Hubungan Kapasitas Mesin Dan Tahun Pembuatan Serta Perawatan Kendaraan Bermotor Dengan Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Di Kota Medan Tahun 2012
67
Lampiran
KUESIONER
Hubungan Kapasitas Mesin dan Tahun Pembuatan serta Perawatan Kendaraan Bermotor dengan Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No. Responden Tanggal Wawancara Lokasi Titik uji
: : :
I. Karakteristik Kendaraan
a. Plat Kendaraan
:
b. Jenis Kendaraan
:
c. Bahan Bakar
:
d. Kapasitas Mesin
: cc
e. Tahun Kendaraan
:
II. Perawatan Kendaraan
1. Apakah Bapak selalu mengganti oli kendaraan Bapak setiap 5000 km?
1. Ya
2. Tidak
2. Sewaktu penggantian Oli apakah Bapak mengganti saringan minyak
pelumas pada kendaraan Bapak?
1. Ya
2. Tidak
3. Apakah Bapak membersihkan filter udara pada kendaraan Bapak?
1. Ya
2. Tidak
4. Apakah Bapak menggunakan peningkat kualitas bahan bakar?
1. Ya
2. Tidak
5. Sewaktu melakukan servis kendaraan, Apakah Bapak melakukan
pembersihan pada filter bahan bakar?
1. Ya
2. Tidak
6. Apakah Bapak Melakukan Tune-Up secara berkala sesuai dengan buku
pedoman servis?
1. Ya
2. Tidak
68
Hasil Uji Emisi
Kendaraan Berbahan Bakar Bensin
No Kategori
Tahun
Parameter
pembuan CO (%) HC (ppm)
1. Ambang batas < 2007 4,5 1200
Emisi
≥ 2007
1,5
200
Hasil Uji
Kendaraan Berbahan Bakar Solar
Parameter
Opasitas (%)
Ambang Batas Emisi 70
Hasil Uji
Ambang batas yang digunakan berdasrkan Kepmen LH No.05 Tahun 2006
Hasil Uji Emisi
Lulus (Dibawah Ambang Batas) Tidak Lulus (Diatas Ambang Batas)
69
Frequency Table
Valid
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
Mobil Barang Mobil Penumpang Total
Frequency 4
67 71
Percent Valid Percent
5.6 5.6
94.4 94.4
100.0
100.0
Cumulative Percent
5.6
100.0
Valid
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2008 2009 2010 2011 2012 Total
tahun kendaraan yang diuji emisi
Frequency 6 7 8 6 5 6 2 4 8 5 8 6
71
Percent Valid Percent
8.5 8.5
9.9 9.9
11.3 11.3
8.5 8.5
7.0 7.0
8.5 8.5
2.8 2.8
5.6 5.6
11.3 11.3
7.0 7.0
11.3 11.3
8.5 8.5
100.0
100.0
Cumulative Percent 8.5 18.3 29.6 38.0 45.1 53.5 56.3 62.0 73.2 80.3 91.5 100.0
70
bahan bakar kendaraan yang diuji emisi
Valid BENSIN SOLAR Total
Frequency 37 34 71
Percent 52.1 47.9
100.0
Valid Percent 52.1 47.9
100.0
Cumulative Percent
52.1
100.0
Valid
Perawatan Kendaraan dengan mengganti oli setiap 5000 km
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
30 42.3
42.3
42.3
Ya 41 57.7 57.7 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan mengganti sarngan minyak pelumas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
33 46.5
46.5
46.5
Ya 38 53.5 53.5 100.0
Total
71 100.0
100.0
71
Perawatan Kendaraan dengan rutin membersihkan filter udara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
36 50.7
50.7
50.7
Ya 35 49.3 49.3 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan menggunakan peningkat kualitas bahan bakar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
57 80.3
80.3
80.3
Ya 14 19.7 19.7 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan membersihkan filter bahan bakar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
30 42.3
42.3
42.3
Ya 41 57.7 57.7 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan melakukan Tune-Up secara Berkala
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
36 50.7
50.7
50.7
Ya 35 49.3 49.3 100.0
Total
71 100.0
100.0
72
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
Mobil Penumpang
Mobil Barang
Total
Crosstab
Count
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count % within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS
TIDAK LULUS
47 20
70.1%
29.9%
94.0%
95.2%
66.2% 3
75.0%
28.2% 1
25.0%
6.0%
4.8%
4.2% 50
70.4%
1.4% 21
29.6%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
Total
67
100.0%
94.4%
94.4% 4
100.0%
5.6%
5.6% 71
100.0%
100.0%
100.0%
73
Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Crosstab
Tahun Kendaraan yang 2000-2006 Diuji Emisi
2007-2012
Total
Count
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Count
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Count % within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS TIDAK LULUS
23 17
57.5%
42.5%
46.0%
81.0%
32.4% 27
87.1%
23.9% 4
12.9%
54.0%
19.0%
38.0% 50
70.4%
5.6% 21
29.6%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
Total 40
100.0%
56.3%
56.3% 31
100.0%
43.7%
43.7% 71
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb
Value .043a
.000
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2-
df sided)
sided)
1 .836
1 1.000
Exact Sig. (1sided)
Likelihood Ratio
.044 1
.834
Fisher's Exact Test
1.000
.661
Linear-by-Linear Association
.042
1
.838
N of Valid Cases
71
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,18. b. Computed only for a 2x2 table
74
Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi Hasil Pengukuran Uji Emisi
Crosstab
Kapasitas Mesin Kendaraan 1500
Total
Count
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Count
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total Count
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS
TIDAK LULUS
30 14
68.2%
31.8%
Total 44
100.0%
60.0%
66.7%
62.0%
42.3% 20
74.1%
19.7% 7
25.9%
62.0% 27
100.0%
40.0%
33.3%
38.0%
28.2% 50
70.4%
9.9% 21
29.6%
38.0% 71
100.0%
100.0%
100.0% 100.0%
70.4%
29.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value 7.345a 5.993 7.838
7.241
71
Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
1 .007 1 .014 1 .005
.009 .006 1 .007
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,17. b. Computed only for a 2x2 table
75
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb
Value .279a
.068
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2-
df sided)
sided)
1 .597
1 .795
Exact Sig. (1sided)
Likelihood Ratio
.282 1
.595
Fisher's Exact Test
.789
.401
Linear-by-Linear Association
.275
1
.600
N of Valid Cases
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,99. b. Computed only for a 2x2 table
Perawatan Kendaraan * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Perawatan Kendaraan Total
Crosstab
Baik Buruk
Count
% within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count % within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count
% within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS
TIDAK LULUS
28 0
100.0% 56.0%
.0% .0%
Total 28
100.0% 39.4%
39.4% 22
51.2% 44.0%
.0% 21
48.8% 100.0%
39.4% 43
100.0% 60.6%
31.0% 50
70.4% 100.0%
29.6% 21
29.6% 100.0%
60.6% 71
100.0% 100.0%
70.4%
29.6%
100.0%
76
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb
Value 19.418a
17.144
Asymp. Sig. (2-
df
sided)
Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
1 .000
1 .000
Likelihood Ratio
26.641
1
.000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
19.144
1
.000
N of Valid Cases
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,28.
b. Computed only for a 2x2 table
MASTER DATA HUBUNGAN KAPASITAS MESIN DAN TAHUN PEMBUATAN SERTA PERAWATAN KENDARAAN DENGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MEDAN
77
NO PLAT
Merk
Jenis
Tahun thnk CC CCK BB CO HC HSU Hasil HasilK PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 Pk6 Skor
1 BK 1746 GI TOYOTA KIJANG
Mobil Penumpang 2009
1 1500 1 BENSIN 0
0.8
LULUS
1
222020 8
2 BK 74 E
TOYOTA FORTUNER
Mobil Penumpang 2008
2 2500 2 BENSIN 1
1
LULUS
1
022202 8
3 BK 1681 EH DAIHATSU GRAND MAX Mobil Penumpang 2008
2 1496 1 BENSIN 0.01 0
LULUS
1
220022 8
4 BK 741 JA
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2005
1 2000 2 BENSIN 0
0
LULUS
1
220000 4
5 BK 4317 QH TOYOTA YARIS
BK 1467
6 EFX
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang Mobil Penumpang
2011 2012
2 1497 1 BENSIN 0
0
2 1498 1 BENSIN 0.01 0
LULUS LULUS
1 1
202022 8 200222 8
7 B 1443 WFH DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang 2010
2 1298 1 BENSIN 0
1
LULUS
1
022022 8
8 BK 1246 JH DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang 2009
2 1298 1 BENSIN 0
10
LULUS
1
200200 4
9 BK 1282 PI HONDA JAZZ
Mobil Penumpang 2011
2 1497 1 BENSIN 0.03 0
LULUS
1
202000 4
10 BK 9 U
FORD FIESTA
Mobil Penumpang 2011
2 1388 1 BENSIN 0.02 0
LULUS
1
200222 8
11 BK 1965 KP HONDA JAZZ
Mobil Penumpang 2004
1 1497 1 BENSIN 145 1.22
TL 2 2 0 0 0 0 0 2
12 BK 1883 ZA SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang 2003
1 998
1 BENSIN 10 2381
TL 2 2 0 0 0 0 0 2
13 BK 1458 LX TOYOTA KIJANG
Mobil Penumpang 2000
1 1500 1 BENSIN 5 309
TL 2 0 2 2 0 0 0 4
14 BK 1338 HF CHEVROLET SPARK
Mobil Penumpang 2004
1 1206 1 BENSIN 28.5 185
TL 2 0 2 0 0 0 0 2
15 BK 1771 BA TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2006
1 2000 2 BENSIN 0.18 0
LULUS
1
222020 8
16 BK 1266 CA HYUNDAI ATOZ
Mobil Penumpang 2000
1 1396 1 BENSIN 9.2 150
TL 2 0 0 0 0 2 0 2
17 BK 1326 GE SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang 2002
1 998
1 BENSIN 9.2 126
TL 2 0 2 0 0 0 0 2
18 BK 1271 JM TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2010
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
1
220220 8
19 BK 1857 CU SUZUKI BALENO
Mobil Penumpang 2001
1 1500 1 BENSIN 179 28
TL 2 2 0 0 0 0 0 2
20 BK 1276 JT TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2010
2 2000 2 BENSIN 0.03 0
LULUS
1
202202 8
21 BK 1971 QK TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2011
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
1
222000 6
22 BK 1525 JT BK 10748
23 ZD
TOYOTA AVANZA TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang Mobil Penumpang
2009 2012
2 1498 1 BENSIN 0.18 0 2 1498 1 BENSIN 0.71 0
LULUS LULUS
1 1
222002 8 222020 8
24 BK 1517 QS TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang 2012
2 1498 1 BENSIN 0.06 0
LULUS
1
222200 8
Kat
1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1
25 BK 1604 QQ HONDA JAZZ
26 BK 1020 GU TOYOTA AVANZA
27 BK 1648 PI TOYOTA AVANZA
28 BK 1813 QH TOYOTA INNOVA
29 BK 1000 RZ SUZUKI AEREO
30 BK 1270 ZW TOYOTA RUSH
31 B 8773 PO
SUZUKI CARRY
32 BK 1342 JO DAIHATSU XENIA
33 BK 1908 KT TOYOTA AVANZA
34 BK 1342 JO DAIHATSU XENIA
35 BK 38 V
HONDA CRV
36 BK 1883 ZA SUZUKI KARIMUN
37 BK 1127 JN DAIHATSU XENIA
38 BK 9863 DF Isuzu Panther
BK 1378
39 UKT
Isuzu Panther
