Common Right Angle Folds
2. Common Right Angle Folds
• 8-Page Booklet with 2 Right Angle Folds (French Fold) • 8-Page Right Angle - First Fold Short • 12-Page Letter • 12-Page Broadside - First Fold Short • 16-Page Broadside
Gambar 8.39. Common Right Angle Folds
Dibawah ini diperlihatkan cara kerja mesin lipat melipat kertas :
1. Gambar 8.40, menjelaskan: kertas berhenti, pada penahan kertas. Pisau kertas turun, mendorong kertas untuk dilipat oleh rol-rol pelipat kertas
2. Gambar 8.41, menjelaskan: kertas berhenti pada penahan kertas yang ada dikantong lipat. Rol-rol pelipat sesuai arah putaran rol, melipat kertas.
3. Gambar 8.42, menjelaskan: kertas yang dilipat sesuai dengan arah serat kertas akan mendapatkan lipatan yang lebih baik dibanding yang lipatannya berlawanan dengan arah serat kertas. Langkah untuk mengantisipasi kejadian tersebut, jika yang dilipat kertas tebal, maka dapat dilakukan proses penge-ril-an terlebih dahulu. Kemudian
Gambar 8.40. Proses pelipatan kertas dengan pisau lipat Gambar 8.40. Proses pelipatan kertas dengan pisau lipat
Gambar 8.42. Melipat sesuai arah serat kertas dan yang berlawanan dengan arah serat kertas Gambar 8.42. Melipat sesuai arah serat kertas dan yang berlawanan dengan arah serat kertas
Dalam melakukan suatu pekerjaan pasti tidak luput dari berbagai masalah. Mulai dari masalah yang ringan sampai masalah yang memerlukan penanganan secara khusus. Begitu pula dalam melipat, ditemui beraneka masalah yang diakibatkan oleh bermacam faktor.
Seorang oprerator mesin lipat yang baik sedikit banyak harus mengetahui seluk beluk mesin yang dihadapi. Dikandung maksud agar jika terjadi ketidakberesan pada hasil lipatan atau masalah lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan akan segera teratasi.
Untuk itu dituntut ketelitian dan kesabaran dalam bekerja terlebih pada mesin lipat STHAL K – 52 yang bisa dikata masih bekerja secara manual. Secara garis besar permasalahan yang dihadapi mesin lipat STAHL K – 52 dengan mesin – mesin lipat kombinasi lainnya, adalah sama, terlepas dari sistem pemasukan kertas yang digunakan.
Tabel 8.1. Pemecahan masalah-masalah lipat
NO. MASALAH
PENYEBAB
PEMECAHANNYA (WAY – OUT)
a. Penyetelan rol diseimbangkan gulung rangkap dan sig – sag.
1. Terjadi pengkerutan pada hasil lipatan
a. Susun rol, penyetelan tidak
seimbang antara sisi kiri dan
antara sisi kiri dan kanan.
kanan.
b. Tekanan rol ke rol disetel
b. Tekanan rol – rol pada unit
sesuai tebal kertas yang
paralel belum di setel
melintasinya.
sempurna.
c. Sebaiknya dalam melihat
c. Kertas yang akan dilipat
memperhatikan ketebalan
ketebalannya tidak sama
kertas. Yang dianjurkan
d. Permukaan rol – rol tertutup
ketebalan kertas seragam.
debu – debu kertas keras.
d. Permukaan rol – rol
e. Penyetelan rol – rol unit
dibersihkan dengan
paralel terlalu keras
menggunakan sikat.
tekanannya.
e. Penyetelan rol-rol disesuaikan ketebalan kertas yang melintas
2. Lipatan tidak patah.
a. Setelan pisau kurang turun.
a. Penyetelan pisau agak masuk
b. Tekanan rol ke rol terlalu
ke dalam, terutama untuk
ringan.
kertas – kertas tipis. Dengan catatan pisau lipat tidak boleh tertangkap oleh rol lipat. b. Tekanan rol ke rol dibuat sedang artinya disesuaikan dengan tebal kertas yang melintasi rol tersebut.
NO. MASALAH
PENYEBAB
PEMECAHANNYA (WAY – OUT)
3. Lipatan miring.
a. Penyetelan tekanan rol antara
a. Tekanan rol di
sisi kiri dan kanan tidak
seimbangkan antara sisi
seimbang (berat sebelah).
kiri dan kanan.
b. Penepatan kantong lipat / tas
b. Penepat kantong lipat
tidak pada posisinya (miring).
disetel tepat pada
c. Penepat lintasan dan penepat
posisinya
samping penyetelannya belum
c. Penepat lintasan dan
sempurna.
penepat samping digeser
d. Penyetelan ban – ban
atau ditepatkan pada
panghantar kurang tegang.
posisinya.
e. Pemakaian pelor (kelereng)
d. Ban – ban penghantar
yang salah.
ditegangkan. e. Disesuaikan dengan kertas yang akan dilipat. Kertas tebal memakai pelor yang berat sedang kertas tipis memakai pelor yang ringan.
