PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

SKRIPSI
MUHAMMAD PRIYADI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK
TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL
TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT
JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI
HIPERTENSI

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

Lembar Pengesahan
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN
TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN
PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG
DIINDUKSI HIPERTENSI

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2015

Oleh :

MUHAMMAD PRIYADI
NIM : 201110410311093

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS
NIP UMM. 11407040450


dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
NIP UMM. 132316400

ii

Lembar Pengujian

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN
TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN
PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG
DIINDUKSI HIPERTENSI
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada Senin, 22 Juni 2015

Oleh:

MUHAMMAD PRIYADI

NIM : 201110410311093

Tim Penguji :

Penguji I

Penguji II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS
NIP UMM. 11407040450

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
NIP UMM. 132316400

Penguji III

Siti Rofida, S. Si., M. Farm., Apt.
NIP UMM. 11408040453

Penguji IV


Sovia Aprina B., S.Farm., M. Si., Apt.
NIP UMM. 11408040452

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) sebagai Adjuvan Terapi Captopril terhadap Kadar
Renin pada Mencit Jantan (Mus musculus) yang Diinduksi Hipertensi”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
pada

program

studi

Farmasi,


Fakultas

Ilmu

Kesehatan,

Universitas

Muhammadiyah Malang. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.

Bu Dra. Lilik selaku pembimbing I dan dr. Diah Hermayanti, Sp. PK selaku
pembimbing II skripsi. Terima kasih atas dukungan dan bimbingan yang
sangat berharga dari Ibu sekalian.

2.

Bu Siti Rofida, S.Si., M. Farm., Apt. dan Bu Sovia Aprina Basuki S.Farm., M.

Si., Apt. selaku penguji skripsi. Saya telah mendapat banyak masukan dan
koreksi yang begitu berharga.

3.

Pak Yoyok Bekti Prasetyo, S. Kep., M. Kep., Sp. Kom. selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

4.

Bu Nailis Syifa, M. Si.,Apt. selaku Kaprodi Farmasi dan pembimbing
akademik yang begitu baik selama empat tahun ini.

5.

Mas miftah, mas Adit, dan mas Dian atas segala ilmu dan bantuan selama
penelitian.

6.


Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang atas ilmu yang telah diberikan dan bantuan selama
masa perkuliahan.

7.

Orang tua tercinta Bapak Drs. Indiyarto dan Ibu Muniriah,S.Pd atas limpahan
kasih sayang dan doa yang tak terhingga.

8.

Adikku Wijayanti Wulandari atas dukungan dan doanya. Jadilah seorang
perawat yang baik dan professional serta membanggakan orang tua.

9.

Tim curcumin mas Wawan, Bibil, opick, mba mutia, ega, vita, hasan, ilham,
putri, gita, mba nining, mba dini, reny, mba desi, mba wuri, dan anggota lain

iv


yang selalu seru dan bersemangat. Penelitian ini memberikan pengalaman
yang greget.
10. Kawan-kawan farmasi B angkatan 2011 dan teman-teman lain : mba Dewi,

mba Binti, Ayu, mba Mega, Nuzul, Erika, mba Vivi, Annita, mba Amel, mba
Imel, Atul, mba Aniek, Dea, Bibil, Hanan, Dewi, Ivy, Hasna, Juing, Novi,
Nur, Linda, Wildan, Yola, Eroz, Eci, Tika, Eya, mba Iwul Aisyah, Syifa, Irma,
Reska, Lina, Zelly, Erisa, Santi, Briliana, Opick, Ega, Vita, mba Putu, Erma,
Ika, Irna, Fitri, Esti, anis, mba ofi, mba yeyen dan teman-teman lain yang
belum disebut. Terima kasih atas keseruan, pengalaman, dan dukungan moril
maupun non moril. Terus semangat untuk menjadi apoteker professional.
11. Sahabatku di kost Muqsit dan Opick yang selalu rusuh dan kekonyolan kalian
luar biasa. Terima kasih atas doa dan bantuannya.
12. Tim PKM Lina, Rachman, Mas Ariyo dan Wina serta Bu Rofida selaku
pembimbing PKM.
13. Kakak tingkat yang telah memberikan informasi, ilmu dan bantuan selama
kuliah.
14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dan
memberi dukungan, doa serta semangat bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 30 Juni 2015

Penulis

v

RINGKASAN
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dan terjadi peningkatan tekanan secara
terus-menerus pada pembuluh darah. WHO (2013) menyebutkan bahwa satu dari
tiga orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi dan di Indonesia pada
umur ≥18 tahun sebesar 26,5 %. Oleh sebab itu, hipertensi menjadi masalah
kesehatan yang penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan
terus meningkat.
Mekanisme patofisiologis utama hipertensi berhubungan dengan aktivasi
sistem saraf simpatik, Renin-Angiotensin-Aldosteron System (RAAS) dan
vakularisasi. RAAS berperan penting pada sistem endokrin sebagai pengatur

volume dan tekanan darah. Renin adalah salah satu bagian penting dari RAAS
yang diekskresikan dari sel juxtaglomerular di ginjal dan berfungsi mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I. Sekresi renin terjadi karena rendahnya
tekanan pada glomerular, penurunanan reabsorpsi sodium, stimulasi dari sistem
saraf simpatis dan respon angiotensin II tipe AT2 pada sel juxtaglmerular.
Produksi renin dapat meningkatkan angiotensin II yang diubah dari angiotensin I
oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) sehingga terjadi vasokonstriksi,
resistensi vaskular dan disfungsi vakular serta stimulasi sintesis aldosteron di
korteks adrenal yang meningkatkan retensi natrium dan air serta volume darah.
Oleh karena itu, kadar renin dapat menjadi salah satu parameter laboratorik dalam
pemeriksaan hipertensi. Komplikasi hipertensi dapat menyebabkan kerusakan
pada organ jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi
dapat mengarah pada infark miokard, stroke, gagal ginjal, retinopati, gangguan
metabolik, gangguan memori dan kematian bila tidak dideteksi dini serta diterapi
secara tepat.
Menurut JNC VIII terapi hipertensi dilakukan secara farmakologi dan
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan menggunakan obat golongan
diuretik, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI). Captopril secara
langsung mampu mempengaruhi siklus RAAS yang menjadi faktor pelepasan
renin sehingga dapat mempengarungi kadar renin. Selain itu, sekarang ini telah

banyak dilakukan penelitian mengenai obat tradisional untuk menunjang
pengobatan yang salah satunya adalah hipertensi. Salah satu obat tradisional yang
memiliki potensi sebagai terapi hipertensi adalah temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.). Temulawak berasal dari Indonesia yang rimpangnya biasa
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan maupun obat dan diketahui mengandung
senyawa terpenoid, fenol, flavonoid, saponin, glikosida kardiak, alkaloid, kumarin
dan curcumin.
Atas dasar ilmiah di atas maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak temulawak yang mengandung senyawa curcumin
terhadap mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi dengan
mengukur parameter tekanan darah, kadar renin, dan histopatologi jantung, ginjal
dan otak. Pada penelitian ini, parameter yang akan diukur adalah kadar renin.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
temulawak sebagai adjuvan pada terapi captopril terhadap kadar renin mencit
jantan (Mus musculus) yang diinduksi hipertensi.

vi

Kerangka konseptual menunjukkan bahwa faktor resiko hipertensi seperti
merokok, alkohol, diabetes, stress, obesitas dan lainnya menyebabkan gangguan
pada RAAS dan meningkatkan sekresi renin untuk mengubah angiotensinogen
menjadi angiotensin I. Setelah itu, angiotensin I dirubah menjadi angiotensin II
oleh ACE sehingga terjadi vasokonstriksi yang menyebabkan Nitric Oxide (NO)
dan peningkatan oxidative stress. Oleh karena itu, resistensi vaskuler meningkat
sehingga terjadi disfungsi vaskuler yang berakhir pada peningkatan tekanan darah
yang menyebakan terjadinya gangguan fungsi terhadap jantung, ginjal, dan terjadi
peningkatan sintesis renin. Captopril sebagai antihipertensi bekerja dengan
menghambat ACE sehingga peningkatan tekanan darah dapat dicegah.
Temulawak diketahui mengandung banyak senyawa seperti xanthorhizol,
zingiberene, curcumin dan sebagainya. Salah satu senyawa kimia yaitu curcumin
dapat berfungsi sebagai antiinflamasi dan antioksidan sehingga dapat membantu
kerja captopril dalam menurunkan tekanan darah. Mekanisme antiinflamasi dan
antioksidan terjadi karena adanya senyawa kimia curcumin pada temulawak yang
mampu memperbaiki endotelium, menghambat oxidative stress, memperbaiki
fungsi ginjal dan organ lain sehingga menurunkan resistensi vaskuler dan
menghambat disfungsi vaskuler. Selain itu, senyawa curcumin diketahui mampu
menghambat proses asetilasi oleh co-activator p-300 dalam proses hipertropi
jantung dan respon simpatis sehingga dapat bersinergi membantu mekanisme
penurunan tekanan darah dan renin pada terapi hipertensi. Sistem RAAS yang
terkait pada mekanisme pengaturan tekanan darah akan terpengaruh dengan
adanya peran senyawa kimia pada ekstrak temulawak sebagai adjuvan terapi
captopril. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kadar renin sebagai
respon timbal balik perubahan tekanan darah melalui mekanisme homeostasis.
Penelitian ini menggunakan metode post test group design. Temulawak
diekstraksi menggunakan metode remaserasi dengan pelarut etanol 96%. Induksi
hipertensi menggunakan L-NG-Nitroarginine-methyl-ester (L-NAME) 70
mg/KgBB melalui air minum selama 2 minggu sebelum terapi dan 2 minggu
bersamaan saat terapi. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan yaitu
kelompok Normal (Aquadest), Kontrol negatif (L-NAME + Aquadest), Kontrol
positif (L-NAME + Captopril 0,0325mg/ 20gBB), dan kelompok Adjuvan
Captopril (L-NAME + ekstrak temulawak (dosis Curcumin 75 mg/KgBB) +
Captopril 0,0325mg/ 20gBB) dengan hasil kadar renin berturut-turut yaitu 33,09
pg/mL; 59,44 pg/mL; 27,67 pg/mL dan 38,17 pg/mL. Analisis hasil menggunakan
metode One Way ANOVA dan uji Post Hoc Tukey yang menunjukkan perbedaan
kadar renin antara kelompok adjuvan captopril dengan control negatif. Sedangkan
antara kelompok Normal, Kontrol Positif, dan kelompok Adjuvan Captopril tidak
berbeda signifikan. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorriza Roxb.) sebagai adjuvan terapi captopril dapat menurunkan kadar
renin pada mencit jantan yang diinduksi hipertensi. Penelitian lanjutan dapat
dilakukan menggunakan dosis lain maupun metode lain serta penggunaan hewan
coba tikus agar didapatkan hasil penelitian yang optimal.

