HALANGAN/HAMBATAN KOMUNIKASI

4.2.2. HALANGAN/HAMBATAN KOMUNIKASI

Semua orang menginginkan agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif, dalam arti bahwa seluruh halangan/hambatan komunikasi yang berpotensi menghambat/mengurangi efektivitas komunikasi dapat diatasi secara efektif.

Halangan-halangan/hambatan-hambatan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu halangan interpersonal dan halangan organisasional.

a. Halangan Interpersonal

1) Persepsi Persepsi adalah pandangan sesorang dalam memilih, mengatur, dan memberi makna pada kenyataan yang dihadapi atas dasar pengalaman, pendidikan, dan kebudayaann.

Terdapat dua persepsi yang menghalangi komunikasi:

a) Persepsi Selektif Seseorang dengan persepsi selektif akan melihat suatu kenyataan atau obyek bukan sebagaimana adanya akan tetapi sebagimana yang dikehendaki dirinya (subyektivitas tinggi)

b) Persepsi Stereotype Seseorang dengan persepsi stereotype akan melihat suatu kenyataan menurut pola yang tetap, misalnya, perempuan itu hanya kerja di dapur dan mengurus anak, anak laki-laki bermain kapal terbang dan mobil-mobilan, sementara anak perempuan bermain boneka.

2) Status Orang yang Berkomunikasi Status orang berkaitan dengan kedudukannya di tempat kerja, di masyarakat, atau kelompok serta sifat-sifat pribadi. Status orang dapat menjadi penghalang dalam berkomunikasi. Biasanya orang yang mempunyai status lebih tinggi akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang statusnya lebih rendah dari dirinya. Sebaliknya, orang dengan status lebih rendah akan sulit berkomunikasi dengan orang yang statusnya lebih tinggi.

3) Sikap Defensif Seringkali terjadi dalam berkomunikasi seseorang menunjukkan sikap defensif, baik yang disadari atau yang tidak disadari oleh dirinya, yang pada dasarnya dilakukan untuk melindungi dirinya dari bahaya yang ia bayangkan nyata atau tidak nyata.

Misalnya, komunikator menyampaikan pesannya secara lisan dengan cara menggunakan bahasa tubuh, pandangan mata, raut wajah, dan cara berbicara yang menyebabkan komunikan juga akan bereaksi serupa. Akhirnya pesan tidak dapat diterima dengan baik dan benar, bahkan perhatian penerima pesan tidak pada pesan yang disampaikan, akan tetapi lebih pada apa yang hendak disampaikan untuk menjawab pesan yang diterima.

4) Perasaan Negatif Terkadang, tanpa kita sadari, baik terhadap diri komunikator ataupun komunikan terjangkit perasaan negatif (negative chemistry), misalnya timbulnya perasaan tidak nyaman, takut, tertekan, terpaksa, enggan, atau agresif, hingga mengakibatkan komunikasi menjadi kurang bahkan tidak efektif.

5) Asumsi Asumsi atau pengandaian akan dilakukan oleh komunikan apabila dirinya merasa bahwa pesan yang diterimanya sulit dipahami karena terlalu banyaknya data dan fakta yang dimajukan oleh komunikator.

6) Bahasa Yang dimaksud dengan bahasa adalah semua bentuk yang dipergunakan dalam proses penyampaian berita, antara lain bahasa lisan, bahasa tertulis, dan gerak-gerik.

Bahasa yang digunakan akan menunjukkan tingkat intelektualitas seseorang, sehingga orang yang mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi akan cenderung menggunakan bahasa yang tinggi juga atau istilah-istilah asing tanpa memperhatikan tingkat kemampuan orang yang diajak berbicara. Kondisi ini kerap menimbulkan salah pengertian (miscommunication)