4. Kertas menggulung di rol 1
a. Penyaluran kertas dari meja
a. Keterampilan operator
pemasukan ke roda jilat kertas
ditingkatkan.
terlalu masuk ke dalam.
5. Kertas terlipat dobel.
a. Pengibas lepasan kertas kurang
b. Diadakan pengulangan
sempurna.
dalam mengibas lepaskan
b. Cetakan masih basah.
kertas.
c. Operator kurang terampil dalam
c. Ada baiknya cetakan
ditunggu hingga kering. d. Keterampilan operator ditingkatkan. 6. Kertas pada unit silang kadang terlipat
menyalurkan kertas.
a. Pisau lipat di setel agak terkadang tidak.
a. Setelan pisau kurang turun.
b. Tekanan rol yang berada di
kedalam.
b. Tekanan rol di sempurnakan. 7. Suara mesin tidak enak di telinga.
bawah pisau lipat terlalu ringan.
a. Tekanan rol ke rol terlalu kuat.
a. Tekanan rol di adakan
b. Kertas terlipat dobel.
penyetelan ulang.
c. Kurang pelumasan.
b. Diusahakan penyaluran
d. Ada beberapa rol yang aus.
kertas ke roda jilat kertas
e. Cetakan masih basah, banyak
lembar demi lembar.
tinta yang menempel di rol.
c. Diadakan pelumasan sesuai petunjuk mesin : - Pelumasan harian - Pelumasan mingguan - Pelumasan bulanan
d. Penggantian rol. e. Sebaiknya ditunggu hingga cetakan kering dan bila tinta menempel di rol di adakan penyika-tan (pembersihan).
PEMECAHANNYA NO. MASALAH
PENYEBAB
(WAY – OUT)
8. Pemisahan lembar demi lembar
a. Ketelitian operator kertas kulancar (kesulitan).
a. Kertas permukaannya
licin, kertas tipis.
dalam menyalurkan kertas ke roda jilat kertas.
a. Seorang pewajah sesuai dengan gaya mesin lipat.
9. Jenis atau bentuk lipatan tidak
a. Pekerjaan mantase
(lay – out) kurang baik.
harus mengetahui gaya mesin lipat (bila jenis pekerjaannya akan dilipat dengan mesin lipat).
b. Diamati pengaturan halamannya (imposisi) apakah perlu diadakan pemotongan atau dapat diatasi dengan unit silang tambahan.
Dengan mengetahui masalah – masalah yang timbul dalam melakukan pelipatan seoang operator mesin lipat diharapkan dapat menekan seminim mungkin kesalahan – kesalahan yang diakibatkan penyetelan – penyetelan yang kurang akurat (sempurna) atau ke kurang terampilan operator itu sendiri.
Pada penerbitan buku masal dalam usahanya untuk menekan biaya produksi, sering terabaikan mengenai arah serat kertas. Disamping hasil akhir kurang bagus, misal :
a. pada punggung buku bagian dalam bergelombang.
b. buku tidak dapat menutup dengan baik. Sewaktu diadakan pelipatan bila arah serat tidak sejalan dengan lipatan pada punggung sebuah buku, maka lipatan itu dapat menutup dengan sempurna.
Persaingan yang ketat dalam dunia usaha dewasa ini membawa pengaruh pula pada industri penerbitan buku, untuk menerbitkan buku terbitannya sebaik mungkin. Sehingga dapat diterima oleh masyarakat Persaingan yang ketat dalam dunia usaha dewasa ini membawa pengaruh pula pada industri penerbitan buku, untuk menerbitkan buku terbitannya sebaik mungkin. Sehingga dapat diterima oleh masyarakat
Perusahaan percetakan dalam menerima pekerjaan dari penerbit, tentu tidak asal mencetak begitu saja tanpa pertimbangan – pertimbangan yang disesuaikan dengan kondisi atau permesinan yang ada.
Setelah lembaran – lembaran di cetak proses selanjutnya masuk dalam lingkup kerja penyelesaian grafika. Sekilas urut – urutan pekerjaannya :
1. Pelipatan
2. Pengkomplitan
a. sistem tumpuk
b. sistem sisipan
3. Penggabungan atau penjahitan
a. sampul lunak
b. sampul keras
4. Pemotongan bersih
5. Penyortiran
6. Pengepakan Dalam industri penerbitan buku perusahaan percetakan sebelum menjatuhkan pilihannya, apakah perlu dilipat dengan mesin atau pelipatan dengan tangan, memperhatikan pula apalagi buku sebagai dasar pertimbangan. Banyak perusahaan menengah ke bawah melakukan pelipatan lembaran – lembaran tercetak dengan tenaga manusia. Hal ini dikarenakan mahalnya harga mesin dan jenis atau macam pesanan yang sedikit. Seperti diketahui harga tenaga manusia di Negara – Negara sedang berkembang relatif masih murah, sehingga diharapkan dapat mengejar biaya produksi.
