Metode Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yakni: a. Metode Mengajar Konvensional dan b. Metode Mengajar Inkonvensional”.
53
Metode mengajar konvensional adalah metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode
mengajar inkonvensional yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul,
pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu
yang mempunyai peralatan dan media lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya. Sedangkan metode konvensional antara lain: metode ceramah,
metode diskusi, metode tanya jawab dan lain sebagainya. Penggunaan metode-metode tersebut pada mata pelajaran IPS, karena
pelajaran yang dikembangkan lebih banyak berorientasi pada upaya penciptaan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan yang saling menghargai,
menghormati selaku sesama mahluk sosial. Dari penjelasan tentang metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
atas, dapat dipahami bahwa dalam melakukan suatu kewajiban dan tanggung jawab harus benar-benar diawali dari kemampuan atau pun kecakapan yang
dimiliki oleh seorang ahlinya ahli dibidangnya, terutama dalam penggunaan metode pembelajaran ini.
Pada dasarnya ada 4 pendapat mengenai tujuan pengajaran IPS di sekolah, yaitu:
a Ada yang berpendapat bahwa tujuan pengajaran IPS adalah untuk
mendidik para siswa menjadi ahli Ekonomi, Politik, Hukum, Sosiologi dan Pengetahuan Sosial Lainnya.
b Pendapat kedua mengatakan tujuan pengajaran IPS adalah untuk
menumbuhkan warga Negara yang baik. c
Pendapat ketiga merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua.
d Golongan keempat berpendapat bahwa pengajaran IPS di sekolah
dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup. Maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pelajaran
53
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet ke-1, h. 33.
yang pantang tabu untuk dibicarakan, para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun antar
personal.
54
Secara sederhana ini berarti pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dilakukan terhadap siswa adalah untuk dapat memahami bahwa masyarakat itu
merupakan suatu kesatuan sistem yang permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan pendekatan-pendekatan Inter Displiner, yaitu
pendekatan yang komprehensif dari sudut Ilmu Hukum, Ilmu Politik, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Antropologi, dan sebagainya.
“Pembelajaran ini erat kaitannya dengan pertanyaan kemana mau pergi atau apa tujuan yang akan dicapai”.
55
Dengan demikian tujuan pengajaran mengarahkan siswa kepada sasaran yang akan dicapai.
Menurut E. Mulyasa dalam bukunya Kurikulum Berbasis Kompetensi “Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal: Pree Test, Kegiatan
Inti dan Post Test”.
56