Latar Belakang Pengaruh Tekanan Darah Pada Perokok Di Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah 6 juta adalah disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen peringkat ketiga menjadi 16 persen peringkat pertama. Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung serta hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan angka kesakitan yang tinggi. Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20. Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18 pada tahun 1997, di mana hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, 83 per 1.000 anggota rumah tangga, pada tahun 2000 sekitar 15-20 masyarakat Indonesia menderita hipertensi Departemen Kesehatan RI, 2003. Pada keadaan merokok, pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah Universitas Sumatera Utara meningkat. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Rokok juga akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah Wardoyo, 1996. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali per menit Sitepoe, M., 1997. Hal ini disebabkan oleh zat-zat berbahaya yang terkandung dalam asap rokok seperti karbon monoksida CO. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer. Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 14090 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140-159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90-99 mmHg. Diklasifikasikan menderita hipertensi stadium II apabila tekanan sistoliknya lebih 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangkan hipertensi stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg Sustrani, L., 2004. Berdasarkan alasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh tekanan darah pada perokok di kalangan mahasiswa lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah