Pengaruh Kontak Personal terhadap Kepercayaan Pasien di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

berkelas dunia atau World Class Hospital, bertujuan untuk meningkatkan daya saing pelayanan kesehatan Indonesia di kawasan Asia Tenggara maupun dunia, menurunkan angka consumption abroad rakyat Indonesia dalam mencari pelayanan kesehatan serta meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan di Indonesia. Salah satu upaya mencapai upaya rumah sakit kelas dunia adalah penyediaan sarana pelayanan efektif, bersih, terawat sehingga membuat nyaman pengguna pelayanan sarana tidak ada yang rusak, memakai teknologi terbaru, penataan ruangan mempertimbangkan alur pelayanan sehingga menciptakan kenyamanan, terdapat sarana pelengkap.

5.2 Pengaruh Kontak Personal terhadap Kepercayaan Pasien di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan

Berdasarkan hasil uji statistik regresi logistik berganda, diketahui faktor kontak personal dalam pelayanan rumah sakit berpengaruh terhadap kepercayaan pasien di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa kontak personal antara petugas kesehatan dengan pasien yang berobat ke rumah sakit akan menentukan apakah masyarakat percaya atau tidak percaya kepada rumah sakit tersebut. Temuan dari hasil penelitian tentang kontak personal di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan bahwa keseluruhan aspek kontak personal dinyatakan kurang baik oleh responden, yaitu : penampilan petugas, kemampuan tenaga, keramahan petugas, kemampuan petugas apotik, daya tanggap petugas, kecepatan petugas saat melayani pasien, kemudahan menemui petugas, ketepatan waktu Universitas Sumatera Utara pelayanan, kemudahan prosedur pelayanan. Berdasarkan temuan tentang kontak personal rumah sakit menunjukkan bahwa pelayanan pasien kurang didukung kontak personal dalam pelayanan sehingga kepercayaan pasien masih rendah. Penelitian Widyaningsih Sesuai penelitian Hutabarat 2009 bahwa variabel contact personal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan pelanggan pada Rumah Sakit Umum Sarah Medan 2006 menyatakan kualitas hubungan pegawai dengan pasien diukur dengan indikator penampilan tenaga medis, paramedis dan non medis saat memberikan layanan; kemampuan tenaga medis, paramedis dan non medis saat memberikan layanan; keramahan tenaga medis, paramedis dan non medis saat memberikan layanan; daya tanggap tenaga medis, paramedis dan non medis saat memberikan layanan; kecepatan tenaga medis, paramedis dan non medis saat memberikan layanan; dan kemudahan menemui tenaga medis, paramedis dan non medis saat memberikan layanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap terhadap rumah sakit dengan OR sebesar 1,665. Menurut Shamdasani dan Balakrishnan 2000 yang menggunakan indikator contact personnel yaitu, keahlian, similarity, pengetahuan, keramahtamahan dan mutual disclosure. Kecepatan personnel dalam menyelesaikan pekerjaannya akan membuat mereka senang. Menurut Best, dari sisi pelanggan, kecepatan akses untuk memperoleh pelayanan merupakan suatu yang penting pada sistem penyampaian jasa Best, 2000. Hal ini didukung oleh Aschner 1999 menyatakan dalam bidang Universitas Sumatera Utara pelayanan jasa, hampir semua atribut pelayanan ditentukan oleh penilaian pelanggan terhadap kecepatan dan ketepatan petugas dalam menanggapi keluhan mereka. Kajian tentang kontak personal di rumah sakit dapat dijelaskan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340MENKESPERIII2010 tentang klasifikasi rumah sakit, pada pasal 15 dinyatakan bahwa : 1 Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan. 2 Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 sembilan orang dokter umum dan 2 dua orang dokter gigi sebagai tenaga tetap. 3 Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 2 dua orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 dua orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. 4 Pada setiap Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-masing minimal 1 satu orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 dua orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. 5 Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit. 6 Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit. Perhatian manajemen rumah sakit terhadap faktor kontak personal di rumah sakit sesuai dengan pendapat Lovelock, Evans dan Berman dalam Fandy 1996 yang menyatakan bahwa berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi high-contact service seperti dokter dan low-contact service seperti bioskop. Pada jasa yang tingkat kontak dengan pelanggannya tinggi, keterampilan interpersonal karyawan harus diperhatikan oleh perusahan jasa, karena kemampuan Universitas Sumatera Utara membina hubungan sangat dibutuhkan dalam berurusan dengan orang banyak, misalnya keramahan, sopan santun, komunikatif, dan lain sebagainya. Sebaliknya, pada jasa yang tingkat kontak dengan pelanggan rendah, justru keahlian teknis karyawan yang paling penting. Salah satu upaya meningkatkan kontak personal rumah sakit dengan pasien adalah mengembangkan bidang hubungan masyarakat humas. Dalam era globalisasi ini setiap Rumah Sakit Swasta maupun Rumah Sakit pemerintah berusaha melengkapi organisasinya dengan memasukkan bidang humas ke dalam strukturnya. Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Humas merupakan suatu usaha yang dilakukan Rumah Sakit untuk menciptakan pengertian publik, terhadap seseorang atau organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari publik yang lebih baik dan dapat memperdalam kepercayaan masyarakat terhadap seseorang ataupun organisasi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari masyarakat atas kegiatan rumah sakit. 5.3 Kepercayaan Pasien di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tingkat kepercayaan pasien terhadap RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan dapat dijelaskan berdasarkan persentase pilihan jawaban responden, ditemukan 65,3 tidak percaya. Persentase ketidakpercayaan responden paling tinggi adalah 81,6 tidak percaya tentang kemampuan rumah sakit ini dalam meningkatkan derajat Universitas Sumatera Utara kesehatan masyarakat, sedangkan tingkat kepercayaan pasien paling tinggi pada aspek kesembuhan jika berobat di RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, dimana jumlah responden yang percaya sebanyak 49,0. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa variabel sarana dan prasarana serta kontak personal berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pasien terhadap RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Secara simultan kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap kepercayaan pasien. Berdasarkan hasil tersebut maka diharapkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien, hendaknya pihak rumah sakit selalu memperhatikan aspek sumber daya manusia SDM yang ada, dengan diberikan pelatihan agar SDM lebih profesional dibidangnya masing-masing. Selain hal tersebut fasilitas yang selama ini ada perlu dikelola dengan baik sehingga fasilitas yang ada dapat dimaksimalkan untuk dipergunakan. Pengenaan tarif kepada pasien juga hendaknya memperhatikan kemampuan dari pasien tersebut sehingga kepercayaan masyarakat akan semakin bertambah. Kajian tentang kepercayaan pasien terhadap rumah sakit oleh Setyorini 2008 menemukan bahwa konsumen menilai kinerja aparat pemerintah karyawan RSUD dalam penanganan keluhan dari tiga dimensi keadilan yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional. Keadilan distributif dan prosedural mengarah kepada penggunaan sarana dan prasarana rumah sakit dalam pelayanan pasien, sedangkan keadilan interaksional memiliki kesamaan pengertian dengan kontak personal, seperti definisi yang dibuat Setyorini 2008 bahwa keadilan interaksional adalah keadilan dalam hal perlakuan interpersonal yang diterima Universitas Sumatera Utara seseorang pasien di rumah sakit. Perlakuan interpersonal karyawan RSUD yang adil mencerminkan kesantunan, perhatian, dan kejujuran dalam proses keluhan, berpengaruh sama dengan ketetapan atas penjelasan dan usaha-usaha yang sungguh- sungguh dalam memecahkan konflik. Dari ketiga dimensi keadilan tersebut, dimensi keadilan interaksional yang paling besar mempengaruhi kepuasan terhadap penanganan keluhan serta faktor tersebut dapat memoderasi hubungan antara variabel keadilan dengan kepercayaan. Model regresi yang digunakan Setyorini 2008 menemukan: 1 semakin tinggi keadilan distributif dan prosedural yang dirasakan dan kepuasan terhadap penanganan keluhan, maka semakin tinggi kepercayaan publik. sebaliknya, semakin rendah keadilan distributif dan prosedural yang dirasakan dan kepuasan terhadap penanganan keluhan, maka semakin rendah kepercayaan publik. Hal tersebut memberi makna umum yang sesuai terkait dengan penelitian ini bahwa faktor sarana dan prasarana berpengaruh terhadap kepercayaan pasien kepada RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. 2 semakin tinggi keadilan interaksional yang dirasakan dan kepuasan terhadap penanganan keluhan, maka semakin tinggi kepercayaan publik. Sebaliknya semakin rendah keadilan interaksional yang dirasakan dan kepuasan terhadap penanganan keluhan, maka semakin rendah kepercayaan publik. Hal tersebut memberi makna umum yang sesuai terkait dengan penelitian ini bahwa faktor kontak personal berpengaruh terhadap kepercayaan pasien kepada RSUD dr.