vii

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI
CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT
JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI
Muhammad Priyadi
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas normal yang terjadi
secara kronik. Captopril merupakan inhibitor Angiotensin Converting Enzyme
(ACE) yang digunakan sebagai obat antihipertensi dan mampu mempengaruhi
sistem renin-angiotensin-aldosteron dan kadar renin. Temulawak memiliki
kandungan senyawa curcumin yang dapat menurunkan hipertensi sehingga dapat
membantu terapi captopril. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar renin
setelah pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) sebagai
adjuvan terapi captopril pada mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi
hipertensi.
Penelitian ini menggunakan metode post test group design dengan 4
kelompok perlakuan yaitu Normal (Aquadest), Kontrol negatif (L-NAME +
Aquadest), Kontrol positif (L-NAME+Captopril 0,0325mg/20gBB), dan
kelompok Adjuvan Captopril (L-NAME+ekstrak temulawak (dosis Curcumin 75
mg/KgBB)+Captopril 0,0325mg/20gBB). Temulawak diekstraksi menggunakan
metode remaserasi dengan pelarut etanol 96%. Induksi hipertensi menggunakan
L-NG-Nitroarginine-methyl-ester (L-NAME) 70 mg/KgBB melalui air minum
selama 2 minggu sebelum terapi dan 2 minggu bersamaan saat terapi. Analisis
hasil menggunakan metode One Way ANOVA dan uji Post Hoc Tukey
menunjukkan perbedaan kadar renin antara kelompok adjuvan captopril dengan
kontrol negatif. Sedangkan antara kelompok Normal, Kontrol Positif, dan
kelompok Adjuvan Captopril tidak berbeda signifikan. Disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) sebagai adjuvan
terapi captopril dapat menurunkan kadar renin pada mencit jantan yang diinduksi
hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Renin, Captopril, Temulawak, Curcumin

viii

ADMINISTRATION EFFECT OF TEMULAWAK EXTRACT (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) AS ADJUVANT IN CAPTOPRIL THERAPY TO
RENIN LEVEL IN MALE MICE (Mus musculus) INDUCED
HYPERTENSION
Muhammad Priyadi
Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, University of
Muhammadiyah Malang
ABSTRACT
Hypertension is an increase in blood pressure above normal which is
chronic. Captopril is an Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) as an
antihypertensive drug which is capable to affect the Renin-Angiotensin
Aldosterone System (RAAS) and renin levels. Temulawak is contain curcumin
that can reduce hypertension and help captopril therapy. This study aims to
determine the renin levels after administration of temulawak extract (Curcuma
xanthorriza Roxb.) As adjuvant for captopril therapy in male mice (Mus
musculus) induced hypertension.
This study used a post-test group design method with 4 treatment groups,
namely Normal (Aquadest), negative control (L-NAME+Aquadest), positive
control (L-NAME+Captopril 0,0325mg/20gBW), and Adjuvan Captopril (LNAME+temulawak (Curcumin 75 mg/KgBW)+Captopril 0,0325mg/20gBW).
Temulawak is extracted by remaserasion with 96% ethanol. Induction of
hypertension used L-NG-Nitroarginine-methyl-ester(L-NAME) 70 mg/KgBW via
drinking water for 2 weeks before and 2 weeks with treatment. Analysis of the
results with One Way ANOVA and Post Hoc Tuckey that shows the differences
between the renin levels of adjuvan captopril group and negative control. But,
there were no significant between Normal, Positive Control, and Adjuvan
Captopril groups. It concluded that the extract of temulawak As adjuvant in
therapy captopril can reduce levels of renin in male mice induced hypertension.
Keywords: Hypertension, Renin, Captopril, Temulawak, Curcumin

ix

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6
2.1 Tinjauan Hipertensi .............................................................................. 6
2.1.1 Definisi ........................................................................................ 6
2.1.2 Epidemiologi ............................................................................... 6
2.1.3 Klasifikasi dan Kriteria Pengukuran Hipertensi .......................... 7
2.1.4 Etiologi ........................................................................................ 7
2.1.5 Sistem Renin Angiotensin Aldosteron ........................................ 10
2.1.6 Patogenesis .................................................................................. 12
2.1.7 Mekanisme Renin ........................................................................ 13
2.1.8 Komplikasi .................................................................................. 14
2.2 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi ...................................................... 15
2.3 Terapi Hipertensi .................................................................................. 16
2.3.1 Tujuan Terapi .............................................................................. 16
2.3.2 Terapi Non Farmakologi ............................................................. 16
2.3.3 Terapi Farmakologi ..................................................................... 17
2.4 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ....................................... 23
2.4.1 Klasifikasi .................................................................................... 24

x

2.4.2 Deskripsi...................................................................................... 24
2.4.3 Kandungan Kimia ....................................................................... 25
2.4.4 Khasiat ......................................................................................... 25
2.5 Tinjauan Curcumin ............................................................................... 25
2.6 Metode Maserasi dan Remaserasi ........................................................ 26
2.7 Penginduksi L-NAME .......................................................................... 27
2.8 Hewan Percobaan Mencit..................................................................... 27
2.8.1 Klasifikasi .................................................................................... 27
2.8.2 Karakteristik ................................................................................ 28
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................ 29
BAB 4. METODELOGI PENELITIAN ...................................................... 31
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 31
4.1.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 31
4.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 31
4.1.3 Subjek Penelitian ......................................................................... 31
4.1.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 32
4.1.5 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 33
4.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 33
4.2.1 Bahan ........................................................................................... 33
4.2.2 Alat-Alat ...................................................................................... 34
4.3 Prosedur Penelitian ............................................................................... 34
4.3.1 Pembagian Kelompok ................................................................. 34
4.3.2 Pembuatan Ekstrak Temulawak .................................................. 35
4.3.3 Pemberian Penginduksi Hipertensi ............................................. 35
4.3.4 Pemberian Terapi ........................................................................ 36
4.3.5 Pengukuran Kadar Renin ............................................................ 36
4.4 Alur Penelitian...................................................................................... 37
4.5 Analisis Data ........................................................................................ 37
BAB 5. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 38
5.1 Induksi Hipertensi terhadap Mencit Jantan (Mus musculus) ............... 38
5.2 Kadar Renin Mencit Jantan (Mus musculus) Setelah Pemberian Terapi
.............................................................................................................. 39

