Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015

ANALISIS PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP TINGKAT
KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PROVINSI JAWA
BARAT PERIODE 2013– 2015

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
Nurfitriana Kusumah
109081000122

JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016 M

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama

: Nurfitriana Kusumah

No. IndukMahasiswa

: 109081000122

Fakultas

: EkonomidanBisnis

Jurusan

: Manajemen

Konsentrasi

: Perbankan


Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1.

Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.

2.

Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3.

Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.

4.

Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5.


Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juni 2016
Yang Menyatakan

(Nurfitriana Kusumah)
109081000122

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

IDENTITAS PRIBADI

1. Nama

: Nurfitriana Kusumah

2. Tempat/Tanggal Lahir

: Karawang, 23 April 1991

3. Agama

: Islam

4. Alamat

: Jl. Citanduy 4 No. 312 RT 002/016
Perumnas Adiarsa, Kec. Karawang Barat,
Kab. Karawang, Jawa Barat 41313

5. Telepon


: 081906717047

6. Nama Orang Tua
Ayah

: Dedi Haryadi, SKM, MKM

Ibu

: Ani Suherni

7. E-mail

II.

: fitririana23@gmail.com

PENDIDIKAN
1.


SDN Adiarsa Barat III

Tahun 1997-2003

2.

SMP Negeri 1 Karawang

Tahun 2003-2006

3.

SMA Negeri 5 Karawang

Tahun 2006-2009

4.

S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Tahun 2009

ABSTRACT

This research aims to investigate the influences of CAMEL to banks health
level. The CAMEL performance is measured by Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Perfoarming Loan (NPL), operation efficiency (BOPO) Return On Assets
(ROA), Return On Equity (ROE), and Loan to Deposit Ratio (LDR). The statistic
method used to test on the research hypotesis was logistic regression. The report
data were extracted from bank’s financial from financial report which had been
published by Bank Indonesia. The results of this research indicated that Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoarming Loan (NPL), and Loan to Deposit Ratio
(LDR) have affect significant to banks health level, while the results of BOPO,
ROA, and ROE there’s nosignificant influence on the health banks level
Key Word: Bank’s Health Level, CAMEL Ratio, logit regression

i

ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio (CAR, NPL,BOPO,
ROA,ROE dan LDR) terhadap tingkat kesehatan bank. Metode statistik yang
digunakan dalam penelitian yaitu regresi logistik. Data penelitian diambil dari
laporan keuangan bank yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa CAR, NPL, dan LDR berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan bank, sementara hasil rasio BOPO, ROA
dan ROE tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.

Kata Kunci : Tingkat kesehatan bank, Rasio CAMEL, ordinal logit regression

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah…. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT
yang telah memberikan curahan rahmat dan kasih sayangnya serta kemudahan
bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Tingkat Kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015”
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW., keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang telah merubah

dari zaman kegelapan menjadi zaman terang benderang seperti saat ini dengan
ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapat syafaat di hari
nanti.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1.

Kedua orang tua, ibunda Ani Suherni dan ayahanda Dedi Haryadiyang telah
mendukung sepenuhnya dengan cinta kasih dan kesabaran hingga segala
kebutuhan jasmani dan rohani juga memberikan dukungan baik moril
maupun materil serta doa yang tiadahenti-hentinya kepada penulis.

2.

Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusuns kripsi.


3.

Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Ibu Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu
Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.

Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan

6.

Untuk Suamiku, makasih ayah selalu mengingatkan kapan lulus kuliah.


iii

7.

Untuk Khoirunnisa, kamu penyemangat ibu buat kerjain skripsi. Maaf ya ibu
tinggal terus ke kampus.

8.

Untukteman-temanku Ima, Teh Milah, Dila, Zizah, Ari , Tetis, Fadhlin, Risa
Yuni terimakasih atas saran, kritik, suntikkan semangat dan keceriaan bagi
penulis.

9.

Seluruh teman-teman Manajemen C 2009 atas kebersamaan dan kenangan
indah yang telah diukir bersama Jaga terus kebersamaan yang telah kita rajut.

10. Seluruh teman-teman kelas konsentrasi Perbankan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis 2009 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Senang
rasanya bias menjadi bagian dari kalian.
11. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
12. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis baik moril
maupun materiil, yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen perbankan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis

Nurfitriana Kusumah

iv

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank ............................................................................................................ 13
1. Definisi Bank ........................................................................................... 13
2. Tugas dan Fungsi Bank ........................................................................... 14
3. Jenis Bank ................................................................................................ 14
4. Sumber Dana Bank .................................................................................. 18
B. Bank Perkreditan Rakyat ............................................................................. 23
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ....................................................... 23
2. Usaha Bank Perkreditan Rakyat .............................................................. 24

v

3. Kelebihan dan Kekurangan BPR ............................................................. 25
4. Perbandingan Bank Umum dengan BPR................................................. 25
C. Kinerja Bank ................................................................................................ 26
D. Laporan Keuangan ...................................................................................... 27
E. Laporan Keuangan Perbankan ..................................................................... 28
F. Manfaat Laporan Keuangan ......................................................................... 30
G. Tingkat Kesehatan Bank ............................................................................. 33
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank ......................................................

