KONSTRUKSI MEDIA ATAS KEPUTUSAN PEMBEBASAN BERSYARAT TOMMY SOEHARTO (Analisis Framing Berita di Harian Jawa Pos Edisi 30 Oktober 12 November 2006)
KONSTRUKSI MEDIA ATAS KEPUTUSAN PEMBEBASANBERSYARAT
TOMMY SOEHARTO(Analisis Framing Berita di Harian Jawa PosEdisi 30
Oktober12 November 2006)
Oleh: Kurnia Meidarwati ( 02220314 )
communication science
Dibuat: 20080202 , dengan 2 file(s).
Keywords: Kata Kunci : Konstruksi Media, Pembebasan Bersyarat, Analisis framing
ABSTRAK
Sosok Tommy Soeharto merupakan tokoh yang banyak dikenal oleh
masyarakat. Ia sebagai anak bungsu dari mantan Presiden Soeharto yang semasa
menjabat menjadi Presiden terkenal dengan otoriternya. Ketika Tommy terkait
dengan beberapa kasus pidana maka ia menjadi sorotan publik. Salah satu kasus yang
mendapat perhatian sekaligus menimbulkan kontroversi adalah kasus pembebasan
bersyarat yang diberikan padanya. Kontroversi kasus Tommy tersebut diberitakan di
beberapa media cetak. Salah satu media cetak yang intens memberitakan kasus
tersebut adalah harian Jawa Pos. Jumlah oplah yang dihasilkan Jawa Pos saat ini
yaitu mencapai 360.000 eksemplar per hari, ini menjadi bukti bahwa Jawa Pos
mendapatkan posisi di tengah masyarakat. Dengan latar belakang tersebut maka
rumusan masalah penelitiannya adalah bagaimana frame Jawa Pos terhadap kasus
pembebasan bersyarat Tommy Soeharto melalui konstruksi struktur framing.
Berita dalam pandangan Konstruksi sosial bukan merupakan fakta yang riil.
Berita adalah produk interaksi wartawan dengan fakta. Dalam pandangan
konstruksionis media adalah agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk
disajikan kepada khalayak, sehingga berita yang dihasilkan merupakan hasil
konstruksi dari wartawan dan orangorang yang tergabung dalam media. Pembuatan
berita oleh media menurut Shoemaker dan Resse dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu ;
(1). faktor pekerja media, faktor ini berhubungan dengan latar belakang dari pekerja
media tersebut. (2). faktor rutinitas media, rutinitas membentuk lingkungan di sekitar
tempat dimana para pekerja media bekerja. (3). faktor organisasi media, pada faktor
ini kekuatan organisasi media dan pemilik, sangat menentukan kebijakan media. (4).
faktor pengaruh diluar organisasi media, kelompok kepentingan yang memiliki
modal besar dapat mempengaruhi isi berita. Pihak yang cenderung mempengaruhi isi
berita dalam media adala pengiklan. (5). faktor ideologi media, faktor ideologi yang
dianut oleh media tersebut sangat mempengaruhi isi berita.
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing. Metode ini digunakan
untuk membedah caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis
ini mencermati strategi seleksi, penonjolan atau pertautan fakta kedalam berita agar
lebih bermakna, lebih menarik, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi
khalayak sesuai prespektif media. Ruang lingkup penelitian ini adalah berita pada
harian Jawa Pos dengan rincian 13 berita. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menganalisis teks dan foto beritaberita Jawa Pos, kemudian data yang sudah
terkumpul dianalisis secara interpretatif oleh peneliti dengan menggunakan
perangkat framing model Pan dan Kosicki. Analisis model ini menggunakan empat
struktur teks berita yaitu : struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan
struktur retoris, dan hasilnya disajikan secara deskriptif.
Dari hasil penelitian maka unsur sintaksis menunjukkan sebagian besar lead
dalam berita Jawa Pos bernada positif. Berita tersebut juga cenderung menampilkan
kutipan dari narasumber yang menjelaskan pembebasan bersyarat yang diberikan
pada Tommy sah atas dasar hukum dan orangorang dekat Tommy yang memberikan
penilaian positif. Frame Jawa Pos pada unsur skrip banyak menampilkan who dari
kalangan hukum dan teman bisnis Tommy. Unsur why sebagai bentuk frame yang
menunjukkan penjelasanpenjelasan kasus Tommy mempengaruhi interpretasi
khalayak untuk menganggap kasus Tommy sebagai hal yang wajar. Unsur tematik
Jawa Pos cenderung menampilkan detil informasi yang lengkap pada tematema
yang berkaitan dengan sahnya pemberian keputusan pembebasan bersyarat dan tidak
adanya pencekalan terhadap Tommy setelahnya. Unsur retoris didominasi katakata
yang bermakna lebih halus bagi Tommy seperti pada berita tanggal 30 Oktober pada
kata lelananing jagat. Pemberian predikat pada sebagian besar berita seperti
Pangeran Cendana, Bos Humpuss, dan anak mantan penguasa orde baru juga
sebagai bentuk pemaknaan bahwa Tommy adalah orang nomer satu. Dari 13 berita
tersebut hanya 2 berita yang sekiranya cenderung menampilkan berita negatif tentang
Tommy. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Jawa Pos pada edisi 30 – 12
November 2006 dapat ditarik kesimpulan bahwa frame Jawa Pos cenderung
memandang kasus Tommy sebagai kasus Hukum biasa dan mendukung keputusan
pembebasan bersyarat yang diberikan pada Tommy. Frame Jawa Pos juga ingin
menampilkan sosok Tommy sebagai pribadi yang baik ditengah keluarga besarnya
dan pebisnis yang hebat. Kesimpulan ini juga menunjukkan bahwa Jawa Pos
memihak Tommy Soeharto.
