Siti Aisyah Ritonga : Pembuatan Dan Karakterisasi Bata Konstruksi Dengan Memanfaatkan Limbah Padat Pulp Dan Semen, 2009.
USU Repository © 2009
4.2. Pembahasan 4.2.1 Komposisi Senyawa kimia
Dari tabel 4.1 dapat dlihat persentasi dari berat masing-masing senyawa kimia yang dianalisis dengan menggunakan AAS Atomic Absorption Spectometer. Dengan
kandungan silika SiO
2
dari dregs 55.21 berat, grits 56.42 berat, dan biosludge 51.70 berat maka peneliti mencoba menggunakan bahan ini sebagai pengganti pasir
agregat karena berat silika dari masing-masing bahan lebih dari 50.
4.2.2. Pengujian Kuat Tekan
Dari data di atas maka diperoleh grafik seperti gambar di bawah ini :
Siti Aisyah Ritonga : Pembuatan Dan Karakterisasi Bata Konstruksi Dengan Memanfaatkan Limbah Padat Pulp Dan Semen, 2009.
USU Repository © 2009
5 10
15 20
25 30
semen semen
5 semen
10 semen
15 semen
20 semen
25 semen
30 bata
normal
Variasi Semen K
u at
T ekan
M P
a
Gambar 4.1 Grafik kuat tekan bata terhadap variasi persentasi semen waktu pengeringan 7 hari
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin bertambah campuran semen maka kuat tekan dari bata dengan campuran limbah padat pulp semakin meningkat.
Kuat tekan untuk bata normal bata dengan campuran pasir tidak menggunakan limbah padat pulp adalah sebesar 28.33 Mpa sedangkan bata dengan menggunakan
limbah padat pulp kuat tekan adalah 13.4 – 26.29 Mpa.
5 10
15 20
25 30
35
semen semen
5 semen
10 semen
15 semen
20 semen
25 semen
30 bata
normal
Variasi Semen K
u at
T ekan
M P
a
Gambar 4.2 Grafik kuat tekan bata terhadap variasi persentasi semen waktu pengeringan 14 hari
Siti Aisyah Ritonga : Pembuatan Dan Karakterisasi Bata Konstruksi Dengan Memanfaatkan Limbah Padat Pulp Dan Semen, 2009.
USU Repository © 2009
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa penambahan campuran semen dengan kuat tekan dari bata berbanding lurus, semakin bertambah campuran semen maka kuat
tekan dari bata akan meningkat pula. Untuk waktu pengeringan selama 14 hari kuat tekan bata semakin meningkat yaitu sebesar 14.66 – 28.91 Mpa dan berlaku juga pada
bata normal yaitu 30.87 Mpa.
5 10
15 20
25 30
35
semen semen
5 semen
10 semen
15 semen
20 semen
25 semen
30 bata
normal
Variasi Semen K
u at
T ekan
M P
a
Gambar 4.3 Grafik kuat tekan bata terhadap variasi persentasi semen waktu pengeringan 28 hari
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kuat tekan bata semakin meningkat saat berumur 28 hari yaitu sebesar dan 16.33 – 30.13 Mpa dan untuk bata normal
yaitu 33.24 Mpa. Peningkatan ini sesuai dengan sifat dari bata beton, dimana bata akan mengalami perubahan kekuatan saat bata berumur 7 sampai 28 hari. Hal ini
disebabkan kadar air yang terdapat pada bata tersebut akan semakin berkurang sesuai dengan lama waktu pengeringan. Semakin bertambahnya jumlah persentasi semen
maka kuat tekan bata juga akan bertambah, sebanding dengan bertambahnya waktu pengeringan bata.Saat bata berumur 28 hari, bata benar-benar dalam keadaan kering,
atau dengan kata lain tidak terdapat kadar air pada bata tersebut.
4.2.3 Pengujian Penyerapan Air