xi

5.2.1 Analisis Deskriptif....................................................................... 39
5.2.1 Uji Normalitas dan Homogenitas ................................................ 40
5.2.1 Uji One way ANOVA dan Post hoc Tukey................................... 40
BAB 6. PEMBAHASAN ................................................................................ 42
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 46
7.1 Kesimpulan........................................................................................... 46
7.2 Saran ..................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah ................................................................. 7
Tabel 5.1 Tekanan darah mencit setelah induksi hipertensi 2 minggu ............ 38
Tabel 5.2 Kadar renin mencit setelah pemberian terapi ................................... 39
Tabel 5.3 Uji normalitas shapiro wilk .............................................................. 40
Tabel 5.4 Uji homogenitas levene test ............................................................. 40
Tabel 5.5 Uji one way ANOVA ........................................................................ 40
Tabel 5.6 Uji post hoc tukey............................................................................. 41

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor Penyebab Hipertensi ......................................................... 8
Gambar 2.2 Sistem Renin Angiotensin Aldosteron ......................................... 11
Gambar 2.3 Patogenesis Hipertensi ................................................................. 11
Gambar 2.4 Mekanisme Pembentukan Renin .................................................. 13
Gambar 2.5 Komplikasi Hipertensi.................................................................. 14
Gambar 2.6 Mekanisme Antihipertensi ........................................................... 18
Gambar 2.7 Struktur Kimia Captopril.............................................................. 19
Gambar 2.8 Mekanisme ACE Inhibitor ........................................................... 20
Gambar 2.9 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ................................ 23
Gambar 2.10 Senyawa Curcumin .................................................................... 26
Gambar 2.11 Mencit......................................................................................... 27
Gambar 4.1 Diagram Alir Ekstraksi Temulawak............................................. 35
Gambar 4.2 Bagan Alur Penelitian .................................................................. 37
Gambar 5.1 Grafik rata-rata tekanan darah mencit setelah 2 minggu induksi
hipertensi .......................................................................................................... 38
Gambar 5.2 Grafik rata-rata kadar renin mencit setelah terapi ........................ 39

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar riwayat hidup ..................................................................... 56
Lampiran 2 Surat determinasi tanaman ........................................................... 57
Lampiran 3 Surat keterangan kelaikan etik ...................................................... 58
Lampiran 4 Perhitungan dosis dan preparasi sediaan ...................................... 59
Lampiran 5 Analisis ELISA Renin .................................................................. 62
Lampiran 6 Analisis Data................................................................................. 59
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan ................................................................. 67

xv

DAFTAR SINGKATAN
ACE

= Angiotensin Converting Enzyme

ARB

= Angiotensin II Resceptor Blocker

CCB

= Calcium Canal Blocker

EDTA

= Etylene Diamnine Tetraacetic Acid

ELISA

= Enzyme Linked Immunosorbent Assay

HDL

= High Density Lipoprotein

L-NAME

= L-NG-Nitroarginine Methyl Ester

NOS

= Nitric Oxide Synthases

RAAS

= Renin-Angiotensin-Aldosteron System

WHO

= World Health Organization

xvi

47

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, B.B., Harikumar, K.B. 2009. Potential Therapeutic Effects of
Curcumin, the Anti-inflammatory Agent, Against Neurodegenerative,
Cardiovascular, Pulmonary, Metabolic, Autoimmune and Neoplastic
Diseases. Int J Biochem Cell Biol, Vol 41(1), pp. 40–59.
American Heart Association. 2013. High Blood Pressure - 2013 Statistical Fact
Sheet. United States, pp. 1-2.
Animal Aid. 2014. Animal Experiments. www.animalaid.org.uk/youth diakses
tanggal 26 Agustus 2014.
Arrington, L. R. 1972. Introductory Laboratory Animal. The Breeding, Care
and Management of Experimental Animal Science. The Interstate
Printers and Publishing, Inc., New York.
Atlas,S.A. 2007. The Renin-Angiotensin Aldosterone System: Pathophysiological
Role and Pharmacologic Inhibition. JMCP, Vol. 13 No. 8, pp. 9-20.
Badyal, D.K., Lata, H., Dadhich, A.P. 2003. Animal Models Of Hypertension
And Effect Of Drugs. Indian Journal of Pharmacology, Vol 35, pp. 349362.
Barrett, K.E., Barman, S.M., Boitano, S., Brooks, H. 2009. Ganong’s Review of
Medical Phyiology 23rd Edition. The McGraw-Hill Companies,Inc, pp.
728-917.
Beevers, C.S, Huang, S. 2011. Pharmacological and Clinical Properties of
Curcumin. Botanics: Targets and Therapy, Vol 1, pp. 5–18.
Beevers, G., Lip, G.Y.H., O'Brien, E. 2001. ABC of Hypertension: The
Pathophysiology of Hypertension. BMJ, No. 322, pp. 912-916.
Bhullar, K.S., Jha, A., Youssef, D., Rupasinghe, H.P.V. 2013. Curcumin and Its
Carbocyclic Analogs: Structure-Activity in Relation to Antioxit and
Selected Biological Properties. Molecules, Vol 18, pp. 5389-5404.
Biancardi, V.C., Bergamaschi, C.T., Lopes, O.U., Campos, R.R. 2007.
Sympathetic activation in rats with L-NAME-induced hypertension.
Brazilian Journal of Medical and Biological Research, Vol 40, pp. 401408.
Bridgat. 2013. http://b2bimg.bridgat.com/files/Turmeric_Oil.jpg. Diakses tanggal
10 September 2014.

48

Büssemaker, E., Hillebrand, U., Hausberg, M., Pavenstädt, H., Oberleithner, H.
2010. Pathogenesis of Hypertension: Interactions Among Sodium,
Potassium, and Aldosterone. American Journal of Kidney Diseases, Vol
55, No 6 (June), pp. 1111-1120.
Chow, C.K., PURE (Prospective Urban Rural Epidemiology) Study investigators.
2013. Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of Hypertension in
Rural and Urban Communities in High-, Middle-, and Low-Income
Countries. JAMA, Vol. 310 (9), pp. 959-968.
DEPKES. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta, pp.
17-18.
Devaraj, S., Esfahani, A.S., Ismail, S., Ramanathan, S., Yam, M.F. 2010.
Evaluation of the Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity of
Standardized Ethanolic Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza
Roxb. Molecules, Vol 15, pp. 2925-2934.
Devaraj, S., Ismail, S., Ramanathan, S., Yam, M.F. 2014. Investigation of
Antioxit and Hepatoprotective Activity of Standardized Curcuma
xanthorrhiza Rhizome in Carbon Tetrachloride-Induced Hepatic Damaged
Rats. The Scientific World Journal, Vol 2014, Article ID 353128,
Hindawi Publishing Corporation, pp. 1-8.
Dewi, I. A.I.P., Dmriyasa, I. M., Dada, I.K.A. 2013. Bioaktivitas Ekstrak Daun
Tapak Dara (Catharanthus Roseus) Terhadap Periode Epitalisasi Dalam
Proses Penyembuhan Luka Pada Tikus Wistar. Indonesia Medicus
Veterinus, pp.58-75.
Dickstein, K., Kjekshus, J., and the OPTIMAAL Steering Committee. 2002.
Effects Of Losartan And Captopril On Mortality And Morbidity In HighRisk Patients After Acute Myocardial Infarction: The OPTIMAAL
Randomised Trial. THE LANCET, Vol 360, pp. 757-759.
Dufton, J. 2011. The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of
Hypertension. Amerika Serikat, pp. 1-13.
European Medicines Agency. 2013. Assessment report on Curcuma
xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich)., rhizome. United
Kingdom, pp. 13-15.
Fauzana, D.L. 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi
Reperkolasi Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma
Xanthorrhiza Roxb.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut
Pertanian Bogor Bogor.
Fobi.2010.http://www.fobi.web.id/v/angiospermae/fzin/curxan/Curcumaxanthorrh
iza Depok_DE_001.jpg.html. Diakses tanggal 10 September 2014

49

Ghosh, M.N., 1971. Fundamental of Experimental Pharmacology. Scientific
Book Agency, Calcutta, p. 85.
Gavras, H. 2009. Pathogenesis of Hypertension: A Review. Journal of Medical
Sciences, Vol 2(1), pp. 25-28.
Giani, J. F., Janjulia, T., Kamat, N., Seth, D.M., Blackwell, W.L.B., Shah, K.H.,
Shen, X.Z., Fuchs, S., Delpire, E., Toblli, J.E., Bernstein, K.E., McDonough,
A.A., and Villalobos, R.A.G. 2014. Renal Angiotensin-Converting Enzyme
Is Essential for the Hypertension Induced by Nitric Oxide Synthesis
Inhibition. J AmSoc Nephrol, vol 25, pp. 2752–2763.
Guerrero, L., Castillo, J., Quin˜ones, M., Vallve, S.G., Arola, L., Pujadas, G.,
Muguerza, B. 2012. Inhibition of Angiotensin-Converting Enzyme Activity
by Flavonoids: Structure-Activity Relationship Studies. PLOS ONE,
Volume 7 Issue 11, pp. 1-11.
Halim, M.R.A., Tan, M.S.M.Z., Ismail, S., Mahmud, R. 2012. Standardization
And Phytochemical Studies Of Curcuma Xanthorrhiza Roxb. Int J Pharm
Pharm Sci, Vol 4, Issue 3, pp. 606-610.
Hernani, Winarti, C., Marwati, T. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Belimbing Wuluh Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Hewan Uji.
J.Pascapanen, Vol 6(1), pp. 54-61.
Hernawati. 2010. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron : Perannya Dalam
Pengaturan Tekanan Darah Dan Hipertensi. Makalah, Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, pp. 1-21.
Hlavačková, L., Janegová, A., Uličná, O., Janega, P., Černá1, A., Babál, P. 2011.
Spice Up The Hypertension Diet - Curcumin And Piperine Prevent
Remodeling Of Aorta In Experimental L-NAME Induced Hypertension.
Nutrition & Metabolism. Vol 8:72, pp. 1-10.
James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W.C., Himmelfarb, C.D., Handler,
J., Lackland, D.T., LeFevre, M.L., MacKenzie, T.D., Ogedegbe, O., Smith
Jr, S.C., Svetkey, L.P., Taler, S.J., Townsend, R.R., Wright Jr, J.T., Narva,
A.S., Ortiz, E. 2013. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management
of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members
Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8).JAMA, pp.1-14.
Jantan, I., Saputri, F.C., Qaisar, M.N., Buang, F. 2012. Correlation between
Chemical Composition of Curcuma domestica and Curcuma xanthorrhiza
and Their Antioxit Effect on Human Low-Density Lipoprotein Oxidation.
Evidence -Based Complementary and Alternative Medicine, Volume
2012, Article ID 438356, Hindawi Publishing Corporation, pp. 1-9.
Kamiya Biomedical Company. 2012. Mouse Renin (REN) ELISA, pp. 1-7.

