masyarakat, menunjang dan ikut partisipasi dalam penelitian perawatan dan melengkapi atau merevisi prosedur yang ada di unitnya.
Suyanto 2009 menerangkan bahwa supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang bertanggung jawab antara lain:
1. Kepala Ruangan
Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya. Kepala
ruangan mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pengawas Perawatan
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana fungsional UPF mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi
jalannya pelayanan keperawatan. 3.
Kepala Bidang Keperawatan Sebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang keperawatan
bertanggung jawab untuk melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung melalui para pengawas perawatan.
2.1.5 Kompetensi Supervisor
Suyanto 2009 menerangkan seorang supervisor keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari hari harus memiliki kemampuan dalam :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat di mengerti
oleh staf dan pelaksana keperawatan. 2.
Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana
Universitas Sumatera Utara
keperawatan 3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada staf dan
pelaksana keperawatan. 4. Mampu memahami proses kelompok dinamika kelompok .
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksana keperawatan.
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kerja perawat kinerja. 7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik.
2.1.6 Cara Supervisi 1. Langsung
Cara supervisi dapat dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern seorang supervisor dapat terlibat dalam
kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Pengarahan yang efektif adalah pengarahan yang lengkap, mudah
dipahami, menggunakan kata-kata yang tepat, berbicara dengan jelas, logis, menghindari banyak arahan pada satu saat, memastikan arahan tersebut dapat
dipahami, dan arahan supervisi dapat dilaksanakan atau perlu tindak lanjut.
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis seperti laporan klien dan catatan asuhan keperawatan pada setiap shift pagi, sore dan malam, dapat juga
dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti pada saat timbang terima shift, ronde keperawatan maupun rapat dan jika memungkinkan memanggil secara
khusus para ketua tim dan perawat pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Peran Supervisi Kepala Ruangan
Peran supervisi menurut Kron 1987 peran supervisor adalah peran sebagai perencana, pengarah, pelatih, pengamat dan penilai.
1. Peran Supervisi Kepala Ruangan sebagai Perencana
Menurut Kron 1987 Sebagai kepala ruangan dalam melaksanakan supervisi di tuntut untuk mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan
supervisi. Dalam perencanaan seorang supervisor merencanakan pemberian arahan untuk memperjelas tugasnya untuk siapa, kapan waktunya, bagaimana,
kenapa, dan termasuk memberi instruksi. Cakupan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya, kapan waktunya disupervisi, kenapa dilakukan
supervisi dan bagaimana masalah tersebut sering terjadi. Dalam perencanaan kepala ruangan banyak membuat keputusan
mendahulukan pembuatan tugas dan pemberian arahan, hal ini untuk menerangkan apa tugas itu, untuk siapa, kapan waktunya, bagaimana, kenapa
sering, banyak membuat penugasan dan termasuk memberikan instruksi. Pada supervisi kepala ruangan terhadap perawat pelaksana, perencanaan
supervisi termasuk perencanaan pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Peran supervisi kepala ruangan sebagai perencana perlu
mendapat input yang lengkap terhadap hal-hal yang akan disupervisi. 2.
Peran Supervisi Kepala Ruangan sebagai Pengarah Kemampuan kepala ruangan dalam memberikan arahan yang baik sangat
diperlukan saat melakukan supervisi. Menurut Kron 1987, semua pengarahan
Universitas Sumatera Utara
harus konsisten dengan bagiannya departemennya, membantu perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas dengan aman dan efisien meliputi :
1. Pengarahan harus lengkap termasuk kebutuhan informasi, saat memberikan arahan tidak hanya mengetahui tentang pekerjaan dan apa serta kapan mereka
bekerja, dan juga mengetahui bagaimana harus bekerja. 2. Pengarahan harus dapat dimengerti
3. Perkataan pada pengarahan menunjukkan indikasi yang penting 4. Bicara yang jelas dan pelan.
5. Berikan pengarahan dengan pesan yang masuk akal 6. Hindari pemberian beberapa arahan dalam satu waktu
7. Membuat kepastian bahwa pengarahan dapat dimengerti 8. Membuat kepastian pengarahan dipahami dan ditindak lanjuti
Menurut Gillies 1994 pengarahan diberikan untuk menjamin agar mutu asuhan keperawatan pasien berkualitas tinggi, untuk mencapai hal tersebut maka
kepala ruangan harus mengarahkan stafnya untuk melaksanakan tugas pemberian asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan dengan standar asuhan
keperawatan dan sesuai dengan kebijakan rumah sakit. 3.
