Optimalisasi Pengelolaan Sistem Agroforestry Untuk Pembangunan pertanian Berkelanjutan Di DAS Konaweha Sulawesi Tenggara

OPTIMALISASI PENGELOLAAN
SISTEM AGROFORESTRY UNTUK PEMBANGUNAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAS KONAWEHA
SULAWESI TENGGARA

SITTI MARWAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam
disertasi ini yang berjudul :

Optimalisasi Pengelolaan Sistem Agroforestry untuk
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di DAS Konaweha
Sulawesi Tenggara


Adalah karya saya sendiri dengan pembimbingan komisi pembimbing dan belum
pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi maupun sumber
informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

BOGOR, Juli 2008

Sitti Marwah
NRP.A236010011

ABSTRACT
SITTI MARWAH. Optimization of Agroforestry Systems Management for
Sustainable Agriculture Development in Konaweha Watershed, Southeast
Sulawesi. Under the supervision of NAIK SINUKABAN as chairman, KUKUH
MURTILAKSONO, BUNASOR SANIM, and A. NGALOKEN GINTINGS as
members.
The farming systems in Konaweha watershed are mostly mixed garden
that are partly managed intensively as well as traditionally. Those farming
systems are known as agroforestry system which consists of plantation crops,
fruits, and woods (forestry crops) with or without live stocks. The objective of this

research are: 1) to identify and classify agroforestry systems that are practiced by
farmers, 2) to study the effect of the agroforestry systems on soil properties,
hydrological indicators, and erosion, 3) to study the effect of the agroforestry
systems on the total biomass production and carbon sequestration in vegetation
and soil, 4) to analyze farm management feasibility and optimization of
agrotechnology of agroforestry systems to establish sustainable agriculture
systems. The study was carried out in Konaweha watershed, Southeast Sulawesi.
The observation of soil properties, hydrological indicators, erosion and vegetation
were conducted on plots that were arranged constructed based on block random
design. The social and economic data were obtained through survey using
questionnares. Optimization of agrotechnology was constructed using “multiple
goals programming” model approach. The results indicated that agroforestry
systems in this area were grouped into four types i.e. sylvopastoral-p (T1),
agrosylvicultural-p (T2), agrosylvicultural-m (T3) and sylvopastoral-m (T4). Base
on social and economic objective, the culture management of agroforestry
consisted of three types i.e. subsisten, intermediate, and commercial. The four
types agroforestry systems significantly increased the soil agregate stability, soil
porosity at 30 cm depth, organic mater, soil organic carbon, soil microorganisms
population, total biomas production and vegetation carbon sequestration. In
contrast, the agroforestry systems had decreased runoff and erosion significantly.

Therefore, the erosion rate from the four types agroforestry systems were smoller
than the value of tolerable soil loss (TSL), except that of agrosylvicultural-p with
elevation > 30%. With such an approach, it was revealed that the best quality of
soil and environment was found at sylvopastoral-m type. The sylvopastoral-m
type was the most effective system decrease runoff although the mulch was lower
than that in forest. The agroforestry systems in this area were economically
feasible and profitable, but the farmers income were not enough to meet the needs
for life worth living. Therefore, the agroferostry systems should be aptimized to
increase farmers income to meet their needs for life worth living as well as, to
decrease erosion to the level of lower than TSL. Through optimization of
agrotechnologies, the sustainable agroforestry systems in this region could be
established by using high quality varieties, improvement of agronomy, including
live stocks in the system and planting fodder.
Keywords: agroforestry, biomass and carbon, erosion, income, sustainable
agriculture

RINGKASAN
SITTI MARWAH, Optimalisasi Pengelolaan Sistem Agroforestry untuk
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di DAS Konaweha Sulawesi Tenggara,
dibawah bimbingan NAIK SINUKABAN sebagai ketua, KUKUH

MURTILAKSONO, BUNASOR SANIM, dan A. NGALOKEN GINTINGS
sebagai anggota.
Sistem usahatani di DAS Konaweha umumnya berupa kebun campuran
yang dikelola secara intensif maupun tradisional. Kedua bentuk pertanian ini
mengkombinasikan jenis tanaman perkebunan, buah-buahan dan kehutanan
dengan/tanpa ternak yang dikenal sebagai sistem agroforestry. Tujuan penelitian
ini adalah : 1) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sistem agroforestry yang
diusahakan oleh petani, 2) mengkaji pengaruh sistem agroforestry terhadap sifatsifat tanah, indikator hidrologi dan erosi, 3) mengestimasi produksi biomassa total
dan tambatan karbon vegetasi dan tanah, 4) menganalisis kelayakan usahatani dan
optimalisasi agroteknologi sistem agroforestry untuk membangun pertanian
berkelanjutan.
Penelitian dilaksanakan di DAS Konaweha, Sulawesi Tenggara.
Pengamatan terhadap sifat-sifat tanah, paramater hidrologi, erosi dan vegetasi
dilakukan pada plot yang dibuat berdasarkan rancangan acak kelompok. Data
sosial ekonomi diperoleh melalui wawancara dan konstruksi agroforestry
berkelanjutan dilakukan dengan optimalisasi agroteknologi menggunakan
pendekatan model analisis multiple goals programming.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat tipe agroforestry yang
diusahakan petani yaitu : sylvopastoral-p (T1), agrosylvicultural-p (T2),
agrosylvicultural-m (T3) dan sylvopastoral-m (T4). Berdasarkan tujuan sosial

ekonomi terdapat tiga kelompok pengelolaan yaitu : subsisten, intermediet dan
komersial. Pengelolan sistem agroforestry umumnya setiap tipe masih dilakukan
secara subsisten, kecuali tipe sylvopastoral-p yang sudah hampir 50% dikelola
secara komersial. Sistem agroforestry nyata meningkatkan indeks stabilitas
agregat, porositas pada kedalaman > 30 cm, bahan organik, C-organik,
mikroorganisme tanah, limpasan permukaan, kapasitas infiltrasi dan erosi.
Sylvopastoral-m menunjukkan indeks stabilitas agregat, bahan organik dan
mikroorganisme tanah paling tinggi. Selain itu, limpasan permukaan pada tipe ini
adalah paling rendah (318.1 mm) dan efektivitas menekan limpasan permukaan
paling tinggi (79%), namun masih lebih rendah dari hutan (83%). Meskipun
demikian, kapasitas infiltrasi dan permeabilitas profil tanahnya tidak berbeda
secara signifikan dengan tipe yang lain, kecuali sylvopastoral-p. Erosi pada tipe
ini juga paling rendah, namun tidak berbeda dengan tipe yang lain maupun hutan.
Selanjutnya, Erosi pada seluruh tipe sistem agroforestry lebih kecil dari ETol,
kecuali pada agrosylvicultural-p dengan lereng 30%. Pada tipe sylvopastoral-m
dijumpai pula biomassa total, karbon vegetasi dan tanah paling tinggi, tetapi lebih
rendah dari hutan. Tipe sylvopastoral-m menunjukkan kualitas tanah dan
lingkungan terbaik disebabkan oleh komposisi dan kerapatan tanaman yang
tinggi, struktur vegetasi pohon yang membentuk strata tajuk berlapis-lapis
menyerupai hutan. Sistem agroforestry di daerah ini adalah layak diusahakan

secara ekonomi, meskipun tingkat pendapatan (NPV) yang diperoleh petani masih
sangat rendah, belum mencapai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi KHL.

Untuk mencapai tingkat pendapatan yang memenuhi KHL dengan
mempertahankan erosi di bawah ETol, maka dilakukan optimalisasi agroteknologi
sistem agroforestry. Dengan optimalisasi agroteknologi sistem agroforestry,
pertanian berkelanjutan di daerah ini dapat dilakukan dengan perbaikan varietas
dan agronomi serta menambahkan ternak sapi dan penanaman rumput pakan.

@Hak Cipta milik IPB, Tahun 2008
Hak cipta dilindungi undang-undang

1.

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber
a.

Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b.
2.

Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

OPTIMALISASI PENGELOLAAN
SISTEM AGROFORESTRY UNTUK PEMBANGUNAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAS KONAWEHA
SULAWESI TENGGARA

SITTI MARWAH
A 236010011

Disertasi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar

DOKTOR
pada
Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup :
Nama

: Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA
(Guru Besar Departemen Manajemen Hutan)

Instansi : Fakultas Kehutanan IPB

Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka :
1. Nama


: Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA
(Guru Besar Departemen Manajemen Hutan)

Instansi : Fakultas Kehutanan IPB
2. Nama

: Dr. Ir. Harry Santoso
(Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman)

Instansi : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam,
Departemen Kehutanan

Judul Disertasi

: Optimalisasi Pengelolaan Sistem Agroforestry untuk
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di DAS Konaweha,
Sulawesi Tenggara

Nama Mahasiswa : Sitti Marwah

Nomor Pokok

: A236010011

Program Studi

: Ilmu Pengelolaan DAS

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc.
Ketua

Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS
Anggota

Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, M.Sc.
Anggota


Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.Si.
Anggota

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Ilmu Pengelolaan DAS,

Dekan
Sekolah Pascasarjana,

Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, MSc.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 24 April 2008

Tanggal Lulus : 14 Juli 2008

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
disertasi ini dapat diselesaikan. Berbagai pengalaman yang sangat berharga
selama penulis melalui proses persiapan rencanadan pelaksanaan penelitian,
hingga penulisan disertasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Pof. Dr. Ir. Naik
Sinukaban, M.Sc. selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Ir.
Bunasor Sanim, M.Sc., Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, MS, dan Dr. Ir. A. Ngaloken
Gintings, M.Si. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, koreksian, dan masukan yang
sangat berarti mulai dari penulisan rencana penelitian hingga penulisan disertasi.
Demikian pula kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA yang telah
berkenan menjadi penguji luar komisi pada ujian tertutup dan ujian terbuka, dan
Dr. Ir. Harry Santoso yang telah berkenan menjadi penguji luar komisi pada ujian
terbuka dan memberikan masukan yang amat berharga sehingga memberi bobot
tersendiri dalam disertasi ini.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis sampaikan
kepada Rektor, Dekan Sekolah Pascasarjana dan Faperta, Ketua Departemen Ilmu
Tanah dan Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS IPB, serta Rektor dan Dekan
Faperta UNHALU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan Program Doktor di IPB. Demikian pula tak lupa penulis
sampaikan hal yang sama kepada Kepala Laboratorium Ilmu Tanah Faperta
Unhalu, Pengelola BPPS Dirjen DIKTI Depdiknas dan IPB serta Bapak Ir. Syafei
Kahar selaku Bupati Buton, Pemda Provinsi SULTRA, dan Yayasan Dana
Sejahtera Mandiri atas dukungan moril dan bantuan dana yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Terima kasih yang tulus disampaikan kepada kedua orang tua Ayahanda
H. Andi Muh. Djufri (Alm) dan ibunda Andi Siti Djulsan (Alm) atas do’a dan
kasih sayang dimasa hidupnya, kakak dan adik-adik saya serta kepada keluarga
besar H. La Ode Rafiuddin (Alm) dan Wa Ode Saiha (Alm) atas bantuan,
dukungan, pengorbanan dan do’anya.
Terima kasih yang tulus juga disampaikan kepada yang tercinta suami Ir.
La Ode Alwi, M.Si. dan ananda Alwan, Astriwana, Siti Alvianti, dan Aljumriana
atas kesabaran, pengertian dan pengorbanan serta do’a dan motivasi yang
diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan S3 di IPB.
Terima kasih pula kepada rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu
per satu dan semua pihak, atas segala dukungan, bantuan dan kerjasamanya.
semoga Allah SWT membalasnya lebih baik. Akhirnya, penulis menyadari
sepenuhnya kalau tulisan ini masih banyak kekurangan, karena itu, dengan segala
kerendahan hati diharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan tulisan ini.
Semoga disertasi ini bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu
pengetahuan, Amin.
Bogor, Juli 2008
Sitti Marwah

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 01 Januari 1960 di Kabupaten Sinjai
Sulawesi Selatan, anak kelima dari H. Andi Muh. Djufri (almarhum) dan Andi
Siti Djulsan (almarhuma).
Pendidikan dasar diselesaikan penulis di SD Negeri 35 Makassar,
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri I Bikeru Kab. Sinjai, dan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri I Makassar. Melanjutkan pendidikan
sarjana tahun 1979 di Universitas Hasanuddin, Fakultas Pertanian, Jurusan
Kehutanan, Program Studi Silvikultur dan memperoleh ijazah Sarjana Muda tahun
1982 dan Sarjana Lengkap tahun 1984.
Penulis menjadi staf pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas
Haluoleo, Sulawesi Tenggara tahun 1985 hingga sekarang. Pada tahun 2000
meraih Magister Sains (S2) pada Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu
Pengelolaan DAS, IPB dengan beasiswa TMPD dari Dirjen DIKTI Depdikbud.
Kemudian pada tahun 2001 mendapat kesempatan kembali melanjutkan studi
Program Doktor (S3) pada Perguruan Tinggi dan sumber beasiswa yang sama.
Pada tahun 1987–1991 mendapat kepercayaan selaku Sekretaris Jurusan
Budidaya Pertanian dan tahun 1991–1995 menjadi Ketua Jurusan. Aktif sebagai
anggota Senat Fakultas tahun 1991–1998 dan anggota Senat Universitas tahun
1999 – 2003. Disamping itu, mengabdikan diri pada Perguruan Tinggi Swasta
dan dipercayakan selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP)
Wuna, Sultra tahun 1990 – 1996. Ketua Jurusan Kehutanan pada Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian (STIP) Kendari, tahun 2000 – 2001.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

xv

PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................
Permasalahan ........................................................................................
Landasan Teoritis dan Kerangka Pemikiran .........................................
Tujuan dan Kegunaan penelitian............................................................
Kebaharuan Penelitian ..........................................................................
Ruang Lingkup Penelitian......................................................................

1
3
4
8
8
9

TINJAUAN PUSTAKA
Batasan dan Kriteria Sistem Agroforestry ............................................
Klasifikasi Sistem Agroforestry ............................................................
Strategi Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Dalam
Pengelolaan DAS..............................................................................
Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dengan Sistem
Agroforestry .....................................................................................
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Agroforestry ................................
Total Biomassa dan Karbon Berbagai Tipe Penggunaan Lahan ...........
Potensi Implementasi Agroforestry untuk Clean Development
Mechanism (CDM)...........................................................................
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Usahatani .........................................

10
11
13
19
30
32
35
38

BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
Data dan Peralatan ...............................................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Teknik Pengambilan Sampel ................................................................
Analisis Data ........................................................................................
Konsep Operasional ..............................................................................

42
42
43
45
47
60

TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Aspek Biofisik .....................................................................................
Aspek Sosial Ekonomi .........................................................................

62
68

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kharakteristik Sistem Agroforestry ......................................................
Pengaruh Sistem Agroforestry terhadap Sifat-Sifat Tanah, Indikator
Hidrologi dan Erosi di DAS Konaweha ...........................................
Analisis Vegetasi Sistem Agroforestey di DAS Konaweha .................
Analisis Biaya dan Pendapatan Sistem Agroforestry di DAS
Konaweha ........................................................................................
Penilaian Investasi pada Usahatani Sistem Agroforestry di
DAS Konaweha ...............................................................................
Optimalisasi Agroteknologi Sistem Agroforestry di DAS Konaweha..

72
80
90
94
96
99

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..........................................................................................
Saran .....................................................................................................

102
103

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

104

LAMPIRAN ..................................................................................................

112

DAFTAR TABEL
Halaman
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.

Efektifitas berbagai jenis tanaman dan pola tanam dalam menahan
sedimen di Tropical Rainforest Margin, Tahun 2001 ......................

26

Pendapatan bersih agrohortisilviculture dan tanaman ganda di
India, Tahun 1994 ............................................................................

28

Jenis tanaman, produksi dan pendapatan usahatani terpadu di Desa
Pamulihan Kecamatan Rancakalong, Tahun 1993 ...........................

29

Sasaran dan metode pengumpulan data di DAS Konaweha,
Tahun 2005 ......................................................................................

44

Metode penentuan lokasi pengamatan dan total petani sampel pada
sistem agroforestry di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................

47

Luas perubahan penggunaan lahan di DAS Konaweha, periode
1999 – 2004 ......................................................................................

62

Luas lahan berdasarkan kelas lereng di DAS Konaweha,
Tahun 2005 ......................................................................................

65

Luas lahan berdasarkan jenis tanah kategori sub group dan sub
order di DAS Konaweha, Tahun 2005 .............................................

65

Sebaran tipe iklim berdasarkan stasiun pengukuran di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

66

Jumlah penduduk pria dan wanita setiap kecamatan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

68

Kepadatan penduduk setiap kecamatan di DAS Konaweha, Tahun
2005 ..................................................................................................

68

Jumlah tenaga kerja produktif dan tidak produktif setiap
kecamatan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ...................................

69

Luas pemilikan lahan petani menurut kecamatan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

69

Pendapatan penduduk dan petani setiap kecamatan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

70

Komposisi jenis komoditi penyusun sistem agroforestry dan hutan
di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................................

72

Struktur vegetasi sistem agroforestry dan hutan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

74

Luas lahan dan jumlah petani setiap tipe sistem agroforestry pada
lokasi pengamatan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................

78

Jumlah petani sampel setiap tipe sistem agroforestry berdasarkan
tujuan sosial ekonomi di DAS Konaweha, Tahun 2005 ..................

78

19.
20.
21.
22.

23.
24.
25.
26.

