LatarBelakang Penerapan Asas Proporsionalitas dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri (Analisis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja di Bank Mandiri)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam melakukan aktifitas sehari-hari dengan manusia lain selalu melakukan kontrak atau perjanjian baik itu melakukan perjanjian jual beli barang kebutuhan sehari-hari, perjanjian jasa pengangkutan, perjanjian sewa-menyewa dan sebagainya.Kontrak berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Oleh karena itu diperlukan Negosiasi proses tawar menawar. 1 Hukum kontrak merupakan bidang hukum yang sangat penting di era globalisasi terutama dalam mendukung kegiatan di sektor perdagangan dan transaksi bisnis internasional. Menyatukan hubungan antara para pihak dalam lingkup internasional bukanlah persoalan yang sederhana. Hal ini menyangkut perbedaan sistem, paradigma, dan aturan hukum yang berlaku sebagai suatu aturan yang bersifat memaksa untuk dipatuhi oleh para pihak di masing-masing negara. 2 Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa mengharapkan agar kontrak yang mereka buat dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun demikian, dalam perjalanan waktu tidak menutup kemungkinan terjadi sengketa di antara mereka, meskipun hal ini sebenarnya 1 https:alfanaikkelas.wordpress.com20110107azas-proporsionalitasdiakses tanggal 12 Oktober 2015. 2 Agus Yudha Hernoko, Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial Yogyakarta,: LaksBang Mediatama, 2008, hlm.1. Universitas Sumatera Utara sama sekali tidak diharapkan. Sengketa kontrak pada umumnya muncul sebagai akibat adanya ketidaksepakatan, perbedaan, gangguan, kompetisi, atau ketidakseimbangan diantara para pihak. 3 Sistem pengaturan hukum kontrak adalah sistem terbuka, artinya bahwa setiap orang bebas untuk mengadakan perjanjian, baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur di dalam undang-undang. Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, yang berbunyi: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. 4 Sehubungan dengan daya mengikatnya perjanjian berlaku sebagai undang- undang bagi para pihak yang membuatnya pacta sunt servand, pada situasi tertentu daya berlakunyadibatasi, antara lain dengan itikad baik. Pasal 1338 3 KUHPerdata menyatakan bahwa perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. 5 3 Hukum kontrak adalah mekanisme hukum dalam masyarakat untuk melindungi harapan-harapan yang timbul dalam pembuatan persetujuan demi perubahan masa datang yang bervariasi kinerja, seperti pengangkutan kekayaan yang nyata maupun yang tidak nyata, kinerja pelayanan, dan pembayaran dengan uang. http:mulyonosetro.blogspot.co.iddiakses tanggal 12 Oktober 2015. 4 R . Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum PerdataJakarta: Pradnya Paramita, 2005, hlm.342. 5 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm.134. Universitas Sumatera Utara Setelah memperhatikan pengertian hukum kontrak tersebut di atas, maka dapat dikemukakan unsur-unsur yang tercantum dalam hukum kontrak yakni : 6 1. Adanya kaidah hukum Menurut Salim,kaidah dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum kontrak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi. Adapun kaidah hukum kontrak tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyarakat. 2. Subjek hukum Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson yang artinya sebagai pendukung hak dan kewajiban. Subjek hukum dalam hukum kontrak adalah kreditur dan debitur. Kreditur adalah orang yang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang berutang. 3. Adanya prestasi Prestasi adalah hak kreditur dan kewajiban debitur. Prestasi terdiri atas: a. Memberikan sesuatu b. Berbuat sesuatu c. Tidak berbuat sesuatu d. Kata sepakat. Pasal 1320 KUHPerdata, ditentukan empat syarat sahnya perjanjian. Salah satunya adalah kata sepakat consensus. Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara para pihak. 6 Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hlm.76. Universitas Sumatera Utara 4. Akibat hukum Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban. Hak adalah suatu kenikmatan yang diperoleh para pihak yang melakukan kontrak dan kewajiban adalah suatu beban yang harus di laksanakan para pihak yang membuat kontrak. Sengketa bisnis dalam kontrak komersial seringkali berawal dari kesalahan mendasar dalam proses terbentuknya kontrak dengan berbagai faktor atau penyebabnya, antara lain: 1. Ketidakpahaman terhadap proses bisnis yang dilakukan. Kondisi ini muncul ketika pelaku bisnis semata-mata terjebak pada orientasi keuntungan serta karakter coba-coba tanpa memprediksi kemungkinan risiko yang akan menimpanya. 2. Ketidakmampuan mengenali partner atau mitra bisnisnya. Kondisi ini muncul ketika pelaku bisnis hanya memperhatikan performa atau penampilan fisik mitra bisnisnya tanpa meneliti lebih lanjut track record dan bonafiditas mitra bisnisnya. 3. Tidak adanya legal cover yang melandasi proses bisnis mereka. Hal ini menunjukkan rendahnya pemahaman dan apresiasi hukum pelaku bisnis dalam melindungi aktifitas bisnis mereka. 7 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak menjelaskan secara rinci mengenai momentum terjadinya kontrak, hanya dijelaskan dengan cukup adanya 7 Agus Yudha Hernoko , Op. Cit . hlm.95. Universitas Sumatera Utara consensus antara kedua pihak. Namun dari berbagai sumber terdapat setidaknya empat teori yang membahas mengenai momentum terjadinya kontrak, yaitu : 1. Teori Pernyataan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menerima penawaran menyatakan bahwa ia menerima penawaran itu. 2. Teori Pengiriman : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima penawaran mengirimkan telegram. 3. Teori Pengetahuan : kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarkan mengetahui adanya penerimaan , tetapi penerimaan itu belum diterimanya diketahui secara langsung. 4. Teori Penerimaan : kesepakatan terjadi saat pihak yang menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lain. 8 Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa kesepakatan terjadi dalam transaksi bisnis adalah sejak tahap pra-contractual, sehingga apabila salah satu pihak membatalkan sepihak perjanjian tersebut maka ia dapat dikenai ganti kerugian. Namun hanya sebatas pada kerugian yang timbul saat tahap perjanjian pracontractual saja. Oleh karena pihak yang dirugikan tidak dapat menuntut berdasarkan yang tertulis dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252 KUHPerdata, oleh karena Bab I bagian 4 Buku III KUHPerdata hanya mengatur tentang Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, jelas disini yang ada baru negosiasi prakontrak, belum ada perikatannya. Penuntutan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip good faith dan fair dealing yang dapat ditafsirkan bahwa pihak yang dirugikan 8 http:michiko60.blogspot.co.id201202seputar-hukum-kontrak-komersial.html diakses tanggal 13 Oktober 2015. Universitas Sumatera Utara hanya dapat menuntut pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan dan atas kehilangan kesempatan untuk melakukan kontrak dengan pihak ketiga. Akan tetapi ia tidak dapat menuntut ganti rugi atas keuntungan yang diharapkan dari kontrak yang batal diadakan itu. 9 Oleh sebab itu, maka perlu dipahami bahwa mekanisme terjadinya kontrak dalam dun ia bisniskomersial selalu didahului oleh tahap negosiasi dimana masing-masing pihak mengajukan letter of intent yang memuat keinginan masing- masing pihak untuk membuat suatu kontrak. Selanjutnya setelah ada kesepahaman atas kehendak untuk mengadakan kontrak tersebut, maka para pihak akan membuat Memorandum of Understanding MOU yang memuat keinginan masing-masing pihak sekaligus adanya tenggang waktu pencapaian kesepakatan untuk terjadinya kontrak. Proses inilah yang disebut sebagai proses prakontrak. Dalam tahap prakontrak ini masing-masing pihak harus menegakkan prinsip itikad baik, yang oleh karena itu jika salah satu pihak beritikad buruk, maka haruslah disediakan sarana hukum berupa hak gugat dan hak untuk menuntut ganti rugi dalam tahap prakontrak. 10 Berawal dari hal-hal tersebut di atas, maka sangat menarik mengangkat masalah tentang Peranan Asas Proporsionalitas dalam perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri analisis terhadap perjanjian kredit modal kerja di Bank Mandiri. Karena mengingat bahwa KUHPerdata sama sekali tidak memperhatikan proses terjadinya kontrak atau perjanjian. Padahal dalam 9 Suharnoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisi KasusJakarta: Kencana Prenada Media Group, hlm 2. 10 http:qamaruddinshadie.blogspot.co.id201204istilah-dan-pengertian kontrak. html diakses tanggal 13 Oktober 2015. Universitas Sumatera Utara prakteknya suatu kontrak atau perjanjian dapat terjadi apabila didahului dengan adanya kesepakatan dan itu diperoleh melalui proses negosiasi bisa memakan waktu dan biaya yang bervariasi. KUHPerdata hanya mengatur prinsip itikad baik pada saat pelaksanaan kontrak, padahal sebenarnya dalam tahap negosiasi itupun sudah timbul hak dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh para pihak demi menegakkan prinsip itikad baik dan transaksi wajar atau jujur.

B. Rumusan Masalah