Ditinjau dari sisi laju pertumbuhannya, sektor industri pengolahan memiliki laju pertumbuhan rata-rata 2,25 persen per tahun. Namun laju
pertumbuhan ini berfluktuasi setiap tahunnya, pada tahun 2003 sebesar 2,80 persen per tahun, kemudian tahun 2004 meningkat menjadi 3,25 persen per tahun,
namun tahun 2005 menurun menjadi 2,60 persen per tahun dan menurun tajam hingga 0,73 persen per tahun pada tahun 2006, tetapi pada tahun 2007 meningkat
lagi menjadi 1,89 per tahun. Fluktuasi pertumbuhan industri pengolahan ini tidak terlepas dari pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak BBM pada tahun
2005. Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terhadap PDRB yang cukup besar, laju pertumbuhannya terus meningkat, dan kemampuan menyerap tenaga
kerja yang besar yaitu 11,81 persen, maka sektor industri pengolahan menjadi salah satu sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta.
d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Listrik, gas dan air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat, selain itu listrik, gas dan air bersih merupakan salah satu sarana penting untuk
melakukan berbagai kegiatan ekonomi terutama industri pengolahan. Kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih cukup stabil pada kisaran satu persen dari total
PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta. Dari sisi volume produksi, sektor listrik, gas dan air bersih cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 volume
produksi sebesar Rp135,4 miliar dan meningkat menjadi Rp144,8 miliar pada tahun 2004, Rp153,1 miliar pada tahun 2005, dan sedikit menurun di tahun 2006
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
menjadi Rp152,9 miliar, namun pada tahun 2007 langsung melonjak menjadi Rp165,8 miliar.
Ditinjau dari sisi pertumbuhannya, maka sektor listrik, gas dan air bersih memiliki laju pertumbuhan yang positif, kecuali pada tahun 2005 sektor ini
memiliki pertumbuhan – 0,17 persen per tahun. Pada tahun 2006 dan 2007 laju pertumbuhannya positif, namun mengalami penurunan dari 8,45 persen per tahun
menjadi 5,20 persen per tahun. Sementara itu, kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 0,15 persen dari angkatan kerja
yang bekerja. Berdasarkan penjelasan di atas, walaupun sektor listrik, gas dan air bersih
merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan merupakan salah satu sarana penting dalam kegiatan ekonomi, namun baik secara kontribusi terhadap PDRB maupun
dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sektor
listrik, gas dan air bersih bukan sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta.
e. Sektor Konstruksi
Setelah krisis ekonomi tahun 1997, sektor konstruksi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Jumlah perusahaan konstruksi di Provinsi D.I. Yogyakarta
terus bertambah setiap tahun dan mencapai jumlah 1.420 pada tahun 2006 dengan jumlah karyawan tetap sebanyak 6.189 orang dan realisasi nilai konstruksi yang
diselesaikan mencapai Rp1.536,068 miliar BPS, 2007.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor konstruksi mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,64 persen dari total angkatan kerja yang bekerja.
BPS, 2007. Sektor konstruksi memiliki kontribusi relatif kecil terhadap PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta, namun pada dekade lima tahun terakhir ini,
kontribusinya cenderung meningkat. Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 kontribusi sektor konstruksi sebesar 7,40 persen dan terus meningkat pada
tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut sebesar 7,92 persen, 8,80 persen, 9,75 persen dan 10,54 persen.
Sektor konstruksi ini berpotensi menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta karena disamping kontribusinya yang terus meningkat, laju
pertumbuhannya juga positif dari tahun ke tahun meskipun masih berfluktuasi. Rata-rata laju pertumbuhan sektor ini adalah 10,49 persen per tahun. Dari sisi
volume produksi, tabel 5.2 menunjukkan bahwa volume produksi terus meningkat dalam dekade lima tahun terakhir ini. Secara riil nilai produksinya sebesar
Rp1.178,0 miliar pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga mencapai Rp1.732,9 miliar pada tahun 2007. Peningkatan laju pertumbuhan sektor
konstruksi sejalan dengan pembangunan perumahan, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan,
pembangunan jalan-jalan,
pembangunan gedung-gedung
perkantoran, dan sarana penunjang bus way.
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran