Proses Akuntansi Akuntansi Perbankan Syariah

mereka bekerja. Hal ini berhubungan dengan permintaan gaji dan upah serta bonus mereka. f. Kelompok konsumen. Mereka juga tertarik dengan informasi akuntansi yang menggambarkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan. g. Manajemen pemimpin perusahaan. Merupakan pihak yang paling banyak berhubungan dengan informasi akuntansi. Berdasarkan informasi ini pihak manajemen membuat keputusan-keputusan yang secara langsung akan mempengaruhi operasi perusahaan

2. Proses Akuntansi

Dalam menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan memerlukan suatu proses yang terdiri atas beberapa aktivitas akuntansi. Proses akuntansi ini akan terjadi secara berulang dan berkelanjutan pada periode-periode akuntansi berikutnya. Oleh karena itu proses akuntansi ini disebut dengan siklus akuntansi accounting cycle. Secara sistematis, langkah-langkah dalam proses akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 PROSES AKUNTANSI 12 12 Alfonsus Sirait, Intermediate Accounting, Tim Penerjemah Penerbit Erlangga Jakarta: Erlangga, 1992, cet.ke-4, hal. 67 Langkah 1 Dokumen Usaha dianalisis Langkah 2 Transaksi dicatat dalam Buku Jurnal Langkah 3 Transaksi diposkan ke Buku Besar Neraca Lajur Langkah 4 Neraca Saldo Langkah 5 Penyesuaian Langkah 6 Laporan Keuangan Langkah 7 Ayat Jurnal Penutupan Langkah 8 Neraca Saldo setelah Ayat Jurnal Penutup Langkah 9 Ayat Jurnal Balik Apabila bank syariah atau perusahaan modern telah mempergunakan komputer dalam penataan akuntansinya, yang diketahui oleh pada pelaksana hanya kode transaksi debet dan kode transaksi kredit, bahkan terdapat beberapa transaksi yang jurnalnya dilakukan secara otomasi oleh komputer, dan akhirnya pelaksana hanya mengetahui cetakan seperangkat laporan keuangan. Proses atau siklus akuntansi yang penataan akuntansinya dilakukan komputer dapat digambarkan sebagai berikut: Proses Siklus Akuntansi 13 Gambar 2.2 Siklus Akuntansi melalui Komputer 13 Alfonsus Sirait, hal. 68. Data Dasar Jurnal Buku Besar Neraca Percobaan Laporan Keuangan

3. Akuntansi Perbankan Syariah

Bank syariah yang pertama kali muncul pada tahun 1992 saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada tahun 1990-an jumlah bank yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah masih berjumlah belasan, maka pada awal tahun 2008 jumlah bank syariah telah menjadi 31 bank. 14 Meskipun demikian, menurut Muhammad untuk mendorong seseorang menginvestasikan dananya di bank syariah, sangatlah penting membangun kepercayaan calon nasabah terhadap bank syariah. Salah satu prasyarat untuk mengembangkan kepercayaan adalah ketersediaan informasi yang mampu meyakinkan calon nasabah bahwa bank syariah dapat mencapai tujuan investasi yang dilakukan oleh calon nasabah. Diantara sumber-sumber informasi yang penting, laporan keuangan bank syariah yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang sesuai dengan karakter bank syariah menjadi sumber informasi yang berguna untuk memberikan gambaran tentang perkembangan dan kemampuan bank syariah dalam mengelola dana nasabah. Dari pendapat Muhammad diatas jelas bahwa akuntansi bank syariah menjadi hal yang penting agar bank syariah dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh nasabah. Ini sejalan dengan pendapat Antonio yang memasukkan “standar akuntansi, audit dan pelaporan” sebagai salah satu 14 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah BI, Februari 2008 ketentuan dari 4 ketentuan yang dianggap dapat mendukung bank syariah agar dapat beroprasi secara efektif dan efisien.

4. Tujuan Akuntansi dan Laporan Keuangan Bank Syariah