PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PROBIOTIK YANG BERBEDA TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI Aeromonas salmonicida

ABSTRACT

EFFECT OF THE TIME ADMINISTRATIONS OF PROBIOTIC ON
NON-SPECIFIC IMMUNE RESPONSES OF THE COMMON CARP
(Cyprinus carpio L.) THAT INJECTED BY Aeromonas salmonicida

By

SEPTIARINI

Common carp is one of the consumption fish which has high economic value. The
common carp has been culturing intensively in Indonesia. However, thr efforts to
increase carp production obstracted by diseases such as furunculosis by
A. salmonicida. Generally, disease management in fish farming uses antibiotics
may have negative impacts. So that we have to consider the disease prevention
method which safer such as probiotic. The aims of this research were to know
effect of the time administrations of probiotic on non-specific immune responses
and to know the best time administration of probiotic on non-specific immune
responses of common carp injected by A. salmonicida. The research was
conducted from August to October 2011, in the Laboratory of Aquaculture
Department, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The research used

three treatments (without administration of probiotic, administration of probiotic
once every day, and administration of probiotic once every five days) with four
replications. Data from the calculation of total leukocyte and percentage of
differential leukocyte were analyzed by using ANOVA at 95% confidence level,
while RPS and water qualities were analyzed descriptively. The results showed
that (1) the time administrations of probiotic showed a real impact on improving
non-specific immune responses characterized by increased total leukocyte in carp,
(2) administration of probiotic once every five days resulted better non-specific
immune responses than the other time administrations, which had been seen from
the highest total leukocyte and the highest RPS after being injected by
A. salmonicida.
Key words: common carp, probiotic, A. salmonicida, leukocyte.

ABSTRAK

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PROBIOTIK YANG BERBEDA
TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK IKAN MAS
(Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI
Aeromonas salmonicida


Oleh

SEPTIARINI

Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan konsumsi bernilai ekonomis tinggi
sehingga terus dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Namun, usaha
peningkatan produksi ikan mas tidak terlepas dari masalah penyakit yang
diantaranya disebabkan oleh bakteri A. salmonicida penyebab penyakit
furunculosis. Penanggulangan penyakit pada budidaya ikan umumnya masih
menggunakan antibiotik yang mempunyai dampak negatif cukup tinggi, sehingga
diupayakan metode pencegahan penyakit yang dinilai aman yaitu dengan
penggunaan probiotik. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
waktu pemberian probiotik yang berbeda terhadap respon imun non-spesifik dan
mendapatkan waktu pemberian probiotik terbaik untuk respon imun non-spesifik
ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri A. salmonicida. Penelitian telah
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di Laboratorium Program
Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian
menggunakan 3 perlakuan (tanpa pemberian probiotik, pemberian probiotik setiap
hari, dan pemberian probiotik setiap 5 hari sekali) dengan 4 kali ulangan. Data
hasil perhitungan total leukosit dan persentase diferensial leukosit dianalisis

dengan ANOVA pada selang kepercayaan 95%, sedangkan RPS dan kualitas air
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu
pemberian probiotik yang berbeda berpengaruh nyata terhadap peningkatan
respon imun non-spesifik yang ditandai dengan peningkatan total leukosit pada
ikan mas, (2) pemberian probiotik setiap 5 hari sekali menghasilkan respon imun

yang lebih baik dilihat dari peningkatan total leukosit dan tingginya nilai RPS
setelah diuji tantang dengan bakteri A. salmonicida.
Kata kunci: ikan mas, probiotik, A. salmonicida, leukosit.

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PROBIOTIK YANG BERBEDA
TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK IKAN MAS
(Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI
Aeromonas salmonicida

(Skripsi)

Oleh
SEPTIARINI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2012

ABSTRACT

EFFECT OF THE TIME ADMINISTRATIONS OF PROBIOTIC ON
NON-SPECIFIC IMMUNE RESPONSES OF THE COMMON CARP
(Cyprinus carpio L.) THAT INJECTED BY Aeromonas salmonicida

By

SEPTIARINI

Common carp is one of the consumption fish which has high economic value. The
common carp has been culturing intensively in Indonesia. However, thr efforts to
increase carp production obstracted by diseases such as furunculosis by
A. salmonicida. Generally, disease management in fish farming uses antibiotics
may have negative impacts. So that we have to consider the disease prevention

method which safer such as probiotic. The aims of this research were to know
effect of the time administrations of probiotic on non-specific immune responses
and to know the best time administration of probiotic on non-specific immune
responses of common carp injected by A. salmonicida. The research was
conducted from August to October 2011, in the Laboratory of Aquaculture
Department, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The research used
three treatments (without administration of probiotic, administration of probiotic
once every day, and administration of probiotic once every five days) with four
replications. Data from the calculation of total leukocyte and percentage of
differential leukocyte were analyzed by using ANOVA at 95% confidence level,
while RPS and water qualities were analyzed descriptively. The results showed
that (1) the time administrations of probiotic showed a real impact on improving
non-specific immune responses characterized by increased total leukocyte in carp,
(2) administration of probiotic once every five days resulted better non-specific
immune responses than the other time administrations, which had been seen from
the highest total leukocyte and the highest RPS after being injected by
A. salmonicida.
Key words: common carp, probiotic, A. salmonicida, leukocyte.

ABSTRAK


PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PROBIOTIK YANG BERBEDA
TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK IKAN MAS
(Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI
Aeromonas salmonicida

Oleh

SEPTIARINI

Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan konsumsi bernilai ekonomis tinggi
sehingga terus dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Namun, usaha
peningkatan produksi ikan mas tidak terlepas dari masalah penyakit yang
diantaranya disebabkan oleh bakteri A. salmonicida penyebab penyakit
furunculosis. Penanggulangan penyakit pada budidaya ikan umumnya masih
menggunakan antibiotik yang mempunyai dampak negatif cukup tinggi, sehingga
diupayakan metode pencegahan penyakit yang dinilai aman yaitu dengan
penggunaan probiotik. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh
waktu pemberian probiotik yang berbeda terhadap respon imun non-spesifik dan
mendapatkan waktu pemberian probiotik terbaik untuk respon imun non-spesifik

ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri A. salmonicida. Penelitian telah
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di Laboratorium Program
Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian
menggunakan 3 perlakuan (tanpa pemberian probiotik, pemberian probiotik setiap
hari, dan pemberian probiotik setiap 5 hari sekali) dengan 4 kali ulangan. Data
hasil perhitungan total leukosit dan persentase diferensial leukosit dianalisis
dengan ANOVA pada selang kepercayaan 95%, sedangkan RPS dan kualitas air
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu
pemberian probiotik yang berbeda berpengaruh nyata terhadap peningkatan
respon imun non-spesifik yang ditandai dengan peningkatan total leukosit pada
ikan mas, (2) pemberian probiotik setiap 5 hari sekali menghasilkan respon imun
yang lebih baik dilihat dari peningkatan total leukosit dan tingginya nilai RPS
setelah diuji tantang dengan bakteri A. salmonicida.
Kata kunci: ikan mas, probiotik, A. salmonicida, leukosit.

Judul Skripsi : PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PROBIOTIK YANG
BERBEDA TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK
IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG
DENGAN BAKTERI Aeromonas salmonicida


Nama

: Septiarini

NPM

: 0714111058

Jurusan

: Budidaya Perairan

Fakultas

: Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing


Esti Harpeni, S.T., M.AppSc.
NIP. 197911182002122001

Wardiyanto, S.Pi., M.P.
NIP. 196907052001121001

2. Ketua Jurusan Budidaya Perairan

Ir. Siti Hudaidah, M.Sc.
NIP. 196402151996032001

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Esti Harpeni, S.T., M.AppSc.

………………


Sekretaris

: Wardiyanto, S.Pi., M.P.

………………

Penguji Utama

: Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si.

………………

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.
NIP. 196108261987021001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 13 Februari 2012


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal
2 September 1989, sebagai anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Sukardi dan Ibu
Tarwiyah.

Pendidikan formal penulis diawali dari Taman Kanak-kanak (TK) Citra Melati
pada tahun 1993-1995, dilanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Gedong Air
pada tahun 1995-2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bandar
Lampung pada tahun 2001-2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9
Bandar Lampung pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi HIDRILA (Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perairan Unila) periode 2008/2009. Penulis juga pernah menjadi staff
DPMU KBM Unila periode 2008 dan panitia khusus sidang umum MPM KBM
Unila tahun 2008.

Penulis melakukan Praktik Umum (PU) di Balai Riset Budidaya Ikan Hias
(BRBIH) Depok pada tahun 2010. Penulis menyelesaikan tugas akhir perkuliahan
dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Waktu Pemberian Probiotik
yang Berbeda terhadap Respon Imun Non-Spesifik Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)
yang diuji Tantang dengan Bakteri Aeromonas salmonicida”.

Kita tidak harus berhasil pada upaya pertama.
Orang yang maunya harus berhasil pada upaya pertama,
paling sesuai untuk olah raga terjun payung.
Banyak gagal itu biasa.
Satu keberhasilan yang baik bisa membayar semua kegagalan.
Sabarlah.
Your time will come.
(Mario Teguh)

Para pemenang adalah pengambil resiko.
Seperti kita semua, mereka juga khawatir salah dan takut gagal.
Tapi, mereka tidak membiarkan kekhawatiran dan rasa takut
menguasai mereka dan membatalkan yang bisa segera mereka
laksanakan.
Mereka juga akan mengalami kesalahan dan kegagalan, tapi karena
lebih banyak melaksanakan, mereka lebih sering berhasil.
(Mario Teguh)

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan
karya kecilku ini kepada Bapak dan Ibu yang selalu mendo’akan
dan memberi semangat di setiap langkahku,
Nenek yang senantiasa menyayangi dan mendo’akanku.
Adik-adikku, Rachmad Nugroho dan Fitri Azizah yang senantiasa
memberikan tawa dan semangat dalam hidupku,
Almamater tercinta ”Universitas Lampung”
Skripsi ini juga kupersembahkan kepada mereka yang dengan
ketulusan dan keceriaannya telah menemani hari-hari yang sangat
melelahkan ini


SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan
judul “Pengaruh Waktu Pemberian Probiotik yang Berbeda terhadap Respon Imun
Non-Spesifik Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang diuji Tantang dengan Bakteri
Aeromonas salmonicida” ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Perikanan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.

2.

Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan.

3.

Ibu Esti Harpeni, S.T., M.AppSc. selaku pembimbing utama atas bimbingan,
kritik, dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

4.

Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P. selaku pembimbing kedua atas bimbingan,
kritik, dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

5.

Bapak Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si. selaku pembahas atas masukan, kritik,
dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

6.

Bapak Agus Setyawan, S.Pi., M.P. yang telah membantu banyak dalam
penelitian.

7.

Bapak Qadar Hasani, S.Pi., Bapak Supono, S.Pi., M.Si., dan Bapak Limin
Santoso, S.Pi., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
dukungan, nasehat, dan bimbingan selama kuliah.

8.

Ibu, Bapak, Adik-adik, dan seluruh keluargaku yang selalu menjadi
penyemangat dalam hidupku.

9.

Humeira P. Sofia, Devira Agustin, Yeni Elisdiana, Septa Indarti, Tutut
Yuniarsih, Dewi Sartika, Revy Maharani, Niken Puspita Dewi, Agung
Kurniawan, M. Hasyim Ashari, dan M. Farzuki atas kebersamaan
menghadapi suka-duka penelitian.

10. Teman-teman seperjuanganku 2007 yang selalu ceria, terima kasih atas
kebersamaan kita selama ini.
11. Kakak-kakakku angkatan 2004, 2005, 2006 dan adik-adikku angkatan 2008,
2009, 2010, 2011 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih atas sumbangan do’a dan kerja samanya selama ini.
Semoga Allah SWT memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya atas kebaikan
dan pengorbanan kita. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

Bandar Lampung,
Penulis,

Septiarini

Februari 2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.
2.
3.
4.

Halaman

Kerangka pikir penelitian ..............................................................................
Ikan Mas ........................................................................................................
A. salmonicida...............................................................................................
Gambaran mikroskopis leukosit ikan mas dengan pewarnaan Turk’s
(pembesaran 100x) ........................................................................................
5. Total leukosit tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
6. Gambaran mikroskopis neutrofil ikan mas dengan pewarnaan Giemsa
(pembesaran 400x) ........................................................................................
7. Persentase neutrofil tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
8. Gambaran mikroskopis monosit ikan mas dengan pewarnaan Giemsa
(pembesaran 400x) ........................................................................................
9. Persentase monosit tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
10. Gambaran mikroskopis limfosit ikan mas dengan pewarnaan Giemsa
(pembesaran 400x) ........................................................................................
11. Persentase limfosit tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
12. Nilai RPS (Relative Percent Survival), (B) pemberian probiotik setiap
hari, (C) pemberian probiotik setiap 5 hari sekali .........................................

6
8
10
25

27
28

30
31

32
33

35
36

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................

i

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................
D. Hipotesis ....................................................................................................
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................

1
4
5
6
7

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) ..................................................................
B. A. salmonicida ...........................................................................................
C. Sistem Imun Tubuh Ikan ...........................................................................
D. Parameter Hematologi ...............................................................................
E. Probiotik ....................................................................................................

8
10
12
13
15

III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ..................................................................................
B. Alat dan Bahan ........................................................................................
C. Desain Penelitian ....................................................................................
D. Prosedur Penelitian .................................................................................
1. Tahap Persiapan ................................................................................
1.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji ....................................................
1.2 Uji LD50 ......................................................................................
1.3 Pencampuran Pakan dengan Probiotik ........................................
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................
2.1 Pemberian Pakan Berprobiotik ...................................................
2.2 Uji Tantang .................................................................................
2.3 Pengambilan Darah .....................................................................

16
16
17
17
18
18
18
19
19
19
20
20

3. Tahap Pengamatan ............................................................................
3.1 Pemeriksaan Darah .....................................................................
3.2 Perhitungan RPS (Relative Percent Survival) Ikan Mas .............
3.3 Kualitas Air .................................................................................
E. Analisis Data ...........................................................................................

21
21
23
23
24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Darah .................................................................................
1. Total Leukosit ...................................................................................
2. Diferensial Leukosit ..........................................................................
a. Neutrofil ......................................................................................
b. Monosit .......................................................................................
c. Limfosit .......................................................................................
B. RPS (Relative Percent Survival) .............................................................
C. Kualitas Air .............................................................................................

25
25
28
28
31
33
35
36

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 38
B. Saran ....................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................

i

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................
D. Hipotesis ....................................................................................................
E. Manfaat Penelitian .....................................................................................

1
4
5
6
7

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) ..................................................................
B. A. salmonicida ...........................................................................................
C. Sistem Imun Tubuh Ikan ...........................................................................
D. Parameter Hematologi ...............................................................................
E. Probiotik ....................................................................................................

8
10
12
13
15

III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat ..................................................................................
B. Alat dan Bahan ........................................................................................
C. Desain Penelitian ....................................................................................
D. Prosedur Penelitian .................................................................................
1. Tahap Persiapan ................................................................................
1.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji ....................................................
1.2 Uji LD50 ......................................................................................
1.3 Pencampuran Pakan dengan Probiotik ........................................
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................
2.1 Pemberian Pakan Berprobiotik ...................................................
2.2 Uji Tantang .................................................................................
2.3 Pengambilan Darah .....................................................................

16
16
17
17
18
18
18
19
19
19
20
20

ii

3. Tahap Pengamatan ............................................................................
3.1 Pemeriksaan Darah .....................................................................
3.2 Perhitungan RPS (Relative Percent Survival) Ikan Mas .............
3.3 Kualitas Air .................................................................................
E. Analisis Data ...........................................................................................

21
21
23
23
24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Darah .................................................................................
1. Total Leukosit ...................................................................................
2. Diferensial Leukosit ..........................................................................
a. Neutrofil ......................................................................................
b. Monosit .......................................................................................
c. Limfosit .......................................................................................
B. RPS (Relative Percent Survival) .............................................................
C. Kualitas Air .............................................................................................