50

Katanasaka, Y., Sunagawa, Y., Hasegawa, K., Morimoto, T. 2013. Application of
Curcumin to Heart Failure Therapy by Targeting Transcriptional Pathway in
Cardiomyocytes. Biol. Pharm. Bull, Vol 36(1) pp. 13–17.
Katrin, E., Susanto, Winarno, H. 2011. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol
Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai
Aktivitas Antikanker. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi, Vol. 7 No.
1 (Juni), pp. 41-52.
Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2012. Basic and Clinical
Pharmacology 12th Edition. The McGraw-Hill Companies : United States,
pp. 169-190.
KEMENKES. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta, pp. 88-89.
KentScientific.2014.https://www.kentscientific.com/Products/Specs/SpecPopUp.a
sp?Mode=FAQ&SpecId=181. Diakses tanggal 15 September 2014.
Kim, M. B., Kim, C., Song, Y., Hwang, J.K. Antihyperglycemic And AntiInflammatory Effects Of Standardized Curcuma Xanthorrhiza Roxb.
Extract And Its Active Compound Xanthorrhizol In High-Fat Diet-Induced
Obese Mice. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine,
Volume 2014, Article ID 205915, Hindawi Publishing Corporation, pp. 1-9.
Kim, J.H., Kim, H., Kim, Y.H., Chung,W.S., Suh, J.K., Kim, S.J. 2013.
Antioxidant Effect of Captopril and Enalapril on Reactive Oxygen SpeciesInduced Endothelial Dysfunction in the Rabbit Abdominal Aorta. Korean J
Thorac Cardiovasc Surg, vol. 46, pp. 14-21.
Klabunde RE. 2010. Cardiovascular Pharmacology Concepts : Angiotensin
Converting
Enzime
(ACE)
Inhibitor.
http://cvpharmacology.com/vasodilator/ACE.htm. Diakses tanggal 29
Agustus 2014.
Kobori, H., Nangaku, M., Navar, L.G., Nishiyama, A. 2007. The Intrarenal ReninAngiotensin System: From Physiology to the Pathobiology of Hypertension
and Kidney Disease. Pharmacological Reviews, Vol. 59 (3), pp. 251–287.
Kukongviriyapan, U., Pannangpetch, P., Kukongviriyapan, V., Donpunha, W.,
Sompamit, K., Surawattanawan, P. 2014. Curcumin Protects against
Cadmium-Induced Vascular Dysfunction, Hypertension and Tissue
Cadmium Accumulation in Mice. Nutrients, Vol 6 pp. 1194-1208.
Kurdi, Aserani. 2010. Tanaman Herbal Indonesia : Cara Mengolah
Manfaatnya Bagi Kesehatan, pp. 342-343.
Laboratorium Prodia. 2014. http://prodia.co.id/tips-kesehatan/pemeriksaanlaboratorium-untuk-penyang-hipertensi. Diakses tanggal 30 Oktober 2014.

51

Li, H.L., Liu, C., Couto, G.D., Ouzounian, M., Sun, M., Wang, A., Huang, Y., He,
C.W., Shi, Y., Chen, X., Nghiem, M.P., Liu, Y., Chen, M., Dawood, F.,
Fukuoka, M., Maekawa, Y., Zhang, L., Leask, A., Ghosh, A.K.,
Kirshenbaum, L.A., and Liu, PP. 2008. Research article: Curcumin
Prevents and Reverses Murine Cardiac Hypertrophy. The Journal of
clinical Investigation, Vol. 118, pp. 879-893.
Lucia, E. W. 2008. Eksperimen Farmakologik : Orientasi Preklonik pada
Hewan, pp. 9-10. Surabaya.
Maduram, A., Harikrishna. 2013. Prescription Pattern Of Anti Hypertensive
Drugs In Shri Sathya Sai Medical College & Research Institute.
International Journal of Basic Medical Science, Vol : 4, Issue : 2, pp. 6872.
Lum, C., Shesely, E.G., Potter, D.A.L., Beierwaltes, W.H. 2004. Cardiovascular
and Renal Phenotype in Mice With One or Two Renin Genes.
Hypertension, Volume 43, pp. 79-86.
Malole, M.B.M. Pramono, C.S. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan
Laboratorium. Departemen Pendidikan
Kebudayaan. Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Mangunwardoyo, W., Deasywaty, Usia, T. 2012. Antimicrobial And
Identification Of Active Compound Curcuma Xanthorrhiza Roxb.
International Journal Of Basic & Applied Sciences Ijbas-Ijens, Vol: 12
No: 01, pp. 69-78.
Mary, H.P.A, Susheela, G.K, Jayasree, S., Nizzy, A.M., Rajagopal, Jeeva. 2012.
Phytochemical characterization and antimicrobial activity of Curcuma
xanthorrhiza Roxb.Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, pp.1-4.
Mayo Foundation for Medical Education and Research. 2011. Secondary
Hypertension. http://www.mayoclinic.com/health/secondary-hypertension.
Diakses tanggal 26 Agustus 2014.
McMurray, J., Solomon, S., Pieper, K., Reed, S., Rouleau, J., Velazquez, E.,
White, H., Howlett, J., Swedberg, K., Maggioni, A., Køber, L., Werf, F.V.,
Califf, R., Pfeffer, M. 2006. The Effect of Valsartan, Captopril, or Both on
Atherosclerotic Events After Acute Myocardial Infarction: An Analysis of
the Valsartan in Acute Myocardial Infarction Trial (VALIANT). Journal of
the American College of Cardiology. Vol. 47, No. 4, pp. 730-732.
Medscape.2008 .http://img.medscape.com/slide/migrated/editorial/cmelive/2008/1
4909/images/slide35.jpg. Diakses tanggal 6 Oktober 2014.

