Pengertian Konflik Sumber Ide Penciptaan

sistem nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. perubahan nilai-nilai dalam masyarakat ini akan menyebabkan perbedaan-perbedaan pendirian dalam masyarakat J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto: 2010. J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto 2010: 68 berpendapat bahwa : Konflik adalah suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi jadi bersifat difensif, akan tetapi juga bertujuan sampai ke taraf pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya. Konflik-konflik antar kelompok memudahkan perubahan kepribadian individu. Seseorang juga terkadang tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Apabila terjadi pertentangan antara dua kelompok yang berlainan, individu- individu akan mudah mengubah kepribadiannya untuk mengidentifikasikan dirinya secara penuh dengan kelompoknya. Konflik juga akan berakhir dengan berbagai kemungkinan J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto: 2010. Secara khusus konflik merupakan suatu bentuk interaksi diantara beberapa individu yang berbeda dalam kepentingan, persepsi dan tujuan. Konflik adalah perbedaan pendapat antara dua orang atau lebih banyak anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktifitas kerja atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penelitian, ataupun pandangan yang berbeda Hani Handoko: 2001. Demikian eratnya hubungan konflik dan kehidupan sehingga keduanya seolah tidak dapat dihindari dan tidak dapat dipisahkan. Seorang individu tentu mengalami konflik atau pertentangan dalam menjalani kehidupannya. Menurut Peterson yang dikutip oleh David O.Sears 2010: 244 “Konflik adalah suatu proses yang terjadi bila perilaku seseorang terhambat karena perilaku orang lain. Konflik sering terjadi dalam hubungan yang erat.”

3. Konflik Dalam Simbol Ekspresi

Seni rupa mempunyai simbol yang menunjukkan suatu konflik berwujud garis didukung pewarnaan yang merupakan pendapat dari Aming Prayitno dan Fajar Sidik 1975 conflicting diagonal: yaitu diagonal-diagonal yang saling membentur, memberi sugesti peperangan, konflik, kebencian, dan kebingungan. Dari teori-teori di atas dapat dipahami bahwa pengertian konflik secara khusus adalah konflik yang terjadi antar individu atau antara dua orang yang saling bertentangan. Konflik ini dapat terjadi karena perilaku, norma, dan kepribadian. Yang pertama adalah perilaku, seseorang yang telah berbuat baik kepada rekan atau orang lain terkadang ingin mendapatkan ganjaran atau balasan yang sama yaitu kebaikan. Tetapi apabila hal ini tidak terpenuhi maka yang timbul adalah konflik atau sebuah pertentangan. Yang kedua adalah norma, hal ini berhubungan dengan janji, sikap memperlakukan orang lain, dan sebagainya. Yang ketiga adalah kepribadian, dalam berinteraksi tentunya hal ini sangat berpengaruh. Cara bersikap, cara berbicara, tatapan mata, kedisiplinan, dan lain-lain. Dalam karya seni rupa konflik diekspresikan dengan garis atau goresan yang saling berlawanan, bertentangan, membentur, yang memberikan kesan atau sugesti pertentangan, konflik, peperangan, dan kebencian.

4. Tinjauan tentang Konflik Diri

Konflik dalam diri atau konflik internal adalah konflik psikologis yang terjadi dalam jiwa seseorang. Konflik ini dapat dialami oleh setiap individu, namun yang disuguhkan sebagai cerita adalah konflik internal yang rumit dan kompleks hingga berdampak menjadi eksternal. Konflik dalam diri Individu bersifat sangat pribadi, karena masalah-masalah yang timbul merupakan permasalahan dengan orang terdekat atau lingkungan sekitarnya. konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuan J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto: 2010. Konflik dalam diri individu antara lain konflik dengan orang tua, konflik dengan tetangga, konflik dengan teman, konflik dengan orang terdekat maupun konflik dengan lingkungan sekitar. Permasalahan-permasalahan tersebut mengalami pengendapan dalam diri. Pengendapan dalam diri atau kontemplasi, proses ini telah menimbulkan reaksi yang langsung menyentuh perasaan. Reaksi tersebut sesungguhnya tidak terlepas dari kondisi perasaan, sensitifitas, suasana hati dan kepekaan intuisi pada realitas sehari-hari yang dirasakan, yang dirasakan selanjutnya adalah dinamika kehidupan baik dalam suasana senang, keterharuan, gembira, jenuh, susah, jengkel dan perasaan-perasaan lain Jakob Sumardjo:2000. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa konflik diri atau konflik dalam diri terkadang sulit untuk diselesaikan dan bersifat sangat pribadi. Seorang individu harus memilih antara kepentingan diri sendiri atau orang lain. Konflik dalam diri sangat berpengaruh dengan aspek psikologis yang terjadi dalam