Pengertian Sistem Pengendalian Intern

5 Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan penyelesaian audit 6 Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi 7 Untuk menjadi sarana bagi auditor eksternal dalam mengevaluasi pekerjaan audit internal dan kemudian menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem kontrol internal organisasi 8 Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya 9 Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit internal 10 Menjadi bagian dokumentasi

E. Sistem Pengendalian Intern Perusahaan

1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Suatu sistem merupakan subjek dari kesalahan-kesalahan, kecurangan- kecurangan, dan penyelewengan-penyelewengan umum lainnya, maka untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dan ingin membentuk suatu sistem tersebut dilengkapi dengan suatu pengendalian yang berguna untuk mencegah atau menjaga hal-hal yang negatif tersebut. Sedangkan pengendalian intern adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka meningkatkan kemungkinan tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, pengendalian dirancang dalam rangka untuk menjamin agar organisasi dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan standar atau rencana yang ditetapkan Institute of Internal Auditors, 1993. Contoh pelaksanaan kegiatan pengendalian antara lain meliputi penggunaan anggaran biaya atau anggaran penjualan, penggunaan passwords computer, atau bahkan penggunaan kunci gembok gudang atau perkantoran. Untuk itu sebelum mengemukakan dan membahas tentang sistem pengendalian intern, di sini akan dijelaskan beberapa definisi umum mengenai sistem pengendalian intern yang di kemukakan oleh beberapa ahli: Menurut Widjajanto 2001:18, “Pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: 1 mengamankan aktiva perusahaan, 2 mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, 3 meningkatkan efisiensi, dan 4 mendorong agar kebijakan manajemen di patuhi oleh segenap jajaran organisasi”. Mulyadi 2002:180 menyatakan bahwa: “Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi”. Menurut Guy, Alderman, Winters 2002:2206 pada SAS No 55 mendefinisikan: “Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personil lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak dalam pencapaian tujuan kategori- kategori berikut: 1 keandalan reliabilitas laporan keuangan, 2 ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3 efektifitas dan efisiensi operasi”. Secara definisi, pengertian sistem pengendalian intern adalah suatu kumpulan pengendalian yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa perusahaan mampu memenuhi beberapa sasaran sebagai berikut: 1 meningkatkan reliabilitas dan integritas informasi, 2 memenuhi kebijakan atau rencana yang ditetapkan serta hukum yang berlaku, 3 mengamankan kekayaan perusahaan, 4 meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan 5 memenuhi tujuan yang ditetapkan Institute of Internal Auditors, 1993. Dengan demikian, apabila suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kelima tujuan di atas, maka perusahaan tersebut akan menerima risiko, sanksi, atau akibat yang sangat merugikan. Oleh karena itu, suatu sistem pengendalian intern yang berhasil disusun atau dirancang dengan baik merupakan sistem pertahanan efektif terhadap kemungkinan terjadinya berbagai risiko yang diperkirakan akan terjadi. Agar suatu sistem pengendalian intern dapat berjalan dengan efektif , suatu sistem pengendalian intern yang akan diterapkan oleh suatu organisasi usaha sekurang-kurangnya harus memperhatikan tiga elemen sebagai berikut: 1 lingkungan pengendalian, 2 sistem akuntansi, dan 3 prosedur pengendalian individual Hermanson dan Hermanson, 1994:29. Lingkungan pengendalian meliputi struktur organisasi perusahaan, filosofi dan gaya operasi manajemen management’s operating style, praktik kerja yang biasa digunakan karyawan, dan metode penetapan otoritas serta pertanggungjawaban karyawan. Sementara itu, sistem akuntansi yang dirancang oleh perusahaan dimaksudkan untuk melaksanakan identifikasi, pencatatan, dan pelaporan secara akurat setiap transaksi yang terjadi didalam perusahaan. Sedangkan prosedur pengendalian meliputi penetapan peraturan dan kebijakan yang disusun secara rinci, misalnya: otorisasi transaksi, pemisahan tugas, pendokumentasian, pengawasan kekayaan perusahaan secara fisik, dan penilaian kinerja secara independen.

2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern