ANALISIS KINERJA KEUANGAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA MALANG
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
SISKA APRILIA DANANTYANTI 201110170311329
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada teladan kita Sang Pelopor Ilmu Pengetahuan untuk membaca tanda-tanda kekuasaan-Nya, Nabi Muhammad SAW.
Terima Kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Ayah Dadang Danantya dan Kukuk Yulianto dan Ibu Srimiati karena telah berjerih payah mendidik dan membimbing penulis dengan belaian kasih saying, namun penulis belum sempat membalas semua pengorbanan beliau. Serta adik-adikku Rahayu Aprilianti dan Natasya Yulianti yang selalu menjadi kegembiraan hati.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat dukungan, bimbingan, motivasi, pengarahan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dra. Siti Zubaidah, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
3. Ibu Masiyah Kholmi, Dr., Ak., M.M., CA. selaku Pembimbing I dan Ibu Sri Wahjuni Latifah, Dra., Ak. M.M., CA. selaku Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
(3)
4. Bapak Ir. Bambang Suhariadi selaku kepala badan kesatuan bangsa dan politik kota Malang yang telah membantu penulis untuk melakukan kegiatan penelitian BPKAD Kota Malang.
5. Pemerintah Kota Malang khususnya Bapak Pariyono, SE selaku Kasubag Umum BPKAD Kota Malang, Ibu Drias Leusanti, S.Pi., M.M selaku Kabid Pernbendaharaan dan Akuntansi Kota Malang, dan Mas Dani Kusdianto, SE selaku Staf Kasubid Akuntansi BPKAD Kota Malang yang telah membantu dalam pemberian data, literature, serta bimbingan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah.
7. Keluarga Besar Badan Mutu Kendali Akademik (BKMA) yang telah memberi motivasi, dukungan, serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Semua teman-teman Akuntansi Angkatan 2011 kelas F khususnya yang memberikan dukungan semangat, motivasi, bantuan, serta do’anya.
9. Rizky Zulfikar Santoso dan Rosannah Harist teman seperjuangan mencari data ke Pemerintah Kota Malang serta memberikan dukungan dan semangat. 10.Syahrina Fitriana, Firhad, Veby Satya dan Mas Azhar yang memberikan
masukan penulisan serta dukungan dan semangat untuk menulis skripsi ini. 11.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
do’a, motivasi dan dukungannya.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 6 Mei 2015
(4)
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Malang,11 Agustus 2015 Mahasiswa
Siska Aprilia Danantyanti 201110170311329
(5)
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
DENGAN HATI YANG TULUS DAN RASA SYUKUR YANG MENDALAM SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA :
Ibundaku Tercinta
Ayahanda
Adikku tersayang (Rahayu dan Natasya)
Terima Kasih untuk setiap tetes kasih sayang yang tak henti tercurah untukku serta kepada seluruh keluarga yang tiada henti memberiku motivasi
dan doa. Para sahabat dan orang-orang terkasih, dan teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini.
