Bagi Institusi Manfaat Penelitian
9
pecah dan mengeluarkan oosit. Tepat sebelum fase ovulasi, estrogen mencapai titik maksimum dan merangsang hipotalamus dan hipofisis
anterior untuk sekresi LH, sehingga pada fase ovulasi terjadi lonjakan LH Luteinezing Hormone yang mencapai puncaknya. Sekresi inhibin
pada fase ovulasi menghambat sel penghasil FSH di hipotalamus anterior. Oleh karena itu pada fase ovulasi hanya LH yang meningkat
pesat. Peningkatan estrogen sebelum fase ovulasi juga berperan dalam kontraksi miometrium dan tuba uterin sehingga mempermudah
transport sperma menuju tempat pembuahan.
11
Pecahnya folikel memulai terjadinya fase luteal. Folikel yang pecah membentuk korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan banyak
progesteron dan sedikit estrogen ke dalam darah dibawah pengaruh LH Luteinezing Hormone. Ketika kadar estrogen meningkat pada fase
luteal, hormon ini dapat memberikan umpan balik positif ke hipotalamus dan hipofisis anterior sehingga dapat mensekresikan LH
dan FSH, tetapi peranan hormon estrogen tidak berefek hal ini disebabkan adanya hormon progesteron yang mendominasi pada fase
luteal. Ketika kadar progesteron meningkat, hormon tersebut memberikan umpan balik negatif ke hipotalamus dan hipofisis anterior
untuk menurunkan sekresi FSH dan LH. Sehingga pada fase luteal terjadi penurunan FSH dan LH.
11
Sekresi progesteron berperan penting mempertahankan uterus ketika terjadi implantasi pada ovum yang dibuahi. Ketika ovum yang
dibebaskan tidak dibuahi oleh sperma dan tidak terjadi implantasi, maka dalam waktu 14 hari korpus luteum akan berdegenerasi. Sel-sel
luteal berdegenerasi dan difagositosis, lalu jaringan ikat masuk untuk membentuk korpus albikans. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi,
kadar progesteron dan estrogen plasma menurun drastis. Dengan menurunnya kedua hormon tersebut terutama progesteron, dapat
menghilangkan inhibisi di hipotalamus dan hipofisis anterior, sekresi FSH dan LH berlanjut dan merangsang kembali pembentukan folikel-
folikel baru.
11
10
Apabila ovum yang dibebaskan dibuahi dan terjadi implantasi, maka korpus luteum terus tumbuh. Korpus luteum menghasilkan
progesteron dan sedikit estrogen untuk menopang janin, sampai plasenta dengan sendirinya mengambil alih fungsi dari korpus luteum.
Terdapat beberapa fungsi dari progesteron, yaitu progesteron bekerja pada endometrium dengan membuat lapisan endometrium kuat dan
menjaga pertumbuhan ovum yang dibuahi. Selain itu juga progesteron merangsang jaringan ikat endometrium menjadi longgar sehingga dapat
memfasilitasi sewaktu implantasi ovum. Progesteron mendorong kelenjar endometrium mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam
jumlah besar dan merangsang vaskularisasi endometrium yang cukup banyak sehingga dapat menampung janin. Progesteron dapat
mengurangi kontraktilitas uterus agar lingkungan untuk implantasi dan pertumbuhan janin tidak terganggu.
11