33

2. Komponen Faktor-Faktor CAMEL ........................................................

34

3. Predikat Tingkat Kesehatan Bank ..........................................................

36

H. Rasio Keuangan .......................................................................................... 37
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................. . 37
2. Non Performing Loan(NPL) ................................................................. . 38
3. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional(BOPO) ..................... . 39
4. Return on Assets(ROA) dan Return on Equity (ROE) .......................... . 40
5. Loan to Deposit Ratio(LDR) ................................................................ .. 41
I. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen .................... 42
J. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 45
K. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 51
L. Hipotesis Penelitian ..................................................................................

53

BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 54
B. Populasi dan Sampel ................................................................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 55
1. Data Sekunder.......................................................................................... 56
2. Penelitian Kepustakaan............................................................................ 57
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 57
1. Analisis Deskriptif ................................................................................... 57
2.Regresi Logistik ....................................................................................... 58
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 60

vi

1. Variabel Dependen (Y) ....................................................................... 60
2. Variabel Independen (X)..................................................................... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Bank Perkreditan Rakyat ................................. 65
1. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat .......................................................... . 65
2. Badan Hukum Bank Perkreditan Rakyat ................................................ 66
3. Alokasi Kredit BPR ............................................................................... . 67
B. Deskriptif Penelitian .................................................................................... 68
C. Hasil Analisis Data ...................................................................................... 71
1. Uji Signifikan Simultan ........................................................................... 71
2. Uji Kelayakan Model ............................................................................. 72
3. Uji Koefisien Determinasi ...................................................................... 73
4. Uji Wald ................................................................................................. 74
5. Interpretasi ..............................................................................................

77

BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan .................................................................................................. 80
B. Implikasi ...................................................................................................... 81
B. Saran ........................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN ..................................................................................................

vii

85

DAFTAR TABEL

No

Keterangan

Hal

1.1

Perkembangan Aset BPR berdasarkan Lokasi BPR

4

2.1

Kriteria Pengukuran Rasio CAR

38

2.2

Kriteria Pengukuran Rasio NPL

39

2.3

Kriteria Pengukuran Rasio BOPO

40

2.4

Kriteria Pengukuran Rasio ROA

41

2.5

Kriteria Pengukuran Rasio ROE

41

2.6

Kriteria Pengukuran Rasio LDR

42

2.7

Penelitian Terdahulu

49

3.1

Sampel BPR

56

3.2

Operasional Variabel dan Pengukuran Skala

63

4.1

Sejarah Bank Perkreditan Rakyat

65

4.2

Tabel Statistik Deskriptif

69

4.3

Omnimbus Test of Model Coefficient

70

4.4

Hosmer and Lemeshow Test

73

4.5

Koefisien Cox & Snell R Square and Nagelkerke R Square

74

4.6

Koefisien Regresi Logistik

75

4.7

Koefisien Regresi Logistik & Tingkat Signifikasi
Variabel Independen

75

viii

DAFTAR GAMBAR

No
2.1

Keterangan
Kerangka Berpikir

Hal
52

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No
1

Keterangan
Hasil Output SPSS

Hal
85

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami keterpurukan sebagai
imbas dari krisis perekonomian pada tahun 1997 mengakibatkan bangkrutnya
sejumlah bank yang tidak mampu melanjutkan usahanya.Bangkrutnya
sejumlah bank tersebut kemudian memberikan motivasi bagi bank lainnya
untuk tetap menjaga kestabilan dunia perbankan dan melanjutkan fungsi
utamanya. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Lianawatidkk,2016).
Berdasarkan Undang – Undang No.10 Tahun 1998, bank yang diakui
secara resmi di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum dan BPR melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau syariah.Perbedaan mendasar Bank Umum dan
BPR terletak pada kegiatan operasionalnya dimana BPR tidak diperkenankan
untuk melakukan sistem pembayaran. Sedangkan jenis layanan yang

1

diberikan oleh BPR adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
serupa, memberikan kredit, dan menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan/atau tabungan pada bank lain (Latumaerissa, 2011).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan suatu lembaga keuangan
yang

memiliki

peranan

yang

cukup

penting

didalam

mendorong

perekonomian di Indonesia.Keberadaan BPR sangat membantu usaha mikro,
kecil dan menengah karena kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk
melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di pedesaan.BPR yang merupakan
bagian dari sistem Perbankan harus sehat dan dapat dipercaya oleh
masyarakat

agar dapat

berkontribusi

maksimal dalam menggerakan

perekonomian secara keseluruhan.
Dalam arahan Gubernur Bank Indonesia pada acara Bankers’ Dinner
disampaikanbahwa sudah saatnya untuk menempatkan sektor informal
(seperti petani kecil di pedesaan,pedagang di pasar-pasar tradisional, penjual
rokok dan pedagang warung kelontong) di barisan terdepan dalam penetapan
kebijakan Bank Indonesia (Putting the Last First). Terkait dengan hal
tersebut, serta dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan sektor
informal, peran dankontribusi BPR sebagai ujung tombak lembaga keuangan
daerah dalam pembiayaan sektor informal tentunya menjadi sangat

2

penting.BPR dianggap yang paling dekat dan paling mengetahui nasabahnya
dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya (Soraya, 2013).
Meningkatnya persaingan yang kompetitif di dunia perbankan dapat
membatasi ruang gerak bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam
melaksanakan kegiatan operasional bank.Adanya keterbatasan tersebut
dimungkinkan karena Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tidak melayani
lalu lintas pembayaran dan wilayah operasinya terbatas di wilayah yang
dilayani saja. Irmayanto (dalam Lianawati dkk,2016) menjelaskan bahwa
masalah yang sering dihadapi oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah
terkait kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), kekurangan dana, adanya
persaingan, dan wilayah kerja terbatas. Permasalahan tersebut masih menjadi
tantangan bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk dapat memanfaatkan
peluang-peluang yang ada sebagai dukungan pengembangan dan peningkatan
peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam pembangunan nasional.
Upaya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk mempertahankan kinerja
positif sampai dengan tahun 2013 ini tidaklah mudah.Mangkuprawira (2011)
menjelaskan bahwa penilaian kinerja hendaknya didasarkan pada sebuah
analisis menyeluruh dengan mempertimbangkan uraian dan spesifikasi
pekerjaan yang sedang diterapkan. Analisa untuk menjaga kesehatan suatu
BPR, tidak hanya dinilai pada perkembangan faktor keuangan saja, akan
tetapi perkembangan manajemen dan kebijakan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) juga harus seimbang.
3

Dalam beberapa tahun terakhir jumlah BPR mengalami penurunan.
Sampai dengan Oktober 2011 jumlah BPR konvensional yang ada di seluruh
Indonesia tercatat 1.669 unit, yang terdiri atas : BPR berbadan hukum
Perseroan Terbatas 1.388 unit; berbadan hukum Perusahaan Daerah 247 unit;
dan Koperasi sebanyak 34 unit yang tersebar di 33 provinsi. Dibandingkan
Oktober 2010, jumlah tersebut mengalami penyusutan sebanyak 37 unit,
dimana jumlah keseluruhan BPR masih tercatat sebanyak 1.706 unit yang
terdiri atas : BPR berbadan hukum PT 1.384 unit; Perusahaan Daerah 288
unit; danKoperasi sebanyak 34 unit (Soraya, 2013).
Riset InfoBank pada April 2013, sejak tahun 2005 hingga tahun 2012, ada
47 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang harus tutup karena kesalahan
kepengurusan dan moral hazard (www.infobanknews.com). Selain itu, jumlah
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dari 1.706 sekarang menyusut hanya berkisar
1.669. Walaupun jumlah BPR mengalami penurunan, namun jaringan usaha
BPR terus meningkat dengan total aset yang tumbuh sebesar 18,44% per Juli
2013.
Tabel 1.1
Perkembangan Aset BPR berdasarkan Lokasi BPR
(dalam milyar)

