Persepsi Persepsi Masyarakat Terhadap Perubahan Status Kawasan Cagar Alam Menjadi Kawasan Taman Hutan Raya Pancoran Mas Depok

Tahura Ngurah Rai terletak pada 115 9’ 11” Bujur Timur dan 51 48’ 49” Lintang Selatan. Pengelolaan kawasan berada pada Sub Seksi KSDA Badung, Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, Kanwil Departemen Kehutanan Propinsi Bali Dephut 2012. 5. Tahura Dr. Moh. Hatta, Sumatera Barat ditetapkan berdasarkan Keppres 193Kpts-II1993 tanggal 27 Maret 1993 dengan luas sebesar 240 Ha dan berlokasi di Desa Ladang Padi dikiri kanan jalan Padang-Solok, Kodya Padang. Potensi flora di dalamnya, antara lain: 1 Pemandangannya yang indah, bentangan alam yang merupakan kesatuan lembah, bukit dan dataran daerah perkotaan, pantai dan lautnya yang biru dengan pulau-pulau didalamnya, 2 Arboretumnya sebagai koleksi jenis-jenis flora dari berbagai altitude berkisar antara 300-1000 m diatas permukaan laut, dan 3 Jenis tumbuhan langka Rafflesia gaduttensis dan anggrek alam. Adapun potensi satwa, antara lain: tapir, jenis-jenis kera, siamang, harimau, rusa dan berbagai jenis burung Dephut 2012.

2.2 Persepsi

Pada Suranto 2011 menyatakan bahwa persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi atau menafsirkan informasi yang tertangkap oleh alat indera. Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang partner komunikasi, yang berupa pesan verbal maupun nonverbal. Persepsi memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan komunikasi, artinya kecermatan dalam mempersepsi stimuli inderawi mengantarkan kepada keberhasilan komunikasi. Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila kita katakan, bahwa persepsi adalah inti komunikasi. Rakhmat 2004 lebih menjelaskan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Persepsi, seperi juga sensasi, ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi persepsi yakni perhatian. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Faktor perhatian terbagi menjadi dua, yaitu: Faktor Eksternal Penarik Perhatian dan Faktor Internal Penaruh Perhatian Rahmat 2004. 1. Faktor Eksternal Penarik Perhatian Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian attention getter. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. 2. Faktor Internal Penaruh Perhatian Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, kita mendengar apa yang ingin kita dengar, Perbedaan pendapat ini timbul dari faktor-faktor internal dalam diri kita, antara lain: faktor-faktor biologis, faktor-faktor sosiopsikologis, motif sosiogenetis, sikap, kebiasaan, dan kemauan dapat mempengaruhi apa yang kita perhatikan. Adapun menurut Baron dan Byrne 2004 persepsi sosial social perception adalah suatu proses tepatnya, proses-proses yang kita gunakan untuk mencoba memahami orang lain. Karena orang lain memiliki peran penting dalam usaha untuk mencoba mengerti perilaku orang lain, apa yang mereka sukai sebagai individu, mengapa mereka bertingkah laku atau tidak bertingkah laku tertentu dalam suatu situasi dan bagaimana perilaku mereka nanti dalam situasi berbeda. Perbedaan persepsi diri laki-laki dan perempuan, yaitu: laki-laki dan perempuan sering kali menunjukkan tingkah laku yang berbeda atau sikap yang berbeda, perhatian terutama ditunjukkan pada penampilan wanita daripada pria. Dalam banyak contoh, penjelasannya dapat secara biologis, budaya, atau kombinasi dari keduanya Baron dan Byrne 2004. Beberapa penelitian menjelaskan tentang persepsi, antara lain: menurut Abdussamad 1993 persepsi adalah tanggapan atau gambaran yang ada dalam pikiran seseorang mengenai suatu obyek atau informasi yang diterimanya. Persepsi merupakan proses penggunaan pikiran secara aktif. Persepsi masing- masing orang terhadap suatu obyek yang sama tidak selalu sama. Ada yang dapat memiliki persepsi yang tepat dan ada yang keliru. Kekeliruan persepsi dapat diperbaiki dengan memberikan pengertian yang benar terhadap obyek persepsi. Menurut Syuryawati 1993 persepsi adalah proses penginderaan, penyusunan, dan penafsiran rangsangan suatu obyek atau peristiwa yang diinformasikan kepadanya, sehingga seseorang dapat mengenali, memahami, dan menilai makna rangsangan yang diterimanya sesuai keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada, sehingga ia dapat menentukan tindakannya. Persepsi merupakan proses aktif penggunaan pikiran sehingga menimbulkan tanggapan, bahkan dapat membentuk sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu. Persepsi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Zulfarina 2003 persepsi bukan hanya dipengaruhi oleh karakteristik pengalaman masa silam, tetapi karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status kependudukan berhubungan dengan persepsi responden, karena persepsi merupakan proses pengamatan serapan yang berasal dari kemampuan kognisi orang tersebut. Di dalam penjelasannya Zaden 1984 dalam Harahap 2004 menyatakan bahwa persepsi adalah proses pengumpulan dan penafsiran informasi. Persepsi merujuk kepada beberapa proses dimana kita menjadi tahu dan berfikir beberapa hal, berupa karakteristik, kualitas dan pernyataan diri. Kita membentuk pandangan kita mengenai beberapa hal tersebut untuk menetapkan dan membuat perkiraan serta mengatur pandangan kita mengenai masyarakat berdasarkan informasi. Pentingnya persepsi terhadap lingkungan menurut hasil penelitian Erwina 2005 bahwa alasan perlunya penelitian persepsi terhadap lingkungan adalah untuk mencapai secara optimal kualitas lingkungan yang baik, yakni kualitas lingkungan yang sesuai dengan persepsi masyarakat yang menggunakannya. Hal ini sesuai dengan definisi persepsi mengenai lingkungan yang mencakup harapan, aspirasi dan keinginan terhadap suatu kualitas lingkungan tertentu. Kualitas lingkungan selayaknya dipahami secara subyektif, yakni dikaitkan dengan aspek- aspek psikologis dan sosio kultural masyarakat. Dengan demikian kualitas lingkungan ini harus didefinisikan secara umum sebagai lingkungan yang memenuhi prefensi imajinasi ideal seseorang atau sekelompok orang. Pandangan ini menyempurnakan pandangan sebelumnya yang mengartikan kualitas lingkungan hanya dari aspek fisik, biologis dan kimia saja.

2.3 Motivasi