40 BK 1919 SG Mitsubishi
41 BK 1531 GL Isuzu Panther
42 BK 1988 GF Isuzu Panther
43 BK 1537 FN Toyota Kijang
44 B 2741 WX Isuzu Panther
45 BK 632 JK Toyota Fortuner
46 BK 126 YL Isuzu Panther
47 BK 1071 KT Isuzu Panther
48 B 2331 NR Daihatsu Taft
49 BK 180 HJ
Isuzu Panther
50 BK 1482 HG Isuzu Panther
51 BK 1184 RH Isuzu Panther
BK 1178
52 KW
Toyota Kijang
53 BK 1494 FW Toyota Kijang
Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang
2009 2005 2012 2012 2009 2009 2001 2009 2011 2009 2012 2003 2008 2001 2011 2010 2004 2003 2000 2002 2011 2002 2011 2008 2005 2006 2005 2002 2001
2 1497 1 BENSIN 0.03 0
LULUS
1 1498 1 BENSIN 0.15 0
LULUS
2 1498 1 BENSIN 0.01 0
LULUS
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
2 1500 1 BENSIN 1.92 167
TL
2 1496 1 BENSIN 0
0
LULUS
1 1500 1 BENSIN 9.64 1485
TL
2 1298 1 BENSIN 0.02 14
LULUS
1 1498 1 BENSIN 0
0
LULUS
2 1298 1 BENSIN 0.22 40
LULUS
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
1 1000 1 BENSIN 10 381
TL
2 1298 1 BENSIN 1.32 110
TL
1 2500 2
SOLAR
65 LULUS
2 2500 2
SOLAR
77 TL
2 1468 1
SOLAR
47 LULUS
1 2500 2
SOLAR
24 LULUS
1 2500 2
SOLAR
53 LULUS
1 1500 1
SOLAR
38 LULUS
1 2500 2
SOLAR
15 LULUS
2 1500 1
SOLAR
96 TL
1 2500 2
SOLAR
70 TL
2 2500 2
SOLAR
25 LULUS
2 2765 2
SOLAR
69 LULUS
1 2500 2
SOLAR
98 TL
1 2500 2
SOLAR
87 TL
1 2500 2
SOLAR
20 TL
1 1500 1
SOLAR
9.4 LULUS
1 1500 1
SOLAR
71 TL
1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2
022022 8 022000 4 022022 8 202022 8 000220 4 220000 4 200000 2 202202 8 022202 8 002022 6 220022 8 200000 2 200020 4 022000 4 020020 4 022022 8 2 2 2 0 2 2 10 022022 8 022020 6 222000 6 000020 2 000020 2 202000 4 202020 6 000020 2 000020 2 200020 4 200020 4 020020 4
1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
78
54 BK 323 TY Toyota Kijang
55 BK 1626 GL Toyota Kijang
56 BK 578 WW Toyota Kijang
57 BK 531 HS Toyota Kijang
58 BK 1676 PT Toyota Kijang
59 BK 1235 HQ Isuzu Panther
60 BK 9074 CO Isuzu Panther
61 BK 1811 HI Toyota Kijang
62 BK 8033 BN Toyota Kijang
63 B 332 MS
Nissan Terrano
64 BK 1024 LH Isuzu Panther
BK 1986
65 MM
Toyota Kijang
66 BK 1356 XI Toyota Kijang
67 BK 1072 H Daihatsu Taft
68 BK 9680 EB Mitsubishi L300
69 BK 83 GU
Toyota Kijang
70 BK 9841 EA Mitsubitshi L300
71 BK 9365 GK Mitsubitshi L300
Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Barang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Barang Mobil Penumpang Mobil Barang Mobil Barang
2002 2004 2004 2001 2001 2001 2000 2003 2002 2002 2003 2003 2000 2000 2005 2002 2005 2010
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2400 2
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2765 2
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
2 2500 2
SOLAR
25 LULUS 62 LULUS 62 LULUS 24 LULUS 33 LULUS 70 LULUS 90 TL 44 LULUS 40 LULUS 49 LULUS 48 LULUS 8.6 LULUS 14 LULUS 76 TL 12 LULUS 86 TL 28 LULUS 53 LULUS
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
222002 8 002020 4 022020 6 022000 4 220022 8 220000 4 000020 2 200220 6 202022 8 022020 6 202020 6 220200 6 220202 8 000000 0 220022 8 000200 2 220022 8 002020 4
1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2
79
80
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG
AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2006
Tim Penyusun: 1. Ir. Edy Purwanto M. Bakri, MAS 2. Endang Nooryastuti, ST 3. M. Didin Khaerudin, SH 4. Drs. Ade Palguna Ruteka 5. Himsar Sirait, SH 6. Dian Sugiarti, SE
Tim Editor : 1. Ridwan D. Tamin, M.S 2. Ir. Edy Purwanto Moh. Bakri, MAS 3. Endang Nooryastuti, ST
81
82
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa maka atas perkenan-Nya telah ditetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama Nomor 05 tanggal 1 Agustus 2006.
Peraturan Menteri ini ditetapkan sebagai pengganti dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 Tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Peraturan Menteri ini diharapkan dapat menjawab perkembangan keadaan di lapangan dalam upaya mengendalikan pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang saat ini terus meningkat terutama yang dirasakan di kota-kota besar di Indonesia.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan uji emisi berkala kendaraan bermotor di daerahnya masing-masing dan sebagai acuan dalam mengembangkan standar emisi idle maupun akselerasi bebas (free acceleration) di masa mendatang.
Kami berharap Peraturan Menteri ini dapat ditaati oleh masyarakat dan sebagai bentuk kepedulian terhadap terciptanya kualitas udara yang lebih baik dan sehat Hal tersebut dapat terwujud dengan meningkatkan perawatan kendaraan bermotor sehingga memenuhi standar emisi gas buang yang telah ditetapkan.
83
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006
TENTANG
AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
Menimbang Mengingat
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, : a.bahwa pencemaran udara dari emisi gas buang
kendaraan bermotor semakin meningkat, sehingga perlu upaya pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor; b.bahwa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama tidak sesuai lagi dengan perkembangan sehingga perlu diperbaharui; : 1.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 2.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);
84
4.Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);
5.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);
6.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
7.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA.
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama adalah batas
maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor lama; 2. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu; 3. Kendaraan Bermotor Lama adalah kendaraan yang sudah diproduksi, dirakit atau diimpor dan sudah beroperasi di wilayah Republik Indonesia; 4. Uji emisi kendaraan bermotor lama adalah uji emisi gas buang yang wajib dilakukan untuk kendaraan bermotor lama secara berkala; 5. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup; 6. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi; 7. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota.
85
Pasal 2 Ruang lingkup peraturan ini meliputi ambang batas emisi gas buang, metode uji, prosedur pengujian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama.
Pasal 3 (1) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Metode uji kandungan CO dan HC sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 diukur pada kondisi tanpa beban (idle) sedangkan kandungan asap diukur pada kondisi percepatan bebas (free accelaration). (3) Prosedur pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengacu pada Lampiran II Peraturan Menteri ini yang meliputi: a. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori M, N
dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak cetus api pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.1-2005. b. Cara uji kadar opasitas asap untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas menggunakan SNI 19-7118.2-2005. c. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori L (sepeda motor)pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.32005.
(4) Format pelaporan pelaksanaan uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a, huruf b, dan huruf c tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini.
(5) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) serta perubahan-perubahannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Ini.
Pasal 4 (1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib memenuhi ambang batas
emisi gas buang kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1). (2) Setiap kendaraan bermotor lama wajib melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5 Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang telah mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
86
Pasal 6 (1) Bupati/Walikota melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama
yang terdaftar di daerahnya. (2) Bupati/Walikota dapat bekerjasama dengan Bupati/Walikota lain
dalam melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Bupati/Walikota melakukan evaluasi pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan laporan pelaksanaan uji emisi kepada Gubernur minimal 6 (enam) bulan sekali. (4) Bupati/Walikota mengumumkan hasil uji emisi minimal 1 (satu) tahun sekali kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik.
Pasal 7 (1) Gubernur mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan uji emisi di
daerahnya. (2) Gubernur melaksanakan evaluasi kegiatan uji emisi minimal 1
(satu) tahun sekali dan mengumumkan hasil uji emisi berkala kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik. (3) Gubernur melaporkan hasil uji emisi yang dilaksanakan oleh Bupati/Walikota di wilayahnya kepada Menteri sekurang-kurangnya 1(satu) tahun sekali.
Pasal 8 (1) Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang
kendaraanbermotor lama di daerahnya sama atau lebih ketat dari ambang batas kendaraan bermotor lama sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya dengan tidak menambah maupun mengurangi parameter yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (3) Dalam hal Gubernur belum menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya maka berlaku ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 9 Dalam rangka penaatan ambang batas emisi gas buang kendaran bermotor lama, Menteri berwenang: a. mengevaluasi pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor lama; b. melakukan uji petik emisi (spot check) dalam rangka pengumpulan
data; c. memberikan pembinaan (bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan
penaatan ambang batas kendaraan bermotor lama.
87
Pasal 10 Pembiayaan atas pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 11 Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dievaluasi sekurangkurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 12 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2006
Menteri Negara Lingkungan Hidup,
Ttd
Ir. Rachmat Witoelar.