Lokasi

2011

2012
Des
Jan
Jawa
34.190 40.113 40.163
Luar Jawa
21.609 27.284 27.447
Sumber : www.perbarindo.or.id

Feb
40.354
27.930

Mar
40.684
27.961

2013
Apr
40.951
28.494

Mei
41.417
28.882

Jun
42.444
29.457

Jul
42.177
29.918

4

Dalam suatu negara, perbankan memiliki peran yang vital, hal ini tidak
lepas dari fungsi bank itu sendiri, yaitu sebagai penghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan lebih
efektif dan efisien. Jadi dengan demikian bank bisa menjadi andalan dalam
pembangunan di bidang ekonomi, apabila sistem dan kelembagaan dalam
industri perbankan baik maka perbankan akan sangat bermanfaat bagi
pembangunan di indonesia. Dengan demikian agar perbankan menjadi sangat
bermanfaat dalam mendukung pembangunan negara maka proses penyaluran
pembiayaan perbankan harus dilakukan secara aktif, berhati-hati, dan
didasarkan pada pengetahuan atau informasi yang tepat mengenai sektor
industri usaha tertentu yang produktif. Oleh karena itu peran dari bank, dalam
hal ini Bank Perkreditan Rakyat sangat di perhatikan kesehatannya karena
BPR sebagai salah satu alat penunjang perekonomian. Penilaian kesehatan
bank ini di nilai sangat penting, karena bank dipercayakan untuk menghimpun
dan mengelola dana masyarakat. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap
periode.Dalam setiap penilaian ditentukan kondisi suatu bank apakah bank itu
sehat ataupun tidak.Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya dapat pula
dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatanya.Bagi bank yang
menurut penilaian sehat atau kesehatannya terus meningkat tidak jadi
masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan.Akan
tetapi bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus mendapat
pengarahan

atau

bahkan

sanksi

sesuai

dengan

peraturan

yang
5

berlaku.Penilaian

untuk

menentukan

suatu

kondisi

bank,

biasanya

menggunakan berbagai alat ukur.Salah satu alat ukur utama yang digunakan
untuk menentukankondisi suatu bank adalah CAMEL.
Penilaian tingkat kesehatan bank merupakan gambaran dari kinerja bank
yang dipakai sebagai tolok ukur bagi pihak yang berkepentingan dalam
mengevaluasi pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan prinsip
operasional bank yang sehat dan hati – hati (Laksito dan Sutapa, 2010).
Pelanggaran prinsip kehati-hatian sering terjadi dalam perbankan
meskipun prinsip tersebut sudah disyaratkan dalam peraturan perbankan.
Prinsip ini sangat diperlukan terutama dalam hal penyaluran kredit, karena
sumber dana kredit yang disalurkan adalah bukan dari bank itu sendiri tetapi
dana yang berasal dari masyarakat, sehingga perlu penerapan prinsip kehatihatian melalui analisa yang akurat dan mendalam dalam penyaluran yang
tepat. Jika kredit yang telah disalurkan kepada masyarakat dalam jumlah besar
tidak dibayar kembali kepada bank tepat pada waktunya, maka kualitas kredit
dapat digolongkan menjadi Non Performing Loan (NPL) yang menyebabkan
terjadinya kredit macet.Hal ini dapat menurunkan citra dan kredibilitas bank
di mata publik dan perbankan internasional (Yulianto dan Sulistyowati, 2012).
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator.Salah satu
indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank
yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung
sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat
6

kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk
mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan
hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan
akan membantu

mengintepretasikan berbagai

hubungan

kunci

serta

kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi
keberhasilan perusahaan dimasa mendatang (Almilia dan Herdiningtyas,
2005).
Almilia dan Herdiningtyas (2005) mengemukakan bahwa secara empiris
tingkat kegagalan bisnis dan kebangkrutan bank dengan menggunakan rasiorasio keuangan model CAMEL dapat diuji sebagaimana yang telah dilakukan
oleh beberapa peneliti yaitu: Thomson (1991) (dalam Wilopo 2001) yang
menguji manfaat rasio keuangan CAMEL dalam memprediksi kegagalan bank
di USA pada tahun 1980an dengan menggunakan alat statistik regresi logit.
Whalen dan Thomson (1988) (dalam Wilopo 2001) menemukan bahwa rasio
keuangan CAMEL cukup akurat dalam menyusun rating bank. Di Indonesia,
Surifah (1999) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi
kebangkrutan bank denganmenggunakan model CAMEL.
Laksito dan Sutapa (2010) melakukan penelitian pada Bank Perkreditan
Rakyat dengan variabel penelitian rasio keuangan capital, rasio keuangan
asset rasio keuangan manajemen, rasio keuangan ROA, rasio keuangan ROE,
rasio keuangan likuiditas, dan rasio keuangan sensitivitas terhadap risiko
pasar. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemapuan rasio CAMELSdalam
7