H. Yuliddin Away Tapaktuan

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kesimpulan Setyorini 2008 di atas maka disarankan pemerintah dalam hal ini RSUD memiliki tugas lebih berat untuk mengembalikan kepercayaan publik atas kinerja dalam pelayanan rumah sakit, karena layanan memuaskan dalam penanganan keluhan tidak cukup bagi masyarakat untuk memperbaiki citra dan kinerja mereka. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut bentuk layanan yang diinginkan oleh masyarakat. Penelitian tentang pengaruh sarana dan prasarana serta kontak personal terhadap kepercayaan pasien pada RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan dapat dianalogikan sebagai tindaklanjut dari kesimpulan Setyorini 2008 dan ditemukan pada penelitian ini bahwa kecenderungan masyarakat di wilayah Kabupaten Aceh Selatan secara umum dan wilayah Kota Tapaktuan khususnya lebih mengharapkan RSUD dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penentu tingkat kepercayaan kepada rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014

4 72 174

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

13 77 79

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 1 9

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 0 2

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 0 6

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 0 20

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 2 2

Beban Keluarga dalam Merawat Pasien Halusinasi di Poli Klinik Jiwa Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuluddin Away Tapaktuan

0 1 19

a. Nama - Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014

0 0 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja Petugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Tahun 2014

0 0 8