam penyusunan rencana
promosi dan pemasaran untuk Kantor Cabang Pembantu untuk
memastikan prosesnya berjalan dengan baik.

c.

Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan kepada nasabah di kantor
cabang pembantu untuk memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan
perusahaan.

24

8.

Service Supervisor
Bertanggung jawab kepada Branch Manager, dan bertugas dalam hal:
a.

Mengawasi jalannya transaksi pembayaran atau penghimpunan dana dari
nasabah.

b.

Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan kepada nasabah.

c.

Membantu menyediakan laporan transaksi untuk atasannya.

Produk-Produk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk
1.

Tabungan
 Citra
Yaitu produk tabungan yang memberikan kenyamanan bertransaksi
dengan saldo pembukuan yang ringan.
Persyaratan pembukaan rekening:
a.

Mengisi data dan melengkapi formulir pembukaan rekening.

b.

Menunjukkan kartu identitas asli (KTP) dan NPWP.

c.

Setoran awal minimal Rp 250.000;

d.

Bunganya dihitung harian.

 TASETO (Tabungan Dengan Bunga Setara Deposito)
 Taseto Premium
Yaitu produk tabungan yang dikhususkan bagi nasabah yang
memberikan fleksibilitas dan kenyamanan penuh bagi nasabah dalam
melakukan transaksi perbankan dengan tetap memberikan imbal hasil
yang optimal setara dengan bunga deposito.
Persyaratan pembukaan rekening:

25

a.

Mengisi data dan melengkapi formulir pembukaan rekening.

b.

Menunjukkan kartu identitas asli (KTP) dan NPWP.

c.

Setoran awal minimal Rp 5.000.000;

d.

Saldo minimum Rp 5.000.000;

 Taseto Bisnis
Yaitu produk tabungan yang dikhususkan bagi nasabah non individu
(perusahaan) memberikan fleksibilitas dan kenyamanan penuh bagi
nasabah dalam melakukan transaksi perbankkan dengan tetap
memberikan imbal hasil yang optimal setara dengan bunga deposito.
Persyaratan pembukaan rekening:
a.

Mengisi data dan melengkapi formulir pembukaan rekening.

b.

Menunjukkan akta pendirian bagi perusahaan.

c.

Fotocopy KTP dan NPWP

d.

Setoran awal Rp 10.000.000;

e.

Saldo minimum Rp 10.000.000;

 Taseto Mapan (Masa Depan)
Yaitu produk tabungan berjangka yang memberikan fleksibilitas dan
kenyamanan penuh bagi nasabah dalam merencanakan kebutuhan
financial bagi masa depan dengan tetap memberikan imbal hasil yang
optimal setara dengan bunga deposito.
Persyaratan pembukaan rekening:
a.

Mengisi dan melengkapi formulir aplikasi pembukaan rekening dan
formulir BTPN Taseto Mapan.

26

2.

b.

Menunjukkan kartu identitas asli (KTP).

c.

Jangka waktu minimal 2 tahun dan maksimal 10 tahun.

d.

Setoran awal minimal Rp 1.000.000;

e.

Setoran bulanan minimal Rp 500.000;

Deposito
 BTPN Deposito Berjangka
Yaitu produk simpanan berjangka yang memberikan imbal hasil yang
optimal dimana hasil baik perorangan maupun non-perorangan bebas
menentukan sendiri jangka waktu penempatan yang dikehendaki dengan
pilihan jangka waktu yang sangat variatif.
 BTPN Deposito Bonus
Yaitu produk simpanan berjangka yang memberikan imbal hasil yang
optimal, dimana nasabah perorangan, akan mendapatkan imbal hasil dalam
bentuk bunga deposito dan juga bonus yang akan dibayarkan ke rekening
tabungan ataupun gironya.
 BTPN Deposito Fleksi
Yaitu produk simpanan berjangka yang memberikan fleksibilitas bagi
nasabah, baik nasabah perorangan maupun non-perorangan, untuk
mencairkan dananya sewaktu-waktu tanpa khawatir dikenakan pinalti atas
pencairan yang dilakukan.
 BTPN Deposito Maxima
Yaitu produk simpanan berjangka yang memberikan hasil optimal bagi
nasabah, baik nasabah perorangan maupun non-perorangan, dimana bunga

27

dari deposito yang ditempatkan akan diterima seluruhnya pada awal
penempatan.

