Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)

(1)

EFEK INDONESIA (2011-2013)

OLEH

ARINDA SILALAHI 110503323

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i Capital, Asetri Informasi, dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2011-2013)” adalah benar karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian dari data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah sesuai dengan prinsip penulisan etika ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiatrisme dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2015 Yang membuat pernyataan,

Arinda Sialahi NIM : 110503323


(3)

ii Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital, asetri infromasi dan nilai pasar ekuitas terhadap cost of equity capital. Objek penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga didapat 10 perusahaan sampel dengan tiga tahun pengamatan sehingga berjumlah 12 unit analisis. Data penelitian ini diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan audited perusahaan melalui website berganda.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital, namun secara parsial hanya variabel asetri informasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital , sedangkan secara parsial variabel intellectual capital dan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital. Kata kunci :Cost of Equity Capital, Intellectual Capital, Asetri Informasi dan


(4)

iii This study aimed to analyze the effect of intellectual capital, asetry infromation and market value of equity to the cost of equity capital. The object of this study is the automotive company which is listed on the Stock Exchange period during 2011-2013.

The sampling method used is purposive sampling method, so the company obtained 10 samples with three years of observation so that amounted to 12 units of analysis. The research data obtained by downloading the audited financial statements of the company through the website www.idx.co.id

Based on the research results, it can be concluded that simultaneous intellectual capital, asetry information and market value of equity significantly affect the cost of equity capital, but partially only asetry information variable that significantly affect the cost of equity capital, while in partially intellectual capital and the value of the equity market do not significantly affect the cost of equity capital.

. The analytical method used is multiple linear regression analysis.

Keywords: Cost of Equity Capital, Intellectual Capital, Asetry Information and Market Value of Equity.


(5)

iv yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013) ”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasihat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

v 5. Bapak Drs. Sucipto, M.Si.,Ak selaku dosen pembanding yang telah

membantu dan membimbing saya dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Kedua orang tua serta adik-adik saya Muhammad Hartogi Silalahi dan Akbar Anugerah Silalahi yang telah memberikan doa dan dukungan yang tulus baik secara moril maupun materiil, juga kepada sahabat saya Hottua, Margareta Ratuwety, Dian Manik, Bimo, Putri Khayrani, Nando,Tia, Dhyta, Reza, Dhana dan Rizky, yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya selama pengerjaan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, April 2015 Penulis

Arinda Silalahi 110503323


(7)

vi

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTARGAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6 .

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Teoritis ... 7

2.1.1Cost of Equity Capital ... 7

2.1.1.1 Pengukuran Cost of equity Capital Metode Ohlson ... 8

2.1.2Intellectual Capital... 9

2.1.2.1 Intellectual Capital Disclosure ... 11

2.1.2.2 Pengukuran Metode VAIC™ ... 14

2.1.3 Asetri Informasi ... 17

2.1.4Nilai Pasar Ekuitas ... 18

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis penelitian ... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Jenis Data dan Sumber Data... 27

3.2.1 Jenis Data ... 27

3.2.2 Sumber Data ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.4.1 Populasi Penelitian ... 29

3.4.2 Sampel Penelitian ... 29

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.7 Metode Analisis Data ... 34

3.8 Teknik Analisis Data ... 35

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 36

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 36

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 38


(8)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Analisis Data Penelitian ... 44

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Penleitian ... 44

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.3 Analisi Regresi Linier Berganda ... 53

4.3 Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1Kesimpulan ... 62

5.2Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(9)

viii

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 20

3.1 Daftar Populasi Penelitian ... 31

3.2 Daftar Sampel Penelitian... 32

3.3 Pengukuran Variabel ... 33

3.4 Kriteria Penganmbilan Keputusan Metode Durbin-Watson ... 40

4.1 Hasil Analisia Deskriptif Data ... 45

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 47

4.3 Hasil Uji Multikolinraritas ... 50

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 51

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 53

4.6 Hubungan Antar Variabel ... 55

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 55

4.8 Hasil Uji-t ... 57


(10)

ix

No. Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 24

4.1 Histogram Pengujian Asumsi Normalitas ... 48

4.2 Grafik P-Plot Pengujian Asumsi Normalitas ... 49


(11)

x Lampiran 1Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 69 Lampiran 2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 70 Lampiran 3 Data Olah Mentah ... 72


(12)

ii Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital, asetri infromasi dan nilai pasar ekuitas terhadap cost of equity capital. Objek penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga didapat 10 perusahaan sampel dengan tiga tahun pengamatan sehingga berjumlah 12 unit analisis. Data penelitian ini diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan audited perusahaan melalui website berganda.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital, namun secara parsial hanya variabel asetri informasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital , sedangkan secara parsial variabel intellectual capital dan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity capital. Kata kunci :Cost of Equity Capital, Intellectual Capital, Asetri Informasi dan


(13)

iii This study aimed to analyze the effect of intellectual capital, asetry infromation and market value of equity to the cost of equity capital. The object of this study is the automotive company which is listed on the Stock Exchange period during 2011-2013.

The sampling method used is purposive sampling method, so the company obtained 10 samples with three years of observation so that amounted to 12 units of analysis. The research data obtained by downloading the audited financial statements of the company through the website www.idx.co.id

Based on the research results, it can be concluded that simultaneous intellectual capital, asetry information and market value of equity significantly affect the cost of equity capital, but partially only asetry information variable that significantly affect the cost of equity capital, while in partially intellectual capital and the value of the equity market do not significantly affect the cost of equity capital.

. The analytical method used is multiple linear regression analysis.

Keywords: Cost of Equity Capital, Intellectual Capital, Asetry Information and Market Value of Equity.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bidang perekonomian yang semakin berkembang membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing.Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis semakin menitik beratkan akan pentingnya knowledge asset (aset pengetahuan) sebagai salah satu bentuk aset tak berwujud (Agnes dalam Sholikah dkk, 2010). Dengan kata lain aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan menjadi kurang bermakna bila tidak diimbangi oleh pemanfaatan aset tidak berwujud, dalam hal ini yaitu modal intelektual (intellectual capital).

Intellectual capital memiliki pengaruh dalam peningkatan kemampuan perusahaan sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif. Oleh karena itu dengan melaporkan intellectual capital yang dimilikinya, perusahaan akan memperoleh manfaat yaitu dapat mengkomunikasikan keunggulan mereka serta mampu menarik sumberdaya yang bernilai tambah. Peningkatkan pemahaman mengenai pengembangan intellectual capital dalam aturan sosial politik dan ekonomi yang berbeda merupakan hal yang penting sebagai akibat dari munculnya keakuratan ekonomi secara keseluruhan dalam kegiatan dan keseimbangan ekonomi global (Najibullah dalam Artinah, 2011).


(15)

2 Menurut Abidin (dalam Sawarjuwono dan Kadir, 2003) intellectual capital masih belum dikenal secara luas.Disamping itu perusahaan – perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap human capital, structural capital, dan customer capital.Padahal semua ini merupakan elemen pembangun modal intelektual perusahaan. Selanjutnya Abidin menyatakan bahwa jika perusahaan – perusahaan tersebut mengacu pada perkembangan yang ada, yaitu manajemen yang berbasis pengetahuan, maka perusahaan – perusahaan di Indonesia akan bersaing dengan menggunakan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh modal intelektual yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern.

Pengungkapan intellectual capital di Indonesia masih bersifat sukarela karena belum ada aturan baku yang mengharuskan perusahaan melaporkan modal intelektual yang dimilikinya. Menurut Widjanarko (dikutip oleh Nugroho, 2012) terdapat lima alasan perusahaan – perusahaan melaporkan intellectual capital. Pertama, pelaporan intellectual capital dapat membantu organisasi merumuskan strategi bisnis.Dengan mengidentifikasikan dan mengembangkan intellectual capital suatu organisasi untuk mendapatkan competitive advantage.Kedua, pelaporan intellectual capital dapat membawa pada pengembangan indikator - indikator kunci prestasi perusahaan yang akan membantu mengevaluasi hasil – hasil pencapaian strategi. Ketiga, pelaporan intellectual capital dapat membantu mengevaluasi merger dan akuisisi perusahaan, khususnya untuk menentukan harga yang dibayar oleh perusahaan pengakuisisi.Keempat, menggunakan


(16)

3 pelaporan intellectual capital nonfinansial dapat dihubungkan dengan rencana intensif dan kompensasi perusahaan.Alasan pertama sampai dengan keempat, merupakan alasan internal dari perusahaan dalam melaporkan intellectual capital.Dan yang terakhir, alasan eksternal perusahaan yaitu mengkomunikasikan pada stakeholder eksternal tentang intellectual property yang dimiliki perusahaan.

Di Indonesia penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure telah banyak dilakukan namun hasilnya masih berbeda – beda antara yang satu dengan yang lain. Nugroho (2012) dengan subyek perusahaan – perusahaan manufaktur yang listing pada tahun 2010 di BEI menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan, komisaris independen, leverage, dan konsentrasi kepemilikan tidak mempengaruhi intellectual capital disclosure. Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhardjanto dan Wardhani (2010) yang menunjukkan dari keempat variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan length of listing on BEI), hanya ditemukan variabel ukuran (size) perusahaan dan profitabilitas yang berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital pada industri service, finance, dan manufacture termasuk mining.

Isu yang fundamental diantara perdebatan tentang laporan perusahaan adalah manfaat yang didapat perusahaan dari meningkatkan pengungkapan, yaitu melalui penurunan cost of capital.Penelitian ini berkontribusi terhadap perdebatan atas hubungan intellectual capital dan cost of equity capital dengan mempertimbangkan pengungkapan intellectual capital.Pengungkapan intellectual capital merupakan dimensi yang penting dari informasi sukarela dimana


(17)

4 permintaannya meningkat (Holland; Burgman dan Ross dalam Mangena et al., 2010).Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi ICD maupun pengaruh ICD terhadap cost of equity capital masih menunjukkan hasil yang belum konsisten. Hal ini dikarenakan penelitian menggunakan objek penelitian yang berbeda – beda, antara lain perusahaan bioteknologi (White, et al 2007); manufaktur (Utami, 2005; Nugroho, 2012); industri service, finance, dan manufacture termasuk mining (Suhardjanto dan Wadhani, 2010). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan objek penelitian yang berbeda, seperti: otomotif, pertanian, properti dan real estate, serta infrastruktur, utilitas dan transportasi. Objek yang digunakan dalam penilitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI (2011-2013 ).

Alasan peniliti melilih objek peneliti tersebut karena ,Perusahaan otomotif di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk memasuki industri otomotif ASEAN, ini ditandai dengan perkembangan yang baik produsen komponen otomotif dalam negeri yang sudah memiliki akses pasar dan termasuk dalam pemasok global (Bisnis Indonesia, kamis, 26 januari 2004). Tren pertumbuhan otomotif dalam negeri sangat menggembirakan, ini terlihat dari nilai eksport industri komponen otomotif dalam negeri yang mencapai 600 juta dollar (AS) pada tahun 2011 dan mengalami peningkatan menjadi 650 juta dollar (AS) pada tahun 2013. Peningkatan akan diprediksi akan terus terjadi.

Karena banyaknya hasil perbedaan peneletian terdahulu mengenai intellectual capital terhadap cost of equity capital dan masih sedikitnya penerapan perusahaan di Indonesia untuk mengungkapkan intellectual capital, peneliti


(18)

5 tertarik untuk meneliti kembali hubungan antara variabel intellectual capital dengan cost of equity capital.Selain itu peneliti juga menambah variable independen lainnya seperti asimetri informasi dan nilai pasar ekuitas untuk melengkapi penilitian ini. Karena variable-variable tersebut merupakan salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi cost of equity capital.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertark untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Intellectual Capital, Asimetri Informasi, dan Nilai Pasar Ekutasterhadap Cost of Equity Capitalpada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas , maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Intellectual Capital, asimetri informasi, dan nilai pasar ekutasberpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap cost of equity capital pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intellectual capital, asimetri informasi, dan nilai pasar ekuitas secara parsial maupun simultan terhadap cost of equity capital pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.


(19)

6 1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian , serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan dan diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung di dunia kerja.

2. Akademisi

Penelitian ini dapat memberikan gagasan, ide dan pemikiran dalam upaya penerapan ilmu serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis selanjutnya.

3. Investor

Sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada peruusahaan yang akan ditanamkan dananya dengan melihat struktur modal perusahaaan tersebut dan untuk menentukan alternatif pendanaan.

4. Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan struktur modal yang optimal.


(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Cost of Equity Capital

Utami (2005) menjelaskan bahwa biaya modal dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Empat sumber dana jangka panjang yaitu: hutang jangka panjang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Biaya saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang. Biaya modal saham biasa inilah yang sering disebut dengan biaya modal ekuitas atau cost of equity capital.

Lebih lanjut Utami (2005) memaparkan beberapa model penilaian perusahaan yang mempengaruhi pengukuran cost of equity capital, antara lain:

1) Model penilaian pertumbuhan konstan (constan growth valuation model)

Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham sama dengan nilai tunai (present value) dari semua deviden yang akan diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas. Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model.


(21)

8 2) Asset Pricing Model (CAPM)

Menurut model CAPM, biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta.

3) Model Ohslon

Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal.

2.1.1.1 Pengukuran Cost of Equity Capital Metode Ohlson

Model Ohlson tergolong dalam model valuasi berdasarkan laba residual yang telah dikenal lama sebelumnya Model valuasi tersebut merupakan penjabaran konsep nilai dalam teori ekonomi neoklasik, yang menyatakan bahwa nilai perusahaan adalah sebesar nilai sekarang aliran kas bersih yang diterima pemilik. Untuk dapat merumuskan sebuah model valuasi maka harus diasumsi bahwa investor memiliki keyakinan dan preferensi yang homogen.Asumsi kedua dalam pendekatan laba residual adalah adanya hubungan surplus bersih antara neraca dan laporan laba rugi. Model Ohlson memakai tingkat diskonto yang digunakan oleh para investor untuk menilai tunaikan future cash flow. Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal. Perusahaan memiliki beberapa sumber dana agar memiliki struktur biaya modal yang optimal. Biaya modal dihitung atas beberapa sumber dana yang tersedia bagi perusahaan.

Menurut Brigham dan Gapenski (1993, p. 179) ada empat sumber dana dalam perhitungan biaya modal yaitu :


(22)

9 1. Hutang jangka panjang

Biaya hutang jangka panjang didapat dari pembagian antara beban bunga hutangjangka panjang yang ditanggung dengan total hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan pada periode tertentu.

2. Saham preferen

Pembayaran biaya saham preferen dilakukan dengan pemberian dividen dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya saham preferen sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor pemegang saham preferen.

3. Saham biasa

Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang.

4. Laba ditahan

Laba ditahan adalah bagian dari laba tahunan yang diinvestasikan kembali dalam

usaha selain dibayarkan dalam kas sebagai deviden dan bukan merupakan akumulasi surplus suatu neraca.

Perhitungan cost of equity capital dalam penelitian ini menggunakan persamaan dari Model Ohlson, yaitu sebagai berikut:

r = ( Bt +Xt +1 – Pt ) / Pt Keterangan:

r = cost of equity capital

Bt = Nilai buku per lembar saham periode t Pt = Harga saham pada periode t

Xt+1 = Laba per lembar saham periode t+1

2.1.2 Intellectual Capital

Ada banyak definisi berbeda mengenai intellectual capital. Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikandalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (Williams dalam


(23)

10 Purnomosidhi,2006). Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalampembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakanuntuk menciptakan kekayaan (Stewart dalam Mangena et al., 2010).

Intellectual capital mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan.Intellectual capital telah diidentifikasi yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai (Bontis, 2000). Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa intelellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang nantinya akan memberikan keuntungan di masa depan yang dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Beberapa peneliti telah mengemukakan elemen-elemen apa saja yang terdapat dalam intellectual capital. Namun, dari semuanya, tidak ada ketetapan pasti mengenai elemen-elemen dalam intellectual capital.

Sehingga secara umum, elemen-elemen dalam intellectual capital terdiri dari modal manusia (human capital), Structural Capital (SC), dan CustomerCapital (CC) (Bontis et al., 2000). Definisi dari masing-masing komponen intellectual capital yaitu:

1) Human Capital (HC) adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Termasuk dalam human capital yaitu pendidikan, pengalaman, keterampilan, kreativitas dan attitude. Menurut Bontis, human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil


(24)

11 dalam mengelola pengetahuan karyawannya, maka hal itu dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya. Human capital ini yang nantinya akan mendukung structural capital dan customer capital. 2) Structural Capital (SC) adalah infrastruktur yang dimiliki oleh

suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk dalam structural capital yaitu sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan. Menurut Nashih (dikutip oleh Wahdikorin, 2010), structural capital atau organizational capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan. Structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan menghasilkan intellectualcapital.

3) Customer Capital (CC) adalah orang-orang yang berhubungan dengan perusahaan, yang menerima pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Menurut Sawarjuwono dan Agustine (2003) elemen customer capital merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital membahas mengenai hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan seperti pemerintah, pasar, pemasok dan pelanggan, bagaimana loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Customer capital juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar.

2.1.2.1 Intellectual Capital Disclosure

Penelitian mengenai intellectual capital lebih cenderung terhadap cara pengukurannya daripada pelaporan. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan yang baku mengenai kewajban perusahaan dalam melaporkan modal intelektual yang dimilikinya. Di Indonesia praktik pengungkapan modal intelektual masih bersifat sukarela.


(25)

12 Canibano, et al (dalam Suhardjanto dan Wardhani, 2010) menyebutkan bahwa pendekatan yang pantas digunakan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan informasi intellectual capital disclosure. Pengungkapan merupakan suatu cara perusahaan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk annual report. Hendriksen (dalam Suhardjanto dan Wardhani, 2010) menyatakan informasi yang diberikan biasanya berupa pernyataan, catatan mengenai pernyataan, dan tambahan pengungkapan informasi yang terkait dengan catatan.Tiga konsep disclosure yang umumnya dikemukakan yaitu adequate (cukup), fair (wajar), dan full disclosure (pengungkapan yang lengkap).

Laporan Jenkins (dalam Bozzolan, et al 2003) mengusulkan kerangka kerja untuk pengungkapan sukarela berdasarkan kebutuhan informasi dari investor dan kreditur. Laporan ini menyajikan lebih luas jenis informasi yang diurutkan ke dalam lima kategori:

1. Data keuangan dan non keuangan

2. Analisis manajemen mengenai data keuangan dan non keuangan

3. Informasi yang berorientasi pada masa depan (forward looking information)

4. Informasi tentang manajer dan pihak - pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder), dan

5. Latar belakang perusahaan

Sebuah analis empiris mengenai praktik pengungkapan laporan keuangan (FASB, 2001), menambah dimensi intellectual


(26)

13 capital ke dalam lima kategori jenis informasi di atas sehingga akan menambah nilai informasi yang disampaikan kepada pihak eksternal perusahaan (Purnomosidhi, 2006).

Pricewaterhouse Coopers (PWC) melakukan survei atas jenis – jenis informasi yang dibutuhkan investor.Diantara 10 jenis informasi yang dianggap paling penting bagi investor, hanya tiga yang berupa informasi keuangan (cash flow, earning, dan gross margin). Sedangkan 7 jenis sisanya, dua diantaranya berasal dari data internal perusahaan (strategic direction dan competitive landscape) dan lima lainnya dapat dianggap sebagai intangibles (pertumbuhan pasar, kualitas/pengalaman dari tim manajemen, ukuran pasar dan pangsa pasar, kecepatan melayani pasar).

Pricewaterhouse Coopers juga mengungkapkan 14 jenis informasi yang dianggap cukup penting yang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu pelanggan (saluran distribusi, brand equity/visibility, dan tingkat perputaran pelanggan), karyawan (modal intelektual, tingkat retensi pegawai, dan pendapatan per karyawan) dan inovasi (pendapatan dari produk baru, tingkat keberhasilan produk baru, pengeluaran R&D, dan siklus pengembangan produk).Sebagian besar informasi yang dianggap penting oleh investor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai modal intelektual. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari informasi yang dibutuhkan investor tidak diungkapkan dalam


(27)

14 laporan keuangan sehingga menimbulkan information gap ( Eccles, et al dalam Bozzolan, et al 2003)

2.1.2.2 Pengukuran Metode VAIC™

Metode VAIC™, dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000), didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Ulum et al., 2008). Metode VAIC™ ini mengukur intellectual capital (IC) dengan cara menghitung value added yang dihasilkan dari tiga kombinasi rasio yaitu:

a. Value Added Capital Coefficient (VACA)

VACA adalah perbandingan antara value added (VA) dengan modal fisik yang bekerja (CA). Dalam hal ini Value Added (VA) adalah merupakan Selisih antara Output dan Input. Output (Total penjualan dan pendapatan lain) dikurangi Input (Beban dan biaya-biaya selain beban karyawan). Sedangkan CA merupakan CapitalEmployed yaitu Dana yang tersedia (ekuitas, laba


(28)

15 bersih).Rasio VACA ini adalah sebuah indikator untuk VA yang dibuat oleh satu unit modal fisik dengan formula sebagai berikut:

VACA = VA/CE Dimana :

VACA : Value Added Capital Employed VA : Value added

CE : Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas) Pulic (1998; 1999; 2000) mengasumsikan bahwa jika sebuah unit CA menghasilkan return yang lebih besar di sebuah perusahaan daripada perusahaan yang lain, maka perusahaan pertama lebih baik pemanfaatan CAnya. Jadi pemanfaatan lebih CA adalah bagian dari IC perusahaan.Ketika membandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VACA menjadi sebuah indikator kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan modal fisik lebih baik.

b. The Human Capital Coefficient (VAHU)

VAHU adalah seberapa besar VA dibentuk oleh pengeluaran rupiah pekerja atau karyawan, karena HC merupakan keseluruhan jumlah beban yang dikeluarkan untuk karyawan.Hubungan antaraVA dan HC mengindikasikan kemampuan HC membuat nilai pada sebuah perusahaan. Jadi hubungan antaraVA dan HC mengindikasikankemampuan HC


(29)

16 membentuk nilai dalam sebuah perusahaan dengan formula sebagai berikut:

VAHU = VA/HC Dimana :

VAHU : Value Added Human Capital VA : Value Added

HC : Human Capital (beban karyawan terdiri dari gaji dan tunjangan)

Ketika VAHU dibandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VAHU menjadi sebuah indikator kualitas sumber daya manusia perusahaan.VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan VA setiap rupiah dikeluarkan pada HC.

c. Structural Capital Coefficient (STVA)

STVA menunjukkan kontribusi modal struktural (SC) dalam pembentukan nilai. Dalam model Pulic, SC merupakan VA dikurangi HC. Kontribusi HC pada pembentukan nilai lebih besar kontribusi SC dengan formula sebagai berikut:

STVA = SC/VA Dimana :

STVA : Structural Capital Value Added SC : Structural Capital (VA – HC)


(30)

17 Rasio-rasio tersebut merupakan kalkulasi kemampuan intelektual sebuah perusahaan.Formulasi ini merupakan jumlah koefisien yang disebutkan sebelumnya. Hasilnya sebuah indikator baru dan unik yaitu the VAIC™, yaitu sebagai berikut:

VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

2.1.3 Asimetri Informasi

Menurut Komalasari dan Baridwan (2001) dalam Marliana (2003) perspektif informasi asimetri mengimplikasikan bahwa manajer berupaya untuk mengurangi informasi guna memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara yang dikehendakinya (opportunistic). Ketika terdapat informasi asimetri, keputusan pengungkapan yangdibuat manajer dapat mempengaruhi harga saham. Karena informasi asimetri antara investor yang lebih informed dan kurang informed akan menimbulkan kos transaksi dan mengurangi likuiditas dalam pasar untuk saham suatu perusahaan. Pengukuran terhadap informasi asimetri seringkali diproksikan dengan bid-ask spread. Hal ini dikarenakan informasi asimetri tidak dapat diobservasi secara langsung.

Ditinjau dari proksi informasi asimetri, yaitu bid-ask spread, komponen yang terkait langsung dengan signaling adalah adverse selection. Dimana dalam signaling theory berasumsi bahwa ada informasi asimetri diantara berbagai partisipan pasar modal. Selain itu juga menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena adanya


(31)

18 pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan (bad news) tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Jika investor dan manajer tidak sepakat terhadap distribusi probabilitas return, maka dealer sekuritas akan terekspose terhadap risiko berdagang dengan investor yang mempunyai informasi superior. Dealer melindungi dirinya dari perdagangan yang termotivasi oleh informasi tersebut dengan memperlebar spread.

Asimetri informasi adalah ketimpangan informasi antara manajer dengan pemegang saham, di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospekperusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham atau stakeholder lainnya. Asimetri informasi diukur dengan teori bid-ask spread. Dalam menghitung besarnya bid–ask spread dalam penelitian ini menggunakan model yang dipakai Komalasari dan Baridwan (2001), yaitu :

SPREADi,t = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) / 2} x 100 Keterangan :

Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (pada tanggal publikasi annual report)

Bidi,t : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (pada tanggal publikasi annual report)


(32)

19 Menurut PSAK (2002) pasal 49 dalam Suwardjono (2005), ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban.Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (1999) dalam Anggraeni (2007)ekuitas perusahaan biasanya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Modal saham (capital stock) ialahjumlah rupiah perkalian antara cacahsaham beredar dengan ni lai nimonal per saham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetor/dibayarkan melebihi modal yuridis tersebut.

2) Tambahan modal disetor /agio saham (additional paid in capital) ialah kelebihan jumlah yang dibayarkan atas nilai pari atau yang ditetapkan.

3) Laba ditahan (retained earnings) ialah laba perusahaan yang tidak dibagikan. Laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu dan dapat digunakan untuk pembagian deviden.

Nilai pasar ekuitas menggambarkan ukuran suatu perusahaan.Semakin besar nilai pasar ekuitas maka akan menunjukkan semakin besar ukuranperusahaan tersebut dimata pelaku pasar. Pada dasarnya perusahaan dapat dibagidalam dua kategori yaitu perusahaan besar (large firm) dan perusahaan kecil (smallfirm).Nilai pasar ekuitas (market value ofequity) di ukur dengan menggunakan nilai kapitalisasi pasar pada satu bulan sebelum pengumuman laporan tahunan perusahaan. Nilai pasar ekuitas = jumlah saham beredar x harga penutupan


(33)

20 Penelitian mengenai cost of equity capital telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Judul

Penelitian

Peneliti Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1 Intellectual

Capital Disclosure Practices and Effects on The Cost of Equity Capital Mangena et al. (2010) Dependen : Cost of equity capital Independen : − Intellectual capital disclosure − Voluntary disclosure Kontrol : − Firm Size − Beta − Leverage − Market-to-book

value

Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang mengungkapkan informasi tentang intellectual capital yang lebih banyak memiliki cost of equity capital

yang lebih rendah. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif, sedangkan beta berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital.

2 Disclosure Level and the Cost of Equity Capital Botosan (1997) Dependen : Cost of equity capital Independen : Disclosure Level Kontrol : − Market Beta − Firm Size

Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat pengungkapan dan cost of equity capital. Tingkat pengungkapan yang semakin tinggi dapat menurunkan cost of equity capital. Beta dan ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh masing-masing positif dan negatif terhadap cost of equity capital

3 Reexaminatio n

of Disclosure Level and the Expected Botosan and Plumlee (2001 Dependen : Cost of equity capital Independen : Disclosure

Penelitian ini menemukan bahwa tingkat

pengungkapan yang lebih tinggi dalam laporan tahunan berdampak pada


(34)

21 Cost of Equity Capital Level Kontrol : − Market Beta − Firm

penurunan cost of equity capital.

Temuan lainnya adalah adanya pengaruh yang positif antara market beta terhadap cost of equity capital. Sedangkan firm size berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital.

4 Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas Juniarti dan Yunita (2003) Dependen : Biaya Modal Ekuitas Independen : Tingkat Pengungkapan Kontrol : − Beta − Nilai Pasar Ekuitas

Penelitian ini menemukan bahwa tingkat disclosure berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Tingkat disclosure yang tinggi menurunkan biaya modal ekuitas

perusahaan. Nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

5 Pengaruh Luas Pengungkapa n Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia Murni (2004) Dependen : Cost of equity capital Independen : − Luas

Pengungkapan Sukarela − Bid-ask Spread

− Beta Saham

Penelitian ini menemukan bahwa informasi yang diungkapkan secara sukarela dalam laporan tahunan oleh perusahaan menurunkan cost of equity capital perusahaan. Temuan lainnya adalah adanya hubungan positif bid-ask spread dan beta saham terhadap cost of equity capital

6 Pengaruh Luas Pengungkapa n Sukarela, Beta Pasar, dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Terhadap Cost of Meythi et al. (2012) Dependen : Cost of equity capital Independen : − Luas

Pengungkapan Sukarela − Beta Pasar − Nilai Pasar Ekuitas

Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan sukarela tidak

berpengaruh terhadap cost of equity capital. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitianpenelitian sebelumnya

yang menemukan adanya pengaruh. Nilai pasar ekuitas juga menunjukkan hasil tidak berpengaruh


(35)

22 Equity Capital pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

terhadap cost of equity capital, sedangkan beta pasar menunjukkan hasil yang berpengaruh terhadap cost of equity capital.

7. Intellectual Capital Disclosure, Cost of Finance and Firm Value Orens et al., (2009) Dependen : − Firm Value − Trading volume − Bid-ask spread − Cost of equity capital

− Cost of debt capital Independen : Web-based Intellectual capital disclosure Kontrol : −Analyst following Analyst’s forecast dispersion − Size − Leverage −Ownership structure Profitability − Stock price volatility Negative earnings − Earnings variability − Systematic risk

Pengungkapan

intellectual capital dalam website perusahaan berpengaruh positif terhadap firm value, trading volume dan berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread, implied cost of equity dan cost of debt capital. Profitability dan analyst following berpengaruh positif terhadap firm value. Firm size berpengaruh negatif terhadapfirm value. Stock price volatility

berpengaruh positif terhadap trading volume danbid-ask spread. 6. Mangena et al. (2010) Intellectual Capital Disclosure Practices and Effects on The Cost of Equity Capital Dependen :


(36)

23 2.3 Kerangka konseptual

Pengungkapan merupakan salah satu mekanisme untuk memitigasi biaya keagenan yang muncul karena adanya kemungkinan bahwa manajer mungkin tidak berlaku menurut kepentingan pemegang saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Botosan (1997); Botosan dan Plumlee (2001); Juniarti dan Yunita (2003); dan Murni (2004) ditemukan bahwa tingkat pengungkapan yang lebih tinggi berdampak pada penurunan cost of equity capital.

Sumber daya intellectual capital dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atauteknologi yang dapat digunakan oleh perusahaan merupakan kunci penggerakproses penciptaan nilai perusahaan. Pengungkapan informasi-informasi tentanginvestasi perusahaan pada intellectual capital memberikan pandangan yang berorientasi pada masa depan kepada investor.

Asimetri informasi yang terjadi akan berkurang seiring dengan bertambahnya informasi yang diungkapkan pada laporan tahunan. Ketika asimetri informasi berkurang maka akan meningkatkan likuiditas pasar, yang selanjutnya juga akan menurunkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh investor. Pada saat tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh investor menurun,cost of equity capital yang harus ditanggung perusahaan juga menurun.

Nilai pasar ekuitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cost of equity capital yang menunjukkan gambaran ukuran suatu perusahaan. Hal ini


(37)

24 Cost of equity capital

(Y)

tentunya mengakibatkan nilai pasar ekuitas menjadi salah satu tolak ukur yang diperhatikan oleh para investor dalam berinvestasi.

Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 kerangka konseptual Sumber : Olahan Peneliti

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Cost of Equity Capital

Tingkat pengungkapan intellectual capital yang lebih tinggi dapat

menurunkan cost ofequity capital. Kurangnya informasi intellectual capital membuat persepsi investor tentang risiko perusahaan meningkat. Meningkatnya persepsi risiko oleh investor akan mengakibatkan undervaluation saham perusahaan, sehingga dari sudut pandang teoritis pengungkapan informasi ini dapat mengurangi tingkat pengembalian yang

diisyaratkan oleh investor dan menurunkan cost of equity capital.

Intellectual capital (X1)

Asetri informasi (X2)

Nilai pasar ekuitas (X3)

H1

H2

H3


(38)

25 Berdasarkan kajian tersebut, diharapkan adanya pengaruh negatif pengungkapan intellectual capital terhadap cost of equitycapital.

2. Pengaruh Asetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital

Dalam teori keagenan dikatakan bahwa asimetri informasi timbul ketika manajer (agent) lebih mengetahui informasi intenal dan prospek perusahaan dimasa depan dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya (principal). Ketika timbul asimetri informasi, keputusan pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil kos modal sendiri (cost of equity capital) yang ditanggung oleh perusahaan.

