5. Penempelan atau Pemberian Segel Sita
Atas barang yang disita dapat ditempel atau diberi segel sita. Hal tersebut dimaksudkan sebagai pengumuman bahwa penyitaan telah dilaksanakan, baik
dihadiri ataupun tidak dihadiri oleh Penanggung Pajak.
C. Surat Pencabutan Sita
Berdasarkan Surat Pencabutan Sita yang ditebitkan oleh Pejabat, pencabutan sita dilaksanakan apabila :
1. Penanggung Pajak telah melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak; atau 2. Adanya putusan pengadilan, yaitu putusan hakim dari peradilan umum,
misalnya putusan atas sanggahan pihak ketiga terhadap kepemilikan barang yang disita; atau
3. Adanya putusan badan peradilan pajak, misalnya putusan atas gugatan penanggung pajak terhadap pelaksanaan sita; atau
4. Ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia atau keputusan kepala daerah, misalnya karena adanya sebab-sebab di luar
kekuasaan Pejabat yang bersangkutan, seperti objek sita terbakar, hilang, atau musnah.
Apabila penyitaan dilaksanakan terhadap barang yang kepemilikannya terdaftar, tindasan Surat Pencabutan Sita disampaikan kepada instansi tempat
barang tersebut terdaftar. Hal tersebut dimaksudkan agar instansi yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan mengetahui bahwa penyitaan terhadap barang dimaksud telah dicabut sehingga penguasaan barang dikembalikan kepada Penanggung Pajak.
Misalnya dalam hal penyitaan tanah dan bangunan, tindasan Surat Pencabutan Sita disampaikan kepada Badan Pertahanan NasionalKantor Pertanahan.
D. Biaya Penyitaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa, pada pasal 16 angka 1 bahwa besarnya biaya penagihan pajak adalah Rp 50.000.000,00 lima puluh ribu rupiah untuk setiap pemberitahuan Surat Paksa
dan Rp 100.000,00 seratus ribu rupiah untuk setiap pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
Biaya pelaksanaan penyitaan meliputi empat hal yaitu : a. Biaya harian Jurusita
b. Biaya harian saksi pertama c. Biaya harian saksi kedua
d. Biaya perjalanan
E. PelelanganPenjualan Aset Sitaan
Apabila utang pajak danatau biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan penyitaan, pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang
Universitas Sumatera Utara
terhadap barang yang disita melalui Kantor Lelang. Sekalipun Penanggung Pajak telah melunasi utang pajak, tetapi apabila belum melunasi biaya penagihan pajak,
penjualan secara lelang terhadap barang yang telah disita tetap dapat dilaksanakan.
Namun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan lelang, setiap penjualan secara lelang harus didahului dengan Pengumuman Lelang.
1. Waktu Pelelangan
Penjualan secara lelang terhadap barang yang disita dilaksanakan paling singkat 14 empat belas hari setelah pengumuman lelang melalui media massa.
Sedangkan pengumuman lelang dilaksanakan paling singkat 14 empat belas hari setelah penyitaan.
2. Persiapan Lelang
3.1 Sebelum lelang dilaksanakan, Kepala KPP yang bertindak sebagai penjual atas barang yang disita menerbitkan Surat Permintaan Tanggal dan Jadwal Waktu
Pelelangan untuk mengajukan permintaan lelang secara tertulis disertai dokumen-dokumen lain diisyaratkan kepada Kepala Kantor Lelang.
3.2 Jurusita menyiapkan Berkas-berkas Penagihan yang terdiri dari : a.
STP, SKPKB, SKPKBT, SPPT, SKP, SKPT, STB, SKBKB, SKBKBT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Peninjauan Kembali;
Universitas Sumatera Utara
b. Surat Setoran Pajak atau bukti transaksi pembayaran pajak
c. Surat Teguran
d. Surat Paksa
e. Laporan Surat Paksa
f. Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
g. Pemberitahuan Penyitaan Barang Tidak Bergerak atas nama Wajib
PajakPenanggung Pajak h.
Berita Acara Pelaksanaan Sita i.
Permintaan jadwal, waktu, dan tempat pelelangan j.
Surat Pemberitahuan akan Dilakukan PelelanganKesempatan Terakhir k.
Bukti-bukti pemilikan dari barang-barang yang disita, antara lain untuk pelaksanaan tanah atau tanah dan bangunan dilengkapi dengan:
1. Surat Keterangan Tanah dari Kantor PertanahanBPN apabila kepemilikan tanah sudah terdaftar; atau
2. Surat Keterangan dari Kepala DesaLurah yang menerangkan status kepemilikan dan selanjutnya Kepala KLN meminta Surat Keterangan
Tanah dari Kantor Pertanahan. 3. Daftar Perincian utang pajak terdiri dari pokok pajak, bungadenda
dan biaya penagihan.
3. Pengumuman Lelang
4.1 Waktu Pelaksanaan Pengumuman Lelang Pengumuman lelang dilakukan apabila hari, tanggal, dan jam lelang
telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Kepala KPP menerbitkan Pengumuman Lelang paling singkat 14 empat belas hari setelah penyitaan, melalui surat kabar harian, selebaran atau
tempelan yang mudah dibaca oleh umum danatau media elektronik termasuk internet di wilayah kerja Kantor Lelang tempat barang yang
akan dijual.
4. Pelaksanaan Lelang
5.1 Penjualan secara lelang terhadap barang yang disita dilaksanakan paling singkat 14 empat belas hari setelah pengumuman lelang melalui media
massa. Aturan tersebut dimaksudkan untuk member kesempatan kepada
penanggung pajak melunasi utang pajaknya sebelum pelelangan terhadap barang yang disita dilaksanakan.
5.2 Kepala KPP bertindak sebagai penjual barang yang disita mengajukan permintaan lelang kepada Kantor Lelang sebelum pelaksanaan lelang
5.3 Kepala KPP menentukan nilai limit dan diserahkan kepada pejabat lelang selambat-lambatnya pada saat akan dimulainya pelaksanaan
lelang 5.4 Kepala KPP atau mewakilinya menghadiri pelaksanaan lelang untuk :
a. menentukan dilepas atau tidaknya barang yang dilelang apabila harga penawaran yang diajukan oleh calon pembeli lebih rendah dari limit
yang ditentukan,
Universitas Sumatera Utara
b. menghentikan lelang apabila hasil lelang sudah cukup untuk melunasi utang pajak dan atau biaya penagihan pajak,
c. menandatangani asli Risalah Lelang 5.5 Kepala KPP, Kepala Seksi Penagihan dan Jurusita Pajak, termasuk istri,
keluarga sedarah dan semenda dalam keturunan garis lurus, serta anak angkat; tidak diperbolehkan membeli barang sitaan yang dilelang.
5.6 Lelang tetap dapat dilaksanakan meskipun : a. Wajib Pajak sedang mengajukan keberatan dan belum memperoleh
keputusan keberatan b. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak hadir
5.7 Lelang tidak dilaksanakan dalam hal : a. Wajib PajakPenanggung Pajak telah melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak b. Terdapat putusan pengadilan
c. Objek lelang musnah 5.8 Pejabat harus menghentikan pelaksanaan lelang meskipun barang yang
akan dilelang masih ada apabila hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak. Sisa
barang dan kelebihan hasil lelang harus dikembalikan kepada Penanggung Pajak paling lambat 3 hari setelah pelaksanaan lelang.
5.9 Penggunaan hasil lelang terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan pajak dan sisanya untuk membayar utang pajak.
Universitas Sumatera Utara
5.10 Biaya penagihan pajak ditambah 1 dari : a. Hasil penjualan barang yang dikecualikan dari penjualan secara
lelang b. Pokok lelang dari penjualan secara lelang.
Setiap tahun seksi penagihan membuat laporan penagihan yang dilakukan oleh petugas penagihan. Berikut ini tentang laporan kegiatan penagihan
perkembangan penunggakan pajak pada KPP Pratama Medan Polonia.
Tindakan Penagihan Aktif yang dilakukan KPP Pratama Medan Polonia
No Keterangan
Lembar Pencairan
2011 2012
2011 2012
1 Surat Teguran
523 430
340.513.696 1.265.918.826
2 Surat Paksa
251 452
1.468.025.480 645.791.827
3 SPMP
9 9
340.692.424 807.688.676
4 Lelang
- 1
- 7.500.000
5 Pemblokiran
6 2
256.869.659 3.129.666.481
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Dari data diatas, dapat dilihat bahwa SPMP yang diterbitkan pada tahun
2011 dan 2012 jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah dari dikeluarkannya Surat Teguran dan Surat Paksa. Hal ini disebabkan karena pada saat pengeluaran Surat
Paksa yang mana tindak lanjut setelah dikeluarkannya Surat teguran, wajib pajak yang merespon atau menanggapi surat tersebut sudah langsung membayar utang
Universitas Sumatera Utara
pajaknya. Sehingga wajib pajak yang mendapat SPMP adalah yang belum melunasi utang pajaknya. Pelaksanaan sita pada tahun 2011 dan 2012 tidak
banyak karena adanya kendala dalam penentuan objek sita yang sudah tidak ditemukan atau tidak ada lagi.
F. Kendala-kendala Jurusita Pajak dalam Melakukan Penyitaan
1. Jurusita tidak diperbolehkan masuk kedalam rumah Dalam melakukan penyitaan, adakalanya Jurusita tidak diperbolehkan masuk
kedalam rumah wajib pajak atau penanggung pajak. Apabila di dalam rumah tersebut tidak terdapat seorang pun di dalamnya, maka pelaksanaan penyitaan
ditunda, tetapi apabila ada penghuninya, jurusita pajak dapat tetap masuk ke dalam rumah tersebut, tetapi tidak dengan kekerasan karena akan di ancam
pasal 429 KUHP yaitu ancaman penjara paling lama 1 tahun 4 bulan. 2. Jurusita tidak diperbolehkan menyita barang Wajib Pajak Penanggung Pajak
Adakalanya Wajib Pajak atau penangung pajak berusaha untuk menyembunyikan barang-barangnya agar terhindar dari penyitaan, oleh
karena itu Jurusita Pajak harus berusaha memberikan penjelasan dan pengertian kepada Penanggung Pajak mengenai penyitaan yang dilakukan
hanyalah sebagai jaminan pelunasan utang pajak, dan apabila utang pajak dilunasi maka barang penanggung pajak yang disita tidak akan dilelang dan
akan dikembalikan kepada penanggung pajak. 3. Wajib PajakPenanggung Pajak tidak mau menandatangani BAPS
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini BAPS yang dibuat oleh Jurusita Pajak tidak mau ditandatangani oleh penanggung pajak atau wakilnya. Dengan demikian Jurusita Pajak harus
mencantumkan penolakan tersebut didalam Berita Acara Pelaksanaan Sita. Dalam hal ini BAPS tetap dianggap sah.
4. Pembuktian barang-barang yang bukan milik penanggung pajak Pada saat melakukan penyitaan ada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang
mengatakan bahwa sebagian barang yang disita bukan merupakan miliknya. Dalam hal ini penanggung pajak harus memberikan bukti bahwa memang
benar barang tersebut bukan merupakan miliknya. 5. Kurangnya keamanan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama terhadap Jurusita
Pajak saat melakukan penyitaan.
G. Hak dan Kewajiban Penanggung Pajak Saat Dilakukan Penyitaan