Bahasa dapat menjadi penghalang/penghambat karena, antara lain:

a) Satu kata bisa memiliki beberapa arti yang berbeda

b) Kata dan kalimatnya kabur/tidak jelas

c) Kata terlalu khas/teknis yang hanya digunakan dalam hal-hal khusus, tidak umum dipakai sehari-hari

d) Kalimat bertele-tele dan sukar dimengerti

Halangan bahasa dapat diatasi dengan usaha-usaha sebagai berikut, antara lain:

a) Sedapat mungkin gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti

b) Pergunakan tata bahasa yang benar

c) Pergunakan kalimat-kalimat yang pendek, singkat, dan jelas (lugas)

d) Ingatlah, dengan siapa kita mengadakan pembicaraan, sehingga kita dapat menyesuaikan diri

e) Pergunakan kode-kode, lambang-lambang, serta gerak-gerik yang dapat memperjelas apa yang kita ucapkan.

7) Tidak mampu mendengar Hambatan komunikasi dapat timbul disebabkan oleh kebiasaan mendengarkan yang kurang baik, misalnya tidak mendengarkan dengan seksama atau tidak mendengar sambil berupaya mempelajari/ memahami kerangka berfikir/pola fikir pembicara.

8) Lingkungan Lingkungan tempat mengirim atau menerima pesan tidak mendukung, misalnya terlalu bising, ramai, dingin, atau panas.

b. Halangan Organisasional

Halangan/hambatan komunikasi yang timbul akibat dari struktur organisasi/kelembagaan, antara lain adalah:

1) Tingkat Hierarki Dalam setiap organisasi/lembaga, secara fungsi pada umumnya terbagi dalam tiga struktur, yaitu top, middle, dan lower-level management. Pesan dari manajemen tingkat atas akan diteruskan melalui beberapa saluran komunikasi dan diterjemahkan secara berbeda oleh hirarki dibawahnya sesuai dengan kebutuhan tingkatan hirarki masing-masing.

2) Otoritas Manajerial Secara manajerial setiap orang yang menduduki posisi manajerial tertentu memiliki otoritas atau kewenangan untuk memerintah orang lain/bawahan untuk melakukan atau tidak melakukan seuatu hal tertentu. Otoritas berpeluang 2) Otoritas Manajerial Secara manajerial setiap orang yang menduduki posisi manajerial tertentu memiliki otoritas atau kewenangan untuk memerintah orang lain/bawahan untuk melakukan atau tidak melakukan seuatu hal tertentu. Otoritas berpeluang

3) Spesialisasi Kerja Tiap spesialisasi kerja (profesi) mempunyai istilah-istilah (terminologi) teknis tersendiri yang seringkali menjadi penghalang/penghambat dalam berkomunikasi tidak menggunakan istilah-istilah dimaksud secara bijaksana.

Scott M. Cultip dan Allen H. Center dalam bukunya Effective Public Relation mengemukakan bahwa terdapat tujuh faktor yang menyebabkan suatu komunikasi menjadi efektif, dimana ketujuh faktor itu lebih dikenal dengan istilah Seven C’s Communication, yaitu:

a) Credibility (Kredibilitas) Komunikasi baru bisa berjalan efektif apabila ada rasa saling percaya antara komunikator dan komunikan

b) Context (Konteks) Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi dan kondisi lingkungan sewaktu komunikasi sedang berlangsung.

c) Content (Isi) Keberhasilan komunikasi tercapai apabila isi berita/pesan dapat dimengerti oleh pihak komunikan dan si komunikan sendiri mau memberikan reaksi/respon kepada komunikator

d) Clarity (Kejelasan) Yang dimaksud disini adalah kejelasan akan isi berita/pesan yang disampaikan, antara lain berupa kejelasan akan tujuan yang hendak dicapai serta kejelasan istilah yang digunakan dalam komunikasi yang dijalin

e) Continuity dan Consistency (Kesinambungan dan Konsistensi)

f) Capability of Audience (Kemampuan Komunikan) Komunikator hendaknya mampu memperkirakan kemampuan komunikan dalam memahami pesan yang disampaikan f) Capability of Audience (Kemampuan Komunikan) Komunikator hendaknya mampu memperkirakan kemampuan komunikan dalam memahami pesan yang disampaikan