memprediksi kebangkrutan bank dapt disimpulkan bahwa Capital, Assets,
Manegement, Earning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prediksi kesehatan bank karena capital pada BPR menunjukkan kemampuan
bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan
manajemen bank dalam mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko – risiko
yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto dan Sulistyowati (2012)
menunjukkan bahwa CAR dan NPL dapat digunakan untuk membentuk
variabel diskriminan.Sedangkan variabel NPM, ROA, BOPO, LDR dan IER
menunjukkan hasil yang tidak signifikan, sehingga variabel tersebut
mempunyai nilai prediksi yang rendah dalam membentuk variabel
diskriminan.
Lestari (2008) dalam Yulianto dan Sulistyowati (2012) menganalisis
tingkat kesehatan bank pemerintah, hasilnya menunjukkan bahwa dengan
menggunakan metode CAMELS terdapat 2 bank dengan 3 periode yang
mendapatkan predikat tidak sehat (PT Bank Tabungan Negara pada tahun
2008 dan PT BPD Nusa Tenggara Barat pada tahun 2007 dan 2008).
Wahyudi dan Sutapa (2010) menunjukkan hasil penelitian sebagai
berikut: (1) Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Proft Margin (NPM), Return
on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), beban operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank, (2) Aktiva Produktif
8

Bermasalah (APB) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) menunjukkan hasil
secara rata-rata keseluruhan bank dari segi kualitas asset yang dimiliki oleh
bank kurang baik atau dapat dikatakan buruk, (3) Interest Risk Ratio (IER)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Berdasarkan

hasil

penelitian

terdahulu,

peneliti

tertarik

untukmenggunakan kembali rasio-rasio CAMEL tersebut.Penelitian ini
mengacukepada penelitian Yulianto dan Sulistyowati (2012) yang bertujuan
untuk menguji kembali analisis CAMEL dalam memprediksi tingkat
kesehatan bank.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terdapat pada periode penelitian, dimana pada penelitian sebelumnya periode
yang diteliti selama 2 tahun periode 2009-2011, maka penelitian ini mencoba
dengan periode 2013-2015, dan sampel yang digunakan adalah Bank
Perkreditan Rakyat Provinsi Jawa Barat yang terdaftar di Direktori Bank
Indonesia tahun 2013 – 2015. Variabel independen yang digunakan adalah
rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, NPL, BOPO, ROA, ROE, dan
LDR.Sehingga penelitian ini diberi judul “Analisis Pengaruh Rasio Camel
Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Provinsi Jawa
Barat Periode 2013-2015”

9

B. Rumusan Masalah
Atas dasar pemikiran di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh rasio CAR terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat di Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015?
2. Bagaimana pengaruh rasio NPL terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat di Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015?
3. Bagaimana pengaruh rasio BOPO terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat di Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015?
4. Bagaimana pengaruh rasio ROA terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat di Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015?
5. Bagaimana pengaruh rasio ROE terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat di Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015?
6. Bagaimana pengaruh rasio LDR terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat di Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2015?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi variabel-variabel rasio
CAMEL yang berpengaruh terhadaptingkat kesehatan pada sektor perbankan.
Secara rinci tujuannya adalah sebagaiberikut :
1. Menganalisis pengaruh rasio CAR terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat daerah Jawa Barat
10

2. Menganalisis pengaruh rasio NPL terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat daerah Jawa Barat
3. Menganalisis pengaruh rasio BOPO terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat daerah Jawa Barat
4. Menganalisis pengaruh rasio ROA terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat daerah Jawa Barat
5. Menganalisis pengaruh rasio ROE terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat daerah Jawa Barat
6. Menganalisis pengaruh rasio LDR terhadap tingkat kesehatan Bank
Perkreditan Rakyat daerah Jawa Barat

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, di harapkan dapat menambah wawasan penulis dan
pengetahuan penulissecara khusus, dan pembaca secara umum, mengenai
analisis tingkat kesehatan di Indonesia.
2. Bagi deposan, investor, kreditor, dan masyarakat luas dapat dijadikan
acuan dalam mengevaluasi bank-bank umum yang beroperasi demi
melindungi kepentingannya.
3. Bagi peneliti lebih lanjut, penelitian ini diharapkan sebagai sumber
informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya

11

mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan
maupun melengkapi.

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank
1. Definisi Bank
Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasajasa bank lainnya (Kasmir, 2011).
Crosse dan Hampel memberikan pengertian bank sebagai suatu
organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber
keuangan untuk melaksanakan fungsi pelayanan terhadap kebutuhan
masyarakat dan untuk memperoleh keuntungna bagi pemilik bank.
Pengertian bank yang lain diberikan oleh Perry yang menyatakan
bahwa bank adalah badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan
peneriamaan simpanan dari nasabah, menyediakan dana atas setiap
penarikan, melancarkan lalu lintas pembayaran, memberikan kredit dan
atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibutuhkan.
Selain itu dalam pasal 1 ayat 2 UU No. 10 Tahun 1998 tentang
perbankan dinyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali

13

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Tugas dan Fungsi Bank
Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 tahun 1998
adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan
memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf
hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya (Siamat,
2005:276) :
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.
b. Menciptakan uang.
c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

3. Jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi
antara lain (Kasmir, 2011):
a. Dilihat dari fungsinya
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri:
14

1. Bank Umum
2. Bank Pembangunan
3. Bank Tabungan
4. Bank Pasar
5. Bank Desa
6. Lumbung Desa
7. Bank Pegawai
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun
1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang – Undang RI
Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan
fungsinya terdiri dari:
a) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sifat jasa yang diberikan adalah umum
b) Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah.Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran, artinya jasa – jasa yang ditawarkan BPR jauh

15

lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank
umum.
b. Dilihat dari segi kepemilikan
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan
adalah:
1. Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte pendirian
maupun modal bank ini sepenuhnya milik Pemerintah Indonesia,
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah.
2. Bank milik swasta nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta.Kemudian akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
3. Bank milik koperasi
Bank milik koperasi adalah bank yang kepemilikan sahamsahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum
koperasi.Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi
Indonesia (Bukopin).
4. Bank milik asing

16

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri,

baik

milik

swasta

asing

atau

pemerintah

asing.Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing.
5. Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan
sahamnya

dimiliki

oleh

pihak

asing

dan

pihak

swasta

nasional.Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga Negara Indonesia.
c. Dilihat dari segi status
Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut :
1. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso
keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran
Letter of Credit dan transaksi lainnya.
2. Bank non – Devisa
Bank non devisa adalah bank yang beum mempunyai izin
untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

17

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga
baik harga jual maupun harga beli, yaitu :
1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat)
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini
adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini
tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula
bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.
2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)
Bank yang berprinsip syariah belum lama berkembang di
Indonesia.Namun di luar negeri terutama di negara – negara Timur
Tengah seperti Mesir atau Pakistan bank yang berprinsip syariah
sudah berkembang pesat sejak lama. Bank berdasarkan prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara
bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

4. Sumber Dana Bank
a. Pengertian Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank
yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa,
artinya tidak berfungsi sama sekali. Bank memiliki usaha pokok yaitu
18

berupa menghimpun dana yang sementara tidak dipergunakan untuk
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke dalam masyarakat
untuk jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya
menghimpun

dana

dalam

bentuk

simpanan

(deposit)

sangat

menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang
berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula
volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam
bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk
pemberian kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar
uang.
Adapun pengertian Dana Bank menurut Sinungan (2000) adalah:
”Uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai
bank dan setiap waktu dapat diuangkan”.
Definisi lain Dana Bank menurut Kuncoro (2002) adalah: ”Semua
utang dan modal yang tercatat pada neraca bank sisi pasiva yang dapat
dipergunakan sebagai modal operasional bank dalam rangka kegiatan
penyaluran atau penempatan dana”.
Pengertian

Sumber

Dana

Bank

menurut

Kasmir

(2011)

mengatakan: ”Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam
menghimpun dana untuk membiayai operasinya”.

19

b. Jenis-jenis Sumber Dana Bank
Dalam usaha menghimpun dana tersebut, sudah tentu bank harus
mengenal sumber-sumber dana yang terdapat di dalam berbagai
lapisan masyarakat dengan bentuk yang berbeda-beda. Secara garis
besarnya sumber dana bagi sebuah bank ada 3 yaitu :
1) Dana dari modal sendiri (Dana Pihak ke 1)
Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para
pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Dana pihak ke 1 ini
terdiri dari :
(a) Modal yang disetor
Yaitu jumlah uang yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada saat bank berdiri. Umumnya modal
setoran pertama dari para pemilik bank ini sebagian
dipergunakan bank untuk sarana perkantoran, peralatan kantor
dan promosi untuk menarik minat masyarakat. Selanjutnya
modal ini dapat diperbesar lagi dengan cara penambahan modal
oleh pemilik bank.
(b) Cadangan-cadangan
Yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk
cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk
menutup timbulnya risiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat

20

diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan
atau bank mampu meningkatkan labanya.
(c) Laba yang ditahan
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun
yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal
untuk

sementara

waktu.