3. Pengaruh Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital

Nilai pasar ekuitas yang besar mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba yang lebih besar karena luasnya kesempatan untuk mendapatkan dana dari pihak internal maupun eksternal. Perusahaan dengan nilai pasar ekuitas yang besar juga dinilai mempunyai risiko yang lebih kecil karena banyaknya informasi-informasi mengenai perusahaan berskala besar daripada perusahaan berskala kecil. Karena investor berasumsi perusahaan dengan nilai pasar ekuitas yang lebih


(39)

26 besar mempunyai risiko yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi ketidakpastian hasil yang akan diperolehnya dimasa yang akan datang maka investor akan mengisyaratkan rate of return minimum yang lebih rendah sehingga cost ofequity capital yang dikeluarkan perusahaan juga akan rendah.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis penelitian ini adalah ; Intellectual Capital, Astetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Cost of Equity Capital.


(40)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian asosiatif kausal yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghubungkan dua variabel atau lebih (Sugiono, 2007 : 11).. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel independen, terhadap satu variabel dependen.

Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh intellectual capital (IC) yang diproksikan oleh analisis rasio ValueAdded Intellectual Capital (VAIC™), asetri informasi yang diproksikan oleh bid-ask spread dan nilai pasar ekuitas yang diproksikan dengan menggunakan nilai kapitalisasi pasar terhadap cost of equity capital yang diproksikan oleh analisis model Ohlson perusahaan.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipublikasikan melalui internet pada website


(41)

28 3.2.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan dan arsip-arsip yang diperoleh dari beberapa sumber seperti, perpustakaan FE USU, internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Data perusahaan otomotif yang terdaftar dalam bursa efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2013. Data ini diperoleh perpustakaan FE USU.

2) Data keuangan yang berkaitan dengan mencari nilai Value Added Intellectual Capital (VAIC™), asetri informasi, nilai pasar ekuitas dan cost of equity capital yang diperoleh dari financial statement, laporan emiten perusahaan, www.idx.co.id, dan situs perusahaan.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan otomotif yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Periode penelitian yang dilakukan dibatasi pada tahun 2011-2013.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital, asetri informasi, nilai pasar ekuitas dan cos of equity pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.


(42)

29 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiono (2007 : 72) ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipublikasikan di website

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2000) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling.Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Adapun Kriteria dalam penentuan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut

1. Perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI


(43)

30 3. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan lengkap dan audited

selama periode pengamatan (2011-2013).

4. Perusahaan yang tidak mengalami rugi dan mengalami peningkatan laba secara berturut-turut pada tahun 2011-2013.

Tahun 2011 sampai dengan 2013 dipilih karena alasan keberadaan data dan untuk tujuan tercukupinya data untuk dilakukan pengujian.Penelitian ini menggunakan atribut intellectual capital (IC) sebagai variabel independen, oleh karena itu tahun 2011 sebagai tahun mulai dipilihnya data-data yang berhubungan dengan intellectual capital.Sedangkan tahun 2013 merupakan tahun terakhir yang digunakan dalam penelitian ini karena melihat ketersediaan laporan keuangan terakhir yang berada dalam website bursa efek indonesia ataupun dalam website masing-masing perusahaan.


(44)

31 Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode

Perusah aan

KRITERIA

Sampel

1 2 3 4

1. PT. Astra Internasional Tbk ASII √ √ Sampel 1 2. PT. Astra Otoparts Tbk AUTO √ √ √ Sampel 2

3. PT. Indo Kordsa Tbk BRAM Sampel 3

4. PT. Goodyear Indonesia Tbk

GDYR X √ X -

5. PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL √ X X - 6. PT. Indomobil Sukses

International Tbk

IMAS √ √ √ √ Sampel 4

7. PT. Indospring Tbk INDS √ √ √ √ Sampel 5 8. PT. Multi Prima Sejahtera

Tbk

LPIN √ √ √ √ Sampel 6

9. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk

MASA √ √ √ √ Sampel 7

10. PT. Nipres Tbk NIPS √ √ √ √ Sampel 8

11. PT. Prima Aloy steel Universal Tbk

PRAS √ √ √ √ Sampel 9

12. PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM √ √ √ √ Sampel 10 Sumber


(45)

32 Berdasarkan kriteria diatas didapat 10 perusahaan otomotif yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Table 3.2 Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1. PT. Astra Internasional Tbk ASII

2. PT. Astra Otoparts Tbk AUTO

3. PT. Indo Kordsa Tbk BRAM

4. PT. Indomobil Sukses International Tbk IMAS

5. PT. Indospring Tbk INDS

6. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 7. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk MASA

8. PT. Nipres Tbk NIPS

9. PT. Prima Aloy steel Universal Tbk PRAS 10. PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM Sumber :www.idx.co.id

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2008 : 57), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep seacara operasional adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Menurut Hamidi (2007:142)“Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur”. Penelitian ini melibatkan 4 variabel yang terdiri dari 3 variabel independen dan 1 variabel


(46)

33 dependen. Variabel dependen yakni cost of equity capital dan 3 variabel independen berupa intellectual capital, asetri informasi, dan nilai pasar ekuitas.

Tabel 3.3

Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Independen 1 : Intellectual Capital Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai

1. VACA = VA/CA 2. VAHU = VA/HC 3. STVA = SC/VA Ket :

VA : Vallue Added CA : Capital Employed HC : Human Capital SC : Structural Capital

Rasio

Independen 2 : Asetri Informasi Asimetri informasi adalah ketimpangan informasi antara manajer dengan pemegang saham, di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan pemegang saham atau stakeholder lainnya.

SPREADi,t = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) / 2} x 100

Ket :

ask,i : Harga saham tertinggi periode t bidi,t : Harga saham

terendah periode t

Rasio

Independen 3 : Nilai Pasar Ekuitas

nilai pasar ekuitas perusahaan diukur dengan menggunakan nilai kapitalisasi pasar pada satu bulan sebelum pengumuman laporan tahunan perusahaan

Nilai Pasar Ekuitas = jumlah saham beredar x harga penutupan

Rasio

Dependen : Cost of Equity Capital

Cost of equity capital adalah tingkat

r = ( Bt +Xt +1 – Pt ) / Pt


(47)

34 pengembalian

yang diharapkan oleh

investor pada suatu investasi modal dalam perusahaan

Ket :

r = cost of equity capital Bt = Nilai buku per

lembar saham periode t

Pt = Harga saham pada periode t

Xt+1= Laba per lembar saham periode t+1 Sumber : Olahan Peneliti

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan dalam periode pengamatan. Data penelitian diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor aneka industri dan industri bidang konsumsi melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id .

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung mengenai pengaruh masing–masing variabel bebas yang digunakan secara parsial ataupun simultan. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen, yaitu intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas terhadap cost of equity capital pada perusahaan otomotif yang Listed di BEI. Berikut adalah model analisis regresi berganda dalam penelitian ini :


(48)

35 Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + e

Keterangan :

Y = Cost of Equity Capital X1 = Intellectual Capital X2 = Asetri Informasi X3 = Nilai Pasar Ekuitas a = konstanta

b1,b2,b3 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

e = Tingkat kesalahan (standard error)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penlitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(49)

36 Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran umum sampel data. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi.Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Erlina (2008), uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode analisis melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan dengan melihat data.Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan grafik


(50)

37 histogram dan probability plot.Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu: A. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalahdengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian ,hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan ,khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

- Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(51)

38 Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik nonparametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman dalam pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut:

- Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka data terdistribusi normal.

- Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya.Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina, 2008). Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari VIF (Variance Inflation Factor), jika VIF 10 maka tingkat multikolinearitas dapat ditoleransi.Multikolinearitas dilihat juga melalui TOL (Tolerance).Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF.Tolerance (TOL) mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden


(52)

39 lainnya.Jadi multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya).Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini terjadi karena kesalahan pengganggu tidak bebas dari observasi lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.


(53)

40 Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson

Kriteria Pengujian Keputusan Kesimpulan 0 < d < dl Terjadi autokorelasi

positif

Tolak

dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif

Tidak Ada Keputusan

4-dl < d < 4 Terjadi autokorelasi negatif

Tolak

4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokoelasi negatif

Tidak Ada Keputusan

du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tidak Ditolak

Sumber : (Ghozali, 2005 : 96)S

3.8.2.4Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :


(54)

41 1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar

angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

3.8.3 Pengujian Hipotesis

3.8.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Tahap pengujian adalah sebagai berikut :

1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap dependen secara parsial.

2. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%

3. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 (α) maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap


(55)

42 struktur modal, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.

3.8.3.2 Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Tahap pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ha : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 , berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikan F (Sig F). 3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%.

4. Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria pengujian yaitu :

• Jika nilai sig F > 0.05, maka Ho diterima, artinya variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

• Jika nilai sig F ≤ 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan


(56)

43 3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variable independen terhadap variabel dependen.Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar variable independen dapat menjelaskan variabel dependen.Semakin besar koefisien determinasinya maka semakin baik variabel independent dalam menjelaskan variabel dependen.

Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0 < R2 < 1) koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


(57)

44 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data Penelitan

Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, dimana analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsof Exel, selanjutnya data yang sudah diolah akan dilakukan pengujian melalui uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Pengujian asumsi klasik dan hipotesis akan dilakukan menggunakan software SPSS. Dalam pengujian ini software yang digunakan adalah SPSS 17,0. Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan variable-variabel penelitian ke dalam software SPSS tersebut sehingga menghasilkan output-output sesuai dengan analisis data yang telah ditentukan, oleh karena dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan yang akan menjadi sampel sebanyak tiga puluh perusahaan-perusahaan.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian merupakan bagian dari hasil penelitian yang mempunyai fungsi untuk menggambarkan variabel independen (bebas) dan variabel dependen. Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini


(58)

45 Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif Data

Sumber : hasil olahan software SPSS 17 Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel independen berupa cost of equity capital pada perusahaan industry yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 1,40, nilai maksimum sebesar 232,82 dan nilai rata-rata sebesar 22,2341 dengan standar deviasi sebesar 44,32986.

2. Variabel independen berupa intellectual capital pada perusahaan industi yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 1,11 nilai maksimum sebesar 4,64 dan nilai rata-rata sebesar 3,0577 dengan standar deviasi sebesar 0,89851.

3. Variabel independen berupa asetri informasi pada perusahaan industri yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 22,33, nilai maksimum sebesar 194,00 dan nilai rata-rata sebesar 77,7750 dengan standar deviasi sebesar 44,11268.

4. Variabel independen berupa nilai pasar ekuitas pada perusahaan industri yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai


(59)

46 minimum sebesar 21,52,, nilai maksimum sebesar 33,36 dan nilai rata-rata sebesar 27,8671 dengan standar deviasi sebesar 2,86394.

4.2 .2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil, dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut.

• Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

• Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Apabila distribusi data tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data. Hasil uji normalitas untuk penelitian ini adalah :


(60)

47 Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas � atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,127, dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah � = 0,05. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,127, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi dan dapat dilakukan uji asumsi klasik lainnya.Pengujian asumsi normalitas dapat juga digunakan pendekatan analisis grafik, seperti histogram dan plot data.


(61)

48 Gambar 4.1

Uji Normalitas Histogram

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan.


(62)

49 Gambar 4.2

Uji Normalitas Grafik P-Plot

Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal.Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal dan dapat melanjutkan pengujian asumsi klasik lainnya.

4.2.2.2 Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) ada tidaknya gejala multikoliniearitas dilihat dengan menganalisa koefisen Variance Inflaction Factor (VIF) dan nilai Tolerance.Gangguan multikolinearitas tidak terjadi jika VIF dibawah 10.


(63)

50 Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : hasil olahan software SPSS 17

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari variable Intellectual capital adalah 1,110, nilai VIF dari variabel Asetri Informasi adalah 1,056, nilai VIF dari variabel Nilai Pasar Ekuitas adalah 1,057. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2006).Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson dengan asumsi jika nilai statistik Durbin-Watson -2 s/d +2, maka asumsi independensi terhadap residual (non-autokorelasi terpenuhi).Sebaliknya, bila nilai statistik Durbin-Watson < -2 atau > 2,


(64)

51 berarti asumsi independensi terhadap residual (non-autokorelasi) tidak terpenuhi.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

.

Sumber : hasil olahan software SPSS 17

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,45. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.(Field, 2009:230,


(65)

52 Ghozali, 2011:139). Field (2009:248, Ghozali, 2011:139) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas

Sumber : Hasil Olahan Software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(66)

53 4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisi regresi linier berganda dilakukan untuk mnegetahui pengaruh variabel independen yaitu Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital.

a. Persamaan Regresi

Dalam pengelolaan data dengan menggunakan regresi linier dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Sumber : hasil olahan software SPSS 17

Berdasarkan Tabel 4.5, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.


(67)

54 Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap cost of equity capital perusahaan sebagai berikut:

1. Koefisien konstanta sebesar 47,811 menunjukkan bahwa apabila variabel independen berupa intellectual capital, asetri informasi, dan nilai pasar ekuitas bernilai nol maka nilai cost of equity capital bernilai negative sebesar 47,811

2. Variabel intellectual capital memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 4,760. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1% dari variabel intellectual capital akan menurunkan cost of equity capital sebesar 4,760 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Variabel asetri informasi memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,457. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1% dari variabel asetri informasi akan menaikkan cost of equity capital sebesar 0,457 dengan asumsi variabel lain tetap.

4. Variabel nilai pasar ekuitas memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,759. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1% dari variabel nilai pasar ekuitas akan menaikkan cost of equity capital sebesar 1,759 dengan asumsi variabel lain tetap

b. Uji Determinan (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependennya. Nilai R2 diatas 0,5 dan mendekati satu berarti variabel-variabel independennya


(68)

55 memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut semakin kuat. Sebaliknya jika R2 mendekati nol maka akan semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel.

Tabel 4.6

Hubungan Antar Variabel

No Nilai Interpretasi

1 0,0-0,19 Sangat Tidak Erat

2 0,2-0,39 Tidk Erat

3 0,4-0,59 Cukup Erat

4 0,6-0,79 Erat

5 0,8-0,99 Sangat Erat

Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat terlihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi


(69)

56 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil uji analisis koefisien determinasi menunjukkan R sebesar 0,451 yang menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan cost of equity capital dengan intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas mempunyai hubungan sebesar 45,1%.

Nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,203. Nilai tersebut berarti intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas mempengaruhi secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel cost of equity capital sebesar 20,3%, sisanya sebesar 79,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

c. Uji Hipotesis 1. Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas nilainya konstan. Dalam Uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Variabel inetellectual capital, asetri infromasi, dan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap cost of equity capital.

Ha : Variabel inetellectual capital, asetri infromasi, dan nilai pasar ekuitas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap cost of equity capital.


(70)

57 -H0 diterima dan Ha ditolak jika nilai signifikansi (∝) lebih besar dari 0,05 - Ha diterima dan H0 ditolak jika nilai signifikansi (∝) lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.8

Hasil Uji Parsial ( Uji-t)

Sumber : hasil olahan software spss

Berdasarkan hasil uji-t pada Tabel 4.8, maka dapat disimpulkan hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. Diketahui nilai probabilitas dari variabel intellectual capital adalah 0,605. Karena nilai probabilitas intellectual capital, yakni 0,605, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara intellectual capital dengan variabel cost of equity capital tidak berpengaruh signifikan secara statistik.

2. Diketahui nilai probabilitas dari asetri informasi adalah 0,018. Karena nilai probabilitas asetri informasi, yakni 0,018, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang


(71)

58 terjadi antara asetri informasi dengan variabel cost of equity capital berpengaruh signifikan secara statistik.

3. Diketahui nilai probabilitas dari variabel nilai pasar ekuitas adalah 0,533. Karena nilai probabilitas nilai pasar ekuitas, yakni 0,533, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara nilai pasar ekuitas dengan variabel cost of equity capital tidak berpengaruh signifikan secara statistik,.

2. Uji F

Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

• Jika nilai sig F > 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

• Jika nilai sig F < 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.

Hasil pengujian pada Uji-F dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9


(72)

59 Sumber : hasil olahan software SPSS

Cara pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas � dengan nilai tingkat signifikansi, yakni �. Jika nilai probabilitas � ≥ tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini �= 5%, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, akan tetapi jika nilai probabilitas � < tingkat signifikansi

�= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa minimal terdapat satu variabel

independent yang mempengaruhi variable cost of equity capital.

Berdasarkan Tabel 4.9, karena nilai probabilitas, yakni 0,043 lebih kecil dari nilai tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka minimal terdapat satu variabel bebas yang pengaruhnya signifikan secara statistik terhadap cost of equity capital pada tingkat signifikansi 5%. Dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang terdiri dari intellectual capital, asetri informasi dan nilai pasar ekuitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap cost of equity capital.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial intellectual capital tidak berpengaruh terhadap cost of equity capital, terbukti ari hasil uji-t adalah 0,605. Karena nilai probabilitas intellectual capital, yakni 0,605, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara intellectual capital dengan variabel cost of equity


(1)

70

Lampiran 2

Data Mentah Perusahaan

Perusahaan

Intellectual

Capital Asetri Informasi

Nilai Pasar Ekuitas

Cost of Equity Capital Tahun 2011

PT. Astra Internasional Tbk 3,76 50,66 31,0308 45,25

PT. Astra Otoparts Tbk 3,23 144,43 30,1626 13,86

PT. Indo Kordsa Tbk 2,57 27,62 27,598 4,64

PT. Indomobil Sukses

International Tbk 4,24 77,67 29,8113 7,74

PT. Indospring Tbk 4,29 131,38 26,526 2,58

PT. Multi Prima Sejahtera 3,41 66,08 24,5681 11,37

PT. Multistrada Arah

Sarana Tbk 1,96 80,70 28,7498 1,40

PT. Nipres Tbk 3,29 40,00 21,5208 8,19

PT. Prima Aloy steel

Universal Tbk 3,43 90,20 25,075 1,40

PT. Selamat Sempurna Tbk 3,35 41,30 28,3029 5,06

Tahun 2012

PT. Astra Internasional Tbk 4,46 170,90 33,3601 52,97

PT. Astra Otoparts Tbk 3,02 27,56 30,247 15,95

PT. Indo Kordsa Tbk 3,73 61,95 25,6285 7,18

PT. Indomobil Sukses

International Tbk 3,61 116,77 30,3159 9,59

PT. Indospring Tbk 4,01 71,77 27,3813 3,03

PT. Multi Prima Sejahtera 3,36 137,09 25,8143 13,25

PT. Multistrada Arah

Sarana Tbk 1,28 72,00 29,0499 1,81

PT. Nipres Tbk 2,75 58,95 21,5474 10,56

PT. Prima Aloy steel

Universal Tbk 1,74 90,32 25,7335 4,03

PT. Selamat Sempurna Tbk 3,27 28,9217 6,31

Tahun 2013


(2)

71

PT. Multi Prima Sejahtera 2,42 82,76 25,3891 13,43

PT. Multistrada Arah

Sarana Tbk 1,11 34,21 28,9068 5,82

PT. Nipres Tbk 2,78 194,00 26,1755 232,82

PT. Prima Aloy steel

Universal Tbk 1,84 126,63 25,5884 3,88


(3)

72

Lampiran 3


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Komponen Pembentuk Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI

1 5 7

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010 - 2012.

0 4 14

PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL.

0 3 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL.

0 4 10

PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL.

2 14 40

Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela, Beta Pasar, dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Terhadap Cost of Equity Capital Pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela, Beta Pasar dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 21

Pengaruh Nilai Pasar Ekuitas, Leverage dan Voluntary Disclosure terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ45 di BEI

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Cost of Equity Capital - Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)

0 0 20

Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)

0 0 11