Peran Supervisi Kepala Ruangan sebagai Pelatih. Kepala ruangan saat melakukan supervisi harus berperan sebagai pelatih
dalam memberikan asuhan keperawatan pasien. Menurut Kron 1987 pengertian supervisi bukan pengajaran tetapi banyak menggunakan ketrampilan pengajaran
atau pelatihan yang berarti membantu pelaksanaan menerima informasi. Hal ini mudah dikerjakan dan efektif saat perawat pelaksana sedang bekerja dengan staf.
Universitas Sumatera Utara
Prinsi-prinsip dari pengajaran atau pelatihan harus menghasilkan suatu perubahan prilaku, perubahan itu termasuk perubahan mental, emosional, aktifitas
fisik, dengan kata lain melalui proses belajar akan merubah pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu manisfestasi perubahan akan sangat sesuai
dengan kapasitas individu atau peluang untuk mengekspresikan diri. 4.
Peran Supervisi Kepala Ruangan sebagai Pengamat Sebagai kepala ruangan dalam melaksanakan supervisi harus dapat
melaksanakan pengamatan dengan baik. Menurut Kron 1987 observasi atau pengamatan penting dalam supervisi. Supervisi dapat memfasilitasi informasi
tentang pasien, lingkungan pasien, perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Menurut Gillies 1994 pengamatan merupakan salah satu prilaku peningkatan meliputi pemeriksaan pekerjaan staf, memperbaiki, menyetujui
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2.1.8 Bentuk Supervisi Klinik Keperawatan
Supervisi klinis keperawatan bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan
kinerjanya dalam pemberian asuhan keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan. Salah satu model supervisi klinik adalah model akademik. Model ini
diperkenalkan oleh Farington 1995 untuk membagi pengalaman supervisor
Universitas Sumatera Utara
kepada para perawat sehingga ada proses pengembangan kemampuan profesional yang berkelanjutan CPD Continuing Profesional Development.
1. Kegiatan Edukatif Penerapan kegiatan edukatif dapat dilakukan secara tutorial, yaitu
supervisor memberikan bimbingan dan arahan kepada perawat pelaksana pada saat melakukan tindakan keperawatan serta memberikan umpan balik. Kegiatan
ini dilakukan secara berkelanjutan untuk mengawal pelaksanaan pelayanan keperawatan yang aman dan profesional.
2. Kegiatan Suportif Kegiatan suportif adalah kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengidentifikasi solusi dari suatu permasalahan yang ditemui dalam pemberian asuhan keperawatan baik yang terjadi diantara sesama perawat maupun dengan
pasien. Supervisor melatih perawat menggali ”emosi” ketika bekerja, contoh: meredam konflik antar perawat, dan bersikap profesional dalam bertugas.
Kegiatan suportif dirancang untuk memberikan dukungan kepada perawat agar dapat memiliki sikap yang saling mendukung di antara perawat sebagai rekan
kerja profesional sehingga memberikan jaminan kenyamanan dan validasi. 3. Kegiatan Manajerial
Kegiatan manajerial dilakukan dengan melibatkan perawat dalam perbaikan dan peningkatan standar, contoh: mengkaji standar operasional
prosedur SOP yang ada kemudian diperbaiki hal-hal yang perlu. Kegiatan manajerial dirancang untuk memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana
untuk meningkatkan manajemen perawatan pasien dalam kaitannya dengan
Universitas Sumatera Utara
menjaga standar pelayanan, peningkatan kenyamanan pasien dan peningkatan mutu.
2.2 Kinerja 2.2.1 Pengertian Kinerja