Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember

EVALUASI PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU
TERMINAL TAWANG ALUN JEMBER

MUHAMMAD AMIN SHODIQ

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Evaluasi Pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun Jember” adalah benar karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, April 2013
Muhammad Amin Shodiq
NIM A44080018

ABSTRAK
MUHAMMAD AMIN SHODIQ. Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Terminal Tawang Alun Jember. Dibimbing oleh HADI SUSILO ARIFIN.
Transportasi publik adalah salah satu komponen penting dari sistem
transportasi perkotaan. Terminal bus merupakan bagian dari transportasi publik
tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun rencana pengelolaan
RTH pada terminal bus Tawang Alun berdasarkan evaluasi terhadap pengelolaan
yang ada pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan survei
lapang secara langsung yaitu dengan pengamatan, pengukuran, wawancara, serta
kuesioner kepada sejumlah responden. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan
sebagai bahan analisis SWOT untuk menyusun rekomendasi strategi pengelolaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa 1) organisasi pengelola
sudah ada, namun belum memiliki suatu bagian yang secara spesifik yang
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan RTH, 2) jadwal rutin pemeliharaan
hanya terstruktur untuk beberapa kegiatan serta metode kerja yang belum sesuai

dengan standar, 3) jumlah tenaga kerja adalah 18 orang, sedangkan kebutuhan
efektif untuk kegiatan pemeliharaan RTH hanya 6 orang, 4) jumlah alat dan
bahan yang digunakan masih terbatas, dan 5) dana pemeliharaan untuk satu tahun
yang tersedia adalah Rp 20.200.000, sedangkan jumlah yang dibutuhkan adalah
sebesar Rp 41.960.423.
Kata kunci:moda transportasi, pemeliharaan lanskap, rencana pengelolaan,
SWOT, transportasi publik.

ABSTRACT
MUHAMMAD AMIN SHODIQ. Evaluation of Green Open Space Management
in Tawang Alun Jember Bus Station. Supervised by HADI SUSILO ARIFIN.
Public transportation is an important infrastructure part of the city’s traffic
system. Bus station is a part of the public transportation services. The objective of
this research is to arrange the management plan of gren open space based on
evaluation to the existing management in Tawang Alun Bus Station.This research
used site survey approach that consist of observation, directly measurement,
interviews, and questionaire to the respondents. The data obtained are then
analyzed by SWOT that is analyze method to arrange the management strategy.
Based on the result of this research, it was found that 1) management organization
already existed but does not yet have a division that is specially responsible for

the green open space maintenance, 2) the schedule is only done to some
maintenance activities, furthermore working methods that do not fit the standard,
3) there ara 18 labour, but TTAJ only need 6 labour to maintain the green open
space, 4) the amount of equipment and materials which is used still limited, and 5)
the available budget for maintenance is Rp 20.200.000, but the required budget is
Rp 41.960.423.
Keywords : landscape maintenance, management plan, public transportation,
SWOT, transportation mode.

EVALUASI PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU
TERMINAL TAWANG ALUN JEMBER

MUHAMMAD AMIN SHODIQ

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap


DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Judul Skripsi
Nama
NIM


: Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang
Alun Jember
: Muhammad Amin Shodiq
: A44080018

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir Hadi Susilo Arifin, M.S.
Pembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilakukan
adalah Evaluasi Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Terminal Tawang Alun

Jember. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penulis dalam menyelesaikan
masa studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin M.S. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik selama penulis
menjalani masa perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
2. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin M.Sc, dan Dr. Kaswanto yang telah
memberikan saran dan masukan pada skripsi ini,
3. Kepala UPT Terminal Gatot Triyono Amd, LLAJ, ST selaku Kepala
Terminal Tawang Alun Jember dan Bapak Nova Ritonga atas
bimbingannya selama di lapangan,
4. Teman-teman seperjuangan di Mahos (Ali, Enjoy, Andre, Ndaru, Desi,
Mario, Empe, Eja, Fathiin, Faris) dan teman-teman ARL45 lainnya.
5. Adik-adik kelas angkatan ARL 46, 47, 48, dan 49.
6. Derry Riskawati atas waktu, doa, dan semangatnya.
7. Miftakhul Bakhrir R. H, S.P. selaku kakak penulis, Roqibul M. N dan
Atafii Habibi selaku adik penulis, Bapak Sururi dan Ibu Siti Fatimah

selaku orangtua penulis, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih penerapan ilmu penulis
sebagai rekomendasi bagi pengelolaan lanskap Terminal Tawang Alun Jember,
khususnya pada pemeliharaan ruang terbuka hijau.
Bogor, April 2013
Muhammad Amin Shodiq

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

xi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

TINJAUAN PUSTAKA

3


Terminal sebagai Ruang Publik

3

Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Terminal

3

Pengelolaan Lanskap dan Pemberdayaannya

4

METODE

6

Lokasi dan Waktu Penelitian

6


Alat dan Bahan

7

Tahapan dan Metode Penelitian

7

HASIL PENELITIAN

13

Analisis Situasional Lokasi Penelitian

13

Aspek Ekologi

19


Aspek Sosial Budaya

20

Aspek Legal

29

Aspek Pengelolaan

30

PEMBAHASAN

32

Aspek Ekologi

32

Aspek Sosial Budaya

33

Aspek Legal

34

Aspek Pengelolaan

36

Analisis SWOT

37

Strategi Pengelolaan

44

SIMPULAN DAN SARAN

71

Simpulan

71

Saran

71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

72
74
92

DAFTAR TABEL
1 Jenis Data yang Diperlukan
2 Matriks SWOT
3 Curah Hujan (mm) Kecamatan Rambipuji Menurut Bulan Tahun
2011
4 Jumlah Hari Hujan Kec. Rambipuji Menurut Bulan (2011)
5 Jenis dan Jumlah Vegetasi Penyusun RTH TTAJ
6 Banyaknya Bus dan Penumpang Menurut Bulan Tahun 2011
7 Tingkat Kepentingan Faktor Internal RTH TTAJ
8 Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal RTH Terminal
9 Penilaian Bobot Strategis Internal Pengelolaan RTH Terminal
10 Penilaian Bobot Strategis Eksternal Pengelolaan RTH Terminal
11 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) RTH Terminal
12 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) RTH Terminal
13 Matriks SWOT Pengelolaan RTH TTAJ
14 Perangkingan Alternatif Strategi Pengelolaan RTH TTAJ
15 Kapasitas Kerja Operator Pemeliharaan Taman
16 Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman
17 Jumlah Tenaga Kerja Pemeliharaan RTH TTAJ
18 Biaya Pemeliharaan RTH TTAJ
19 Biaya Kebutuhan Bahan
20 Jenis, Fungsi, dan Jumlah Peralatan Pemeliharaan

8
12
19
19
23
24
39
40
40
40
41
41
43
44
47
48
49
51
52
64

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Kerangka Pikir Penelitian
Lokasi Terminal Tawang Alun
Matriks Internal Eksternal
Bagian Depan Terminal
Akses Terminal Tawang Alun Jember
Signage Terminal Tawang Alun Jember
Pos Kontrol Perjalanan Angkutan
Tempat Khusus Pemberangkatan MPU
Ruang Tunggu/Peron
Fasilitas Kantin dan Kios pada Terminal
Tata Ruang Eksisting Terminal Tawang Alun Jember
Musholla Terminal Tawang Alun
Kantor Pusat Terminal Tawang Alun
Fasilitas Parkir Motor
Curah Hujan Bulanan Kec. Rambipuji Tahun 2011
Taman pada Area Pelayanan
RTH sebagai Peneduh
RTH sebagai Penunjuk Arah pada Jalur Bus AKDP
Tumpukan Sampah pada Taman
Kondisi RTH Terminal Tawang Alun
Jenis Kendaraan Jasa Transportasi

2
6
11
14
14
15
15
16
16
16
18
18
18
18
19
21
21
22
22
23
24

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Usia
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tempat Tinggal
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Frekuensi Datang ke
Terminal
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Jenis Angkutan
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Tujuan
Karakteristik Pengguna Jasa Berdasarkan Akses Menuju Terminal
Grafik Persepsi Pengguna Terhadap Suasana Terminal
Grafik Persepsi Pengguna Terhadap Fasilitas
Struktur Organisasi Pengelola RTH
Reklame pada Teminal
Tumpukan Sampah Penyebab Bau: Tumpukan pada Tempat Sampah
(kiri) dan Sampah pada Taman (kanan)
Pos Keamanan
Jalan/Paving yang Rusak
Matriks Internal-Eksternal (IE) RTH TTAJ
Rekomendasi Struktur Organisasi Pengelola RTH TTAJ
Contoh Vertical Garden
Lokasi Rekomendasi Vertical Garden
Contoh Pemangkasan Rumput dengan Mesin Pangkas Gendong
Pelatihan Tenaga Kerja Pemeliharaan
Papan Himbauan pada Taman
Jenis-jenis Pagar Taman

25
25
26
26
27
27
27
28
28
29
29
31
34
34
35
35
42
45
51
55
58
66
69
70

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Kuesioner Pengguna
Standar Pelaksanaan Kerja Pemeliharaan Taman dan Syarat-syarat
Umum Pelaksanaan Perawatan Taman dan Kebersihan
Standar Penampilan Komponen Tanaman dan Syarat-syarat Umum
Pelaksanaan Perawatan Taman Dan Kebersihan
Standar Penampilan Komponen Pelengkap Taman dan Syarat-syarat
Umum Pelaksanaan Perawatan Taman Dan Kebersihan
HPT dan Cara Penanganannya

74
79
84
88
90

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat, perkembangan
transportasi publik sangat dibutuhkan untuk mengurangi polusi udara kota yang
semakin buruk akibat bertambahnya jumlah kendaraan pribadi. Untuk itu
pengadaan dan pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana transportasi publik
harus dilaksanakan dengan baik. Salah satu fasilitas tersebut adalah terminal
penumpang. Terminal penumpang adalah tempat yang paling penting sebagai titik
pergantian moda angkutan umum dalam kota dan keberadaannya sangat
dibutuhkan bagi masyarakat.
Agar semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan
transportasi publik di terminal maka kenyamanan beraktifitas masyarakat harus
ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan cara optimalisasi pengelolaan lanskap
pada terminal. Elemen lanskap yang sangat berpengaruh adalah keberadaan ruang
terbuka hijau (RTH) di dalam terminal. Komponen utama RTH adalah tanaman
yang berperan penting dalam menjaga iklim mikro dan memberi kenyamanan
dalam lingkungan tersebut (Lestari dan Kencana 2008). Namun, keberadaan RTH
dalam terminal seringkali tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik sehingga
RTH yang ada tidak dapat memenuhi fungsi dan peranannya dengan maksimal.
Terminal Tawang Alun Jember (TTAJ) merupakan terminal penumpang
utama dan terbesar yang ada di Kabupaten Jember. Keberadaan TTAJ sangat
penting dan berpengaruh terhadap moda transportasi di Kabupaten Jember. Selain
memenuhi kebutuhan transportasi dalam kota, terminal ini juga memenuhi
kebutuhan lintas kota dan propinsi. Sebagai ruang publik,TTAJ juga memiliki
RTH baik berupa taman maupun vegetasi lainnya. Pengelolaan RTH pada
kawasan lanskap TTAJ tersebut masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari kondisi fisik RTH yang ada di terminal tersebut. Penelitian ini
diharapkan mampu membantu meningkatkan pelaksanaan pengelolaan RTH
Tawang Alun dengan cara memberikan rekomendasi rencana pengelolaan RTH
Terminal Tawang Alun Jember.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menyusun rencana pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) pada TTAJ berdasarkan evaluasi terhadap pengelolaan yang ada
pada saat ini.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berupa rekomendasi rencana pengelolaan RTH TTAJ
dan diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu bagi pengelola terminal untuk
pengelolaan RTH TTAJ yang lebih baik.

2
Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kerangka pikir penelitian yang dibuat
sebagai acuan penelitian yang dilakukan terhadap pengelolaan RTH Terminal
Tawang Alun Jember (TTAJ) (Gambar 1). Data yang dikumpulkan meliputi aspek
ekologi, aspek sosial budaya, aspek legal serta aspek pengelolaan berkaitan
dengan RTH TTAJ. Keberadaan RTH sebagai salah satu elemen pada lanskap
pada TTAJ harus diperhatikan pengelolaannya. Pengelolaan RTH ini berkaitan
dengan jenis-jenis RTH yang ada serta fungsi dan peranan RTH dalam menunjang
aktifitas pengguna jasa transportasi di Terminal Tawang Alun Jember.
Untuk mengetahui pengelolaan yang ada pada saat ini maka perlu dilakukan
evaluasi terhadap pengelolaan RTH TTAJ. Evaluasi pengelolaan RTH TTAJ juga
dilakukan untuk mengetahui bahwa pengelolaan RTH TTAJ saat ini sudah
memenuhi kebutuhan RTH tersebut atau belum. Metode evaluasi yang digunakan
adalah dengan menggunakan metode SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity,
Threat). Metode SWOT melihat kondisi pengelolaan RTH TTAJ yang ada pada
saat ini dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki.
Hasil analisis tersebut adalah strategi pengelolaan berupa tindakan-tindakan yang
dapat meningkatkan pengelolaan RTH TTAJ. Faktor-faktor tersebut dianalisis
hingga menghasilkan rencana pengelolaan RTH TTAJ. Rencana pengelolaan yang
dihasilkan mencakup bentuk struktur organisasi pengelola, jadwal dan metode
kerja, tenaga kerja, alat dan bahan, serta rancangan anggaran biaya pengelolaan.

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA
Terminal sebagai Ruang Publik
Ruang publik adalah suatu tempat yang dapat menunjukkan perletakan
sebuah objek yang dapat diakses secara fisik maupun visual oleh masyarakat
umum untuk melakukan aktifitasnya, baik aktifitas fisik maupun sosial (Hariyono
2007). Terminal adalah salah satu bentuk dari ruang publik. Sebagai ruang publik,
terminal memilliki fungsi utama sebagai tempat bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan transportasi dengan menggunakan jasa angkutan darat seperti bus dan
angkutan kota.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995
tentang Terminal Transportasi Jalan, pada Pasal 1 disebutkan bahwa Terminal
Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan
menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta
mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Menurut Juknis
LLAJ tahun 1995 yang disitasi Karda (2010) fungsi terminal bagi penumpang
adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda
atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi
dan fasilitas parkir kendaraan pribadi. Kenyamanan tersebut sangat dipengaruhi
oleh fasilitas yang ada di dalam terminal tersebut.
Salah satu fasilitas penunjang yang dimaksud dalam Kepmenhub no. 31
tahun 1995 Pasal 3 adalah taman. Taman adalah salah satu bentuk ruang terbuka
hijau (RTH) kota. Oleh karena itu pengelolaan taman di dalam terminal sebagai
RTH perlu diperhatikan untuk menjaga keberlanjutan RTH tersebut sehingga
dapat memenuhi fungsi dan peran pentingnya bagi pengguna jasa angkutan di
dalam terminal.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada Terminal
Taman adalah salah satu bentuk ruang terbuka hijau (RTH) kota yang
memiliki fungsi dan peran penting bagi masyarakat kota. Salah satu fungsinya
adalah sebagai fasilitas yang dapat memberi kenyamanan bagi pengguna jasa di
terminal. Pada Pasal 1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor:
05/PRT/M/2008 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yang dimaksud dengan RTH adalah
area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) tujuan penataan
RTHKP adalah menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan
perkotaan; mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan di perkotaan; dan meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat,
indah, bersih, dan nyaman (Pasal 2). Sedangkan fungsi RTHKP adalah
pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan; pengendali pencemaran dan
kerusakan tanah, air, dan udara; tempat perlindungan plasma nutfah dan

4
keanekaragaman hayati; pengendali tata air; dan sarana estetika kota (Pasal 3).
RTH berfungsi sebagai paru-paru kota karena keberadaannya sangat penting
untuk menyerap serta mengolah gas polutan menjadi gas oksigen yang sangat kita
butuhkan, menurunkan suhu lingkungan, dan peningkatan kelembaban melalui
proses asimilasi dan evapotranspirasi yang dimilikinya (Joga dan Antar 2007).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu hektar RTH mampu
menghasilkan 0,6 ton oksigen yang dapat dikonsumsi oleh 1500 orang per hari
(Geralks yang disitasi Hakim 2011), mengurangi suhu hingga 5-8 derajat celsius,
meredam kebisingan 25-80% (Carpenter 1975), dan menyerap gas polutan 7580%. RTH merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem kota, selain
berfungsi untuk memperbaiki lingkungan kota, area hijau ini juga berperan dalam
memelihara kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupan penghuni kota
(Hakim 2011). RTH pada terminal memiliki fungsi utama sebagai sarana estetika
kota serta memperbaiki kualitas lingkungan pada kawasan terminal, terutama
pengendali polusi udara serta penurunan suhu lingkungan, sehingga dapat
memberi kenyamanan bagi pengguna ketika beraktifitas di dalam kawasan
terminal.

Pengelolaan Lanskap dan Pemberdayaannya
Pengelolaan merupakan upaya manusia untuk mendayagunakan,
memelihara dan melestarikan lanskap/lingkungan agar memperoleh manfaat yang
maksimal dengan mengusahakan kontinyuitas kelestariannya. Pengelolaan
lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan,
pelestarian, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta
lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Pemeliharaan
lanskap dimaksudkan untuk merawat dan menjaga areal lanskap dengan segala
fasilitas yang ada didalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin
mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancang atau disain
semula (Arifin dan Arifin 2005). Selain itu, kegiatan pemeliharaan bertujuan agar
suatu areal lanskap memiliki suatu keindahan secara estetika serta nyaman dan
aman (Dwianto 2008). Pengelolaan lanskap meliputi sumberdaya fisik dan
biofisik lingkungan binaan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
(Wardiningsih 2005 yang disitasi Pujowati 2009).
Pengelolaan lanskap merupakan sebuah proses yang terdiri penetapan tujuan
pengelolaan, penyusunan rencana operasional pengelolaan/pemeliharaan,
pelaksanaan program pengelolaan, pemantauan pekerjaan pengelolaan, evaluasi,
dan penyusunan ulang perencanaan pengelolaan jika diperlukan. Dalam
mempersiapkan suatu rencana pengelolaan lanskap, diperlukan proses survey dan
perekaman data mengenai kondisi lanskap saat ini kemudian merumuskan
kebutuhan lanskap (Parker dan Bryan 1989 yang disitasi Sebastian 2009).
Pengelolaan suatu kawasan lanskap mempunyai beberapa prinsip yang dapat
dijadikan sebagai petunjuk dasar untuk mewujudkan program pengelolaan yang
baik, yaitu (Sternloff dan Warren 1984):
a. memiliki tujuan dan standar pemeliharaan.
b. pemeliharaan harus berdasarkan penggunaan secara ekonomis terhadap
waktu, tenaga, peralatan, dan bahan.

5
c. pelaksanaan pemeliharaan berdasarkan pada perencanaan pemeliharaan
tertulis dan bersifat logis untuk dilaksanakan.
d. jadwal operator pemeliharaan harus berdasarkan pada kebijakan dan
prioritas yang benar.
e. pemeliharaan yang menekankan pada upaya pemeliharaan pencegahan/
preventif.
f. divisi pemeliharaan harus terorganisir dengan baik.
g. sumberdana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.
h. sumberdaya tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi
pemeliharaan.
i. bertanggung jawab terhadap keamanan operator pemeliharaan serta
masyarakat sekitar.
j. program pengelolaan harus dirancang untuk memelihara lingkungan alami.
k. pemeliharaan menjadi pertimbangan utama dalam perancangan dan
pembuatan taman serta fasilitasnya.
l. operator pemelihara taman bertanggung jawab bagi pandangan masyarakat
terhadap pengelola taman.
Pemberdayaan kembali atau revitalisasi adalah sebuah proses untuk
mengembalikan bentuk, fungsi, dan juga nilai semula. Revitalisasi adalah upaya
untuk mengembalikan serta menghidupkan kembali vitalitas yang pernah ada pada
kawasan kota yang mengalami degradasi, melalui intervensi fisik dan nonfisik
(rehabilitasi ekonomi, rekayasa sosial-budaya serta pengembangan institusional).
Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi
lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat). Revitalisasi
bertujuan untuk memberikan kehidupan baru yang produktif yang akan mampu
memberikan kontribusi positif pada kehidupan sosial-budaya, terutama kehidupan
ekonomi kota. Selain itu revitalisasi juga bertujuan untuk menciptakan suatu
kawasan yang dapat dikatakan bermakna saat orang-orang yang berada di
dalamnya merasa nyaman (Weinheimer III 1997).
Proses revitalisasi sebuah kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan
aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi
fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong
terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi fisik
diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik)
kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan
dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk
kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives).
Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui
beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi
intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, dan revitalisasi sosial atau institusional
(Sani 2008).
Pengelolaan lanskap khususnya RTH pada terminal Tawang Alun perlu
dilakukan sebuah upaya revitalisasi untuk menjaga keberlanjutan dan
kelestariannya. Oleh karena itu diperlukan sebuah rencana pengelolaan yang
terdiri dari sruktur organisasi pengelola, jadwal dan metode kerja, jumlah tenaga
kerja, alat dan bahan yang digunakan, serta anggaran pembiayaan pengelolaan.
Rencana pengelolaan disusun agar pengelolaan pada RTH terminal dapat berjalan
dengan efisien dan terarah.

6

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Terminal Tawang Alun Jember yang terletak di
Jalan Brawijaya, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
(Gambar 2). Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai bulan Juli 2012
hingga Desember 2012 yang terdiri dari kegiatan persiapan, inventarisasi, analisis
sintesis, pembuatan rencana pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun, dan
diakhiri dengan pembuatan laporan akhir.

(Sumber: Bakosurtanal 2003)

(Sumber: Google.com)

(Sumber: Googlemaps.com)

Gambar 2 Lokasi Terminal Tawang Alun
Terminal Bus Tawang Alun merupakan terminal utama yang melayani
angkutan dalam kota serta angkutan lintas kota dengan rute Surabaya-Jember-

7
Banyuwangi (lewat Tanggul dan lewat Kencong yang juga melewati kota
Lumajang). Terminal ini juga melayani jalur Bus Patas (cepat terbatas) JemberYogya, Jember-Surabaya, Jember-Malang, serta Jember-Denpasar.

Alat dan Bahan
a.
b.
c.

a.
b.
c.

Alat yang digunakan untuk penelitian ini antara lain :
Peralatan untuk mengumpulkan data (meteran, alat tulis, buku sketsa,
kamera digital)
Alat-alat gambar
Program untuk deliniasi peta dengan AutoCAD 2010, serta untuk mengolah
data responden kuesioner dengan Ms. Office Excel 2007.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah :
Buku-buku sebagai referensi dan tinjauan pustaka
Peta tata ruang sebagai acuan
Kuisioner untuk wawancara

Tahapan dan Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri atas kegiatan persiapan dengan pembuatan proposal
serta pengurusan perizinan, kemudian inventarisasi yaitu dengan pengambilan
data di lapangan dan melalui pustaka, analisis sintesis dengan metode matriks
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat), kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan rencana pengelolaan RTH Terminal Tawang Alun sesuai tujuan
penelitian, dan diakhiri dengan pembuatan laporan akhir.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey lapang yaitu pengamatan
secara langsung dan pengisian kuesioner serta wawancara dengan responden.
Selain itu juga dilakukan pendekatan terhadap pustaka untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan.
Metode Pengambilan Data
Kegiatan pengambilan data dilakukan secara langsung di lokasi penelitian
maupun melalui tinjauan pustaka. Data yang dikumpulkan meliputi aspek ekologi,
aspek sosial budaya, aspek legal, serta aspek pengelolaan. Data tersebut
difokuskan pada RTH eksisting serta pengelolaannya saat ini yang ada pada lokasi
penelitian (Tabel 1).
Kemudian dilakukan pembuatan peta dasar berdasarkan deliniasi batasan
Terminal Tawang Alun. Data ini diambil dari masterplan yang dimiliki oleh
terminal dan diperkuat dengan wawancara terhadap pihak pengelola. Data ini
didapatkan dari kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember. Kemudian
dilakukan pengukuran secara langsung pada tapak untuk mendapatkan data
pengukuran yang lebih akurat.
Selain pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi lapang
secara langsung pada lokasi penelitian dan studi tinjauan pustaka, pengambilan
data juga dilakukan dengan cara wawancara kepada pihak pengelola dan
pengguna, serta penyebaran kuesioner kepada pengguna. Penentuan sample
wawancara dan kuesioner dilakukan dengan dua cara yaitu kepada Key persons

8
dan sample terhadap sejumlah responden. Key persons adalah pihak yang
memiliki posisi paling penting dalam penentuan kebijakan pengelolaan RTH
Terminal Tawang Alun Jember. Metode untuk menentukan jumlah responden
wawancara dan kuesioner pengguna adalah dengan menggunakan metode Slovin
yang disitasi Umar (2005) dengan rumus berikut:
�=�/(1+ ��2 )

Keterangan:
n : jumlah responden yang dibutuhkan
N : ukuran populasi
e : batas ketelitian
Tabel 1 Jenis Data yang Diperlukan
Jenis Data

Unit

Sumber

Kegunaan

Ekologis
Kondisi Umum
Letak

koordinat

Batasan

m2

Vegetasi

unit

Pihak pengelola
Pihak pengelola dan
Lapang
Lapang

Analisis deskriptif
Zonasi peta dasar
Analisis untuk evaluasi
kondisi RTH Eksisting

Iklim

kelembaban

derajat
celsius
%

curah hujan

mm/tahun

BMG

orang

Pihak pengelola
Wawancara dan
kuisioner
Wawancara dan
kuisioner

Analisis deskriptif
pengguna

dokumen

Pustaka

Analisis deskriptif sebagai
acuan dalam rencana
pengelolaan

program pengelolaan

Program

Pihak pengelola

organisasi pengelola

-

Pihak pengelola

Jumlah tenaga kerja
Jadwal dan alokasi waktu
Bahan dan alat

Orang
Unit

Pihak pengelola
Pihak pengelola
Pihak pengelola

Pembiayaan

Rupiah

Pihak pengelola

suhu

BMG
BMG

Analisis daya dukung

Sosial Budaya
jumlah pengguna
karakteristik pengguna
(Usia)
aktivitas dan perilaku
pengguna

tahun
-

Aspek Legal
Peraturan dan
Perundangan terkait
Aspek Pengelolaan

Analisis deskriptif untuk
mengetahui kondisi dan
tujuan pengelolaan saat ini

9
Metode Pengolahan Data
Pengolahan dan penyusunan data yang telah dikumpulkan pada tahap
inventarisasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang deskripsi kondisi
biofisik pada lokasi penelitian, deskripsi sosial budaya pengguna pada lokasi
penelitian, dan deskripsi kegiatan pengelolaan yang ada saat ini. Data yang ada
kemudian dianalisis untuk mengetahui potensi dan kendala pengelolaan RTH
Terminal Tawang Alun. Pengolahan data yang dilakukan adalah digitalisasi RTH
TTAJ,analisis deskriptif, serta analisis karakteristik dan persepsi pengguna.
a.

Digitalisasi RTH TTAJ
Data kondisi di lapangan didigitalisasi dengan menggunakan program
AutoCAD. Data yang didigitalisasi merupakan data deliniasi batasan kawasan
terminal, lahan terbangun, serta posisi dan jumlah RTH eksisting pada lokasi
penelitian. Data ini kemudian dijadikan sebagai peta dasar yang digunakan
sebagai acuan penelitian.
b.

Analisis Deskriptif
Analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat
dari pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan pengelola, serta
melalui studi pustaka. Analisis ini digunakan untuk menganalisis potensi dan
kendala yang ada pada aspek ekologi dan biofisik, aspek sosial budaya, serta
aspek pengelolaan yang telah dilakukan (Sandy 2010).
c.

Analisis Karakteristik dan Persepsi Pengguna
Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara serta penyebaran kuisioner
kepada para pengguna terminal Tawang Alun Jember dengan jumlah yang
ditentukan dengan metode Slovin. Responden untuk kuesioner dipilih secara acak.
Kuisioner tersebut berisi pertanyaan tentang karakteristik pengguna, persepsi
terhadap kondisi terminal, serta harapan pengguna untuk pengelolaan lanskap
terminal Tawang Alun Jember. Lembar kuisioner tersebut yang diberikan kepada
responden dilampirkan (Lampiran 1). Jawaban dari kuesioner selanjutnya diolah
dengan menggunakan Ms. Excel.
Metode Analisis SWOT
Metode analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan
RTH TTAJ adalah metode analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti 1997). Analisis SWOT
digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi pengelolaan RTH TTAJ saat ini
dengan membandingkan faktor internal dari kekuatan (Strenght) dan kelemahan
(Weakness) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (Opportunity) dan
ancaman (Threat). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis
terhadap faktor-faktor internal dan eksternal Sedangkan analisis secara kuantitatif
dilakukan degan pembobotan dan pemberian rating (Sandy 2010). Kerangka atau
tahapan kerja dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
a.

Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal
Penilaian faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui pengaruh kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua faktor kekuatan

10
dan kelemahan tersebut, serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan antar faktor-faktor tersebut. Sedangkan penilaian faktor
eksternal adalah untuk mengetahui pengaruh peluang dan ancaman yang dimiliki
dengan cara mendaftarkan semua faktor peluang dan ancaman yang ada (David
2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk
merumuskan strategi pengelolaan RTH TTAJ.
b.

Penentuan Bobot Setiap Variabel
Setelah diketahui faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan
penentuan tingkat kepentingannya. Pemberian nilai tingkat kepentingan dilakukan
kepada setiap faktor dengan kisaran nilai berikut (Kinnear dan Taylor 1991):
5 = sangat penting
4 = penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
1 = sangat kurang penting
Untuk faktor kekuatan dan peluang, semakin besar tingkat kepentingannya
maka akan bernilai semakin besar, sedangkan untuk faktor kelemahan dan
ancaman bernilai sebaliknya. Setelah mendapatkan nilai tingkat kepentingan dari
setiap faktor strategis internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan pembobotan
dengan menggunakan metode Paired Comparison (perbandingan berpasangan).
Penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 dengan
penjelasan sebagai berikut (David 2008):
1. Bobot 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
2. Bobot 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
3. Bobot 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan
indikator faktor vertikal.
4. Bobot 4 jika indikator faktor horizontal sangat lebih penting
dibandingkan indikator faktor vertikal.
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan pembagian nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel (Kinnear dan Taylor 1991).
c.