25
25
28
28
31
33
35
36

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 38
B. Saran ....................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.
2.
3.
4.

Halaman

Kerangka pikir penelitian ..............................................................................
Ikan Mas ........................................................................................................
A. salmonicida...............................................................................................
Gambaran mikroskopis leukosit ikan mas dengan pewarnaan Turk’s
(pembesaran 100x) ........................................................................................
5. Total leukosit tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
6. Gambaran mikroskopis neutrofil ikan mas dengan pewarnaan Giemsa
(pembesaran 400x) ........................................................................................
7. Persentase neutrofil tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
8. Gambaran mikroskopis monosit ikan mas dengan pewarnaan Giemsa
(pembesaran 400x) ........................................................................................
9. Persentase monosit tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum
pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ...............................
10. Gambaran mikroskopis limfosit ikan mas dengan pewarnaan Giemsa
(pembesaran 400x) ........................................................................................
11. Persentase limfosit tiap pengamatan pada tiap perlakuan, (A) tanpa
pemberian probiotik, (B) pemberian probiotik setiap hari, (C)
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali, (H0) hari ke-0 sebelum

6
8
10
25

27
28

30
31

32
33

iv

pemberian probiotik, (H14) hari ke-14 setelah pemberian probiotik,
(H21) hari ke-21 setelah pemberian probiotik, dan (H28) hari ke-28
setelah pemberian probiotik (6 hari setelah uji tantang) ............................... 35
12. Nilai RPS (Relative Percent Survival), (B) pemberian probiotik setiap
hari, (C) pemberian probiotik setiap 5 hari sekali ......................................... 36

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Halaman

Road-map penelitian .....................................................................................
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ...................................................
Pembuatan media TSA .................................................................................
Pembuatan media TSB ..................................................................................
Komposisi bahan penelitian ..........................................................................
Tata letak penyusunan akuarium selama penelitian ......................................
Pengenceran konsentrasi bakteri ...................................................................
Perhitungan LD50 ..........................................................................................
Pembuatan pakan probiotik...........................................................................
Tahapan pengamatan total leukosit ...............................................................
Tahapan pengamatan diferensial leukosit .....................................................
Total leukosit dalam darah ikan mas selama penelitian ................................
Diferensial leukosit ikan mas selama penelitian ...........................................
Analisis sidik ragam ......................................................................................
Gejala klinis ikan mas yang terinfeksi A. salmonicida .................................
Perhitungan RPS ...........................................................................................

43
44
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
58
63
64

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D.T., Marnani, S., dan Irianto, A. 2006. Pengaruh Pola Pemberian
Probiotik A3-51 per Oral terhadap Kelangsungan Hidup Bawal Air Tawar
(Collosoma macropomum Bry.) setelah Diuji Tantang dengan Bakteri
Aeromonas hydrophila. (Skripsi). Universitas Jenderal Soedirman.
Alamanda, I.E., Handajani, N.S., dan Budiharjo, A. 2007. Penggunaan Metode
Hematologi dan Pengamatan Endoparasit Darah untuk Penetapan
Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa
Mangkubumen Boyolali. Jurnal Biodiversitas Vol.8 No.1:34-38.
Anonim.
2010.
Aeromonas
salmonicida.
Dikutip
dari
http://yco238labs.blogspot.com/2010/10/aeromonas-salmonicida.html.
Diakses pada tanggal 3 Februari 2012.
Anonim. nd. Reaksi Antigen-Antibodi dan Prinsip Pengobatan. Dikutip dari
http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/minggu_4._baru.pdf. Diakses
pada tanggal 8 Februari 2012.
Bachtiar, Y. dan Tim Lentera. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam
Pekarangan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Cholik, F., Jagatraya, A.G., Poernomo, R.P., dan Jauzi, A. 2005. Akuakultur
Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara
dan Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta.
Darmono. 2007. Farmakologi dan Toksikologi Sistem Kekebalan: Pengaruh
Penyebab dan Akibatnya pada Kekebalan Tubuh. UI-Press. Jakarta.
DKP. 2007. Penyakit Ikan Karantina Golongan Bakteri. Pusat Karantina Ikan.
Erika, Y. 2008. Gambaran Diferensiasi Leukosit pada Ikan Mujair (Oreochromis
mossambica) di Daerah Ciampea Bogor. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Feliatra, Efendi, I., dan Suryadi, E. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya
Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur Indonesia Vol.6 No.2:75-80.

Fitriani, M. 2010. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap
Ketahanan Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) yang Diinfeksi Aeromonas
salmonicida. (Skripsi). Universitas Lampung.
Hastuti, S.D. dan Karoror, R.J. 2007. Pengaruh Pemberian LPS
(Lipopolisacharida) terhadap Aktivitas Fagositosis dan Jumlah Eritrosit
Darah Ikan Nila (Oreochromis sp.). Jurnal Protein Vol.15 No.1.
http://en.wikipedia.org/wiki/Aeromonas_salmonicida.
28 Oktober 2011 pukul 08.10 WIB.

Diakses

pada

tanggal

Khasani, I. 2007. Aplikasi Probiotik Menuju Sistem Budidaya Perikanan
Berkelanjutan. Media Akuakultur Vol.2 No.2.
KKP. 2010. Prospek Perikanan masih Cerah. Diakses dari: www.kkp.go.id pada
tanggal 29 Januari 2012.
Kordi, K.M.G.H. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta
dan Bina Adiaksara. Jakarta.
Kordi, K.M.G.H. 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Lily Publisher.
Yogyakarta.
Lingga, P. 2007. Ikan Mas Kolam Air Deras. Penebar Swadaya. Jakarta.
Maulina, I., K. Haetami, dan Junianto. 2006. Pengaruh Meniran dalam Pakan
untuk Mencegah Infeksi Bakteri Aeromonas sp. pada Benih Ikan Mas
(Cyprinus carpio). Universitas Padjajaran.
Mones, R.A. 2008. Gambaran Darah pada Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn)
Strain Majalaya yang Berasal dari Daerah Ciampea Bogor. (Skripsi).
Institut Pertanian Bogor.
Mudjiutami, E., Ciptoroso, Zainun, Z., Sumarjo, dan Rahmat. 2007. Pemanfaatan
Imunostimulan untuk Pengendalian Penyakit pada Ikan Mas. Jurnal
Budidaya Air Tawar Vol.4 No.1:1-9.
Mulyana, D.Y. 2011. Kaya Raya dari Budidaya Ikan dengan Probiotik. Berlian
Media. Yogyakarta.
Passarela, M.P. 2006. Uji Tantang pada Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)
yang Diimunisasi dengan Vaksin Inaktif Anti Aeromonas hydrophila
Peroral melalui Pelet. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Sanoesi, E. 2008. Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya Linn)
terhadap Jumlah Sel Makrofag pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L) yang
Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia Vol.11 No.2.

Setyawan, A. 2006. Uji Lapang Vaksin Polivalen Vibrio pada Ikan Kerapu
Macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Karamba Jaring Apung. (Skripsi).
Universitas Gadjah Mada.
Sunartatie, T. 1986. Aeromonas sebagai Penyebab Septicemia pada Ikan.
(Skripsi). Institut Pertanian Bogor.
Yuliawati, F. 2010. Efektivitas Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri) sebagai
Antibakteri pada Ikan Patin (Pangasianodon hypophthalmus) yang
Diinfeksi dengan Aeromonas hydrophila. (Skripsi). Universitas Lampung.
Zainun, Z. 2007. Pengamatan Parameter Hematologis pada Ikan Mas yang
Diberi Imunostimulan. Bul. Tek. Lit. Akuakultur Vol.6 No.1.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis
tinggi. Budidaya ikan mas telah lama berkembang di Indonesia, karena selain
mudah, peluang usaha budidaya ikan mas juga cukup menjanjikan. Permintaan
pasar akan ikan mas baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri cukup tinggi
(KKP, 2010). Hal tersebut yang membuat ikan mas terus dibudidayakan secara
intensif. Namun, usaha budidaya ikan mas tidak terlepas dari berbagai
permasalahan diantaranya adalah masalah penyakit.

Penyakit pada budidaya ikan dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu
penyakit infeksi dan non-infeksi (Kordi, 2004). Salah satu penyakit infeksi adalah
penyakit akibat serangan bakteri patogen (bacterial disease) yang dapat
mengakibatkan kematian ikan sebanyak 50-100% (Kordi, 2010), dan juga dapat
menurunkan mutu daging karena adanya borok atau luka pada daging ikan yang
terinfeksi sehingga bisa menurunkan minat konsumen (Maulina, 2006 dan Kordi,
2010).

Salah satu penyakit bakterial yang dapat menyerang ikan air tawar adalah
furunculosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri Aeromonas
salmonicida. Furunculosis termasuk salah satu dari sekelompok penyakit

septicemia yaitu haemorraghe septicemia atau sering juga disebut Motil
Aeromonas Septicemia (MAS) yaitu penyakit yang disebabkan oleh jenis bakteri
Aeromonas (Richards et al., 1978 dalam Sunartatie, 1986). A. salmonicida
merupakan jenis bakteri yang bersifat oportunis (memanfaatkan kondisi ikan yang
menurun), sehingga bakteri ini dapat menyerang ikan saat ketahanan tubuh ikan
menurun akibat stress yang disebabkan oleh penurunan kualitas air, kekurangan
pakan, dan padat tebar yang tinggi (Afrianto et al., 1992 dalam Anonim, 2010).

Furunculosis dilaporkan telah tersebar luas di dunia yaitu Amerika Serikat,
Kanada, Perancis, Norwegia, Belgia, Austria, Swiss, Australia dan negara-negara
Asia termasuk Indonesia. Pada tahun 1989, di Skotlandia terjadi wabah
furunculosis sebanyak 15 kali pada ikan-ikan air tawar dan 127 kali pada ikanikan air laut (DKP, 2007). Pada bulan Oktober tahun 1980, di Indonesia terutama
di daerah Jawa Barat dan sekitarnya terjadi kematian massal ikan baik ukuran
benih maupun induk yang disebabkan oleh mewabahnya bakteri Aeromonas sp.
Sebanyak 34,8% dari seluruh isolat yang dikumpulkan pada saat terjadi wabah
tersebut adalah A. salmonicida (Pramono et al., 1980 dalam Sunartatie, 1986).
Kerugian yang ditimbulkannya sangat besar karena terjadi penurunan produksi
secara besar-besaran. Pada bulan Agustus tahun 2002, di perairan Waduk
Saguling juga terjadi kematian ikan secara massal, sebanyak 361 ton ikan yang
dipelihara dalam jaring apung mati akibat serangan bakteri Aeromonas sp. (Harian
Pikiran Rakyat, 2003 dalam Maulina, 2006).

Selama

ini,

penanggulangan

penyakit

pada

budidaya

ikan

umumnya

menggunakan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik secara terus menerus

dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut dan
terdapatnya residu antibiotik dalam tubuh ikan (Mulyana, 2011). Selain itu,
produk perikanan yang mengandung residu antibiotik juga dapat menyebabkan
penolakan ekspor ke negara lain seperti Amerika Serikat dan Jepang (Khasani,
2007 dan Mulyana, 2011). Namun, penggunaan antibiotik tidak bisa dihindari jika
wabah penyakit sudah terjadi. Oleh karena itu diupayakan metode pencegahan
penyakit yang dinilai lebih aman yaitu dengan penggunaan probiotik untuk dapat
menciptakan budidaya perikanan yang berkelanjutan (sustainable).

Probiotik adalah makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroba hidup
yang

menguntungkan

hewan

inang

yang

mengonsumsinya

melalui

penyeimbangan flora mikroba intestinalnya (Fuller, 1987 dalam Agustina, et al.,
2006). Namun beberapa penelitian telah melaporkan bahwa probiotik dapat
meningkatkan respon imun non-spesifik hewan inang, antara lain meningkatkan
jumlah makrofag, aktivitas lisozim, dan terbukti meningkatkan kelangsungan
hidup hewan inang (Irianto, 2002 dalam Agustina, et al., 2006). Lactobacillus sp.
merupakan jenis bakteri pertama yang digunakan sebagai probiotik (Mulyana,
2011). Penggunaan probiotik pada budidaya perikanan telah dimulai belasan
tahun yang lalu, yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas air, melancarkan
pencernaan ikan, meningkatkan sistem imun, laju pertumbuhan, dan survivalitas
ikan.

Pola pemberian probiotik yang baik perlu diperhatikan guna mempertahankan
efektifitasnya (Agustina et al., 2006). Pemberian imunostimulan seperti halnya
pemberian probiotik secara terus menerus akan menyebabkan penurunan

efektifitasnya karena sudah tidak dianggap lagi sebagai antigen (Affandi et al.,
2002 dalam Agustina et al., 2006), sehingga pemberian probiotik dengan waktu
pemberian berselang diharapkan akan menghasilkan sistem imun yang lebih baik
karena setiap probiotik yang masuk ke dalam tubuh akan dikenal sebagai antigen
yang menguntungkan karena dapat merangsang aktifnya sistem imun dan tidak
menyebabkan penyakit (Raa, 1996 dalam Agustina et al., 2006).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Agustina et al. (2006) tentang pengaruh
pola pemberian probiotik yang berbeda terhadap kelangsungan hidup bawal air
tawar yang diuji tantang dengan bakteri A. hydrophila menunjukkan bahwa pola
pemberian probiotik setiap 5 hari sekali menghasilkan respon imun yang lebih
baik dilihat dari jumlah leukosit dan makrofag. Tingkat kelangsungan hidup
setelah diuji tantang dengan A. hydrophila juga lebih baik dengan survivalitas
mencapai 90%.

Peningkatan sistem imun pada ikan diharapkan dapat melindungi ikan dari
serangan bakteri patogen, dalam hal ini A. salmonicida. Manajemen budidaya
yang baik disertai penggunaan probiotik secara efektif diharapkan dapat
meningkatkan kesehatan ikan mas yang berujung pada hasil sintasan yang tinggi.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sebagai berikut:
1.

mengetahui pengaruh waktu pemberian probiotik yang berbeda terhadap
respon imun non-spesifik ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri
A. salmonicida,

2.

mengetahui waktu pemberian probiotik terbaik yang dapat meningkatkan
respon imun non-spesifik ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri
A. salmonicida.

C. Kerangka Pemikiran

Usaha peningkatan produksi ikan mas tidak terlepas dari masalah penyakit yang
diantaranya disebabkan oleh bakteri A. salmonicida penyebab penyakit
furunculosis. Penanggulangan penyakit pada budidaya ikan umumnya masih
menggunakan antibiotik yang mempunyai dampak negatif cukup tinggi, baik bagi
ikan maupun manusia yang mengonsumsinya. Namun, penggunaan antibiotik
tidak bisa dihindari jika wabah penyakit sudah terjadi. Oleh karena itu,
diupayakan metode pencegahan penyakit yang dinilai lebih aman yaitu dengan
penggunaan probiotik. Mekanisme kerja probiotik diantaranya dapat sebagai
penstimulasi sistem imun non-spesifik pada ikan.

Namun, pemberian probiotik yang dilakukan secara terus menerus dapat
menurunkan keefektifannya, sehingga pemberian probiotik dengan waktu
berselang diharapkan akan lebih efektif dan dapat menghasilkan sistem imun yang
lebih baik karena setiap probiotik yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung
merangsang aktifnya sistem imun.

