Pengolahan Data Karakteristik Responden Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

sehingga dapat diketahui tingkat persepsi dari tiap responden. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan data persepsi responden laki-laki dengan responden perempuan. Proses pembentukan persepsi melalui tiga mekanisme, yaitu: seleksi, penafsiran dan pengorganisasian. Persepsi yang positif akan menghasilkan sikap yang positif juga. Untuk mencapai sikap yang positif, persepsi didukung dengan adanya motivasi, pengetahuan dan partisipasi masyarakat. Analisis yang digunakan untuk mengukur motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap masyarakat terhadap Tahura, yaitu: analisis deskriptif dengan mengajukan pertanyaan terstruktur dalam wawancara pada setiap responden. Sehingga, terlihat kaitan antara motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap terhadap persepsi masyarakat.

3.7.2 Pengolahan Data Karakteristik Responden

Data karakteristik dari tiap responden diolah untuk menentukan skor dari tiap kategori. Pada tiap data karakteristik terdapat, antara lain: 1 Variable Faktor Internal, 2 Kategori, 3 Peringkat, dan 4 Dasar Pengukuran. Nilai peringkat diambil dari nilai skala satu sampai lima. Pada skor lima biasanya didasarkan dengan adanya tingkat dengan nilai tinggi pada suatu kategori yang banyak di anggap mewakili suatu variable faktor internal pada data karakteristik di masyarakat. Sedangkan, pada dasar pengukuran dimaksudkan bahwa sebaran tiap kategori pada responden rata-rata yang bisa dijadikan acuan untuk menentukan ranking pada tiap variable faktor internal. Skor tersebut akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya yaitu untuk mengetahui peubah yang mempengaruhi persepsi untuk lebih jelasnya data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pengolahan data karakteristik responden No Variable Faktor Internal Kategori Peringkat Dasar Pengukuran 1. Umur 1. 30 – 39 Tahun 2. 40 – 49 Tahun 3. 50 – 59 Tahun 4. 60 – 69 Tahun 5. 70 tahun 5 4 3 2 1 Sebaran Contoh 2. Tingkat Pendidikan 1. Tidak Sekolah 2. Sekolah Dasar 3. Sekolah Menengah Pertama 4. Sekolah Menengah Atas 5. Perguruan tinggi 1 2 3 4 5 Sebaran Contoh 3. Pekerjaan Pokok 1. PensiunanRumah Tangga 2. Wiraswasta 3. Pegawai Negri 4. Pegawai Swasta 1 2 3 4 Sebaran Contoh 4. Jarak Tempat Tinggal ke lokasi Tahura 1. Dekat 2. Sedang 3. Jauh 3 2 1 Sebaran Contoh 5. Jumlah Tanggungan Keluarga 1. 0 – 1 orang 2. 2 – 3 orang 3. 4 orang 1 2 3 Sebaran Contoh 6. Pendapatan 1. Rp 0 – Rp 2.000.000 2. Rp 2.100.000 – Rp 4.000.000 3. Rp 4.100.000 – Rp 6.000.000 4. Rp 6.100.000 – Rp 8.000.000 5. Rp 8.100.000 1 2 3 4 5 Sebaran Contoh

3.7.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, data diolah dengan analisis korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS 16.0 FOR WINDOWS karena data tersebut berupa data kuantitatif. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variable, yaitu variable bebas dan variable tergantung dalam skala ordinal non-parametik. Walpole 1995 dalam Susiantik 1998. Rumus korelasi ini adalah : 1 6 ∑ 1 Keterangan : r s = Korelasi Spearman n = Banyaknya pasangan data d i = Jumlah selisih antara peringkat bagi xi dan yi Variable tergantung yang akan di uji adalah persepsi dan variable bebasnya adalah faktor internal yang diduga mempengaruhi persepsi. Faktor internal terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, jarak, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan. Adapun wawancara terstruktur kepada setiap responden laki-laki dan perempuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi, pengetahuan, partisipasi dan sikap terhadap kawasan Tahura. Hasil wawancara tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan deskriptif secara terstruktur dengan membandingkan hasil jawaban responden laki-laki dan perempuan. Penjelasan deskriptif ini bertujuan melihat sejauh mana pemahaman masyarakat tentang kawasan Tahura agar dapat mendukung pembentukan persepsi yang positif di masyarakat. Hasil uji korelasi dapat menghasilkan angka positif + dan negatif -. Jika korelasi menghasilkan angka positif, maka hubungan kedua vaiable bersifat searah, artinya jika variable bebas besar maka variable tergantung juga besar. Jika menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variable tersebut tidak searah, artinya jika variable bebas besar maka variable tergantung akan kecil. Angka korelasi yang dihasilkan berkisar antara 0 sd 1, dengan ketentuan jika angka mendekati satu maka hubungan variable semakin kuat dan jika angka mendekati 0 maka hubungan variable semakin lemah. Menurut Sarwono 2006, agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan maka diperlukan kriteria yang menunjukkan korelasi kuat atau lemah, yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tingkatan keeratan hubungan antar variable Interval Koefisien Tingkat hubungan 0 – 0,25 Korelasi sangat lemah 0,25 – 0,5 Korelasi cukup 0,5 – 0,75 Korelasi kuat 0,75 – 1 Korelasi sangat kuat Sumber: Sarwono 2006 Setelah dilihat korelasinya kemudian dilakukan penarikan kesimpulan apakah asumsi dapat diterima atau ditolak dengan melihat nilai P value. 1. Jika P value Sig 2-taled 0,05 maka tolak H o dan terima H 1 pada α = 5 2. Jika P value Sig 2-taled 0,05 maka terima H o dan tolak H 1 pada α = 5 Asumsi yang digunakan pada penelitian ini: H o = Tidak ada hubungan yang signifikan antara variable yang diuji H 1 = Terdapat hubungan yang signifikan antara variable yang diuji Selanjutnya dengan kesimpulan tersebut, maka ditentukan variable yang erat. BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Georafis