27.
28.
29.

30.

31.
32.

Pengaruh sistem agroforestry dan hutan terhadap sifat fisik tanah
di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................................

80

Pengaruh sistem agroforestry dan hutan terhadap sifat kimia dan
mikroorganisme tanah di DAS Konaweha, Tahun 2005 .................

81

Pengaruh sistem agroforestry dan hutan terhadap indikator
hidrologi dan erosi di DAS Konaweha, periode 2005 – 2006 ........

84

Pengaruh kemiringan lereng terhadap indikator hidrologi dan erosi
pada sistem agroforestry dan hutan di DAS Konaweha, periode
2005 – 2006 ......................................................................................

85

Efektifitas sistem agroforestry dan hutan dalam menekan limpasan
permukaan di DAS Konaweha, periode 2005 – 2006 ...................

86

Erosi aktual dan ETol pada sistem agroforestry dan hutan di DAS
Konaweha, periode 2005 – 2006 .....................................................

88

Nilai penting jenis vegetasi pohon pada sistem agroforestry dan
hutan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ............................................

90

Pengaruh sistem agroforestry dan hutan terhadap biomassa total,
tambatan karbon vegetasi dan tanah di DAS Konaweha, Tahun
2005 ..................................................................................................

91

Pendapatan bersih (tanpa diskonto) yang diperoleh petani dari
sistem agroforestry di DAS Konaweha, Tahun 2005.......................

95

Pendapatan bersih (terdiskonto) yang diperoleh petani dari sistem
agroforestry di DAS Konaweha, Tahun 2005 ..................................

95

Kelayakan investasi sistem agroforestry berdasarkan BCR, NPV,
IRR dan PBP pada kondisi aktual di DAS Konaweha, Tahun
2005...................................................................................................

96

Kelayakan investasi sistem agroforestry berdasarkan BCR, NPV,
IRR dan PBP pada sekenario I - V di DAS Konaweha, Tahun
2005...................................................................................................

97

Hasil optimalisasi agroteknologi sistem agroforestry dari berbagai
sekenario di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................

100

Tingkat penerimaan petani sampel terhadap agroteknologi sistem
agroforestry yang direkomendasikan di DAS Konaweha, Tahun
2005 ..................................................................................................

101

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Kerangka pemikiran penelitian .......................................................

7

2.

Perpindahan dan keluaran unsur hara pada sistem agroforestry ….

23

3.

Masukan unsur hara buatan dan alami pada sistem agroforestry …

24

4.

Tahapan pelaksanaan penelitian dan analisis data ..........................

48

5.

Peta DAS Konaweha dan Lahumbuti .............................................

63

6.

Keadaan curah hujan bulanan di DAS Konaweha, periode 1996 –
2000 ................................................................................................

67

Pengaruh sistem agroforestry dan hutan terhadap bahan organik
tanah (BOT), indeks stabilitas agregat (ISA) dan porositas tanah
(kedalaman >30 cm) di DAS Konaweha, Tahun 2005 ...................

83

Efektivitas sistem agroforestry dan hutan dalam menekan
limpasan permukaan di DAS Konaweha, periode 2005 – 2006 ....

86

Erosi dan ETol pada sistem agroforestry dan hutan setiap tingkat
kemiringan lereng di DAS Konaweha, periode 2005 – 2006 .........

89

Pengaruh sistem agroforestry dan hutan terhadap C-vegetasi dan
C-organik tanah di DAS Konaweha, Tahun 2005 .........................

93

7.

8.
9.
10.

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Total biomassa dan karbon beberapa jenis tanaman hutan di
Banakat, Sumatera Selatan, Tahun 2002 ........................................

113

Total biomassa dan karbon beberapa jenis tanaman hutan di
Tanjungan, Lampung, Tahun 2003 ..................................................

113

Total biomassa dan karbon beberapa jenis tanaman hutan di Kediri
dan Jember, Jawa Timur, Tahun 2004 .................................

113

Nilai faktor kedalaman berbagai jenis tanah kategori sub order
(USDA), Tahun 1973 .......................................................................

114

Curah hujan rata-rata bulanan (mm) di lokasi penelitian, periode
1996 – 2005 ......................................................................................

115

Jumlah hari hujan rata-rata bulanan di lokasi penelitian periode
1996 – 2005 ......................................................................................

115

Komposisi jenis komoditi penyusun sistem agroforestry dan hutan
di DAS Konaweha, Tahun 2005 .....................................................

116

Struktur vegetasi sistem agroforestry dan hutan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 .................................................................

118

Kriteria strata tajuk, kedalaman perakaran dan ketebalan serasah
pada sistem agroforestry dan hutan di DAS Konaweha, Tahun
2005 ..................................................................................................

119

Data berat isi tanah kedalaman 0 – 30 cm pada sistem agroforestry
di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................................

119

Data berat isi tanah kedalaman > 30 cm pada sistem agroforestry
di Das Konaweha, Tahun 2005 ........................................................

119

Data indeks stabilitas agregat tanah pada sistem agroforestry dan
hutan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ............................................

120

Data porositas tanah kedalaman 0 – 30 cm pada sistem
agroforestry dan hutan di DAS Konaweha, Tahun 2005 .................

120

Data porositas tanah kedalaman > 30 cm pada sistem agroforestry
dan hutan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................

120

Data bahan organik tanah pada sistem agroforestry dan hutan di
DAS Konaweha, Tahun 2005 ..........................................................

121

Data C-organik tanah pada sistem agroforestry dan hutan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

121

Data pH tanah pada sistem agroforestry dan huan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

121

Data total mikroorganisme tanah pada sistem agroforestry dan
hutan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ............................................

122

19.

Data tinggi limpasan permukaan pada sistem agroforestry dan
hutan di DAS Konaweha, periode 2005 -2006 ................................

122

Data kapasitas infiltrasi pada sistem agroforestry dan hutan di
DAS Konaweha, Tahun 2005 ..........................................................