52

Meziane, M.I., Djerdjouri, B., Rimbaud, S., Caffin, F., Fortin, D., Garnier, A.,
Veksler, V., Joubert, F., and Clapier, R.V. 2012. Catecholamine-induced
cardiac mitochondrial dysfunction and mPTP opening: protective effect of
curcumin. Am J Physiol Heart Circ Physiol, Vol 302, pp. 665–674.
Moghadamtousi, S.Z., Kadir, H.A., Hassandarvish, P., Tajik, H., Abubakar, S.,
Zandi, K. 2014. A Review on Antibacterial, Antiviral, and Antifungal
Activity of Curcumin. BioMed Research International. Volume 2014,
Article ID 186864, pp. 1-12.
Moslemi, F., Nematbakhsh, M., Jazi, F.E., Talebi, A., Nasri, H., Ashrafi, F.,
Moeini, M., Mansouri, A., and Pezeshki, Z. 2013. Inhibition of Nitric Oxide
Synthase by L-NAME Promotes Cisplatin-Induced Nephrotoxicity in Male
Rats. ISRN Toxicology, Volume 2013, PP.1-6.
Nadeak, B. 2012. Hipertensi Sekunder akibat Perubahan Histologi Ginjal. Sari
Pediatri, Vol. 13(5):311-15.
Nakmareong, S., Upa, K., Poungrat, P., Veerapol, K., Bunkerd, K., Parichat, P.,
Kwanjit, S. 2010. Effect of Curcumin on Hemodynamic Status and Aortic
Elasticity in L-NAME Hypertensive Rat. Srinagarind Med. J, Volume 25,
pp. 240-242.
New Zealand Data Sheet. 2013. CAPOTEN. New Zealand, pp. 2.
Ni, J., Ma, K.L., Wang, C.X., Liu, J., Zhang, Y., Lv, L.L., Ni, H.F., Chen, Y.X.,
Ruan, X.Z., and Liu, B.C. 2013. Activation of Renin-Angiotensin System is
Involved in Dyslipidemia-Mediated Renal Injuries in Apolipoprotein E
Knockout Mice and HK-2 Cells. Lipids in Health and Disease, Vol 12:49,
pp. 1-12.
Nurcholis, W., Ambarsari, L., Sari, N.L.P.E.K., Darusman, L.K. 2012.
Curcuminoid Contents, Antioxit and Anti-Inflammatory Activities of
Curcuma xanthorrhiza RoxB. and Curcuma domestica Val. Promising
Lines From Sukabumi of Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kimia
Unesa, ISBN : 978-979-028-550-7.
Oktaviana, P.R. 2010. Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol Dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Pada
Berbagai Teknik Pengeringan Dan Proporsi Pelarutan. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Ong, H.T, Ong, L.M, Ho, J.J. 2013. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors
(ACEIs) and Angiotensin-Receptor Blockers (ARBs) in Patients at High
Risk of Cardiovascular Events: A Meta-Analysis of 10 Randomised
Placebo-Controlled Trials. ISRN Cardiology. Volume 2013, Hindawi
Publishing Corporation, pp. 1-8.

53

Oparil, S., Zaman, M.A., Calhoun, D.A. 2003. Pathogenesis of Hypertension.
Ann. Intern. Med. Vol 139, pp. 761-776.
Pacurari, M., Kafoury, R., Tchounwou, P.B., and Ndebele, K. 2014. The ReninAngiotensin-Aldosterone System in Vascular Inflammation and Remodeling.
International Journal of Inflammation, Vol. 2014, pp.1-13.
Pechanova, O. 2010. Contribution of Central Nervous System to Hypertension:
role of Angiotensin II and Nitric Oxide. Act Nerv Super Rediviva, volume
52(4), pp. 223–227.
Penebar
Swadaya.
2002.
http://penebar-swadaya.com/penebar/wpcontent/uploads/2013/03/tikus-putih1.jpg. Diakses tanggal 10 September
2014.
Pitt, B., Wilson, PAP., Segal, R., Martinez, F.A., Dickstein, K., Camm, A.J.,
Konstam, M.A., Riegger, G., Klinger, G.H., Neaton, J., Sharma, D.,
Thiyagarajan, B., and on behalf of the ELITE II investigators. 2000. Effect
of losartan compared with captopril on mortality in patients with
symptomatic heart failure: randomised trial—the Losartan Heart Failure
Survival Study ELITE II. THE LANCET. Vol 355, pp. 1586.
Púzserová, A., Csizmadiováp, P.Z., Bernátová, P.I. 2007. Effect of Blood
Pressure on L-NAME-sensitive Component of Vasorelaxation in Adult Rats.
Physiol. Res. Vol. 56 (Suppl. 2): S77-S84.
Rahajeng, E. Tuminah, S. Prevalensi Hipertensi Determinannya di Indonesia.
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 12, pp. 580-587.
Raimondo, D., Tuttolomondo, A., Buttà, C., Miceli, S., Licata, G., and Pinto, A.
2012. Effects of ACE-Inhibitors and Angiotensin Receptor Blockers on
Inflammation. Current Pharmaceutical Design, vol. 18, pp. 4385-4413
Reams, G.P., Bauer, J.H. 2000. Pharmacologic Treatment of Hypertension, pp.
7.1-7.36.
Rini, C., Widjajanto, E.,
Loekito, R.M. 2011. Peranan Curcumin terhadap
Proliferasi, Apoptosis Diferensiasi Hepatosit Mice Balb/C yang Dipapar
dengan Benzapyrene. J.Exp. Life Sci, Vol. 1 No. 2, pp. 56-110
RISTEK.
2010.
Temulawak.
http://www.warintek.ristek.go.idpertaniantemulawak.pdf. Diakses tanggal
10 September 2014.
Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 2009. Martindale: The
Complete Drug Reference. 36th Edition edited by Sweetman SC. London :
Pharmaceutical Press, pp. 2542-2.