88
89
90
91
Lampiran 8
92
Gambar 1. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan kendaraan jenis Mobil Barang
Gambar 2. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan jenis kendaraan Mobil Barang
93
Gambar 3. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan jenis kendaraan Mobil Penumpang
Gambar 4. Peneliti melihat data kendaraan
94 Gambar 5. Pengukuran emisi kendaraan Gambar 6. Pengukuran emisi kendaraan
95
Gambar 7. Hasil pengukuran emisi kendaraan mesin bensin dengan menggunakan gas analyzer
Gambar 8. Hasil pengukuran emisi kendaraan mesin diesel (solar) dengan menggunakan Smoke Opacimeter
65
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Proses Kerja Mesin Diesel. http://www.Indoskripsi.com. Diakses tanggal 2 September 2012.
Abubakar, I, 2005. Kerusakan Lingkungan yang Diakibatkan Oleh Sumber transportasi.www.infogigig.com. diakses tanggal 10 September 2012.
Arismunandar, 1994. Motor Bakar Torak. Gramedi. Jakarta
Bachtiar, S.V, 2004. Kajian Hubungan antara Variasi Kecepata Kendaraan dengan Emisi yang Dikeluarkan pada Kendaraan Bermotor Roda Empat. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND, Padang.
Catrawedarma, 2008. Hubungan Pencemaran Lingkungan dalam Kajian Emisi Gas Buang dan Kebisangan dengan Konsep Tri Hita Karana. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNHI.
Chandra, B, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.
Depkes, 2005. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Departemen Kesehatan RI Ditjen PPM & PL. Jakarta
Fardiaz, S, 1992. Polusi Air dan Udara.Kanisius.Cetakan ke-9. Yogyakarta.
Girsang, N.P, 2012. Perilaku Mahasiswa Dalam Hal Emisi Karbon yang Dihasilkan dari Kendaraan Bermotor di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Skripsi FKM USU.
GTZ, 2007. Transportasi dan Perubahan Iklim. Eschborn.
Mukono, H.J, 2010. Toksikologi Lingkungan-Cetakan 2. Airlangga University Press. Surabaya.
Morlok, K, 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta.
Notoatmodjo, S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakata.
Nugroho, S, 2004. Potret Kondisi Emisi Gas Buang Kendaraan di Jakarta. Pusat Penelitian SDM dan Lingkungan UI. Jakarta.
Ocfiana, 2006. Metode Klasifikasi Pohon untuk Pengelompokan Kendaraan Berbahan Bakar Solar Berdasarkan Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Ambang Batas Opasitas Emisi Gas Buang. Tugas Akhir Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
66
Otok, B.W, 2007. Faktor-Faktor Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar Solar Menggunakan Multivariate Adaptive Regressio Spline. Jurnal Statistik Vol 8 Nomor 1, ITS. Surabaya.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, 2006 nomor 5 tahun Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. Jakarta
Rimantho, D, 2007. Pengelolaan Resiko Pencemaran Udara Dari Kendaraan bermotor di Jln. MH. Thamrin DKI Jakarta, Thesis Teknik Lingkungan ITS, Surabaya.
Sadat, 2003. Udara Bersih Hak Kita Bersama, Yayasan Pelangi, Jakarta.
Sitorus, E, 2007. Pengetahuan Sikap dan Tindakan Supir Angkutan Kota pada Trayek Medan Bus Martubung – Amplas Tentang Pencemaran Udara Kota Medan. Skripsi FKM USU, Medan.
Soemirat, S.J. 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. PT Grasindo, Jakarta.
Surajudin, 2011. Emisi Karbon: Penyebab Utama Perubahan Iklim. http://green.kompasiana.com/iklim/2011/01/24/emisi-karbon-penyebabutama-perubahan-iklim/. diakses pada tanggal 17 September 2012.
Syahril, et. al, 2002. Study on Air Quality in Future Trends. Health Impacts, Economic Value and Policy Options, A Technical Report submitted to The Asian Development Bank, Jakarta.
Tanan, B, 2011. Strategi Penaggulangan Pencemaran Udara dari sektor Transportasi. Adiwidia edisi Juni 2011.
Tugaswati, T. 2008. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. URL:http://www.kpbb.org. Diakses tanggal 4 September 2012
UU, 2009. No. 4 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Jakarta.
Wardhana, W, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan ( Edisi Revisi ) Andi Offset, Yogyakarta.
Yuliastuti, A, 2008. Estimasi Sebaran Keruangan emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Kota Semarang. Tugas Akhir Program S1 Universitas Diponegoro. Semarang.
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei yang
bersifat analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan antara jenis kendaraan, kapasitas mesin dan tahun pembuatan serta perawatan kendaraan bermotor dengan emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Medan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Lokasi dipilih pada wilayah jalan padat lalu lintas yaitu : 1. Jalan Sisingamangaraja depan Taman Makam Pahlawan. 2. Jalan Gatot Subroto depan SPBU 3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan September 2013. 3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kendaraan bermotor roda empat yang melakukan pengujian emisi kendaraan bermotor pada pukul 9.30 WIB – 14.30 WIB .
38
39
3.4. Metoda Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran uji emisi kendaraan bermotor dan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun dan mengacu pada variabel yang diteliti. 3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan yaitu data yang diperoleh dari instansi Badan Lingkungan Hidup Kota Medan. 3.5 Aspek Pengukuran
Adapun variabel yang akan dilakukan pengkuran sebagai berikut : 1. Jenis Kendaraan adalah jenis kendaraan bermotor roda empat yang dilakukan
uji emisi yang dikategorikan dalam skala ordinal yaitu : 1. Mobil Penumpang 2. Mobil Barang 3. Kapasitas mesin adalah kapasitas mesin/ volume silinder kendaraan bermotor roda empat responden yang dikategorikan dalam skala ordinal yaitu : 1. ≤ 1500 cc 2. > 1500 cc 2. Tahun pembuatan adalah tahun pembuatan kendaraan bermotor roda empat responden yang diktegorikan dalam skala ordinal yaitu : 1. 2000 - 2006 2. 2007 – 2012 3. Perawatan Kendaraan adalah bentuk tindakan responden yang diukur dengan menggunakan skala ordinal dari 6 pertanyaaan dengan total skor 12, alternatif
40
jawaban “ ya” diberi skor 2 dan “ tidak” diberi skor 0. Berdasarkan sala Likert (Sugiono, 2007) tindakan rsponden dikategorikan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu : 1. Baik, jika total skor yang diperoleh responden ≥ 65 % 2. Kurang Baik, jika skor yang diperoleh responden < 65% 4. Emisi gas buang kendaraan bermotor diukur dengan pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkunga Hidup Nomor 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi dalam 2 kategori, yaitu : 1. Lulus, jika hasil uji kendaraan bermotor dibawah nilai ambang batas emisi
dengan parameter untuk kendaraan berpenggerak mesin bensin yaitu CO dan HC, dengan tahun pembuatan kendaraan dibawah 2007 yaitu CO (4,5%), dan HC (1200 ppm). Kendaraan dengan tahun pembuatan diatas atau sama dengan 2007 nilai CO ( 1,5%) dan HC ( 200 ppm). Kendaraan berpenggerak motor bakar penyalaan kompresi (diesel) dengan parameter Opasitas (70% HSU). 2. Tidak Lulus, jika hasil uji kendaraan bermotor diatas ambang batas emisi.
41
3.6 Defenisi Operasional Adapun definisi operasional yang akan diteliti dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Jenis kendaraan bermotor roda empat adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin diesel maupun mesin bensin yang terdiri dari jenis mobil penumpang pribadi dan mobil barang yang dilakukan uji emisi. 2. Kapasitas mesin adalah volume dari semua piston di dalam silinder mesin pembakaran dalam. Biasanya dinyatakan dengan menggunakan satuan sentimeter kubik (cc), liter (l), atau inchi kubik (CID) dari kendaraan bermotor roda empat yang akan dilakukan uji emisi. 3. Tahun pembuatan kendaraan adalah tahun perakitan kendaraan bermotor roda empat yang akan dilakukan uji emisi yaitu mulai tahun 2000 - 2012. 4. Perawatan kendaraan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan kendaraan bermotor roda empat hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan untuk meminimalisir emisi gas buang kendaraan seperti mengganti oli secara berkala, memeriksa dan mengganti filter udara secara, pemeriksaan saluran bahan bakar, menggunakan cairan peningkat kualitas bahan bakar, melakukan Tune up. 5. Emisi gas buang kendaraan bermotor adalah sisa hasil pembakaran yang dihasilkan oleh pembakaran di dalam mesin kendaraan bermotor yang diukur dengan menggunakan gas analyzer untuk kendaraan dengan mensin bensin, dengan parameter yaitu CO (%) dan HC (%), dan smoke opacimeter
42
digunakan untuk mengukur emisi kendaraan mesin diesel dengan parameter opasitas (% HSU) yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor 2.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat Analisa ini digunakan untuk melihat gambaran karakteristik kendaraan bermotor roda empat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 3.7.2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan kapasitas mesin dan tahun pembuatan serta perawatan kendaraan bermotor roda empat dengan emisi kendaraan bermotor. Untuk mengetahui ada tidaknya kemaknaan dilakukan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Apabila dari uji ChiSquare tidak memenuhi syarat maka digunakan uji Fisher Exact.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sistem transportasi di Kota Medan sebagaian besar merupakan transportasi
darat. Berbagai sektor kehidupan yang ada di kota Medan seperti perdagangan, industri, pariwisata dan sebagainya, mengakibatkan semakin rumitnya kegiatan transportasi. Hal ini seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi.
Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Gatot Subroto berada di pinggiran kota yang merupakan jalur masuk/pintu utama sebagai penghubung antara Kota Medan dengan kabupaten/kota lainnya. Situasi arus lalu lintas cukup padat, baik menuju kota Medan maupun keluar kota Medan, mengakibatkan terjadnya masalah lau lintas seperti kemacetan.
Jenis kendaraan yang melewati Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Gatot Subroto terdiri dari kendaraan Roda Empat (Mobil penumpang, Minibus, Pick Up, Truk Kecil,), kendaraan lebih dari roda empat (Truk dan Bus), kendaraan roda tiga (becak) dan kendaraan roda dua ( sepeda motor). 4.2. Karakteristik Kendaraan Bermotor 4.2.1 Jenis Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi karakteristik kendaraan bermotor yang meliputi jenis kendaraan, bahan bakar, kapasitas mesin, tahun pembuatan, perawatan kendaraan dan hasil uji emisi kendaraan.