Kepada almamaterku Universitas Muhammadiyah Malang. Pecundang bukanlah orang yang jatuh, tapi pecundang
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ORISINALITAS SKRIPSI ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 6
B. Landasan Teori... 9
1. Akuntansi Sektor Publik ... 9
a. Pengertian Akuntansi Sektor Publik ... 9
b. Tujuan Akuntansi Sektor Publik ... 10
c. Standar Akuntansi Sektor Publik……… 11
2. Kinerja Sektor Publik ... 13
a. Pengertian Kinerja ... 13
(7)
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 22
a. Pengertian APBD ... 22
b. Fungsi APBD ... 23
c. Penyusunan APBD ... 24
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 31
B. Jenis Penelitian... 31
C. Jenis Data ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 32
E. Teknik Analisis Data... 32
IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Malang ... 35
1. Sejarah Singkat BPKAD Kota Malang ... 35
a. Sejarah Berdirinya BPKAD Kota Malang ... 35
b. Visi, Misi, dan Tujuan BPKAD Kota Malang ... 35
c. Struktur Organisasi ... 37
B. Analisis Data ... 39
1. Meringkas data yang telah dikumpulkan menjadi jumlah yang dapat dikelola ... 39
2. Analisis kinerja keuangan pemerintah kota Malang ... 39
V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang
(9)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Tabel 2.1 Pola Hubungan Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
18
2. Tabel 2.2 Efektivitas Keuangan Daerah 19
3. Tabel 3.1 Pola Hubungan Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
32
4. Tabel 3.2 Efektivitas Keuangan Daerah 33
5. Tabel 4.1 Pola Hubungan Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah
40
6. Tabel 4.2 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
40
7. Tabel 4.3 Efektivitas Keuangan Daerah 42
8. Tabel 4.4 Rasio Efektivitas dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
42
9. Tabel 4.5 Rasio Efesiensi Belanja Daerah Terhadap Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
44
10. Tabel 4.6 Rasio Aktivitas Belanja Rutin Terhadap APBD Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
45
11. Tabel 4.7 Rasio Aktivitas Belanja Pembangunan Terhadap APBD Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
45
12. Tabel 4.8 Rasio Debt Service Coverage Ratio (Rasio Kemampuan Membayar Kembali Pinjaman) Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
47
13. Tabel 4.9 Perhitungan Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
48
14. Tabel 4.10 Rasio Pertumbuhan Pendapatan Dan Belanja Daerah Terhadap APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2012-2014
49
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
1. 1 Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Malang Tahun 2012
2. 2 Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Malang Tahun 2013
3. 3 Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Malang Tahun 2014
(11)
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Pusat Pengembangan Akuntansi FE UGM, Yogyakarta.
Ernawati , Ike. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Malang”. FE Universitas Muhammadiyah Malang.
Ferlina, Amelia. “Analisis Kinerja Keuangan Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi”. FE Universitas Muhammadiyah Malang.
Halim, Abdul, 2001, Manajemen Keuangan Daerah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Halim, Abdul, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
Indra, Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Pusat Pengembangan Akuntansi FE UGM, Yogyakarta.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengkuran Kinerja Sektor Publik, Peneribit BPFE, Yogyakarta
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik. Edisi IV, Andi, Jogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offsite, Yogyakarta.
Oktivitasari, TR. “Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung”. FE Universitas Muhammadiyah Malang.
Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Lembar Negara RI Tahun 2003; Nomor 4286, Sekretariatan Negara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2004, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Lembar Negara RI Tahun 2004; Nomor 125, Sekretariatan Negara, Jakarta.
(12)
Republika Indonesia, 2010, Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Lembar Negara RI Tahun 2010; Nomor 123, Sekretariatan Negara, Jakarta.
Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sektor Publik. Bumi Aksara, Jakarta.
(13)
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia telah memasuki era otonomi daerah sejak diberlakuannya Undang Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka setiap daerah diharapkan mampu mengelola Pendapatan Asli Daerahnya masing-masing. Sehubungan dengan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah maka diperlukan kinerja organisasi yang baik untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu perwujudan pelaksanaan otonomi daerah adalah pelaksanaan desentralisasi yaitu penyerahan urusan, tugas dan wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga penting bagi pemerintah daerah untuk menaruh perhatian yang lebih besar terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.
Untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan maka perlu dilakukan sebuah analisis terhadap kinerja keuangan daerah, hal ini merupakan informasi yang penting terutama untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah dan menilai keberhasilan pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya. Disamping itu pengukuran kinerja keuangan daerah juga sangat penting untuk menilai akuntabilitas pemerintahan daerah dalam memberikan pelayanan kepada publik dengan lebih baik.
(14)
2
Sejak diberlakukanya otonomi daerah pada tahun 2001 kota Malang memiliki tugas untuk memberikan inovasi dalam sistem pemerintahan ke arah yang lebih baik agar menjadi lebih mandiri didalam mengelola dan menigkatkan kinerja keuangan pemerintahnya yang akan dipertanggung jawabkan berupa laporan keuangan kepada pemerintah pusat bahkan masyarakat kota Malang sendiri.
Laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan Pemerintah Kota Malang disusun oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang juga harus menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan untuk digabungkan dengan laporan keuangan Pemerintah Kota Malang karena SKPD sebagai pengguna anggaran dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota Malang.
Beberapa penelitian yang membahas tentang kinerja sektor publik, misalnya Wahyuningsih (2010) dan Puspitasari (2012) menunjukan bahwa kinerja pemerintah daerah menujukan hasil yang cukup baik, walaupun terdapat kekurangan beberapa aspek masih belum bisa dimaksimalkan.
Dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah di era otonomi daerah yaitu terkait dengan pengelolaan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) perlu ditetapkan standar atau acuan kapan suatu daerah dikatakan mandiri, efektif dan efisien, dan akuntabel. Untuk itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan
(15)
3
pemerintah daerah sebagai tolak ukur dalam penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran selanjutnya. Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial maupun non finansial (Ulum,2012:20). Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud antara lain: pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas sektor publik dalam pemberian pelayanan publik.Kemudian ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Bentuk dari penilaian kinerja tersebut berupa rasio keuangan yang terbentuk dari unsur Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah berupa perhitungan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Didalam penilaian indikator kinerja minimal ada empat tolak ukur penilaian kinerja keuangan pemerintah daerah yaitu : penyimpangan antara realisasi anggaran dengan target yang ditetapkan dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), efisiensi Biaya, efektivitas program dan pemerataan dan keadilan.
Disamping itu, analisis pengukuran kinerja keuangan daerah juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan juga digunakan sebagai monitor kinerja dengan membandingkan skema kerja dengan pelaksanaan, selain itu juga dapat digunakan
(16)
4
sebagai tolak ukur meningkatan kinerja keuangan pemerintah daerah pada periode-periode selanjutnya.
Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di Kota Malang adalah karena potensi yang dimiliki Kota Malang yang semakin berkembang dengan bertambah lengkapnya sarana dan prasarana yang ada. Serta meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang khususnya sejak adanya otonomi daerah yang diikuti oleh kebijakan desntralisasi fiskal dengan landasan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang”.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana kinerja keuangan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Malang?
C. Batasan Masalah
Kinerja pemerintah daerah bisa nilai dari aspek financial dan nonfinancial. Dalam penelitian ini, penulis hanya menganalisis berdasarkan aspek financial dengan mengacu pada rasio keuangan dengan menggunakan data APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
(17)
5
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Malang selama tiga tahun terakhir (Tahun 2012-2014) dengan menggunakan analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas dan Efisiensi PAD (Pendapatan Asli Daerah), Rasio Aktivitas, Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Ratio, Rasio Pertumbuhan.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan daerah serta dapat dipergunakan senagai pedoman bagi pemerintah Kota Malang untuk merumuskan strategi kebijakan yang tetap untuk meningkatkan kinerja pengelolaan daerah.
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pembanding untuk mengadakan penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan referensi khususnya untuk menilai kinerja pemerintah daerah.
(1)
Republika Indonesia, 2010, Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Lembar Negara RI Tahun 2010; Nomor 123, Sekretariatan Negara, Jakarta.
Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sektor Publik. Bumi Aksara, Jakarta.
(2)
1 A. Latar Belakang Masalah
Indonesia telah memasuki era otonomi daerah sejak diberlakuannya Undang Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka setiap daerah diharapkan mampu mengelola Pendapatan Asli Daerahnya masing-masing. Sehubungan dengan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah maka diperlukan kinerja organisasi yang baik untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu perwujudan pelaksanaan otonomi daerah adalah pelaksanaan desentralisasi yaitu penyerahan urusan, tugas dan wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga penting bagi pemerintah daerah untuk menaruh perhatian yang lebih besar terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.
Untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan maka perlu dilakukan sebuah analisis terhadap kinerja keuangan daerah, hal ini merupakan informasi yang penting terutama untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah dan menilai keberhasilan pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya. Disamping itu pengukuran kinerja keuangan daerah juga sangat penting untuk menilai akuntabilitas pemerintahan daerah dalam memberikan pelayanan kepada publik dengan lebih baik.
(3)
Sejak diberlakukanya otonomi daerah pada tahun 2001 kota Malang memiliki tugas untuk memberikan inovasi dalam sistem pemerintahan ke arah yang lebih baik agar menjadi lebih mandiri didalam mengelola dan menigkatkan kinerja keuangan pemerintahnya yang akan dipertanggung jawabkan berupa laporan keuangan kepada pemerintah pusat bahkan masyarakat kota Malang sendiri.
Laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan Pemerintah Kota Malang disusun oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang juga harus menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan untuk digabungkan dengan laporan keuangan Pemerintah Kota Malang karena SKPD sebagai pengguna anggaran dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kota Malang.
Beberapa penelitian yang membahas tentang kinerja sektor publik, misalnya Wahyuningsih (2010) dan Puspitasari (2012) menunjukan bahwa kinerja pemerintah daerah menujukan hasil yang cukup baik, walaupun terdapat kekurangan beberapa aspek masih belum bisa dimaksimalkan.
Dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah di era otonomi daerah yaitu terkait dengan pengelolaan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) perlu ditetapkan standar atau acuan kapan suatu daerah dikatakan mandiri, efektif dan efisien, dan akuntabel. Untuk itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan
(4)
pemerintah daerah sebagai tolak ukur dalam penetapan kebijakan keuangan pada tahun anggaran selanjutnya. Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial maupun non finansial (Ulum,2012:20). Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud antara lain: pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas sektor publik dalam pemberian pelayanan publik.Kemudian ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Bentuk dari penilaian kinerja tersebut berupa rasio keuangan yang terbentuk dari unsur Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah berupa perhitungan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Didalam penilaian indikator kinerja minimal ada empat tolak ukur penilaian kinerja keuangan pemerintah daerah yaitu : penyimpangan antara realisasi anggaran dengan target yang ditetapkan dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), efisiensi Biaya, efektivitas program dan pemerataan dan keadilan.
Disamping itu, analisis pengukuran kinerja keuangan daerah juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan juga digunakan sebagai monitor kinerja dengan membandingkan skema kerja dengan pelaksanaan, selain itu juga dapat digunakan
(5)
sebagai tolak ukur meningkatan kinerja keuangan pemerintah daerah pada periode-periode selanjutnya.
Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di Kota Malang adalah karena potensi yang dimiliki Kota Malang yang semakin berkembang dengan bertambah lengkapnya sarana dan prasarana yang ada. Serta meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang khususnya sejak adanya otonomi daerah yang diikuti oleh kebijakan desntralisasi fiskal dengan landasan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang”.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana kinerja keuangan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Malang?
C. Batasan Masalah
Kinerja pemerintah daerah bisa nilai dari aspek financial dan nonfinancial. Dalam penelitian ini, penulis hanya menganalisis berdasarkan aspek financial dengan mengacu pada rasio keuangan dengan menggunakan data APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
(6)
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Malang selama tiga tahun terakhir (Tahun 2012-2014) dengan menggunakan analisis Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas dan Efisiensi PAD (Pendapatan Asli Daerah), Rasio Aktivitas, Debt Service Coverage Ratio (DSCR) Ratio, Rasio Pertumbuhan.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan daerah serta dapat dipergunakan senagai pedoman bagi pemerintah Kota Malang untuk merumuskan strategi kebijakan yang tetap untuk meningkatkan kinerja pengelolaan daerah.
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pembanding untuk mengadakan penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan referensi khususnya untuk menilai kinerja pemerintah daerah.