3.

Giro
Merupakan produk yang dibuat untuk mendukung aktifitas usaha nasabah,
baik perorangan maupun non-perorangan, dengan tetap memberikan imbal
hasil yang optimal.

28

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Dana Kas Besar
Dana kas besar ialah bagian dari persediaan uang tunai yang tidak langsung
dipakai dalam transaksi sehari-hari. Kas besar biasanya digunakan untuk
menampung penerimaan piutang, pinjaman bank, pengeluaran untuk membayar
utang, pengeluaran untuk membeli aktiva.
Tabel 4.1
Dana Kas Besar PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013
Tahun

Dana Kas Besar

2011
2012
2013

2.474.038.970,00
2.381.437.890,00
3.081.505.570,00

Perkembangan Pengelolaan Dana
Kas Besar (%)
9,62
29,3

Sumber : PT Bank BTPN ,2014 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan perkembangan dana yang mengalami
fluktuatif yang ditunjukkan adanya penurunan sebesar 9,62 % dan kemudian
mengalami peningkatan sebesar 29,3 %. Walaupun mengalami penurunan pada
tahun 2012 , namun tingkat likuiditas PT Bank BTPN tetap dalam keadaan liquid.
Hal ini terlihat secara keseluruhan rasio cepat (quick ratio) PT Bank BTPN
tingkat likuiditasnya telah sesuai dengan standar sehat menurut Bank Indonesia
yakni sebesar 4,05 %.

29

4.2 Likuiditas

Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat penting dalam operasional
perbankan. Bahkan sangat menentukan bagi kemampuan suatu bank untuk
bertahan dan berkembang dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif.
Tabel 4.2
Tingkat Likuiditas PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013
Tahun
2011
2012
2013

Quick
Ratio
10,64 %
7,39 %
8,00 %

%
3,25
0,61

Cash
Ratio
10,6 %
7,3 %
7,9 %

%
3,3
0,6

LDR

%

253,32 %
357,46 % 104,14
394,52 % 37,06

LAR

%

91,40 %
93,07 %
94,13 %

1,67
1,06

Sumber : PT Bank BTPN ,2014 (Data Diolah)

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pada tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami
penurunan pada Quick Ratio sebesar 3,25 % dan kemudian pada tahun 2013
mengalami kenaikan sebesar 0,61 % . Walaupun demikian secara keseluruhan
quick ratio PT Bank BTPN dari tahun 2011 sampai 2013 menunjukkan tingkat
likuiditas yang telah sesuai dengan standar sehat menurut Bank Indonesia yakni
sebesar 4,05 %.

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pada tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami
penurunan pada rasio kas (Cash Ratio) sebesar 3,3 % dan kemudian pada tahun
2013 mengalami kenaikan sebesar 0,6 % . Hal ini menunjukkan kondisi
perusahaan yang likuid, walaupun mengalami penurunan namun perusahaan
masih mampu untuk melunasi hutang-hutang lancarnya dengan menggunakan kas
yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan.

30

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pada tahun 2011 sampai tahun 2013 Loan To
Deposit Ratio mengalami peningkatan sebesar 104,14 % dan 37,06 %. Tingkat ini
menunjukkan bahwa masih tingginya Loan To Deposit Ratio pada PT Bank
BTPN yaitu lebih tinggi dari batas maksimum yang ditentukan dari Standar Loan
To Deposit Ratio yang ditetapkan Bank Indonesia yakni sebesar 110 %.

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa pada tahun 2011 sampai tahun 2013 Long Term
Debt to Assets Ratio mengalami peningkatan sebesar 1,67 % dan 1,06 %. Tingkat
ini menunjukkan bahwa masih tingginya Long Term Debt to Assets Ratio pada
PT Bank BTPN yaitu lebih tinggi dari batas maksimum yang ditentukan dari
Standar Long Term Debt to Assets Ratio yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia yakni sebesar 80 %.