Biasanya

laba

yang

ditahan

dipergunakan untuk memperkuat posisi cadangan likuiditas
(cash reserve) atau penambahan dana yang dapat dipinjamkan
(lonable funds).
2) Dana pinjaman dari pihak luar (Dana Pihak ke 2)
Dana dari pihak kedua ini, yaitu pihak yang memberikan
pinjaman dana (uang) pada bank yang terdiri dari :
(a) Pinjaman dari bank lain
Pinjaman ini biasanya dikenal dengan Call Money yaitu
pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila
ada kebutuhan mendesak yang diperlukan bank. Jangka waktu
Call Money ini biasanya tidak lama, yaitu sekitar satu bulan
dan dan bahkan hanya beberapa hari saja. Kadangkala ada yang
meminjam hanya satu malam sehingga juga disebut overnight
call money.
(b) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negri

21

Biasanya pinjaman ini berbentuk pinjaman jangka menengah
panjang. Realisasi pinjaman ini harus melalui persetujuan Bank
Indonesia dimana secara tidak langsung Bank Indonesia selaku
bank sentral ikut serta mengawasi pelaksanaan pinjaman
tersebut demi menjaga solvabilitas bank bersangkutan.
(c) Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank
Pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar
berbentuk pinjaman atau kredit, tapi lebih banyak berbentuk
surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal
jatuh tempo. Misalnya berbentuk Sertifikat Bank atau Deposit
On Call dengan jangka waktu melebihi 3 bulan dan dapat
diperpanjang kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru.
Dalam banyak hal, pinjaman seperti ini dapat digolongkan pada
sumber dana dari pihak ketiga, yaitu dari masyarakat.
(d) Pinjaman dari bank sentral
Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong
prioritas apalagi yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi
pada sektor-sektor yang harus ditunjang sesuai dengan petunjuk
pelita (misalnya pertanian, pangan, perhubungan, dll), kredit
produksi dan modal kerja dan kredit-kredit kecil lainnya, maka
Bank Indonesia akan memberikan bantuan dana.

22

3) Dana dari masyarakat (Dana Pihak ke 3)
Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank adalah
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank.
Dana pihak ke 3 ini terdiri dari 3 jenis, yaitu :
(a) Giro
Giro

adalah

penarikannya

simpanan
dapat

pihak
dilakukan

ketiga

pada

setiap

bank

saat

yang
dengan

mempergunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
(b) Deposito
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak
ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak
ketiga dan bank yang bersangkutan.
(c) Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu.

23

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuklainnya yang
dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Berdasarkan Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 Bank Perkreditan
Rakyat adaah bank yang melaksanakan kegiatan secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Kegiatan usaha BPR terutama
ditujukan untuk melayani usaha – usaha kecil dan masyarakat di daerah
pedesaan. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank desa yang khusus
melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan (Kasmir, 2011).
2. Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Usaha – usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk

lainnya

yang

dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit
c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank
lain

24

Usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR adalah:
a. Menerima simpanan giro
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking
d. Melakukan usaha perasuransian
e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang
dimaksud dalam usaha BPR
3. Kelebihan dan Kekurangan BPR
a) Kelebihan BPR
Bank Umum memang punya keunggulan teknologi, sumber dana yang
melimpah, networking secara nasional, lalu lintas pembayaran melalui cek
dan bilyet giro, dan sebagainya. Tetapi BPR juga punya keunggulan
hubungan personal yang kuat dengan nasabahnya.BPR mampu memberi
pelayanan yang prima karena pelayanan yang dilakukan BPR adalah face
to face.BPR juga mampu menyesuaikan kondisi, adat – istiadat, buaya,
dan kehidupan masyarakat sekitar.
b) Kekurangan BPR
Tidak bisa melakukan kegiatan usaha dalam lalu lintas pembayaran, tidak
bisa memberikan jasa simpanan dalam bentuk giro, tidak bisa
memberikan jasa perasuransian , tidak bisa ikut serta dalam penyertaan
modal, serta tidak melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing.

25

4. Perbandingan Bank Umum dengan BPR
Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan-larangan di atas, maka
secara umum BPR mempunyai kegiatan usaha yang lebih terbatas
dibandingkan Bank Umum. Bank umum dapat menghimpun dana dalam
bentuk simpanan dari masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito,
sedangkan BPR tidak boleh menghimpun dana dalam bentuk giro dan juga
tidak boleh ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat
melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, sedangkan BPR tidak
diperbolehkan. Bank umum dapat melakukan penyertaan modal pada
lembaga keuangan dan untuk mengatasi kredit macet, sedangkan BPR
sama sekali tidak boleh melakukan penyertaan modal. Dalam hal
melakukan usaha perasuransian, BPR dan Bank Umum sama-sama tidak
diperbolehkan.