43
44
Adapun distribusi frekuensi karakteristik kendaraan bermotor berdasarkan
jenis kendaraan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini
Tabel 4.1 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Variabel 1. Jenis Kedaraan
Mobil Penumpang Mobil Barang
Jumlah 2. Merk Kendaraan
Mobil Penumpang Toyota Daihatsu Suzuki Isuzu Honda Mitsubitshi Chevrolet Nissan Ford Mobil Barang Isuzu Mitsubitshi
Jumlah
Jumlah
67 4 71
32 8 6 12 4 1 1 1 1
1 3 71
Persentase (%)
94,4 5,6 100
45,1 11,3 8,5 17,0 5,6 1,4 1,4 1,4 1,4
1,4 4,2 100
Hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan berdasarkan jenis kendaraan pada uji emisi di Kota Medan Tahun 2012 terbanyak pada jenis kendaraan penumpang milik pribadi yaitu 67 kendaraan (94,4%), sebagian besar jenis kendaraan penumpang yaitu merk Toyota berjumlah 32 kendaraan (45,1%) dan kendaraan bermotor jenis mobil barang sebagian besar yaitu merk Mitsubitshi berjumlah 3 kendaraan (4,2%).
45
4.2.2 Jenis Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang Melakukan Uji Emisi
Adapun distribusi frekuensi jenis bahan bakar kendaraan bermotor pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Jenis Bahan Bakar 1. Bensin 2. Solar
Total
Jumlah 37 34
71
Persentase (%) 52,1 47,9
100.0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor menurut jenis bahan bakar yang diperoleh pada uji emisi kendaraan bermotor di Kota Medan Tahun 2012 yang terbanyak yaitu menggunakan bahan bakar bensin berjumlah 37 kendaraan (52,1%) dan selebihnya menggunakan bahan bakar solar yaitu 34 kendaraan (47,9%). 4.2.3 Kapasitas Mesin Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi
Adapun gambaran kapasitas mesin kendaraan bermotor pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini
46
Tabel 4.3 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Kapasitas Mesin Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Variabel 1. Kapasitas Mesin
998 cc 1000 cc 1206 cc 1298 cc 1388 cc 1396 cc 1468 cc 1496 cc 1497 cc 1498 cc 1500 cc 2000 cc 2400 cc 2500 cc
Jumlah
2 1 1 5 1 1 1 2 4 7 19 7 1 17
Persentase (%)
2,8 1,4 1,4 7,0 1,4 1,4 1,4 2,8 5,6 9,9 26,8 9,9 1,4 23,9
2765 cc
2 2,8
Jumlah
71 100.0
2. Kategori Kapasitas Mesin ≤ 1500 cc >1500 cc
44 27
62,0 38,0
Jumlah
71 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor yang melakukan uji emisi di Kota Medan Tahun 2012 yang terbanyak pada kapasitas mesin ≤ 1500 cc berjumlah 44 kendaraan (62,0%) yaitu sebagian besar kendaraan berkapasitas mesin 1500 cc yaitu 19 kendaraan (26,8%) dan kapasitas mesin 2500 cc berjumlah 17 ( 23,9%).
47
4.2.4 Tahun Pembuatan Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi
Adapun gambaran tahun pembuatan kendaraan bermotor pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tahun Pembuatan Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Variabel 1 Tahun Pembuatan Kendaraan
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah 2. Kategori Tahun Pembuatan 2000-2006 2007-2012 Jumlah
Jumlah
6 7 8 6 5 6 2 4 8 5 8 6 71
40 31 71
Persentase (%)
8,5 9,9 11,3 8,5 7,0 8,5 2,8 5,6 11,3 7,0 11,3 8,5 100.0
56,3 43,7 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tahun pembuatan kendaraan bermotor pada uji emisi kendaraan bermotor di Kota Medan Tahun 2012 terbanyak yaitu dengan tahun kendaraan 2000-2006 sebanyak 40 ( 56,3%). Sebagian besar kendaraan dengan tahun pembuatan 2002 dan 2011 sebanyak 8 kendaraan (11,3%) dan yang paling rendah untuk tahun pembuatan kendaraan 2006 sebanyak 2 kendaraan (2,8%).
48
4.2.5 Perawatan Kendaraan Bermotor yang Melakukan Uji Emisi
Faktor perawatan kendaraan bermotor yang dikaji pada penelitian ini
adalah mengganti oli kendaraan setiap 5000 km, mengganti saringan minyak
pelumas, membersihkan filter udara setiap 5000 km, menggunakan bahan
peningkat kualitas bahan bakar, membersihkan filter bahan bakar, melakukan
Tune Up.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perawatan Kendaraan Bermotor pada Uji emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
Jawaban
No Indikator Perawatan
Ya Tidak Jumlah
N%N % N%
1.
Mengganti oli kendaraan setiap 5000 km
41 57,7 30
42,3 71
100
2.
Membersihkan saringan minyak pelumas
38 53,5 33 46,5 71 100
3.
Membersihkan filter udara setiap 5000 km
35 49,3 36 50,7 71 100
4.
Menggunakan cairan peningkat kualitas bahan bakar
14 19,7 57 80,3 71 100
5. Membersihkan filter bahan bakar
41 57,7 30 42,3 71 100
6. Melakukan Tune-up secara berkala 35 49,3 36 50,7 71 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa perawatan kendaraan bermotor dengan mengganti oli setiap 5000 km terbanyak melakukan penggantian oli yaitu 41 responden ( 57,7%). Mayoritas responden melakukan perawatan kendaraan dengan membersihkan saringan minyak pelumas setiap 5000 km yaitu 38 responden (53,5%). Perawatan kendaraan dengan membersihkan filter udara setiap 5000 km terbanyak responden tidak membersihkan filter udara yaitu berjumlah 36 responden (50,7%). Cairan peningkat kualitas bahan bakar atau peningkat oktan seperti Octane Booster, Power booster, Dyno Tab, Norival, HI-
49
Oktan, HI- Cester dan jenis lainnya, digunakan untuk menjaga performa mesin,
berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak tidak
menggunakan cairan peningkat kualitas bahan bakar pada kendaraannya yaitu 57
(80,3%). Mayoritas responden melakukan perawatan kendaraan dengan
membersihkan filter bahan bakar yaitu 41 responden (57,7%). Responden
terbanyak tidak melakukan perawatan kendaraan dengan melakukan Tune Up
secara Berkala yaitu 47 responden ( 66,2%).
4.2.6 Hasil Uji Emisi
Adapun distribusi frekuensi hasil uji emisi kendaraan bermotor pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini
Tabel 4.6 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Hasil Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Hasil Uji Emisi
1. Lulus 2. Tidak Lulus
Total
Jumlah
50 21 71
Persentase (%)
70,4 29,6 100.0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumah kendaraan yang lulus uji emisi kendaraan di Kota Medan Tahun 2012 sebanyak 50 kendaraan (70,4%) dan kendaraan yang tidak lulus uji emisi yaitu 21 kendaraan (29,6%).
4.3 Analisis Bivariat Analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang
diteliti dengan emisi gas buang kendaraan bermotor. Uji statistik yang digunakan pada analisa bivariat ini adalah Chi-square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 5 %). Apabila tidak memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan uji Fisher Exact. Berdasarkan hasil uji statistik akan diperoleh nilai p, untuk nilai p0,05), maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kendaraan dengan emisi gas buang kendaraan bermotor. 4.3.2 Hubungan Kapasitas Mesin dengan Emisi Gas Buang Kendaran
Bermotor di Kota Medan Tahun 2012 Adapun hubungan kapasitas mesin dengan emisi gas buang kendaraan
bermotor pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut Tabel 4.8 Hasil Analisis Kapasitas Mesin Kendaraan dengan Emisi
Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
51
Variabel Kategori
Kapasitas Mesin Jumlah
≤ 1500 cc > 1500 cc
Lulus
Jumlah 30 20 50
% 60 40 100
Tidak Lulus J Jumlah
14 7 21
% 66,7 33,3 100
Prob 0.597
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat hasil penelitian didapatkan yaitu kendaraan bermotor yang lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin ≤ 1500 sebanyak 30 kendaraan (60,0%) dan kapasitas mesin > 1500 sebanyak 20 kendaraan (40%). Sedangkan yang tidak lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin ≤ 1500 sebanyak 14 kendaraan (66,7%) dan kapasitas mesin >1500 sebanyak 7 kendaraan (33,3%). Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai pvalue 0,597 jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan (p>0,05), maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kapasitas mesin kendaraan dengan emisi gas buang kendaraan bermotor.
4.3.3 Hubungan Tahun Pembuatan Kendaraan dengan Emisi Gas Buang Kendaran Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
Adapun hubungan tahun pembuatan kendaraan dengan emisi gas buang
ada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Tahun Pembuatan Kendaraan dengan Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
Variabel Kategori
Tahun Pembuatan
Total
2000-2006 2007-2012
Lulus
Jumlah 23 27 50
% 46,0 54,0 100
Tidak Lulus J Jumlah
17 4 21
% 56,3 43,7 100
Prob 0.007
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa kendaraan bermotor yang
lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan 2000-2006 sebanyak
52
23 kendaraan (46%) dan tahun pembuatan kendaraan 2007-2012 sebanyak 27 kendaraan (54%). Sedangkan yang tidak lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan 2000-2006 sebanyak 17 kendaraan (56,3%) dan tahun pembuatan 2000-2012 sebanyak 4 kendaraan (43,7%). Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai pvalue 0,007 jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan (p
Lampiran
KUESIONER
Hubungan Kapasitas Mesin dan Tahun Pembuatan serta Perawatan Kendaraan Bermotor dengan Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No. Responden Tanggal Wawancara Lokasi Titik uji
: : :
I. Karakteristik Kendaraan
a. Plat Kendaraan
:
b. Jenis Kendaraan
:
c. Bahan Bakar
:
d. Kapasitas Mesin
: cc
e. Tahun Kendaraan
:
II. Perawatan Kendaraan
1. Apakah Bapak selalu mengganti oli kendaraan Bapak setiap 5000 km?
1. Ya
2. Tidak
2. Sewaktu penggantian Oli apakah Bapak mengganti saringan minyak
pelumas pada kendaraan Bapak?
1. Ya
2. Tidak
3. Apakah Bapak membersihkan filter udara pada kendaraan Bapak?
1. Ya
2. Tidak
4. Apakah Bapak menggunakan peningkat kualitas bahan bakar?
1. Ya
2. Tidak
5. Sewaktu melakukan servis kendaraan, Apakah Bapak melakukan
pembersihan pada filter bahan bakar?
1. Ya
2. Tidak
6. Apakah Bapak Melakukan Tune-Up secara berkala sesuai dengan buku
pedoman servis?
1. Ya
2. Tidak
68
Hasil Uji Emisi
Kendaraan Berbahan Bakar Bensin
No Kategori
Tahun
Parameter
pembuan CO (%) HC (ppm)
1. Ambang batas < 2007 4,5 1200
Emisi
≥ 2007
1,5
200
Hasil Uji
Kendaraan Berbahan Bakar Solar
Parameter
Opasitas (%)
Ambang Batas Emisi 70
Hasil Uji
Ambang batas yang digunakan berdasrkan Kepmen LH No.05 Tahun 2006
Hasil Uji Emisi
Lulus (Dibawah Ambang Batas) Tidak Lulus (Diatas Ambang Batas)
69
Frequency Table
Valid
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
Mobil Barang Mobil Penumpang Total
Frequency 4
67 71
Percent Valid Percent
5.6 5.6
94.4 94.4
100.0
100.0
Cumulative Percent
5.6
100.0
Valid
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2008 2009 2010 2011 2012 Total
tahun kendaraan yang diuji emisi
Frequency 6 7 8 6 5 6 2 4 8 5 8 6
71
Percent Valid Percent
8.5 8.5
9.9 9.9
11.3 11.3
8.5 8.5
7.0 7.0
8.5 8.5
2.8 2.8
5.6 5.6
11.3 11.3
7.0 7.0
11.3 11.3
8.5 8.5
100.0
100.0
Cumulative Percent 8.5 18.3 29.6 38.0 45.1 53.5 56.3 62.0 73.2 80.3 91.5 100.0
70
bahan bakar kendaraan yang diuji emisi
Valid BENSIN SOLAR Total
Frequency 37 34 71
Percent 52.1 47.9
100.0
Valid Percent 52.1 47.9
100.0
Cumulative Percent
52.1
100.0
Valid
Perawatan Kendaraan dengan mengganti oli setiap 5000 km
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
30 42.3
42.3
42.3
Ya 41 57.7 57.7 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan mengganti sarngan minyak pelumas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
33 46.5
46.5
46.5
Ya 38 53.5 53.5 100.0
Total
71 100.0
100.0
71
Perawatan Kendaraan dengan rutin membersihkan filter udara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
36 50.7
50.7
50.7
Ya 35 49.3 49.3 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan menggunakan peningkat kualitas bahan bakar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
57 80.3
80.3
80.3
Ya 14 19.7 19.7 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan membersihkan filter bahan bakar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
30 42.3
42.3
42.3
Ya 41 57.7 57.7 100.0
Total
71 100.0
100.0
Perawatan Kendaraan dengan melakukan Tune-Up secara Berkala
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak
36 50.7
50.7
50.7
Ya 35 49.3 49.3 100.0
Total
71 100.0
100.0
72
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Jenis Kendaraan yang Diuji emisi
Mobil Penumpang
Mobil Barang
Total
Crosstab
Count
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count % within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count
% within Jenis Kendaraan yang Diuji emisi % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS
TIDAK LULUS
47 20
70.1%
29.9%
94.0%
95.2%
66.2% 3
75.0%
28.2% 1
25.0%
6.0%
4.8%
4.2% 50
70.4%
1.4% 21
29.6%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
Total
67
100.0%
94.4%
94.4% 4
100.0%
5.6%
5.6% 71
100.0%
100.0%
100.0%
73
Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Crosstab
Tahun Kendaraan yang 2000-2006 Diuji Emisi
2007-2012
Total
Count
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Count
% within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Count % within Tahun Kendaraan yang Diuji Emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS TIDAK LULUS
23 17
57.5%
42.5%
46.0%
81.0%
32.4% 27
87.1%
23.9% 4
12.9%
54.0%
19.0%
38.0% 50
70.4%
5.6% 21
29.6%
100.0%
100.0%
70.4%
29.6%
Total 40
100.0%
56.3%
56.3% 31
100.0%
43.7%
43.7% 71
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb
Value .043a
.000
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2-
df sided)
sided)
1 .836
1 1.000
Exact Sig. (1sided)
Likelihood Ratio
.044 1
.834
Fisher's Exact Test
1.000
.661
Linear-by-Linear Association
.042
1
.838
N of Valid Cases
71
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,18. b. Computed only for a 2x2 table
74
Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi Hasil Pengukuran Uji Emisi
Crosstab
Kapasitas Mesin Kendaraan 1500
Total
Count
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total
Count
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi
% of Total Count
% within Kapasitas Mesin Kendaraan yang diuji emisi
% within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS
TIDAK LULUS
30 14
68.2%
31.8%
Total 44
100.0%
60.0%
66.7%
62.0%
42.3% 20
74.1%
19.7% 7
25.9%
62.0% 27
100.0%
40.0%
33.3%
38.0%
28.2% 50
70.4%
9.9% 21
29.6%
38.0% 71
100.0%
100.0%
100.0% 100.0%
70.4%
29.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
Value 7.345a 5.993 7.838
7.241
71
Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
1 .007 1 .014 1 .005
.009 .006 1 .007
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,17. b. Computed only for a 2x2 table
75
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb
Value .279a
.068
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2-
df sided)
sided)
1 .597
1 .795
Exact Sig. (1sided)
Likelihood Ratio
.282 1
.595
Fisher's Exact Test
.789
.401
Linear-by-Linear Association
.275
1
.600
N of Valid Cases
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,99. b. Computed only for a 2x2 table
Perawatan Kendaraan * Hasil Pengukuran Uji Emisi
Perawatan Kendaraan Total
Crosstab
Baik Buruk
Count
% within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count % within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total Count
% within Perawatan Kendaraan % within Hasil Pengukuran Uji Emisi % of Total
Hasil Pengukuran Uji Emisi
LULUS
TIDAK LULUS
28 0
100.0% 56.0%
.0% .0%
Total 28
100.0% 39.4%
39.4% 22
51.2% 44.0%
.0% 21
48.8% 100.0%
39.4% 43
100.0% 60.6%
31.0% 50
70.4% 100.0%
29.6% 21
29.6% 100.0%
60.6% 71
100.0% 100.0%
70.4%
29.6%
100.0%
76
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctionb
Value 19.418a
17.144
Asymp. Sig. (2-
df
sided)
Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
1 .000
1 .000
Likelihood Ratio
26.641
1
.000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
19.144
1
.000
N of Valid Cases
71
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,28.
b. Computed only for a 2x2 table
MASTER DATA HUBUNGAN KAPASITAS MESIN DAN TAHUN PEMBUATAN SERTA PERAWATAN KENDARAAN DENGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MEDAN
77
NO PLAT
Merk
Jenis
Tahun thnk CC CCK BB CO HC HSU Hasil HasilK PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 Pk6 Skor
1 BK 1746 GI TOYOTA KIJANG
Mobil Penumpang 2009
1 1500 1 BENSIN 0
0.8
LULUS
1
222020 8
2 BK 74 E
TOYOTA FORTUNER
Mobil Penumpang 2008
2 2500 2 BENSIN 1
1
LULUS
1
022202 8
3 BK 1681 EH DAIHATSU GRAND MAX Mobil Penumpang 2008
2 1496 1 BENSIN 0.01 0
LULUS
1
220022 8
4 BK 741 JA
TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2005
1 2000 2 BENSIN 0
0
LULUS
1
220000 4
5 BK 4317 QH TOYOTA YARIS
BK 1467
6 EFX
TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang Mobil Penumpang
2011 2012
2 1497 1 BENSIN 0
0
2 1498 1 BENSIN 0.01 0
LULUS LULUS
1 1
202022 8 200222 8
7 B 1443 WFH DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang 2010
2 1298 1 BENSIN 0
1
LULUS
1
022022 8
8 BK 1246 JH DAIHATSU XENIA
Mobil Penumpang 2009
2 1298 1 BENSIN 0
10
LULUS
1
200200 4
9 BK 1282 PI HONDA JAZZ
Mobil Penumpang 2011
2 1497 1 BENSIN 0.03 0
LULUS
1
202000 4
10 BK 9 U
FORD FIESTA
Mobil Penumpang 2011
2 1388 1 BENSIN 0.02 0
LULUS
1
200222 8
11 BK 1965 KP HONDA JAZZ
Mobil Penumpang 2004
1 1497 1 BENSIN 145 1.22
TL 2 2 0 0 0 0 0 2
12 BK 1883 ZA SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang 2003
1 998
1 BENSIN 10 2381
TL 2 2 0 0 0 0 0 2
13 BK 1458 LX TOYOTA KIJANG
Mobil Penumpang 2000
1 1500 1 BENSIN 5 309
TL 2 0 2 2 0 0 0 4
14 BK 1338 HF CHEVROLET SPARK
Mobil Penumpang 2004
1 1206 1 BENSIN 28.5 185
TL 2 0 2 0 0 0 0 2
15 BK 1771 BA TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2006
1 2000 2 BENSIN 0.18 0
LULUS
1
222020 8
16 BK 1266 CA HYUNDAI ATOZ
Mobil Penumpang 2000
1 1396 1 BENSIN 9.2 150
TL 2 0 0 0 0 2 0 2
17 BK 1326 GE SUZUKI KARIMUN
Mobil Penumpang 2002
1 998
1 BENSIN 9.2 126
TL 2 0 2 0 0 0 0 2
18 BK 1271 JM TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2010
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
1
220220 8
19 BK 1857 CU SUZUKI BALENO
Mobil Penumpang 2001
1 1500 1 BENSIN 179 28
TL 2 2 0 0 0 0 0 2
20 BK 1276 JT TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2010
2 2000 2 BENSIN 0.03 0
LULUS
1
202202 8
21 BK 1971 QK TOYOTA INNOVA
Mobil Penumpang 2011
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
1
222000 6
22 BK 1525 JT BK 10748
23 ZD
TOYOTA AVANZA TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang Mobil Penumpang
2009 2012
2 1498 1 BENSIN 0.18 0 2 1498 1 BENSIN 0.71 0
LULUS LULUS
1 1
222002 8 222020 8
24 BK 1517 QS TOYOTA AVANZA
Mobil Penumpang 2012
2 1498 1 BENSIN 0.06 0
LULUS
1
222200 8
Kat
1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1
25 BK 1604 QQ HONDA JAZZ
26 BK 1020 GU TOYOTA AVANZA
27 BK 1648 PI TOYOTA AVANZA
28 BK 1813 QH TOYOTA INNOVA
29 BK 1000 RZ SUZUKI AEREO
30 BK 1270 ZW TOYOTA RUSH
31 B 8773 PO
SUZUKI CARRY
32 BK 1342 JO DAIHATSU XENIA
33 BK 1908 KT TOYOTA AVANZA
34 BK 1342 JO DAIHATSU XENIA
35 BK 38 V
HONDA CRV
36 BK 1883 ZA SUZUKI KARIMUN
37 BK 1127 JN DAIHATSU XENIA
38 BK 9863 DF Isuzu Panther
BK 1378
39 UKT
Isuzu Panther
40 BK 1919 SG Mitsubishi
41 BK 1531 GL Isuzu Panther
42 BK 1988 GF Isuzu Panther
43 BK 1537 FN Toyota Kijang
44 B 2741 WX Isuzu Panther
45 BK 632 JK Toyota Fortuner
46 BK 126 YL Isuzu Panther
47 BK 1071 KT Isuzu Panther
48 B 2331 NR Daihatsu Taft
49 BK 180 HJ
Isuzu Panther
50 BK 1482 HG Isuzu Panther
51 BK 1184 RH Isuzu Panther
BK 1178
52 KW
Toyota Kijang
53 BK 1494 FW Toyota Kijang
Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang
2009 2005 2012 2012 2009 2009 2001 2009 2011 2009 2012 2003 2008 2001 2011 2010 2004 2003 2000 2002 2011 2002 2011 2008 2005 2006 2005 2002 2001
2 1497 1 BENSIN 0.03 0
LULUS
1 1498 1 BENSIN 0.15 0
LULUS
2 1498 1 BENSIN 0.01 0
LULUS
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
2 1500 1 BENSIN 1.92 167
TL
2 1496 1 BENSIN 0
0
LULUS
1 1500 1 BENSIN 9.64 1485
TL
2 1298 1 BENSIN 0.02 14
LULUS
1 1498 1 BENSIN 0
0
LULUS
2 1298 1 BENSIN 0.22 40
LULUS
2 2000 2 BENSIN 0.01 0
LULUS
1 1000 1 BENSIN 10 381
TL
2 1298 1 BENSIN 1.32 110
TL
1 2500 2
SOLAR
65 LULUS
2 2500 2
SOLAR
77 TL
2 1468 1
SOLAR
47 LULUS
1 2500 2
SOLAR
24 LULUS
1 2500 2
SOLAR
53 LULUS
1 1500 1
SOLAR
38 LULUS
1 2500 2
SOLAR
15 LULUS
2 1500 1
SOLAR
96 TL
1 2500 2
SOLAR
70 TL
2 2500 2
SOLAR
25 LULUS
2 2765 2
SOLAR
69 LULUS
1 2500 2
SOLAR
98 TL
1 2500 2
SOLAR
87 TL
1 2500 2
SOLAR
20 TL
1 1500 1
SOLAR
9.4 LULUS
1 1500 1
SOLAR
71 TL
1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2
022022 8 022000 4 022022 8 202022 8 000220 4 220000 4 200000 2 202202 8 022202 8 002022 6 220022 8 200000 2 200020 4 022000 4 020020 4 022022 8 2 2 2 0 2 2 10 022022 8 022020 6 222000 6 000020 2 000020 2 202000 4 202020 6 000020 2 000020 2 200020 4 200020 4 020020 4
1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
78
54 BK 323 TY Toyota Kijang
55 BK 1626 GL Toyota Kijang
56 BK 578 WW Toyota Kijang
57 BK 531 HS Toyota Kijang
58 BK 1676 PT Toyota Kijang
59 BK 1235 HQ Isuzu Panther
60 BK 9074 CO Isuzu Panther
61 BK 1811 HI Toyota Kijang
62 BK 8033 BN Toyota Kijang
63 B 332 MS
Nissan Terrano
64 BK 1024 LH Isuzu Panther
BK 1986
65 MM
Toyota Kijang
66 BK 1356 XI Toyota Kijang
67 BK 1072 H Daihatsu Taft
68 BK 9680 EB Mitsubishi L300
69 BK 83 GU
Toyota Kijang
70 BK 9841 EA Mitsubitshi L300
71 BK 9365 GK Mitsubitshi L300
Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Barang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Penumpang Mobil Barang Mobil Penumpang Mobil Barang Mobil Barang
2002 2004 2004 2001 2001 2001 2000 2003 2002 2002 2003 2003 2000 2000 2005 2002 2005 2010
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2400 2
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2765 2
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
1 1500 1
SOLAR
1 2500 2
SOLAR
2 2500 2
SOLAR
25 LULUS 62 LULUS 62 LULUS 24 LULUS 33 LULUS 70 LULUS 90 TL 44 LULUS 40 LULUS 49 LULUS 48 LULUS 8.6 LULUS 14 LULUS 76 TL 12 LULUS 86 TL 28 LULUS 53 LULUS
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
222002 8 002020 4 022020 6 022000 4 220022 8 220000 4 000020 2 200220 6 202022 8 022020 6 202020 6 220200 6 220202 8 000000 0 220022 8 000200 2 220022 8 002020 4
1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2
79
80
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG
AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2006
Tim Penyusun: 1. Ir. Edy Purwanto M. Bakri, MAS 2. Endang Nooryastuti, ST 3. M. Didin Khaerudin, SH 4. Drs. Ade Palguna Ruteka 5. Himsar Sirait, SH 6. Dian Sugiarti, SE
Tim Editor : 1. Ridwan D. Tamin, M.S 2. Ir. Edy Purwanto Moh. Bakri, MAS 3. Endang Nooryastuti, ST
81
82
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa maka atas perkenan-Nya telah ditetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama Nomor 05 tanggal 1 Agustus 2006.
Peraturan Menteri ini ditetapkan sebagai pengganti dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 Tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Peraturan Menteri ini diharapkan dapat menjawab perkembangan keadaan di lapangan dalam upaya mengendalikan pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang saat ini terus meningkat terutama yang dirasakan di kota-kota besar di Indonesia.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan uji emisi berkala kendaraan bermotor di daerahnya masing-masing dan sebagai acuan dalam mengembangkan standar emisi idle maupun akselerasi bebas (free acceleration) di masa mendatang.
Kami berharap Peraturan Menteri ini dapat ditaati oleh masyarakat dan sebagai bentuk kepedulian terhadap terciptanya kualitas udara yang lebih baik dan sehat Hal tersebut dapat terwujud dengan meningkatkan perawatan kendaraan bermotor sehingga memenuhi standar emisi gas buang yang telah ditetapkan.
83
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006
TENTANG
AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
Menimbang Mengingat
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, : a.bahwa pencemaran udara dari emisi gas buang
kendaraan bermotor semakin meningkat, sehingga perlu upaya pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor; b.bahwa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama tidak sesuai lagi dengan perkembangan sehingga perlu diperbaharui; : 1.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480); 2.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 3.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);
84
4.Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);
5.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853);
6.Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
7.Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA.
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama adalah batas
maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor lama; 2. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu; 3. Kendaraan Bermotor Lama adalah kendaraan yang sudah diproduksi, dirakit atau diimpor dan sudah beroperasi di wilayah Republik Indonesia; 4. Uji emisi kendaraan bermotor lama adalah uji emisi gas buang yang wajib dilakukan untuk kendaraan bermotor lama secara berkala; 5. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup; 6. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi; 7. Bupati/Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota.
85
Pasal 2 Ruang lingkup peraturan ini meliputi ambang batas emisi gas buang, metode uji, prosedur pengujian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama.
Pasal 3 (1) Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Metode uji kandungan CO dan HC sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 diukur pada kondisi tanpa beban (idle) sedangkan kandungan asap diukur pada kondisi percepatan bebas (free accelaration). (3) Prosedur pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengacu pada Lampiran II Peraturan Menteri ini yang meliputi: a. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori M, N
dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak cetus api pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.1-2005. b. Cara uji kadar opasitas asap untuk kendaraan bermotor kategori M, N dan O (roda empat atau lebih) berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas menggunakan SNI 19-7118.2-2005. c. Cara uji kadar CO/HC untuk kendaraan bermotor kategori L (sepeda motor)pada kondisi idle menggunakan SNI 19-7118.32005.
(4) Format pelaporan pelaksanaan uji emisi sebagaimana dimaksud pada ayat(3) huruf a, huruf b, dan huruf c tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini.
(5) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat (4) serta perubahan-perubahannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Ini.
Pasal 4 (1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib memenuhi ambang batas
emisi gas buang kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1). (2) Setiap kendaraan bermotor lama wajib melakukan uji emisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5 Pengujian emisi kendaraan bermotor lama dilakukan di tempat pengujian milik pemerintah atau swasta yang telah mendapat sertifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
86
Pasal 6 (1) Bupati/Walikota melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama
yang terdaftar di daerahnya. (2) Bupati/Walikota dapat bekerjasama dengan Bupati/Walikota lain
dalam melaksanakan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Bupati/Walikota melakukan evaluasi pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan laporan pelaksanaan uji emisi kepada Gubernur minimal 6 (enam) bulan sekali. (4) Bupati/Walikota mengumumkan hasil uji emisi minimal 1 (satu) tahun sekali kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik.
Pasal 7 (1) Gubernur mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan uji emisi di
daerahnya. (2) Gubernur melaksanakan evaluasi kegiatan uji emisi minimal 1
(satu) tahun sekali dan mengumumkan hasil uji emisi berkala kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik. (3) Gubernur melaporkan hasil uji emisi yang dilaksanakan oleh Bupati/Walikota di wilayahnya kepada Menteri sekurang-kurangnya 1(satu) tahun sekali.
Pasal 8 (1) Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang
kendaraanbermotor lama di daerahnya sama atau lebih ketat dari ambang batas kendaraan bermotor lama sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (2) Gubernur dapat menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya dengan tidak menambah maupun mengurangi parameter yang tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini. (3) Dalam hal Gubernur belum menetapkan ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama di daerahnya maka berlaku ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 9 Dalam rangka penaatan ambang batas emisi gas buang kendaran bermotor lama, Menteri berwenang: a. mengevaluasi pelaksanaan penaatan ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor lama; b. melakukan uji petik emisi (spot check) dalam rangka pengumpulan
data; c. memberikan pembinaan (bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan
penaatan ambang batas kendaraan bermotor lama.
87
Pasal 10 Pembiayaan atas pelaksanaan uji emisi kendaraan bermotor lama di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal 11 Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dievaluasi sekurangkurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 12 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini maka Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2006
Menteri Negara Lingkungan Hidup,
Ttd
Ir. Rachmat Witoelar.
88
89
90
91
Lampiran 8
92
Gambar 1. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan kendaraan jenis Mobil Barang
Gambar 2. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan jenis kendaraan Mobil Barang
93
Gambar 3. Peneliti mewawancarai responden yang menggunakan jenis kendaraan Mobil Penumpang
Gambar 4. Peneliti melihat data kendaraan
94 Gambar 5. Pengukuran emisi kendaraan Gambar 6. Pengukuran emisi kendaraan
95
Gambar 7. Hasil pengukuran emisi kendaraan mesin bensin dengan menggunakan gas analyzer
Gambar 8. Hasil pengukuran emisi kendaraan mesin diesel (solar) dengan menggunakan Smoke Opacimeter
65
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Proses Kerja Mesin Diesel. http://www.Indoskripsi.com. Diakses tanggal 2 September 2012.
Abubakar, I, 2005. Kerusakan Lingkungan yang Diakibatkan Oleh Sumber transportasi.www.infogigig.com. diakses tanggal 10 September 2012.
Arismunandar, 1994. Motor Bakar Torak. Gramedi. Jakarta
Bachtiar, S.V, 2004. Kajian Hubungan antara Variasi Kecepata Kendaraan dengan Emisi yang Dikeluarkan pada Kendaraan Bermotor Roda Empat. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND, Padang.
Catrawedarma, 2008. Hubungan Pencemaran Lingkungan dalam Kajian Emisi Gas Buang dan Kebisangan dengan Konsep Tri Hita Karana. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNHI.
Chandra, B, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.
Depkes, 2005. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Departemen Kesehatan RI Ditjen PPM & PL. Jakarta
Fardiaz, S, 1992. Polusi Air dan Udara.Kanisius.Cetakan ke-9. Yogyakarta.
Girsang, N.P, 2012. Perilaku Mahasiswa Dalam Hal Emisi Karbon yang Dihasilkan dari Kendaraan Bermotor di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Skripsi FKM USU.
GTZ, 2007. Transportasi dan Perubahan Iklim. Eschborn.
Mukono, H.J, 2010. Toksikologi Lingkungan-Cetakan 2. Airlangga University Press. Surabaya.
Morlok, K, 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta.
Notoatmodjo, S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakata.
Nugroho, S, 2004. Potret Kondisi Emisi Gas Buang Kendaraan di Jakarta. Pusat Penelitian SDM dan Lingkungan UI. Jakarta.
Ocfiana, 2006. Metode Klasifikasi Pohon untuk Pengelompokan Kendaraan Berbahan Bakar Solar Berdasarkan Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Ambang Batas Opasitas Emisi Gas Buang. Tugas Akhir Jurusan Statistika, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
66
Otok, B.W, 2007. Faktor-Faktor Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar Solar Menggunakan Multivariate Adaptive Regressio Spline. Jurnal Statistik Vol 8 Nomor 1, ITS. Surabaya.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, 2006 nomor 5 tahun Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. Jakarta
Rimantho, D, 2007. Pengelolaan Resiko Pencemaran Udara Dari Kendaraan bermotor di Jln. MH. Thamrin DKI Jakarta, Thesis Teknik Lingkungan ITS, Surabaya.
Sadat, 2003. Udara Bersih Hak Kita Bersama, Yayasan Pelangi, Jakarta.
Sitorus, E, 2007. Pengetahuan Sikap dan Tindakan Supir Angkutan Kota pada Trayek Medan Bus Martubung – Amplas Tentang Pencemaran Udara Kota Medan. Skripsi FKM USU, Medan.
Soemirat, S.J. 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. PT Grasindo, Jakarta.
Surajudin, 2011. Emisi Karbon: Penyebab Utama Perubahan Iklim. http://green.kompasiana.com/iklim/2011/01/24/emisi-karbon-penyebabutama-perubahan-iklim/. diakses pada tanggal 17 September 2012.
Syahril, et. al, 2002. Study on Air Quality in Future Trends. Health Impacts, Economic Value and Policy Options, A Technical Report submitted to The Asian Development Bank, Jakarta.
Tanan, B, 2011. Strategi Penaggulangan Pencemaran Udara dari sektor Transportasi. Adiwidia edisi Juni 2011.
Tugaswati, T. 2008. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. URL:http://www.kpbb.org. Diakses tanggal 4 September 2012
UU, 2009. No. 4 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Jakarta.
Wardhana, W, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan ( Edisi Revisi ) Andi Offset, Yogyakarta.
Yuliastuti, A, 2008. Estimasi Sebaran Keruangan emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di Kota Semarang. Tugas Akhir Program S1 Universitas Diponegoro. Semarang.
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei yang
bersifat analitik, yaitu untuk mengetahui hubungan antara jenis kendaraan, kapasitas mesin dan tahun pembuatan serta perawatan kendaraan bermotor dengan emisi gas buang kendaraan bermotor di Kota Medan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Lokasi dipilih pada wilayah jalan padat lalu lintas yaitu : 1. Jalan Sisingamangaraja depan Taman Makam Pahlawan. 2. Jalan Gatot Subroto depan SPBU 3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan September 2013. 3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kendaraan bermotor roda empat yang melakukan pengujian emisi kendaraan bermotor pada pukul 9.30 WIB – 14.30 WIB .
38
39
3.4. Metoda Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran uji emisi kendaraan bermotor dan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun dan mengacu pada variabel yang diteliti. 3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan yaitu data yang diperoleh dari instansi Badan Lingkungan Hidup Kota Medan. 3.5 Aspek Pengukuran
Adapun variabel yang akan dilakukan pengkuran sebagai berikut : 1. Jenis Kendaraan adalah jenis kendaraan bermotor roda empat yang dilakukan
uji emisi yang dikategorikan dalam skala ordinal yaitu : 1. Mobil Penumpang 2. Mobil Barang 3. Kapasitas mesin adalah kapasitas mesin/ volume silinder kendaraan bermotor roda empat responden yang dikategorikan dalam skala ordinal yaitu : 1. ≤ 1500 cc 2. > 1500 cc 2. Tahun pembuatan adalah tahun pembuatan kendaraan bermotor roda empat responden yang diktegorikan dalam skala ordinal yaitu : 1. 2000 - 2006 2. 2007 – 2012 3. Perawatan Kendaraan adalah bentuk tindakan responden yang diukur dengan menggunakan skala ordinal dari 6 pertanyaaan dengan total skor 12, alternatif
40
jawaban “ ya” diberi skor 2 dan “ tidak” diberi skor 0. Berdasarkan sala Likert (Sugiono, 2007) tindakan rsponden dikategorikan dengan menggunakan skala ordinal, yaitu : 1. Baik, jika total skor yang diperoleh responden ≥ 65 % 2. Kurang Baik, jika skor yang diperoleh responden < 65% 4. Emisi gas buang kendaraan bermotor diukur dengan pengujian emisi gas buang kendaraan bermotor sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkunga Hidup Nomor 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi dalam 2 kategori, yaitu : 1. Lulus, jika hasil uji kendaraan bermotor dibawah nilai ambang batas emisi
dengan parameter untuk kendaraan berpenggerak mesin bensin yaitu CO dan HC, dengan tahun pembuatan kendaraan dibawah 2007 yaitu CO (4,5%), dan HC (1200 ppm). Kendaraan dengan tahun pembuatan diatas atau sama dengan 2007 nilai CO ( 1,5%) dan HC ( 200 ppm). Kendaraan berpenggerak motor bakar penyalaan kompresi (diesel) dengan parameter Opasitas (70% HSU). 2. Tidak Lulus, jika hasil uji kendaraan bermotor diatas ambang batas emisi.
41
3.6 Defenisi Operasional Adapun definisi operasional yang akan diteliti dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Jenis kendaraan bermotor roda empat adalah setiap kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin diesel maupun mesin bensin yang terdiri dari jenis mobil penumpang pribadi dan mobil barang yang dilakukan uji emisi. 2. Kapasitas mesin adalah volume dari semua piston di dalam silinder mesin pembakaran dalam. Biasanya dinyatakan dengan menggunakan satuan sentimeter kubik (cc), liter (l), atau inchi kubik (CID) dari kendaraan bermotor roda empat yang akan dilakukan uji emisi. 3. Tahun pembuatan kendaraan adalah tahun perakitan kendaraan bermotor roda empat yang akan dilakukan uji emisi yaitu mulai tahun 2000 - 2012. 4. Perawatan kendaraan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan kendaraan bermotor roda empat hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan untuk meminimalisir emisi gas buang kendaraan seperti mengganti oli secara berkala, memeriksa dan mengganti filter udara secara, pemeriksaan saluran bahan bakar, menggunakan cairan peningkat kualitas bahan bakar, melakukan Tune up. 5. Emisi gas buang kendaraan bermotor adalah sisa hasil pembakaran yang dihasilkan oleh pembakaran di dalam mesin kendaraan bermotor yang diukur dengan menggunakan gas analyzer untuk kendaraan dengan mensin bensin, dengan parameter yaitu CO (%) dan HC (%), dan smoke opacimeter
42
digunakan untuk mengukur emisi kendaraan mesin diesel dengan parameter opasitas (% HSU) yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor 2.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat Analisa ini digunakan untuk melihat gambaran karakteristik kendaraan bermotor roda empat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 3.7.2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan kapasitas mesin dan tahun pembuatan serta perawatan kendaraan bermotor roda empat dengan emisi kendaraan bermotor. Untuk mengetahui ada tidaknya kemaknaan dilakukan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Apabila dari uji ChiSquare tidak memenuhi syarat maka digunakan uji Fisher Exact.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sistem transportasi di Kota Medan sebagaian besar merupakan transportasi
darat. Berbagai sektor kehidupan yang ada di kota Medan seperti perdagangan, industri, pariwisata dan sebagainya, mengakibatkan semakin rumitnya kegiatan transportasi. Hal ini seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi.
Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Gatot Subroto berada di pinggiran kota yang merupakan jalur masuk/pintu utama sebagai penghubung antara Kota Medan dengan kabupaten/kota lainnya. Situasi arus lalu lintas cukup padat, baik menuju kota Medan maupun keluar kota Medan, mengakibatkan terjadnya masalah lau lintas seperti kemacetan.