4.3 Perhitungan Pengelolaan Dana Kas Besar dan Likuiditasnya

Tabel 4.3
Dana Kas Besar dan Tingkat Likuiditas PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013
Tahun

Dana Kas Besar

(%)
Quick
Perkembangan
Ratio
Dana Kas Besar
10,64 %

%

Cash
Ratio

%

LDR

%

LAR

%

-

10,6 %

-

253,32 %

-

91,40 %

-

2011

2.474.038.970,00

2012

2.381.437.890,00

9,62

7,39 %

-3,25

7,3 %

-3,3

357,46 %

2013

3.081.505.570,00

29,3

8,00 %

0,61

7,9 %

0,6

394,52 %

Sumber : PT Bank BTPN ,2014 (Data Diolah)

-104,14 93,07 %
37,06

94,13 %

-1,67
1,06

31

1.4 Analisis Rasio Cepat (Quick Ratio) PT Bank BTPN Bandar Lampung

Tabel 4.4
Perhitungan Quick Ratio PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013
Tahun

Cash Asset

Total Deposits

QR

2011
2012
2013

2.474.038.970,00
2.381.437.890,00
3.081.505.570,00

23.242.885.134,61
32.189.154.600,50
38.482.880.131,31

10,64 %
7,39 %
8,00 %

Sumber : PT Bank BTPN ,2014 (Data Diolah)

Rasio cepat (Quick Ratio) menunjukkan kemampuan Bank untuk membayar
kembali simpanan para nasabah deposannya dengan cash asset yang dimiliki oleh
pihak Bank. Ukuran standar rasio cepat (quick ratio) yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar 4,05 % (SK DIR BI No.30/12/Kep/Dir dan SE BI
No.30/3/IPPB).
Rasio cepat (Quick Ratio) PT Bank BTPN dari tahun 2011 – 2013 mengalami
pertumbuhan walaupun pada tahun 2012 mengalami penurunan. Pada tahun 2011
quick ratio sebesar 10,64 % , tahun 2012 quick ratio sebesar 7,39 % dan tahun
2013 quick ratio sebesar 8,00 %. Secara keseluruhan quick ratio PT Bank BTPN
dari tahun 2011 sampai 2013 menunjukkan tingkat likuiditas yang telah sesuai
dengan standar sehat menurut Bank Indonesia.

4.5 Analisis Rasio Kas (Cash Ratio) PT Bank BTPN Bandar Lampung
Rasio Kas (Cash Ratio) digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang
menggambarkan kemampuan bank untuk melunasi kewajiban yang harus dibayar
dengan menggunakan alat-alat paling likuid yang dimiliki bank. Standar rasio kas

32

(Cash Ratio) yang ditetapkan BI sebesar 2% ( SK Direktur BI No.30/12/Kep/Dir
dan Surat Edaran BI NO.30/3/IPPB).
Tabel 4.5
Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) PT BTPN, Tbk
Tahun 2011-2013
Tahun

Liquid Asset

Short Term Borrowing

CR

2011
2012
2013

2.481.901.330,84
2.390.020.339,20
3.087.406.092,10

23.363.621.903,71
32.351.968.125,40
38.642.815.812,71

10,6%
7,3%
7,9%

Sumber : PT Bank BTPN ,2014 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rasio kas (Cash Ratio) PT Bank
BTPN Tbk pada tahun 2011 menunjukkan nilai sebesar 10,6 % yang berarti
bahwa setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 10,6 kas yang dimiliki
perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang cukup
likuid.

Pada tahun 2012, cash ratio menjadi 7,3 % yang berarti setiap Rp. 1 hutang lancar
dijamin dengan Rp. 7,3 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini
menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid , walaupun mengalami
penurunan namun perusahaan masih mampu untuk melunasi hutang-hutang
lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan.
Pada tahun 2013, cash ratio menjadi 7,9 % yang berarti setiap Rp. 1 hutang lancar
dijamin dengan Rp. 7,9 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini
menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid.

33

4.6 Analisis Rasio Pemberian Dana Kredit (Loan To Deposit Ratio) PT Bank
BTPN Bandar Lampung
Rasio pemberian dana kredit (Loan To Deposit Ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban kepada para deposannya
dengan mengandalkan kredit yang disalurkan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin besar rasio ini maka menunjukkan bahwa semakin kecil tingkat
likuiditas bank karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
menjadi semakin besar.
Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank maka Bank Indonesia
menetapkan ketentuan sebagai berikut :
a.

Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih maka diberi nilai kredit 0 , artinya
ialah tingkat likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.

b.

Untuk rasio LDR