123

Data permeabilitas profil pada sistem agroforestry dan hutan di
DAS Konaweha, Tahun 2005 ..........................................................

123

Data total erosi pada sistem agroforestry dan hutan periode 2005 –
2006 di DAS Konaweha, tahun 2005 ..............................................

123

Klasifikasi (USDA), struktur dan tekstur tanah pada sistem
agroforestry di DAS Konaweha, Tahun 2005 ..................................

124

Nilai erosi yang dapat ditoleransikan (ETol) pada Sistem
agroforestry di DAS Konaweha, Tahun 2005 ..................................

124

25.

Sidik ragam berat isi tanah kedalaman 0 – 30 dan > 30 cm .............

125

26.

Sidik ragam indeks stabilitas agregat tanah .....................................

125

27.

Sidik ragam porositas tanah kedalaman 0 -30 dan > 30 cm ............

125

28.

Sidik ragam bahan organik tanah dan kadar karbon tanah ..............

125

29.

Sidik ragam pH dan total mikroorganisme tanah ............................

126

30.

Sidik ragam tinggi limpasan permukaan ..........................................

126

31.

Sidik ragam kapasitas infiltrasi dan permeabilitas profil tanah .......

126

32.

Sidik ragam total erosi periode 2005 -2006 .....................................

126

33.

Koefisien limpasan permukaan pada sistem agroforestry dan hutan
di DAS Konaweha, periode 2005 – 2006 ........................................

127

Nilai penting jenis (NPJ) pohon pada sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

128

Biomassa total dan kadar karbon vegetasi pada sistem agroforestry
dan hutan di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................

129

Persamaan allometrik dalam perhitungan biomassa dan kadar
karbon vegetasi pada sistem agroforestry dan hutan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

130

Hasil analisis biaya usahatani pada sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

131

Hasil analisis pendapatan usahatani pada sistem agroforestry di
DAS Konaweha, Tahun 2005 ..........................................................

131

Analisis BCR, NPV, IRR dan PBP kondisi existing pada sistem
agroforestry di DAS Konaweha, Tahun 2005 ..................................

132

Analisis sensitivitas sekenario I pada sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

134

20.
21.
22.
23.
24.

34.
35.
36.

37.
38.
39.
40.

41.

Analisis sensitivitas sekenario II pada sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

136

Analisis sensitivitas sekenario III pada sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

138

Analisis sensitivitas dengan sekenario IV pada sistem agroforestry
di DAS Konaweha, Tahun 2005 ......................................................

140

Analisis sensitivitas sekenario V pada sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ...................................................................

142

Tingkat ketercapaian tujuan optimalisasi agroteknologi sistem
agroforestry sekenario 0 (kondisi existing) di DAS Konaweha,
Tahun 2005.......................................................................................

144

Tingkat ketercapaian tujuan optimalisasi agroteknologi sistem
agroforestry sekenario I di DAS Konaweha, Tahun 2005 ...............

145

Tingkat ketercapaian tujuan optimalisasi agroteknologi sistem
agroforestry Skenario II di DAS Konaweha, Tahun 2005................

146

Tingkat ketercapaian tujuan optimalisasi agroteknologi sistem
agroforestry sekenario III di DAS Konaweha, Tahun 2005..............

147

Tingkat ketercapaian tujuan optimalisasi agroteknologi sistem
agroforestry sekenario IV di DAS Konaweha, Tahun 2005..............

148

50.

Peta penggunaan lahan DAS Konaweha, Tahun 2004 .....................

149

51.

Peta lokasi pengamatan sistem agroforestry dan hutan di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ....................................................................

150

Denah pola tanam tipe sylvopastoral-p di DAS Konaweha, Tahun
2005 ...................................................................................................

151

Denah pola tanam tipe agrosylvicultural-p di DAS Konaweha,
Tahun 2005 .......................................................................................

152

Penutupan tanah dengan serasah dan rumput pada tipe
sylvopastoral-p dan sylvopastoral-m di DAS Konaweha, Tahun
2005 ..................................................................................................

153

Contoh kondisi tipe agrosylvicultural-p dan lapisan tajuk pada tipe
agrosylvicultural-m dan sylvopastoral-m di DAS Konaweha,
Tahun 2005 .......................................................................................

154

Peta rekomendasi agroteknologi sistem agroforestry di DAS
Konaweha, Tahun 2005 ....................................................................

155

42.
43.
44.
45.

46.
47.
48.
49.

52.
53.
54.

55.

56.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan penduduk yang cukup tinggi di negara sedang berkembang
termasuk Indonesia menyebabkan kebutuhan pangan dan lahan pertanian semakin
besar. Disamping itu, perkembangan pembangunan juga menyebabkan terjadinya
persaingan dalam penggunaan lahan sehingga petani menjadi terdesak untuk
memanfaatkan lahan kering di daerah berlereng curam menjadi areal pertanian
yang pada umumnya dilaksanakan tanpa tindakan konservasi tanah yang
memadai. Oleh karena itu, lahan ini menjadi rawan erosi dan mudah terdegradasi
yang pada gilirannya menjadi lahan kritis. Tipe degradasi lahan tersebut termasuk
tanah tererosi, penurunan tingkat kesuburan tanah, salinisasi, kerusakan
sumberdaya air dan penggundulan hutan, kerusakan sumberdaya penggembalaan
ternak (pasture), dan menurunnya keanekaragaman hayati (Young, 1997; UNEP,
1995).
Menurut Nurlambang (2008), laju kerusakan lahan di Indonesia berkaitan
dengan : (1) diberlakukannya undang-undang Otonomi Daerah dan dampak krisis
ekonomi yang belum pulih serta kondisi status sosial ekonomi di daerah yang
bersangkutan, (2) adanya kecenderungan masyarakat yang kembali bertumpu
pada sektor primer dengan tingkat pemanfaatan yang lebih intensif, dan (3)
perubahan pola status sosial ekonomi untuk memperoleh pendapatan daerah yang
lebih besar, sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumberdaya lahan yang
berlebihan.
Di Indonesia telah dijumpai lahan kritis seluas ± 35 juta ha yang terdiri atas
± 21 juta ha di luar kawasan hutan dan ± 14 juta ha di dalam kawasan hutan
(Planologi Dephut dalam Sinukaban, 2001).