Jenis kendaraan yang melewati Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Gatot Subroto terdiri dari kendaraan Roda Empat (Mobil penumpang, Minibus, Pick Up, Truk Kecil,), kendaraan lebih dari roda empat (Truk dan Bus), kendaraan roda tiga (becak) dan kendaraan roda dua ( sepeda motor). 4.2. Karakteristik Kendaraan Bermotor 4.2.1 Jenis Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi karakteristik kendaraan bermotor yang meliputi jenis kendaraan, bahan bakar, kapasitas mesin, tahun pembuatan, perawatan kendaraan dan hasil uji emisi kendaraan.
43
44
Adapun distribusi frekuensi karakteristik kendaraan bermotor berdasarkan
jenis kendaraan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini
Tabel 4.1 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Variabel 1. Jenis Kedaraan
Mobil Penumpang Mobil Barang
Jumlah 2. Merk Kendaraan
Mobil Penumpang Toyota Daihatsu Suzuki Isuzu Honda Mitsubitshi Chevrolet Nissan Ford Mobil Barang Isuzu Mitsubitshi
Jumlah
Jumlah
67 4 71
32 8 6 12 4 1 1 1 1
1 3 71
Persentase (%)
94,4 5,6 100
45,1 11,3 8,5 17,0 5,6 1,4 1,4 1,4 1,4
1,4 4,2 100
Hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan berdasarkan jenis kendaraan pada uji emisi di Kota Medan Tahun 2012 terbanyak pada jenis kendaraan penumpang milik pribadi yaitu 67 kendaraan (94,4%), sebagian besar jenis kendaraan penumpang yaitu merk Toyota berjumlah 32 kendaraan (45,1%) dan kendaraan bermotor jenis mobil barang sebagian besar yaitu merk Mitsubitshi berjumlah 3 kendaraan (4,2%).
45
4.2.2 Jenis Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang Melakukan Uji Emisi
Adapun distribusi frekuensi jenis bahan bakar kendaraan bermotor pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Jenis Bahan Bakar 1. Bensin 2. Solar
Total
Jumlah 37 34
71
Persentase (%) 52,1 47,9
100.0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor menurut jenis bahan bakar yang diperoleh pada uji emisi kendaraan bermotor di Kota Medan Tahun 2012 yang terbanyak yaitu menggunakan bahan bakar bensin berjumlah 37 kendaraan (52,1%) dan selebihnya menggunakan bahan bakar solar yaitu 34 kendaraan (47,9%). 4.2.3 Kapasitas Mesin Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi
Adapun gambaran kapasitas mesin kendaraan bermotor pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini
46
Tabel 4.3 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Kapasitas Mesin Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Variabel 1. Kapasitas Mesin
998 cc 1000 cc 1206 cc 1298 cc 1388 cc 1396 cc 1468 cc 1496 cc 1497 cc 1498 cc 1500 cc 2000 cc 2400 cc 2500 cc
Jumlah
2 1 1 5 1 1 1 2 4 7 19 7 1 17
Persentase (%)
2,8 1,4 1,4 7,0 1,4 1,4 1,4 2,8 5,6 9,9 26,8 9,9 1,4 23,9
2765 cc
2 2,8
Jumlah
71 100.0
2. Kategori Kapasitas Mesin ≤ 1500 cc >1500 cc
44 27
62,0 38,0
Jumlah
71 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor yang melakukan uji emisi di Kota Medan Tahun 2012 yang terbanyak pada kapasitas mesin ≤ 1500 cc berjumlah 44 kendaraan (62,0%) yaitu sebagian besar kendaraan berkapasitas mesin 1500 cc yaitu 19 kendaraan (26,8%) dan kapasitas mesin 2500 cc berjumlah 17 ( 23,9%).
47
4.2.4 Tahun Pembuatan Kendaraan yang Melakukan Uji Emisi
Adapun gambaran tahun pembuatan kendaraan bermotor pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini
Tabel 4.4 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tahun Pembuatan Kendaraan pada Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Variabel 1 Tahun Pembuatan Kendaraan
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah 2. Kategori Tahun Pembuatan 2000-2006 2007-2012 Jumlah
Jumlah
6 7 8 6 5 6 2 4 8 5 8 6 71
40 31 71
Persentase (%)
8,5 9,9 11,3 8,5 7,0 8,5 2,8 5,6 11,3 7,0 11,3 8,5 100.0
56,3 43,7 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tahun pembuatan kendaraan bermotor pada uji emisi kendaraan bermotor di Kota Medan Tahun 2012 terbanyak yaitu dengan tahun kendaraan 2000-2006 sebanyak 40 ( 56,3%). Sebagian besar kendaraan dengan tahun pembuatan 2002 dan 2011 sebanyak 8 kendaraan (11,3%) dan yang paling rendah untuk tahun pembuatan kendaraan 2006 sebanyak 2 kendaraan (2,8%).
48
4.2.5 Perawatan Kendaraan Bermotor yang Melakukan Uji Emisi
Faktor perawatan kendaraan bermotor yang dikaji pada penelitian ini
adalah mengganti oli kendaraan setiap 5000 km, mengganti saringan minyak
pelumas, membersihkan filter udara setiap 5000 km, menggunakan bahan
peningkat kualitas bahan bakar, membersihkan filter bahan bakar, melakukan
Tune Up.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Perawatan Kendaraan Bermotor pada Uji emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
Jawaban
No Indikator Perawatan
Ya Tidak Jumlah
N%N % N%
1.
Mengganti oli kendaraan setiap 5000 km
41 57,7 30
42,3 71
100
2.
Membersihkan saringan minyak pelumas
38 53,5 33 46,5 71 100
3.
Membersihkan filter udara setiap 5000 km
35 49,3 36 50,7 71 100
4.
Menggunakan cairan peningkat kualitas bahan bakar
14 19,7 57 80,3 71 100
5. Membersihkan filter bahan bakar
41 57,7 30 42,3 71 100
6. Melakukan Tune-up secara berkala 35 49,3 36 50,7 71 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa perawatan kendaraan bermotor dengan mengganti oli setiap 5000 km terbanyak melakukan penggantian oli yaitu 41 responden ( 57,7%). Mayoritas responden melakukan perawatan kendaraan dengan membersihkan saringan minyak pelumas setiap 5000 km yaitu 38 responden (53,5%). Perawatan kendaraan dengan membersihkan filter udara setiap 5000 km terbanyak responden tidak membersihkan filter udara yaitu berjumlah 36 responden (50,7%). Cairan peningkat kualitas bahan bakar atau peningkat oktan seperti Octane Booster, Power booster, Dyno Tab, Norival, HI-
49
Oktan, HI- Cester dan jenis lainnya, digunakan untuk menjaga performa mesin,
berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak tidak
menggunakan cairan peningkat kualitas bahan bakar pada kendaraannya yaitu 57
(80,3%). Mayoritas responden melakukan perawatan kendaraan dengan
membersihkan filter bahan bakar yaitu 41 responden (57,7%). Responden
terbanyak tidak melakukan perawatan kendaraan dengan melakukan Tune Up
secara Berkala yaitu 47 responden ( 66,2%).
4.2.6 Hasil Uji Emisi
Adapun distribusi frekuensi hasil uji emisi kendaraan bermotor pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini
Tabel 4.6 Distribusi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Hasil Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
No Hasil Uji Emisi
1. Lulus 2. Tidak Lulus
Total
Jumlah
50 21 71
Persentase (%)
70,4 29,6 100.0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumah kendaraan yang lulus uji emisi kendaraan di Kota Medan Tahun 2012 sebanyak 50 kendaraan (70,4%) dan kendaraan yang tidak lulus uji emisi yaitu 21 kendaraan (29,6%).
4.3 Analisis Bivariat Analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang
diteliti dengan emisi gas buang kendaraan bermotor. Uji statistik yang digunakan pada analisa bivariat ini adalah Chi-square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 5 %). Apabila tidak memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan uji Fisher Exact. Berdasarkan hasil uji statistik akan diperoleh nilai p, untuk nilai p0,05), maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kendaraan dengan emisi gas buang kendaraan bermotor. 4.3.2 Hubungan Kapasitas Mesin dengan Emisi Gas Buang Kendaran
Bermotor di Kota Medan Tahun 2012 Adapun hubungan kapasitas mesin dengan emisi gas buang kendaraan
bermotor pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut Tabel 4.8 Hasil Analisis Kapasitas Mesin Kendaraan dengan Emisi
Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
51
Variabel Kategori
Kapasitas Mesin Jumlah
≤ 1500 cc > 1500 cc
Lulus
Jumlah 30 20 50
% 60 40 100
Tidak Lulus J Jumlah
14 7 21
% 66,7 33,3 100
Prob 0.597
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat hasil penelitian didapatkan yaitu kendaraan bermotor yang lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin ≤ 1500 sebanyak 30 kendaraan (60,0%) dan kapasitas mesin > 1500 sebanyak 20 kendaraan (40%). Sedangkan yang tidak lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin ≤ 1500 sebanyak 14 kendaraan (66,7%) dan kapasitas mesin >1500 sebanyak 7 kendaraan (33,3%). Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai pvalue 0,597 jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan (p>0,05), maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kapasitas mesin kendaraan dengan emisi gas buang kendaraan bermotor.
4.3.3 Hubungan Tahun Pembuatan Kendaraan dengan Emisi Gas Buang Kendaran Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
Adapun hubungan tahun pembuatan kendaraan dengan emisi gas buang
ada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Tahun Pembuatan Kendaraan dengan Emisi Kendaraan Bermotor di Kota Medan Tahun 2012
Variabel Kategori
Tahun Pembuatan
Total
2000-2006 2007-2012
Lulus
Jumlah 23 27 50
% 46,0 54,0 100
Tidak Lulus J Jumlah
17 4 21
% 56,3 43,7 100
Prob 0.007
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa kendaraan bermotor yang
lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan 2000-2006 sebanyak
52
23 kendaraan (46%) dan tahun pembuatan kendaraan 2007-2012 sebanyak 27 kendaraan (54%). Sedangkan yang tidak lulus uji emisi kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan 2000-2006 sebanyak 17 kendaraan (56,3%) dan tahun pembuatan 2000-2012 sebanyak 4 kendaraan (43,7%). Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai pvalue 0,007 jika dibandingkan dengan derajat kemaknaan (p