TOMMY SOEHARTO(Analisis Framing Berita di Harian Jawa PosEdisi 30
Oktober12 November 2006)
Oleh: Kurnia Meidarwati ( 02220314 )
communication science
Dibuat: 20080202 , dengan 2 file(s).
Keywords: Kata Kunci : Konstruksi Media, Pembebasan Bersyarat, Analisis framing
ABSTRAK
Sosok Tommy Soeharto merupakan tokoh yang banyak dikenal oleh
masyarakat. Ia sebagai anak bungsu dari mantan Presiden Soeharto yang semasa
menjabat menjadi Presiden terkenal dengan otoriternya. Ketika Tommy terkait
dengan beberapa kasus pidana maka ia menjadi sorotan publik. Salah satu kasus yang
mendapat perhatian sekaligus menimbulkan kontroversi adalah kasus pembebasan
bersyarat yang diberikan padanya. Kontroversi kasus Tommy tersebut diberitakan di
beberapa media cetak. Salah satu media cetak yang intens memberitakan kasus
tersebut adalah harian Jawa Pos. Jumlah oplah yang dihasilkan Jawa Pos saat ini
yaitu mencapai 360.000 eksemplar per hari, ini menjadi bukti bahwa Jawa Pos
mendapatkan posisi di tengah masyarakat. Dengan latar belakang tersebut maka
rumusan masalah penelitiannya adalah bagaimana frame Jawa Pos terhadap kasus
pembebasan bersyarat Tommy Soeharto melalui konstruksi struktur framing.
Berita dalam pandangan Konstruksi sosial bukan merupakan fakta yang riil.
Berita adalah produk interaksi wartawan dengan fakta. Dalam pandangan
konstruksionis media adalah agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk
disajikan kepada khalayak, sehingga berita yang dihasilkan merupakan hasil
konstruksi dari wartawan dan orangorang yang tergabung dalam media. Pembuatan
berita oleh media menurut Shoemaker dan Resse dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu ;
(1). faktor pekerja media, faktor ini berhubungan dengan latar belakang dari pekerja
media tersebut. (2). faktor rutinitas media, rutinitas membentuk lingkungan di sekitar
tempat dimana para pekerja media bekerja. (3). faktor organisasi media, pada faktor
ini kekuatan organisasi media dan pemilik, sangat menentukan kebijakan media. (4).
faktor pengaruh diluar organisasi media, kelompok kepentingan yang memiliki
modal besar dapat mempengaruhi isi berita. Pihak yang cenderung mempengaruhi isi
berita dalam media adala pengiklan. (5). faktor ideologi media, faktor ideologi yang
dianut oleh media tersebut sangat mempengaruhi isi berita.
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing. Metode ini digunakan
untuk membedah caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis
ini mencermati strategi seleksi, penonjolan atau pertautan fakta kedalam berita agar
lebih bermakna, lebih menarik, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi
khalayak sesuai prespektif media. Ruang lingkup penelitian ini adalah berita pada
harian Jawa Pos dengan rincian 13 berita. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menganalisis teks dan foto beritaberita Jawa Pos, kemudian data yang sudah
terkumpul dianalisis secara interpretatif oleh peneliti dengan menggunakan
perangkat framing model Pan dan Kosicki. Analisis model ini menggunakan empat
struktur teks berita yaitu : struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan
struktur retoris, dan hasilnya disajikan secara deskriptif.
Dari hasil penelitian maka unsur sintaksis menunjukkan sebagian besar lead
dalam berita Jawa Pos bernada positif. Berita tersebut juga cenderung menampilkan
kutipan dari narasumber yang menjelaskan pembebasan bersyarat yang diberikan
pada Tommy sah atas dasar hukum dan orangorang dekat Tommy yang memberikan
penilaian positif. Frame Jawa Pos pada unsur skrip banyak menampilkan who dari
kalangan hukum dan teman bisnis Tommy. Unsur why sebagai bentuk frame yang
menunjukkan penjelasanpenjelasan kasus Tommy mempengaruhi interpretasi
khalayak untuk menganggap kasus Tommy sebagai hal yang wajar. Unsur tematik
Jawa Pos cenderung menampilkan detil informasi yang lengkap pada tematema
yang berkaitan dengan sahnya pemberian keputusan pembebasan bersyarat dan tidak
adanya pencekalan terhadap Tommy setelahnya. Unsur retoris didominasi katakata
yang bermakna lebih halus bagi Tommy seperti pada berita tanggal 30 Oktober pada
kata lelananing jagat. Pemberian predikat pada sebagian besar berita seperti
Pangeran Cendana, Bos Humpuss, dan anak mantan penguasa orde baru juga
sebagai bentuk pemaknaan bahwa Tommy adalah orang nomer satu. Dari 13 berita
tersebut hanya 2 berita yang sekiranya cenderung menampilkan berita negatif tentang
Tommy. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Jawa Pos pada edisi 30 – 12
November 2006 dapat ditarik kesimpulan bahwa frame Jawa Pos cenderung
memandang kasus Tommy sebagai kasus Hukum biasa dan mendukung keputusan
pembebasan bersyarat yang diberikan pada Tommy. Frame Jawa Pos juga ingin
menampilkan sosok Tommy sebagai pribadi yang baik ditengah keluarga besarnya
dan pebisnis yang hebat. Kesimpulan ini juga menunjukkan bahwa Jawa Pos
memihak Tommy Soeharto.