Kondisi ini semakin meningkat

akibat kegiatan konversi hutan + 20 juta ha sejak tahun 1989 dengan rata-rata laju
penebangan meningkat dari 1,7 juta ha/thn sebelum tahun 2000 (Holmes, 2000)
menjadi 1,87 juta ha/thn pada tahun 2000-2005 (FAO, 2005). Demikian halnya
Di Sulawesi Tenggara dijumpai lahan kritis seluas + 242.000 ha yang terdiri
atas ± 188.000 ha di luar kawasan hutan dan ± 54.000 ha di dalam kawasan
hutan. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa konversi hutan menurunkan

kualitas tanah, tetapi akan meningkat kembali dengan pemberaan atau dengan
sistem agroforestry kakao (Handayani, 2001; Anas et al., 2005; Murtilaksono et
al., 2005).
Penggunaan lahan di DAS Konaweha Provinsi Sulawesi Tenggara periode
tahun 1999–2004 juga menunjukkan perubahan seperti; hutan menurun dari
140.176,4 menjadi 134.569.3 ha, kebun campuran 15.327.8 ha menjadi 11.154,0
ha dan semak bertambah dari 49.660,3 ha menjadi 55.102,5 (BPDAS Sampara,
2005). Petani di daerah ini pada umumnya melaksanakan diversifikasi usahatani
baik berupa kebun campuran yang dikelola secara intensif maupun tradisional
berupa kebun hutan (pertanian tradisional) dengan menanam lebih dari satu jenis
komoditi untuk meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan penggunaan
lahannya.

Pola-pola pertanian tersebut merupakan bentuk-bentuk sistem

agroforestry yang mengkombinasikan jenis tanaman perkebunan, buah-buahan
dan kehutanan dengan/tanpa ternak. Selain itu, wilayah ini merupakan sumber
utama air irigasi Wawotobi dan PDAM Kodya Kendari serta menjadi penyangga
bagi Taman Nasional Rawa Aopa yang terdapat di DAS Roraya, sehingga
kerusakan di kawasan ini akan sangat berpengaruh terhadap fungsi irigasi,
ekologis dan hidrologis DAS. Oleh karena itu, pengembangan pertanian lahan
kering di DAS Konaweha terutama di daerah hulu perlu mendapat perhatian yang
serius karena selain menyangkut keberlanjutan sistem usahatani di daerah tersebut
juga berdampak pada indikator hidrologis kawasan hilir.
Pertanian lahan kering umumnya memiliki jenis tanah Ultisol dengan
tekstur lempung dan lempung berliat. Pengembangan pertanian di daerah ini
banyak mengalami hambatan, karena kesuburan dan bahan organik tanah
tergolong rendah, peka erosi, curah hujan tidak merata sepanjang tahun dan
minimnya upaya konservasi tanah dan air, sehingga kendala utama adalah erosi
tinggi di musim hujan (47 ton/ha/th) dan kekeringan di musim kemarau (BPDAS
Sampara, 2005).

Selain itu, pengembangan pertanian juga memiliki kendala

sosial ekonomi antara lain : (1) tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai
pemeliharaan sumberdaya lahan yang rendah dan (2) tingkat pendapatan petani
masih sangat rendah (Rp 7.536.000/ha/th) (Alwi, 2004). Hal ini sesuai pernyataan
Sinukaban (1994) bahwa tingginya erosi menyebabkan produktivitas lahan

menurun dan pendapatan petani semakin rendah sehingga terjadi proses saling
memiskinkan antara petani dan lahan yang diusahakan.

Erosi tinggi dan

produktivitas lahan yang rendah, merupakan salah satu penyebab utama kegagalan
pencapaian sasaran pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).
Menurut Narain dan Grewal (1994), Nair (1989b), agroforestry merupakan
sistem pertanian yang berpotensi untuk konservasi tanah dan air, menjamin
keberlanjutan produksi pangan, bahan bakar, pakan ternak dan hasil kayu
khususnya dari lahan-lahan marginal dan terdegradasi. Oleh karena itu,
agroforestry merupakan sistem pertanian dan teknologi penggunaan lahan yang
dapat menekan erosi, degradasi dan pemanfaatan lahan-lahan marginal.
Disamping itu, tanah dan tanaman pada sistem agroforestry merupakan
penyimpan karbon yang cukup besar dalam ekosistem daratan dan memegang
peranan penting dalam siklus karbon global. Penyerapan karbon oleh vegetasi
dan tanah merupakan hal yang penting untuk mengurangi akumulasi karbon di
atmosfer sehingga mampu mengurangi resiko perubahan iklim (climate change).
Penyerapan karbon oleh tanaman melalui fotosintesis akan merubah CO2 atmosfer
menjadi biomassa tanaman yang secara tidak langsung tersimpan dalam bentuk
bahan organik pada tanaman dan tanah selama proses dekomposisi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka untuk mengetahui sejauh mana
sistem agroforestry yang telah diusahakan petani dapat memelihara kualitas
lingkungan, menekan erosi, meningkatkan produksi dan pendapatan maka
diperlukan kajian yang mendalam dan komprehensif sebagai indikator pencapaian
sasaran pembangunan pertanian berkelanjutan.

Permasalahan
Adapun permasalahan dan pendekatan yang menjadi pokok perhatian
dalam penelitian ini adalah :
1. Sistem agroforestry yang bagaimana yang umumnya diusahakan petani di
DAS Konaweha ditinjau dari komponen penyusun dan tujuan sosial
ekonominya
2. Sejauhmana pengaruh sistem agroforestry yang telah diusahakan petani
terhadap sifat-sifat tanah, indikator hidrologi, dan erosi

3. Bagaimana gambaran biomassa total dan penambatan karbon oleh sistem
agroforestry
4. Bagaimana kelayakan usahatani dan agroteknologi yang optimal dalam
pengelolaan sistem agroforestry di DAS Konaweha yang dapat memberikan
pendapatan yang memenuhi kebutuhan hidup layak dan tetap menjamin
kelestarian produktivitas sumberdaya lahan dan kualitas lingkungan

Landasan Teoritis dan Kerangka Pemikiran
Pertanian berkelanjutan adalah suatu bentuk pengelolaan lahan yang dapat
menjamin kelestarian sumberdaya lahan dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan
ekonomi secara layak dan terus menerus serta penerapan agroteknologi yang
sesuai dengan sosial budaya masyarakatnya (Sinukaban, 1999).

Sistem

agroforestry merupakan suatu bentuk pemanfaatan lahan secara optimal pada
suatu tapak, yang mengusahakan produksi biologis berdaur pendek dan berdaur
panjang (komoditi pertanian dan kehutanan) berdasarkan kelestarian dan untuk
kesejahteraan masyarakat, baik diusahakan secara serentak maupun berurutan
sehingga membentuk tajuk berlapis-lapis (Satjapradja, 1981; Nair, 1989a;
Chundawat dan Gautam, 1993; Lal, 1995; Young, 1997). Untuk membangun
suatu sistem pertanian berkelanjutan atau menyempurnakan sistem pertanian yang
telah ada menjadi sistem pertanian berkelanjutan, termasuk sistem agroforestry
maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : (1) nventarisasi keadaan
biofisik daerah, seperti tanah (sifat fisika dan kimia), drainase, penggunaan lahan
termasuk keanekaragaman vegetasi, topografi, iklim dan degradasi lahan. (2)
inventarisasi keadaan sosial ekonomi petani, seperti jumlah anggota keluarga,
tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, pemilikan lahan, pengetahuan tentang
teknologi pertanian, persepsi tentang erosi dan kualitas lingkungannya.
Agroforestry mempunyai fungsi ekonomi penting bagi masyarakat
setempat sehingga peran utama agroforestry bukan hanya produksi bahan pangan,
melainkan sebagai sumber penghasil pemasukan uang dan modal.

Bahkan

produksi dari agroforestry sering menjadi satu-satunya sumber uang tunai bagi
keluarga petani. Menurut De Foresta et al. (2000), agroforestry memasok 50 –

80% dari hasil pertanian di pedesaan melalui produksi langsung dan kegiatan lain
yang berhubungan dengan pengumpulan, pemrosesan, dan pemasaran hasilnya.
Pendapatan dari sistem agroforestry umumnya dapat menutupi kebutuhan seharihari dari hasil yang dapat dipanen secara teratur. Selain itu, agroforestry dapat
membantu menutupi pengeluaran tahunan dari hasil-hasil yang dapat dipanen
secara musiman seperti buah-buahan, cengkeh, dan pala.

Komoditi lainnya

seperti kayu juga dapat menjadi sumber uang yang cukup besar meskipun tidak
tetap dan dapat dianggap sebagai cadangan tabungan untuk kebutuhan mendesak.
Meskipun tidak memungkinkan akumulasi modal secara cepat dalam bentuk asetaset yang dapat segera diuangkan, namun diversifikasi tanaman merupakan
jaminan petani terhadap ancaman kegagalan panen salah satu jenis tanaman atau
resiko perkembangan pasar yang sulit diperkirakan. Jika terjadi kemerosotan
harga satu komoditi, maka dapat dengan mudah diterlantarkan hingga suatu saat
pemanfaatannya kembali menguntungkan. Proses tersebut tidak mengakibatkan
gangguan ekologi terhadap sistem ini, bahkan komoditi tersebut akan tetap hidup
dalam struktur kebun dan siap untuk kembali dipanen sewaktu-waktu. Sementara
komoditi lainnya tetap akan ada yang dapat dipanen, bahkan komoditi baru dapat
diintroduksi tanpa merombak sistem produksi yang ada.
Adanya interaksi pohon dan tanaman dalam sistem agroforestry akan
memperbaiki produktivitas lahan atau pengendali issu lingkungan maupun issu
sosial guna mengoptimalkan keuntungan produk dan lingkungan (Hudge, 2000).
Selanjutnya manfaat agroforestry lainnya adalah untuk meningkatkan produksi
tanaman, diversifikasi produk dan pendapatan petani, meningkatkan kualitas tanah
dan air, menekan erosi dan bahaya banjir, mempertahankan habitat satwa liar dan
menciptakan keragaman hayati serta mengurangi input eksternal seperti pupuk
dan pestisida.

Bentuk dan jenis tanaman dalam sistem agroforestry sangat

heterogen dengan perbedaan umur, sehingga membentuk multistrata dengan
penutupan tajuk yang rapat. Hal ini dapat mencegah erosi dan mempertahankan
produktivitas lahan. Selain itu, para petani yang bermukim di sekitar hutan dapat
mengolah lahan, menanam palawija, umbi-umbian, dan hijauan makanan ternak,
serta menanam komoditas utama tanaman kehutanan. Dengan demikian petani di
sekitar hutan akan memperoleh kesempatan kerja yang lebih luas dan pendapatan

lebih tinggi. Bahkan, hutan serbaguna yang terbentuk dengan sistem agroforestry,
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan majemuk bagi penduduk yang bermukim
di sekitar hutan seperti kayu bakar, pertukangan, produk madu, hijauan makanan
ternak, obat-obatan, dan kebutuhan mendesak lainnya, terutama peningkatan
produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan.

Keanekaragaman jenis yang

tinggi adalah merupakan indikator dari kemantapan atau kestabilan dari suatu
tingkat pertumbuhan, dengan kata lain bahwa jenis pohon mempunyai stabilitas
yang lebih tinggi dalam menghasilkan biomassa dengan proses fotosintesis
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan lainnya.