C. Kinerja Bank
Pengertian kinerja menurut beberapa ahli seperti Caves yaitu penilaian
bagaimana hasil ekonomi dari kegiatan industri memberikan kemungkinan
kontribusi terbaik guna mencapai tujuan.Dari pendapat tersebut diatas dapat
didefinisikan bahwa kinerja adalah seberapa baik hasil yang dicapai oleh
perusahaan

dalam

mencapai

tujuan

perekonomian,

dimana

tujuan

perekonomian adalah untuk memaksimumkan kegiatan ekonomi (Sofyan
dalam Sukarno dan Syaichu, 2006).
26

Kinerja dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan
keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering
kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja
di masa depan.
Menurut Mulyadi (1999) dalam Harjanti (2011) Kinerja yang baik
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya, karena kinerja merupakan cerminan oleh perusahaan
dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dananya. Cara pengukuran
kinerja perbankan salah satunya adalah dengan mengukur kemampuan
perbankan dalam menghasilkan laba atau profit dari berbagai kegiatan yang
dilakukan.

D. Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah merupakan hasil refleksi dari
sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan.Transaksitransaksi dan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan,
dan diringkaskan dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran
untuk berbagai tujuan (Saraswati, 2012). Berbagai tindakan tersebut tidak lain
adalah merupakan proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa - peristiwa
yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat dan
dalam bentuk rupiah dan penafsiran akan hasil-hasilnya.
27

Sugiri dan Riyono (2001 dalam Saraswati, 2012) berpendapat bahwa
laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil
akhirdari proses akuntansi, laporan keuangan harus mampu menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak.
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data
keuangan perusahaan.Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk
kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan tersebut
(Djarwanto, 1996:5 dalam Saraswati, 2012).

E. Laporan Keuangan Perbankan
Dalam

rangka

peningkatan

transparansi

kondisi

keuangan,

berdasarkanPeraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 tanggal 14
Desember 2001,bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari :
1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu
tahun.
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan
laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.
3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
28

laporan

keuangan

yang

disusun

berdasarkan

Laporan

Bulanan

BankUmum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan
dipublikasikan setiap bulan.
4. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank
Merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak
perusahaan, wajib meyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku serta
menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam peraturan Bank
Indonesia.
Laporan keuangan yang harus disusun berdasrkan Standar Khusus
Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi
Perbankan Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan,
laporan keuangan bank terdiri atas :
a. Neraca Bank
Neraca bank menyajikan aset dan kewajiban dalam neraca
berdasarkan

karakteristiknya

dan

disusun

berdasarkan

urutan

likuiditasnya.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi bank menyajkan secara terperinci unsur pendapatan
dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non-operasional

29

c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan
aset bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan yang akan dibuat harus disajikan
secara sistematis.

F. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan
dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan-keputusan investasi dan pendanaan.Hal ini sesuai dengan
pernyataan dalam SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan
informasi:
1.

Untuk keputusan investasi dan kredit

2.

Mengenai jumlah dan timing arus kas

3.

Mengenai aktiva dan kewajiban
30

4.

Mengenai kinerja perusahaan

5.

Mengenai sumber dan penggunaan kas

6.

Penjelas dan interpretif

7.

Untuk menilai stewardship

Informasi yang disediakan oleh laporan keuangan berupa informasi
akuntansi.Belkaoui (dalam Wicaksana, 2011) mendefinisikan informasi
akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menetukan pilihanpilihan di antara alternatif-alternatif tindakan.Informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh pihak

manajemen

perusahaan mempunyai

beberapa

karakteristik kualitatif yang harus dimiliki.Karakteristik tersebut dapat
membedakan antara informasi yang bermanfaat dengan yang kurang
bermanfaat. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan
perusahaan, karakteristik tersebut haruslah menjadi sal

Dokumen yang terkait

Perancangan Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Dengan Metode CAMEL

0 66 90

Analisis Pengaruh Rasio Camel terhadap tingkat Kesehatan Bank pada Bank Umum Swasta Nasional di Indonesia Periode 2007-2011

3 13 103

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN FINANCIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BRI SYARIAH Tbk Analisis Tingkat Kesehatan Financial Bank Dengan Menggunakan Rasio Camel Pada Pt. Bri Syariah Tbk Periode 2009-2013.

0 1 15

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN SUKOHARJO, JAWA TENGAH Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah Periode 2006-2009.

0 2 15

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tanah Datar).

0 0 6

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013-2015).

0 1 158

Analisis perkembangan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan metode camel : studi kasus PT. Bank Perkreditan Rakyat [BPR] Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah.

2 8 194

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (studi kasus pada PD. BPR Bank Daerah Gunungkidul periode 2013 2015)

1 19 156

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: "Analisis Rasio Camel Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (Studi pada BPR Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2011)"

0 0 1

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 0 192