Kategorisasi Penelitian Analisis Data 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

3. Kategorisasi Penelitian

Kategorisasi skor kelelahan subjek penelitian dapat dilihat melalui uji signifikansi perbedaan antar mean empirik dan mean hipotetik. Skala kelelahan terdiri dari 64 item dengan 4 alternatif jawaban dengan nilai yang bergerak dari rentang 1 sampai dengan 4, sehingga dihasilkan total skor minimum sebesar 64 dan skor maksimum sebesar 256. Sehingga luas jarak sebarannya adalah 256 - 64 = 192. Dari skala kelelahan diperoleh mean Hipotetik sebesar 160 dan standar deviasinya sebesar 32. Sedangkan mean Empirik yang diperoleh adalah 139.55 dan standar deviasi 18.289 Tabel 11. Rangkuman Nilai Empirik dan Hipotetik OCB Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan empirik dan hipotetik dari variabel kelelahan menunjukkan μH μE yaitu 160 139.55. sehingga dapat disimpulkan bahwa kelelahan pada subjek penelitian lebih rendah daripada kelelahan pada populasi umumnya. Selanjutnya subjek akan digolongkan kepada tiga kategori kelelahan yaitu kurang lelah, lelah dan sangat lelah. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut : Variable Empirik Hipotetik OCB Min Max Mean SD Min Max Mean SD 106 218 139.55 18.289 64 256 160 32 Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Norma Kelelahan Rentang Nilai Kategori X µ-1.0 SD Kurang Lelah µ-1.0 SD ≤ X µ+1.0 SD Lelah X ≥ µ+1.0 SD Sangat Lelah Sehingga dari table 12 tersebut diperoleh data pada tabel 13: Tabel 13. Rangkuman Kategorisasi Data Kelelahan Rentang Nilai Kategori X 128 Kurang Lelah 128 ≤ X 192 Lelah X ≥ 192 Sangat Lelah Dari hasil pengkategorian masing-masing kelompok subjek, diperoleh persantase data sebagai berikut : Tabel 14. Penggolongan Subjek Penelitian Jenis Shift Kategori Jumlah Subjek Persen Pagi Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah 32 91 3 25.40 72.22 2.38 Total 126 100 Malam Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah 22 103 1 17.46 81.75 0.79 Total 126 100 Universitas Sumatera Utara

B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kelelahan pada karyawan yang bekerja di shift pagi dan malam. Kesimpulan ini diperoleh dari analisa independent sampel t test dengan nilai p = 0.093 dimana p 0.05. Tidak adanya perbedaan kelelahan antara karyawan yang bekerja pada shift pagi dan malam bisa diakibatkan karena aspek fisiologis dan psikologis karyawan tidak mengalami gangguan. Seperti yang kita ketahui menurut Grandjean 1988, penyebab kelelahan dibedakan atas kelelahan fisiologis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan fisik ditempat kerja, antara lain: kebisingan, suhu dan kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis konflik- konflik mental, monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk. Ditinjau dari lingkungan fisik, hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa kondisi bangunan pabrik tidak rawan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Langit-langit bangunan cukup tinggi, jarak antar mesin produksi operator tidak terlalu berdekatan, dan ini membuat karyawan masih mempunyai ruang gerak untuk melakukan gerakan-gerakan sederhana dalam mengatasi ketegangan otot yang sewaktu-waktu mungkin terjadi. Selain itu, pencahayaan efesien, dan hampir di sekeliling ruangan terdapat ventilasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba 1992 bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif. Sedangkan Siswanto 1991 mengatakan lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja. Suma’mur 1993 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator SPBU Antara Shift Pagi Dan Shift Malam Di SPBU 14203163 Tanjung Morawa Tahun 2009.

75 296 64

PERBEDAAN KELELAHAN AKIBAT KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SIANG DAN MALAM PADA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI Perbedaan Kelelahan Akibat Kerja Antara Shift Pagi, Siang Dan Malam Pada Karyawan Di Bagian Produksi Winding Pt. Bintang Makmur Sentosa Tekstil Industri,

1 3 19

SKRIPSI PERBEDAAN KELELAHAN AKIBAT KERJA ANTARA SHIFT PAGI, Perbedaan Kelelahan Akibat Kerja Antara Shift Pagi, Siang Dan Malam Pada Karyawan Di Bagian Produksi Winding Pt. Bintang Makmur Sentosa Tekstil Industri, Sambung Macan, Sragen.

0 2 17

PERBEEDAAN TINGKAT KELELAHAN ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT RAWAT INAP Perbeedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam Pada Perawat Rawat Inap Di RS PKU Aisyiyah Boyolali.

0 2 14

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT RAWAT INAP Perbeedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam Pada Perawat Rawat Inap Di RS PKU Aisyiyah Boyolali.

0 2 16

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN SUBYEKTIF ANTARA SHIFT PAGI DAN MALAM PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI Perbedaan Tingkat Kelelahan Subyektif Antara Shift Pagi Dan Malam Pada Pekerja Bagian Produksi Pengolahan Beton Di PT. Wijaya Karya Beton Tbk Kabupaten Boyola

0 2 17

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHANKERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Perawat Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam Di Rsui Yakssi Gemolong.

0 2 10

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Perawat Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam Di Rsui Yakssi Gemolong.

0 3 16

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakart

0 2 13

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakart

0 2 20