Kestabilan yang tinggi

menunjukkan tingkat kompleksitas yang tinggi, yang disebabkan oleh terjadinya
interaksi yang tinggi pula, sehingga akan mempunyai kemampuan yang lebih
tinggi dalam menghadapi gangguan terhadap komponen-komponennya (Odum,
1993).
Tanah dengan vegetasinya merupakan penyimpan karbon terbesar dalam
ekosistem daratan dan memegang peranan penting dalam siklus karbon secara
global. Oleh karena itu, penyerapan karbon oleh tanah dan vegetasi merupakan
salah satu cara yang diperlukan untuk mengurangi akumulasi karbon di atmosfer
sehingga mampu mengurangi resiko perubahan iklim global (global climate
change).
Berdasarkan landasan teoritis tersebut, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah : (1) kebun campuran dengan pola diversifikasi usahatani
maupun kebun hutan berupa pertanian tradisional yang diusahakan petani di DAS
Konaweha

merupakan

bentuk-bentuk

sistem

agroforestry

yang

dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe berdasarkan komponen penyusun dan
tujuan sosial ekonominya, (2) sistem agroforestry yang memiliki jenis tanaman
heterogen dengan/tanpa ternak akan menghasilkan diversifikasi produk dan
mampu menekan erosi tanah. Selain itu, sistem agroforestry mampu
meningkatkan stock karbon di dalam vegetasi (carbon sequestration) melalui
proses fotosintesis oleh tanaman dan sebagian tersimpan di dalam tanah sehingga
dapat mengurangi tingkat emisi karbon di atmosfir. Dengan demikian sistem
agroforestry dapat memelihara kualitas tanah dan lingkungan serta meningkatkan
pendapatan petani dan (3) optimalisasi agroteknologi pada pengelolaan sistem

agroforestry akan memberikan pendapatan yang memenuhi kebutuhan hidup
layak petani dan tetap menjamin kelestarian sumberdaya lahan dan lingkungan.
Skema kerangka pemikiran di disajikan pada Gambar 1.

SISTEM
AGROFORESTRY

Kemampuan
Mengendalikan
Erosi Tanah

Kemampuan
Meningkatkan
Produksi

Kemampuan Mengurangi
Tingkat Emisi Karbon di
Atmosfir

Pendapatan Tinggi dan
Kontinuitas Terjamin

Kualitas Tanah dan
Lingkungan Terpelihara

Erosi < ETol

tdk

Analisis
Agroteknologi

tdk

Pendapatan
> KHL

ya
ya

Optimalisasi
Agroteknologi

Acceptability
Replicability

- sosial & budaya
- keterampilan

Agroteknologi Tepat

Pertanian Berkelanjutan

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pengelolaan sistem
agroforestry terhadap aspek biofisik dan sosial ekonomi di DAS Konaweha
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sistem agroforestry yang diusahakan
petani ke dalam beberapa tipe berdasarkan struktur atau komponen penyusun
dan tujuan sosial ekonomi petani
2. Mengkaji pengaruh setiap tipe sistem agroforestry yang diusahakan petani
terhadap sifat-sifat tanah, indikator hidrologi dan erosi
3. Mengestimasi produksi total biomassa dan penambatan karbon (carbon
sequestration) pada setiap tipe sisitem agroforestry
4. Menganalisis kelayakan usahatani dan mengoptimalkan agroteknologi sistem
agroforestry untuk membangun sistem pertanian berkelanjutan
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi pemerintah, petani dan peneliti setempat dalam perencanaan dan
pengembangan pembangunan pertanian berkelanjutan di DAS Konaweha
berdasarkan kondisi fisik wilayah dan sosial ekonomi masyarakat.

Kebaharuan Penelitian
Kebaharuan penelitian ini adalah :
1. memberikan informasi secara komprehensif mengenai aspek fisik (kualitas
tanah) dan sosial-ekonomi (kebutuhan hidup secara layak bagi petani) pada
sistem agroforestry
2. memberikan gambaran produksi biomassa total dan karbon sequestration pada
sistem

agroforestry

sebagai

sistem

penggunaan

lahan

yang

dapat

meningkatkan karbon di dalam vegetasi dan tanah sehingga dapat membantu
menurunkan tingkat emisi karbon secara global di atmosfer

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup kebun campuran pola agroforestry dan kebun
hutan (pertanian tradisional), yang diusahakan pada lahan milik petani di DAS
Konaweha.
Kajian tipe agroforestry meliputi kualitas lahan dan lingkungan, struktur
ekosistem dan fungsi ekologis, serta sosial ekonomi.

Kualitas lahan dan

lingkungan menggunakan indikator : sifat fisik tanah (tekstur, struktur, berat isi,
indeks stabilitas agregat, dan porositas tanah), sifat kimia (bahan organik, Corganik dan pH tanah), sifat biologi (total mikroorganisme tanah), indikator
hidrologi (limpasan permukaan, kapasitas infiltrasi, dan permeabilitas profil
tanah), erosi, total biomassa dan karbon vegetasi.
Struktur ekosistem dan fungsi ekologis yang akan dikaji terbatas pada
vegetasi komponen penyusun agroforestry yaitu tanaman perkebunan, tanaman
pakan dan/atau ternak yang meliputi: kerapatan, frekuensi dan dominansi relatif
dan nilai penting jenis.
Kajian sosial ekonomi mencakup pendapatan petani yang diperoleh dari
usahatani agroforestry dan penilaian kelayakan investasi usahatani tersebut serta
pendapatan yang memenuhi standar kebutuhan hidup layak. Indikator ekonomi
yang digunakan adalah produksi, biaya dan pendapatan dari seluruh komponen
usahatani sistem agroforestry, sedangkan kelayakan investasi dapat diketahui
dengan analisis BCR (Benefit Cost Ratio), NPV (Net Present Value) dan IRR
(Internal Rate of Return) serta periode pengembalian modal (Payback Period).
Adapun indikator sosial yang dapat diperoleh antara l