Penentuan Peringkat (Rating)
Nilai pembobotan pada setiap variabel kemudian dikalikan dengan peringkat
berdasarkan nilai tingkat kepentingannya untuk mendapatkan skor pembobotan.
Total skor pembobotan didapatkan dari hasil penjumlahan skor pembobotan dari
semua faktor strategis. Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata
2,5. Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa
faktor internal lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan faktor
internal kuat. Hal yang sama juga berlaku untuk total skor pembobotan EFE
(David 2008).
Nilai total skor pembobotan IFE dan EFE selanjutnya dipetakan dalam
matriks Internal-Eksternal (IE) (Gambar 3). Pemetaan ke Matriks IE bertujuan
untuk mengetahui kondisi pengelolaan yang ada pada saat ini berdasarkan faktorfaktor internal eksternal. Matriks IE terbagi menjadi sembilan kolom dengan
pembagian kolom I, II, dan IV untuk strategi yang tumbuh dan membangun

11
(Growth and Build); kolom III, V, dan VII untuk strategi yang mempertahankan
dan memelihara (Hold and Maintain); serta kolom VI, VIII, dan IX untuk strategi
pemanenan dan divestasi (Harvest and Divest) (David 2008).
Nilai total skor pembobotan dipetakan pada Matriks IE untuk mengetahui
posisi pengelolaan RTH TTAJ saat ini pada kolom-kolom yang ada. Posisi
tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan dan menyusun strategi
yang tepat untuk pengelolaan RTH TTAJ.
d.

Penyusunan Alternatif Strategi
Alat bantu untuk menyusun strategi pengelolaan RTH TTAJ adalah matriks
SWOT (Tabel 2) yang berisi kemungkinan strategi alternatif yang dapat
digunakan. Terdapat empat jenis strategi yang dihasilkan, yaitu:
1. Strategi SO, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk
mengambil peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST, yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman.
3. Strategi WO, yaitu dengan mendapatkan keuntungan dari peluang yang
ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan.
4. Strategi WT, yaitu dengan meminimalisir kelemahan-kelemahan untuk
menghindari ancaman.

Gambar 3 Matriks Internal Eksternal
Matriks SWOT tersebut dapat menghasilkan beberapa alternatif strategi
pengelolaan RTH TTAJ sehingga kekuatan dan peluang dapat dimanfaatkan dan
ditingkatkan serta kelemahan dan ancaman dapat diminimalisir dan diatasi.

12
e.

Pembuatan Tabel Rangking Alternatif Strategi
Penentuan rangking prioritas strategi yang telah dihasilkan dilakukan
dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait dan berpengaruh dalam
strategi tersebut. Kemudian dilakukan penjumlahan skor pembobotan dari masingmasing faktor tersebut. Hasil perhitungan tersebut menjadi nilai bagi strategi yang
ada. Penentuan rangking prioritas dilakukan berdasarkan urutan nilai strategi
yang terbesar hingga yang terkecil. Perangkingan ini dilakukan secara subyektif
dengan memaksimumkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunity) serta
meminimumkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat).
Tabel 2 Matriks SWOT
Eksternal
Internal

Opportunities

Threats

Menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk
Strenghts
mengatasi ancaman yang
dihadapi
Mendapatkan keuntungan dari Meminimumkan
kesempatan yang ada untuk
kelemahan dan
Weakness
mengatasi kelemahanmenghindari ancaman yang
kelemahan
ada
Sumber: Rangkuti (1997)
Menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengambil
kesempatan yang ada

Strategi Pengelolaan RTH TTAJ
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka pada tahap ini dilakukan
penyusunan rencana program pengelolaan RTH sesuai dengan strategi yang telah
dihasilkan dari analisis. Rencana pengelolaan tersebut meliputi struktur organisasi
pengelola berdasarkan peranan serta deskripsi pekerjaan yang dimiliki
olehmasing-masing bagian pengelola, kemudian dilakukan penghitungan tenaga
kerja yang dibutuhkan, penyusunan jadwal kerja yang sesuai, penghitungan
jumlah alat dan bahan yang digunakan dalam pengelolaan, hingga menghitung
pembiayaan yang harus dikeluarkan untuk usaha pengelolaan yang dilakukan.
Selain itu, disusun juga strategi-strategi lainsebagai rekomendasi terhadap
pengelolaan RTH TTAJ selanjutnya.

13

HASIL PENELITIAN
Analisis Situasional Lokasi Penelitian
Terminal Tawang Alun merupakan salah satu terminal yang terbesar dan
memiliki peran yang sangat penting untuk moda transportasi umum di Kabupaten
Jember. Terminal Tawang Alun melayani semua trayek angkutan kota, Mobil
Penumpang Umum (MPU) untuk angkutan perdesaan, serta angkutan Bus Antar
Kota Dalam Propinsi (AKDP) yang melayani perjalanan menuju kota Surabaya,
Malang, Banyuwangi, hingga Denpasar. Oleh karena itu memiliki peranan yang
sangat penting terhadap mobilitas masyarakat baik yang berasal dari Jember
maupun perjalanan untuk menuju ke Jember.
Transportasi dalam kota Jember dapat dilayani oleh jasa angkutan kota
dengan jumlah sebanyak 19 trayek. Masing-masing trayek ditandai dengan kode
berupa huruf. Trayek tersebut menghubungkan Terminal Tawang Alun sebagai
pusat dengan beberapa terminal lain yang ada di kota Jember seperti Terminal
Arjasa, Terminal Pakusari, dan Terminal Ajung. Selain itu juga menghubungkan
beberapa lokasi penting yang dijadikan endpoint/titik balik bagi angkutan kota,
misalnya Kampus UNEJ, Alun-Alun Jember, Pasar Tanjung, pusat perdagangan,
dan lain sebagainya.
Terminal Tawang Alun terletak di jalan Brawijaya, Kec. Rambipuji,
Kabupaten Jember. Letaknya yang berada di pinggir jalan raya memudahkan
pengguna untuk mengakses terminal ini (Gambar 4). Bagian sebelah utara TTAJ
dibatasi oleh Jalan Brawijaya dan pertokoan, bagian timur dan selatan dibatasi
oleh lahan pertanian, sedangkan bagian barat dibatasi oleh permukiman warga
(Gambar 11). Luas keseluruhan Terminal Tawang Alun adalah 27.179,30 m2
dengan pembagian tata ruang terminal yang terdiri atas lima bagian, yaitu: 1) area
penerimaan (6.432,47 m2), 2) area pelayanan (7.157,35 m2), 3) area angkutan
MPU (3.096,47 m2), 4) area angkutan kota (1.853,65 m2), dan 5) area bus AKDP
(8.639,36 m2).
Pada area penerimaan terdapat pintu masuk pada bagian timur dan pintu
keluar terminal pada bagian barat (Gambar 5), pada bagian depan terdapat pos
pengawas Direktorat Lalu Lintas Jalan (DLLAJ) dan signage Terminal Tawang
Alun Jember (Gambar 6). Selain itu, juga terdapat dua pos kontrol perjalanan,
masing-masing untuk angkutan kota dan angkutan MPU (Gambar 7). Pada area
ini juga terdapat taman-taman sebagai kawasan RTH TTAJ. Area angkutan kota
adalah tempat angkutan kota menaikkan dan menurunkan penumpang, tidak ada
tempat khusus untuk masing-masing trayek karena sebagian besar angkutan kota
langsung melanjutkan perjalanan trayeknya setelah menurunkan penumpang.
Seperti halnya area angkutan kota, area angkutan MPU adalah tempat angkutan
MPU menaikkan dan menurunkan penumpang. Terdapat tempat khusus untuk
masing-masing trayek, namun sudah tidak dipergunakan lagi karena angkutan
kota lebih memilih untuk parkir menunggu penumpang pada bagian pinggir area
tersebut (Gambar 8). Area bus AKDP terletak di bagian paling belakang terminal
dengan luas area yang lebih besar daripada area angkutan MPU dan area angkutan
kota. Pada area ini terdapat tempat khusus yang dilengkapi dengan penunjuk yang

14
jelas untuk masing-masing trayek. Pada masing-masing area tersebut terdapat pos
keamanan, tetapi beberapa pos tidak terlihat adanya petugas keamanan.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4 Bagian Depan Terminal
Pada area pelayanan terdapat fasilitas-fasilitas utama yang dimiliki oleh
terminal yaitu, peron atau ruang tunggu, kantin, rumah makan, kompleks
pertokoan, toilet, musholla, tempat penurunan penumpang bus AKDP, serta
Kantor Pusat Terminal Tawang Alun Jember. Koridor pejalan kaki pada area
pelayanan ini merupakan penghubung antar area yang lainnya. Peron untuk
penumpang angkutan kota dan MPU hanya berupa tempat duduk dari beton,
sedangkan peron untuk penumpang bus AKDP berupa sebuah ruangan dengan
tembok kaca, terdapat AC, toilet, tempat duduk, serta papan informasi digital
(Gambar 9). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan lebih kepada
para calon penumpang yang menunggu keberangkatan bus AKDP. Hal ini juga
dipengaruhi oleh budaya pengguna jasa angkutan kota dan MPU yang lebih
memilih untuk menunggu di pintu keluar atau di kawasan luar terminal sehingga
pihak pengelola terminal tidak menyediakan fasilitas yang lebih pada peron kedua
area tersebut.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5 Akses Terminal Tawang Alun Jember:
Pintu Keluar (kiri) dan Pintu Masuk (kanan)
Fasilitas musholla terletak di bagian selatan area bus yang dilengkapi
dengan toilet dan berdekatan dengan warung makan untuk para sopir bus AKDP

15
(Gambar 12). Pada area pelayanan juga terdapat Pos Pengamanan yang menjadi
tempat para petugas keamanan berkumpul. Kantin terletak diantara area angkutan
MPU dan angkutan kota, terdapat 18 warung masing-masing berukuran 4 meter
persegi. Selain itu, terdapat toko makanan kecil, oleh-oleh, maupun counter pulsa
(Gambar 10). Fasilitas toilet total berjumlah 11 toilet khusus laki-laki, 11 toilet
untuk perempuan, serta 5 toilet yang dapat dipergunakan oleh laki-laki maupun
perempuan. Toilet tersebut terletak tersebar merata di kawasan terminal sehingga
mudah ditemui oleh para pengguna jasa. Untuk mempergunakan toilet tersebut
para pengguna dikenakan tarif yang dibayarkan kepada penjaga yang juga
bertugas untuk membersihkan toilet tersebut. Kantor pusat terminal terletak
diantara area angkutan MPU dan area Bus AKDP (Gambar 13). Pada kantor
tersebut terdapat ruangan Kepala Terminal, ruang administrasi terminal, serta
ruang pusat informasi. Jadwal keberangkatan bus AKDP diumumkan melalui
pengeras suara oleh pusat informasi tersebut sehingga dapat diketahui oleh calon
penumpang yang menunggu di peron bus AKDP. Fasilitas tempat parkir motor
terletak di bagian sisi barat terminal. Parkiran tersebut memiliki fasilitas berupa
bangunan peneduh, pos petugas keamanan, dan toilet. Selain itu juga terdapat
parkiran motor yang terletak di bagian area angkutan MPU (Gambar 14).

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 6 Signage Terminal Tawang Alun Jember

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 7 Pos Kontrol Perjalanan Angkutan:
Pos Angkutan Kota (kiri) dan Pos MPU (kanan)

16

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 8 Tempat Khusus Pemberangkatan MPU

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9 Ruang Tunggu/Peron:
Peron Angkutan MPU (kiri) dan Peron Bus AKDP (kanan)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 10 Fasilitas Kantin (kiri) dan Kios (kanan) pada Terminal

Gambar 11 Tata Ruang Eksisting Terminal Tawang Alun Jember

17

11

18
Gambar 11Tata Ruang Eksisting Terminal Tawang Alun Jember

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 12 Musholla Terminal Tawang Alun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 13 Kantor Pusat Terminal Tawang Alun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 14 Fasilitas Parkir Motor:
Parkir Motor MPU (kiri) dan Parkir Motor Utama (kanan)

19
Aspek Ekologi
Iklim dan Cuaca
Berdasarkan data dari Cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan
Kabupaten Jember tahun 2011, rata-rata curah hujan tertinggi pada Kabupaten
Jember terjadi pada bulan Desember sedangkan rata-rata terendah terjadi pada
bulan Agustus. Banyaknya curah hujan Kec. Rambipuji pada 4 stasiun pengukur
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Gambar 15.
Tabel 3 Curah Hujan (mm) Kecamatan Rambipuji Menurut Bulan Tahun 2011
Curah hujan (mm)

stasiun
pengukur

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Rata-rata

Rambipuji

282

242

193

191

111

5

0

0

0

102

215

338

139,92

Dam makam

244

305

162

292

125

8

0

0

10

195

262

402

167,08

Curah Malang

251

213

156

262

157

2

5

0

0

34

187

444

142,58

Rawatamtu

267

242

182

338

127

19

7

0

0

69

239

464

162,83

Sumber: Cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kab. Jember (2012)
Tabel 4 Jumlah Hari Hujan Kec. Rambipuji Menurut Bulan (2011)
Hari hujan

stasiun
pengukur

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Rambipuji

12

14

16

12

7

2

0

0

0

12

12

14

Dam makam

18

13

16

16

7

2

0

0

1

11

18

15

Curah Malang

17

14

14

11

8

1

1

0

0

6

16

15

Rawatamtu

15

13

15

16

8

2

2

0

0

7

15

21

mm

Sumber: Cabang Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Kab. Jember (2012)
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Jul

Agu Sep Okt Nov Des

Bulan

Gambar 15 Curah Hujan Bulanan Kec. Rambipuji Tahun 2011
Berdasarkan data curah hujan diatas, jumlah bulan basah (> 60 mm) pada
tahun 2011 adalah 8 bulan, sedangkan jumlah bulan kering (< 60 mm) adalah 4
bulan, maka dapat dihitung nilai rasio bulan kering terhadap bulan basah (Q)
untuk menentukan jenis iklim dengan rumus:

20
�=

jumlah bulan kering
× 100%
jumlah bulan basah

Jadi nilai Q yang didapat adalah = 4/8 X 100 % = 50 %. Berdasarkan
klasifikasi iklim Schmidth dan Ferguson (1951), maka iklim pada Terminal
tersebut termasuk kedalam tipe iklim C yaitu daerah agak basah (Koesmaryono
dan Handoko 1995).
Tanah dan Hidrologi
Bentuk topografi lokasi penelitian datar, karena lokasi tersebut merupakan
hasil bentukan lahan buatan dengan cara urugan. Seperti daerah Jember lainnya
jenis tanah pada lokasi penelitian adalah jenis tanah latosol dan regosol (Maulana
2010). Pada aspek hidrologi, sumber air berasal dari sumber air tanah yang digali
dan dipompa sebagai sumber utama kebutuhan air pada terminal, terutama untuk
toilet. Kemudian limbah cair yang berasal dari toilet serta saluran drainase
dialirkan langsung menuju ke sungai kecil yang terletak di sebelah timur dan
selatan terminal. Penyiraman RTH pada terminal hanya mengandalkan turunnya
hujan, tidak ada jadwal teratur penyiraman tanaman oleh pihak pengelola terminal.
Vegetasi
Vegetasi pada RTH terminal cukup beragam yang terdiri dari beberapa jenis
pohon, semak, dan tanaman penutup tanah berupa rumput dan herba. RTH
tersebut tersebar merata pada kawasan terminal dalam bentuk taman, jalur hijau,
serta tanaman dalam pot. Total luas RTH pada kawasan Terminal Tawang Alun
Jember adalah sebesar 4.991,62 m2, atau sekitar 17,82% dari total luas wilayah
terminal. Sebagian besar berfungsi sebagai elemen estetika pada kawasan terminal
(Gambar 16). Terdapat juga vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh misalnya
pada area parkiran motor dan area tunggu angkutan kota (Gambar 17). Selain itu,
terdapat vegetasi yang berfungsi sebagai pembatas sekaligus sebagai pengarah
bagi kendaraan umum yang akan meninggalkan terminal, misalnya pada area jalur
keluar bus (Gambar 18).
Berdasarkan pengamatan pada lokasi, RTH terminal didominasi oleh pohon,
sedangkan semak dan tanaman penutup tanah terlihat pada beberapa sudut sebagai
penambah estetika lingkungan terminal. Namun kondisi vegetasi tersebut terlihat
tidak terawat dengan baik dan terkesan dibiarkan tumbuh liar begitu saja (Gambar
20). Selain itu, tinggi pagar taman yang terlalu pendek menyebabkan pengguna
dapat dengan mudah membuang sampah pada area taman (Gambar 19). Oleh
karena itu dibutuhkan suatu tindakan pemeliharaan dengan jadwal yang terstruktur
dengan baik agar RTH pada kawasan terminal tersebut dapat memenuhi fungsinya
dengan baik. Jumlah dan jenis tanaman penyusun RTH TTAJ dapat dilihat pada
Tabel 5.
Aspek Sosial Budaya
Pengguna Terminal Tawang Alun Jember adalah masyarakat pengguna jasa
transportasi umum yang membutuhkan jasa pelayanan baik untuk jarak pendek
maupun jarak jauh. Untuk melayani kebutuhan jarak pendek disediakan angkutan
kota dan bus DAMRI, untuk jarak jauh disediakan MPU dan bus AKDP,
sedangkan untuk tujuan khusus terdapat jasa transportasi berupa Taxi (Gambar
21). Masyarakat yang menggunakan jasa layanan ini tidak hanya berasal dari

21
daerah dalam kota Jember saja, tetapi masyarakat dari luar Jember juga dapat ikut
memanfaatkan moda transportasi umum tersebut.
Tujuan masyarakat menggunakan moda transportasi tersebut cukup beragam,
mulai dari sebagai sarana untuk menuju ke sekolah, tempat kerja, hingga untuk
bepergian. Hal ini mempengaruhi intensitas penggunaan terminal. Terdapat
kelompok masyarakat yang menggunakan jasa transportasi di terminal secara rutin
setiap hari maupun secara berkala baik itu mingguan, bulanan, maupun tahunan.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 16 Taman pada Area Pelayanan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 17 RTH sebagai Peneduh

22

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 18 RTH sebagai Penunjuk Arah pada Jalur Bus AKDP
Berdasarkan data dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Balai
Pelayanan LLAJ Wilayah V Jember, jumlah MPU mulai dari tahun 2009 hingga
tahun 2011 tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 271 unit. Berdasarkan
data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, jumlah penumpang bus
cenderung mengalami penurunan dari tahun 2009 hingga tahun 2011 (Jember
Dalam Angka 2012). Secara rinci dapat dilihat dari Tabel 6. Peningkatan kualitas
pelayanan dan fasilitas terminal perlu dilakukan unt