itu, perusahaan ini juga melakukan program pengembangan wirausaha seperti di Komoro dan Timika.
145
5.
PT Lumpo Painan PT. Lumpo merupakan perusahaan pertambangan eksploitasi penambangan
batu-bara, menyadari betul akan rentan terhadap isu-isu lingkungan dan kesehatan. Sehingga dalam kegiatannya, PT. Lumpo berkomitmen untuk
mengutamakan keselamatan dan berpartisipasi mengembangkan masyarakat di sekitar kegiatan pertambangan. PT. Lumpo dalam melaksanakan CSR
hanya bersifat insidental dengan memberikan sumbangan atau bersifat kederrmawanan yang pada umumnya melakukan kegiatan karitatif, filantropis
dan menyelenggarakan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat community development. Bentuk konkritnya pelaksanaan CSR
PT. Lumpo yaitu membuat Dam Batang Kalupo setinggi 1 Meter dengan panjang Dam 500 M.
146
C. Hambatan dalam Penerapan Corperate Social Responsibility CSR
dalam Kegiatan Usaha Pertambangan
Timbulnya konflik sosial pada berbagai wilayah industri pertambangan memberikan kesadaran baru terutama kepada pemerintah dan industri
pertambangan perlunya menciptakan harmonisasi hubungan antar masyarakat
145
Ginanjar Rahmat, “Corporate Social Responsibility CSR”, http:ginooo.wordpress.com
, terakhir kali diakses tanggal 9 September 2010.
146
Anda Lusia “The Corporate Social Responsibility CSR Execution Of Company By Financial Investment Company In West Sumatra”,
http:www.repository.unand.ac.id , terakhir
kali diakses tanggal 20 September 2010.
Universitas Sumatera Utara
dengan usaha pertambangan. Yaitu, melalui konsep CSR dengan salah satu programnya yaitu program community development. Didalam praktek beberapa
perusahaan tambang memang telah melaksanakan community development sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar,
seperti kesehatan masyarakat, pengembangan pendidikan, pengembangan pertanian dan usaha lokal, serta pembangunan prasarana.
147
Namun digalakkannya konsep dan program tersebut oleh sekelompok masyarakat dipahami atau dinilai sebagai tindakan reaksi dari berbagai aksi
kekecewaan masyarakat terhadap usaha pertambangan yang semakin marak akhir- akhir ini. Sehingga cenderung bersifat tambal sulam, tidak sistimatis. Maraknya
tuntutan terhadap usaha pertambangan atau konflik antara korporasi dengan komunitas lokal melalui berbagai aksi dari kelompok masyarakat akhir-akhir ini
paling tidak disebabkan oleh dua hal yaitu:
148
1. Manfaat usaha pertambangan tidak langsung dirasakan oleh masyarakat;
2. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik dan hakikat usaha
pertambangan dan CSR. Persoalannya, CSR di dalam kegiatan usaha pertambangan tentunya
berbeda dengan sektor usaha lainnya diluar pertambangan. Bagi sektor pertambangan persoalan CSR merupakan hal yang mutlak sudah direncanakan
dari mulai tahap pra kontrak baik itu kontrak karya, perjanjian usaha
147
“Corporate Social Responsibility CSR Perseroan Terbatas Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Sebagai Implikasi Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007”,
http:www.lawskripsi.com , terakhir kali diakses tanggal 1 September 2010.
148
“Corporate Social Responsibility CSR Perseroan Terbatas Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Sebagai Implikasi Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007”,
http:www.lawskripsi.com , terakhir kali diakses tanggal 1 September 2010.
Universitas Sumatera Utara
pertambangan maupun kontrak karya pengusahaan batubara. Selama ini implementasi CSR dalam kegiatan usaha pertambangan diterapkan dalam bentuk
program community development, namun payung hukum dari program community development
ini lebih didasarkan pada klausula dalam perjanjian kontrak tersebut ketimbang berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan yang mewajibkan,
sehingga lebih terkesan sebagai sebuah hubungan hukum yang bersifat keperdataankontraktual antara perusahaan dengan pemerintah sehingga
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi bersifat perbuatan wanprestasi yang kemudian hanya dikenai sanksi ganti rugi atau damai.
149
A. Kesimpulan BAB V