Tidak sedikit pula perusahaan pembuatan buku yang telah mempunyai beberapa mesin lipat. Dengan jenis dan variasi disesuaikan dengan tujuannya masing – masing, baik itu ukuran kertas yang berbeda, kecepatan kerja, apalagi buku dan seterusnya. Beberapa merk mesin lipat yang ada di pasaran, antara lain :
1. Mesin lipat merk "STAHL"
2. Mesin lipat merk "GUK"
3. Mesin lipat merk "MBO"
4. Mesin lipat merk "SHOEI STAR", dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini telah direka mesin lipat yang dilengkapi dengan penghisap kertas (sucker) untuk memisahkan lembar – lembar kertas, serta penanganan mesin yang serba otomatis. Yang bertujuan untuk memudahkan operator dalam bekerja dan kecepatan yang dihasilkan memenuhi target yang di harapkan. Mesin lipat STAHL K – 52 pada unit pemasukkannya masih memakai sistem pemasukan manual (tangan).
Pada industri penerbitan buku, terutama perusahaan bertaraf sedang (menengah) masih banyak ditemui mesin lipat jenis ini. Sebuah perusahaan pembuatan buku yang memiliki mesin lipat jenis ini dalam menerima jenis pekerjaan diluar kemampuan mesin akan berpikir tentang alternatif – alternatif lain, misalnya :
1. Menambah unit pisau (silang) tambahan, seperti di ketahui mesin lipat STAHL K – 52 hanya dilengkapi dengan : - kantong lipat (unit paralel), dan - 2 pisau (unit silang)
2. Bila keadaan tidak memungkinkan mengadakan kerja sama dengan percetakan lain yang memiliki kemampuan kerja sama dengan percetakan lain yang memiliki kemampuan mesin lipat lebih besar atau dilakukan pelipatan dengan tangan.
Contoh khusus ; ukuran (format) kertas yang akan di lipat lebih besar dari
ukuran maksimum mesin lipat STAHL K – 52 yaitu : 52 x 107 cm. Oleh sebab itu peranan seorang pewajah tidak dapat diabaikan begitu saja. Seorang pewajah paling tidak harus mengetahui gaya mesin lipat, sehingga bila diadakan pelipatan tidak terjadi permasalahan yang diakibatkan karena pengaturan halaman (imposisi) yang tidak sesuai dengan gaya mesin lipat. Berkaitan pula dalam penentuan ukuran (format) kertas, disamping melihat kemampuan mesin cetak juga kemampuan mesin lipat (dengan catatan, tidak dilakukan pelipatan dengan tangan).
Seperti telah diuraikan dimuka bahwa mesin lipat STAHL K – 52 masih memakai sistem pemasukan tangan (manual), dengan kondisi semacam ini permasalahan – permasalahan akan semakin komplek. Faktor – faktor yang harus diperhatikan bila melipat dengan menggunakan mesin lipat STAHL K – 52 dalam industri penerbitan buku, antara lain :
1. Waktu Penyelesaian Perhitungan waktu penyelesaian sangat erat hubungannya dengan kecepatan mesin lipat. Pencapaian kecepatan yang dianggap baik pada mesin lipat STAHL K – 52 berkisar antara 4000 – 5000 lembar / jam
2. Biaya Produksi Didalam suatu perusahaan biasanya dalam bekerja terdapat atau dibagi dalam beberapa tahapan / giliran kerja, hal ini dikhawatirkan bila satu jenis pekerjaan belum selesai dilipat telah diganti dengan operator lain. Sehingga penanganan mesin lipat berubah pula.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan, semakin bertambah biaya yang dikeluarkan. Baik itu biaya kelistrikan atau untuk gaji karyawan.
3. Oplag Buku Oplag buku yang besar dapat menimbulkan kejenuhan operator dalam menyalurkan kertas, banyak terjadi kertas terlipat dobel dan memerlukan waktu tambahan untuk melipat dengan tangan.
4. Keterampilan Manusia Penanganan mesin lipat STAHL K – 52 dituntut ketelitian dan kesabaran, karena sistem pemasukannya masih manual. Dalam hal ini keterampilan operator sangat mendukung lancar tidaknya jalan mesin lipat. Harus diperhatikan pula penyetelan yang kurang sempurna.