64
X
1
, inflasi X
2
, goverment purchase X
3
secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Y.
4.2.2.2 Uji signifikansi Parameter Individual Uji t statistik
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan uji t.
Tabel 4.9
Sumber: SPSS 15 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 15 dapat
diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel ketimpangan distribusi pendapatan X
1
dengan probabilitas sebesar 0,086. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa
tidak ada pengaruh antara ketimpangan distribusi pendapatan X
1
terhadap pertumbuhan ekonomi Y. Hasil uji t untuk variabel inflasi X
2
diperoleh hasil probabilitas sebesar 0,006. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh negatif antara inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil uji t
untuk variabel goverment purchase X
3
diperoleh probabilitas sebesar 0,05.
Coefficients
a
6,098 ,718
8,488 ,000
3,699 2,024
,337 1,828
,086 ,989
1,0 -,249
,079 -,659
-3,140 ,006
,762 1,3
,046 ,021
,450 2,138
,048 ,758
1,3 Constant
Disparitas pendapatan
Inflasi Goverment
purchase Model
1 B
Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standard
ized Coefficie
nts t
Sig. Toler
ance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Pertumbuhan a.
65
Nilai probabilitas sama dengan 0,05 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh positif antara
goverment purchase terhadap pertumbuhan ekonomi. Persamaan model regresi dalam penelitian ini adalah:
Pertumbuhan ekonomi = 6,098 +3,699 ketimpangan pendapatan - 0,249 inflasi + 0,46 goverment purchase + e
Y= 6,098 +3,699 X
1
- 0,249 X
2
+ 0,46 X
3
+e Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
1 Konstanta = 6,098
Jika variabel ketimpangan distribusi pendapatan, inflasi, dan goverment purchase = 0, maka kondisi perekonomian di KabupatenKota se-Daerah
Istimewa Yogyakarta sebesar 6,098 point. 2
Koefisien X
1
ketimpangan disitribusi pendapatan = 3,699 Jika ketimpangan distribusi pendapatan mengalami peningkatan sebesar 1
satu point, sementara inflasi, dan goverment dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikkan kondisi perekonomian di KabupatenKota se-
Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 3,699 point. 3
Koefisien X
2
inflasi = - 0,249 Jika inflasi mengalami peningkatan sebesar 1 satu point, sementara
ketimpangan distribusi pendapatan dan goverment purchase dianggap tetap maka akan menyebabkan penurunan kondisi perekonomian di
KabupatenKota se-Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar - 0,249 point.
66
4 Koefisien X
3
goverment purchase = 0,46 Jika pendidikan mengalami peningkatan sebesar 1 satu point, sementara
ketimpangan distribusi pendapatan dan inflasi dianggap tetap maka akan menyebabkan kondisi perekonomian di KabupatenKota se-Daerah
Istimewa Yogyakarta sebesar 0,46 point.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian, regresi yang diperoleh yaitu Y= 6,098 +3,699 X
1
- 0,249 X
2
+ 0,46 X
3
+e Adanya pengaruh positif dari variabel ketimpangan distribusi pendapatan
X
1
, dan goverment purchase X
3
ditunjukkan dari harga-harga koefisien regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda positif. Sedangkan inflasi
X
2
mempunyai pengaruh negatif ditunjukkan dari harga koefisien regresi yang bertanda negatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan, inflasi dan goverment purchase bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota se-Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2003-2007.
Sedangkan secara parsial ketimpangan distribusi pendapatan dan goverment purchase yang tidak berpengaruh secara signifikan. Untuk inflasi berpengaruh
secara signifikan terhadap ekonomi di KabupatenKota se-Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2003-2007. Hal ini dibuktikan dari uji t yang memperoleh
signifikansi 0,05.