Peningkatan sistem imun tersebut diharapkan dapat melindungi ikan dari serangan
bakteri A. salmonicida sehingga kesehatan ikan mas dapat meningkat dan
didapatkan sintasan yang tinggi. Skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.

usaha peningkatan produksi ikan mas

kendala penyakit

probiotik

pencegahan

wabah A. salmonicida

pengobatan

antibiotik

efek negatif

pola pemberian yang efektif

peningkatan sistem imun tubuh

kesehatan ikan mas

pertumbuhan baik

sintasan tinggi

Gambar 1. Kerangka pikir penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan waktu pemberian
probiotik yang berbeda sebagai berikut:
H0 : σi = 0  Tidak ada pengaruh waktu pemberian probiotik yang berbeda
terhadap respon imun non-spesifik ikan mas yang diuji tantang dengan
bakteri A. salmonicida pada selang kepercayaan 95%.
H1 : σi ≠ 0  Ada pengaruh waktu pemberian probiotik yang berbeda terhadap
respon imun non-spesifik ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri
A. salmonicida pada selang kepercayaan 95%.

Selanjutnya jika hasil berbeda nyata dilakukan pengujian pengaruh antar
perlakuan menggunakan hipotesis sebagai berikut:
H0 : σi = σj = 0; untuk i≠j  tidak ada pengaruh antar perlakuan waktu
pemberian probiotik yang berbeda terhadap respon imun non-spesifik ikan
mas yang diuji tantang dengan bakteri A. salmonicida pada selang
kepercayaan 95%.
H1 : σi ≠ σj ≠ 0; untuk i≠j  minimal ada sepasang perlakuan waktu pemberian
probiotik yang berbeda yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap
respon imun non-spesifik ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri
A. salmonicida pada selang kepercayaan 95%.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan
probiotik secara efektif untuk meningkatkan respon imun non-spesifik ikan mas
yang terinfeksi A. salmonicida.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)

Klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut (Saanin, 1984 dalam Mones, 2008):
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Sub-filum

: Pisces

Kelas

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Sub-ordo

: Cyprinoidea

Famili

: Cyprinidae

Sub-famili

: Cyprininae

Genus

: Cyprinus

Spesies

: Cyprinus carpio Linn
sirip dorsal
sirip caudal

mata

mulut

sirip pectoral

sirip ventral
Gambar 2. Ikan Mas

sirip anal

Ikan mas memiliki tubuh yang memanjang dan sedikit pipih ke samping
(Bachtiar, 2002). Mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat
disembulkan (protaktil), serta dilengkapi dengan dua pasang sungut pada mulut
bagian atas (Bachtiar, 2002; Cholik et al., 2005). Secara umum, hampir seluruh
tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik yang berukuran relatif besar dan digolongkan
dalam sisik tipe sikloid (Bachtiar, 2002). Sisik pada garis rusuk (linea lateralis)
sekitar 35-39 buah (Cholik et al., 2005). Garis rusuk terletak di pertengahan
tubuh, melintang dari tutup insang sampai ke pangkal ekor (Bachtiar, 2002).

Habitat ikan mas adalah di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan
alirannya tidak terlalu deras, seperti di sungai, danau, waduk, dan rawa. Ikan mas
dapat hidup di dataran rendah sampai tinggi (Cholik, et al., 2005). Ikan mas
termasuk jenis ikan yang bersifat termofil karena mampu beradaptasi dengan
perubahan suhu lingkungan yang ditempatinya dengan kisaran suhu antara
4-30oC, namun suhu perairan yang optimal untuk pertumbuhan ikan mas berkisar
antara 25-30oC (Bachtiar, 2002). pH perairan yang optimal yaitu berkisar 6,5-9
dan kandungan oksigen terlarut (DO) minimal 3 ppm (Lingga, 2007). Meskipun
tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang ditemukan di perairan payau atau
muara sungai yang bersalinitas 25-30 ppt (Bachtiar, 2002).

Ikan mas tergolong ikan omnivora yakni ikan yang memangsa berbagai jenis
makanan, baik hewan renik maupun tumbuhan (Bachtiar, 2002). Makanan
utamanya di alam adalah zooplankton, larva chironomus, cacing sutera, dan
berbagai jenis moluska (Cholik et al., 2005). Ikan mas juga memakan berbagai
jenis biji-bijian seperti padi, jagung, dan gandum (Bachtiar, 2002). Pertumbuhan

ikan mas dalam budidaya dipacu oleh pakan tambahan seperti pelet yang
mengandung protein antara 25-40% (Kordi, 2004; Lingga, 2007).

B. A. salmonicida

Buchanan et al. (1974) dalam Fitriani (2010) mengklasifikasikan A. salmonicida
sebagai berikut:
Kingdom

: Bacteria

Filum

: Proteobacteria

Kelas

: Gammaproteobacteria

Ordo

: Aeromonadales

Famili

: Aeromonadaceae

Genus

: Aeromonas

Spesies

: A. salmonicida

130 nm

Gambar 3. A. salmonicida
(dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Aeromonas_salmonicida)

A. salmonicida merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, nonmotil, menghasilkan pigmen berwarna coklat pada media agar (McDaniel, 1979
dalam Sunartatie, 1986), dan tidak dapat bertahan lama di luar tubuh inangnya

(Afrianto et al., 1992 dalam Anonim, 2010). Suhu optimum untuk

pertumbuhannya adalah 20-30oC dan pada suhu 37oC bakteri tersebut akan mati
(Amlacher,

1970

dalam

Sunartatie,

1986),

sedangkan

pada

suhu

35oC

pertumbuhannya terhenti (Hoffman, 1977 dalam Sunartatie, 1986).

A. salmonicida merupakan bakteri yang bersifat oportunis, yaitu memanfaatkan
kondisi ikan yang menurun sehingga bakteri ini dapat menginfeksi saat ketahanan
tubuh ikan menurun akibat stress yang disebabkan oleh penurunan kualitas air,
kekurangan pakan, dan populasi ikan yang sangat padat (Afrianto et al., 1992
dalam Anonim, 2010). Eidman et al. (1981) dalam Sunartatie (1986)
mengemukakan bahwa tanda-tanda klinis penyakit haemorraghe septicemia yang
terjadi di Jawa Barat pada tahun 1980 berupa hilangnya nafsu makan, peradangan
kulit atau adanya borok, kulit ikan menjadi kesat karena lendir tubuh berkurang, sisik
lepas, sirip menjadi rapuh, tidak responsif, bergerak lamban, diam atau mengapung di
permukaan air. Kelainan lainnya adalah mata menonjol (exophthalmia), insang
berwarna kelabu suram dan sebagian tertutup fibrin atau mengalami nekrosa, busung
perut (dropsy) (Lampiran 15), serta kematian ikan.

Gejala furunculosis hampir mirip dengan haemorraghe septicemia karena

furunculosis termasuk salah satu dari sekelompok penyakit haemorraghe
septicemia (Richards et al., 1978 dalam Sunartatie, 1986). McDaniel (1979) dalam
Sunartatie (1986) menjelaskan bahwa bentuk penyakit furunculosis ada empat, yaitu
bentuk perakut, akut, subakut, dan kronis. Bentuk perakut ditandai dengan terjadinya
kematian tanpa ada kerusakan. Bentuk akut ditandai dengan adanya perdarahan pada
insang. Sedangkan bentuk subakut ditandai dengan tubuh ikan yang menjadi gelap.
Bentuk kronis ditandai dengan terbentuknya lepuh-lepuh yang berisi cairan berwarna
merah (Lampiran 15). Apabila lepuh-lepuh tersebut pecah akan menjadi borok.

Aeromonas dapat menular melalui air dan feces ikan yang terinfeksi, kontak fisik
antar ikan, kontak dengan peralatan yang telah tercemar, atau karena pemindahan
ikan yang terserang Aeromonas dari satu tempat ke tempat lain (Sunartatie, 1986;
Afrianto et al., 1992 dalam Anonim, 2010). A. salmonicida yang telah
menginfeksi ikan dapat langsung diisolasi dari luka pada kulit, insang, darah,
ginjal, atau limpa ikan yang terinfeksi (Sunartatie, 1986).

C. Sistem Imun Tubuh Ikan

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk
zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama untuk melawan benda asing
(antigen) seperti kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh suatu
organisme (Darmono, 2007).

Secara umum ikan memiliki dua macam sistem imun yaitu sistem imun spesifik
dan sistem imun non-spesifik (Kamiso et al., 1990 dalam Setyawan, 2006).

1. Sistem imun spesifik
Sistem imun (imunitas) spesifik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas
humoral (humoral mediated immunity) dan imunitas seluler (cell mediated
immunity) (Pastoret et al., 1998 dalam Setyawan, 2006). Imunitas humoral
bereaksi melalui produksi antibodi, yaitu suatu protein khusus yang mengarahkan
kepada suatu antigen spesifik. Antibodi akan beredar ke seluruh tubuh bersama
cairan darah dan limfa yang akan bereaksi apabila bertemu dengan antigen dengan
menetralisirnya. Imunitas seluler bereaksi secara kontak langsung dari sel ke sel

untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen yang telah menyerang selnya
sendiri (inang) dan juga terhadap sel tumor (Almendras, 2001 dalam Setyawan,
2006).

2. Sistem imun non-spesifik
Sistem imun non-spesifik pada ikan terdiri dari (Almendras, 2001 dalam
Setyawan, 2006):
a. Sistem imun fisik, meliputi kulit dan termasuk juga sisik bagi ikan b

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PROBIOTIK TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) DENGAN UJI TANTANG BAKTERI Aeromonas salmonicida

0 27 56

PENGARUH PENAMBAHAN RAGI (YEAST) DAN VITAMIN C PADA PAKAN BUATAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIUJI TANTANG Aeromonas salmonicida

3 13 53

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PROBIOTIK TERHADAP RESPON IMUN NONSPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI Aeromonas hydrophila

2 14 23

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PROBIOTIK TERHADAP RESPON IMUN NONSPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI Aeromonas hydrophila

0 26 37

PENINGKATAN IMUNOGENISITAS VAKSIN INAKTIF WHOLE CELL Aeromonas salmonicida DENGAN PENAMBAHAN JENIS ADJUVANT YANG BERBEDA PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L)

3 38 72

RESPON IMUN NON SPESIFIK VAKSIN INAKTIF WHOLE CELL Aeromonas salmonicida PADA IKAN MAS ( Cyprinus carpio )

1 33 50

RESPON IMUN SPESIFIK LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) MELALUI IMUNITAS MATERNAL YANG DIBERI VAKSIN INAKTIF WHOLE CELL Aeromonas salmonicida

0 4 80

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PROBIOTIK YANG BERBEDA TERHADAP RESPON IMUN NON-SPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) YANG DIUJI TANTANG DENGAN BAKTERI Aeromonas salmonicida EFFECT OF DIFFERENT TIME OF PROBIOTIC ADMINISTRATION TO NON- SPECIFIC IMMUNE RESPONSE O

0 0 8

PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) YANG TERINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

0 0 12

KETAHANAN NON-SPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIBERI LARUTAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) TERHADAP Aeromonas hydrophila

0 0 9