54

Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 2008. Stockley’s Drug
Interactions. Pharmaceutical Press, pp. 26.
Sangartit, W., Donpunha, W., Kukongviriyapa, U., Pakdeechote, P.,
Kukongviriyapan, V., Surawattanawan, P. 2012. Effect of Curcumin on
Kidney Function and Arterial Blood Pressure in Rats with Long-Term and
Low Level Exposure of Lead and Cadmium. Srinagarind Med J, Vol 27,
pp. 107-110.
Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan
Manfaat Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.1, pp.
01 – 07.
Sharma, S.P. 2004. Nitric Oxide And The Kidney. Indian J Nephrol, Vol. 14,
pp.77-84.
Siragy, H.M. 2010. The Angiotensin II Type 2 Receptor And The Kidney.
Journal of the Renin-Angiotensin-Aldosterone System, vol. 11 (1), pp.
33-36.
Sudrajad, H., Azar, F.A. 2012. Uji Aktivitas Antifungi Minyak Atsiri Rimpang
Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb.) Secara In Vitro Terhadap
Candida Albicans. Balai Besar Penelitian Pengembangan Tanaman
Obat Obat Tradisional Ba Penelitian Pengembang Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, pp. 84-89.
Sunagawa, Y., Morimoto, T., Wada, H., Takaya, T., Katanasaka, Y., Kawamura,
T., Yanagi, S., Marui, A., Sakata, R., Shimatsu, A., Kimura, T., Kakeya, H.,
Fujita, M., Hasegawa, K. 2011. A Natural p300-Specific Histone
Acetyltransferase Inhibitor, Curcumin, in Addition to AngiotensinConverting Enzyme Inhibitor, Exerts Beneficial Effects on Left Ventricular
Systolic Function After Myocardial Infarction in Rats. Circulation Journal,
Vol.75, pp. 2150-2159.
Tapia, E., Soto, V., Vega, K.M.O., M´arquez, G.Z., Jij´on, G.M., Garc´ıa, M.C.,
Santamar´ıa, J., Ni˜no, W.R.G., Correa, F., Zazueta, C., Chaverri, J.P. 2012.
Curcumin Induces Nrf2 Nuclear Translocation and Prevents Glomerular
Hypertension, Hyperfiltration, Oxit Stress, and the Decrease in Antioxit
Enzymes in 5/6 Nephrectomized Rats. Oxidative Medicine and Cellular
Longevity. Volume 2012, pp. 1-14.
Triplitt, C. 2006. Drug Interactions of Medications Commonly Used in Diabetes.
Diabetes Spectrum, Vol.19 (4), pp. 202-211.
Weber, M.A., Schiffrin, E.L., White, W.B., Mann, S., Lindholm, L.H., Kenerson,
J.G., Flack, J.M., Carter, B.L., Materson, B.J., Ram, C.V.S., Cohen, D.L,
Cadet, J.C., Charles, R.R.J., Taler, S., Kountz, D., Townsend, R., Chalmers,
J., Ramirez, A.J., Bakris, G.L, Wang, J., Schutte, A.E., Bisognano, J.D.,

55

Touyz, R.W., Sica, D., Harrap, S.B. 2014. Clinical Practice Guidelines for
the Management of Hypertension in the Community A Statement by the
American Society of Hypertension and the International Society of
Hypertension. J Hypertens, Volume 32 : 1, pp. 3-15.
WHO. 2003. Management of Hypertension. Journal of Hypertension, Vol 21;
No. 11, pp. 1983-1992.
WHO. 2013. A Global Brief on Hypertension. Switzerland, pp. 1-40.
WHO. 2013. Q & As on Hypertension. http://www.who.int/WHO_Q&As on
hypertension.htm. Diakses tanggal 27 Agustus 2014.
WHO. 2014. World Health Statistics 2014. Switzerland, pp. 118.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik ≥140
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dan terjadi peningkatan
tekanan secara terus-menerus pada pembuluh darah (WHO, 2013). Menurut
Dufton (2011), hipertensi adalah suatu keadaan kronik yang sering tidak
nampak gejala medisnya yaitu tekanan darah arteri melebihi ambang batas
normal sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja lebih keras dalam
mendistribusikan darah ke jaringan.
WHO (2013) menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di
seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi serta penyebab sekitar setengah
dari kematian akibat stroke dan penyakit jantung. Sebanyak 77,9 juta orang
dewasa di Amerika Serikat menderita hipertensi yang akan meningkat sebesar
7,2% pada tahun 2030 (American Heart Association, 2013) dan prevalensi
hipertensi di Indonesia pada umur ≥18 tahun sebesar 26,5 % (KEMENKES,
2013). Oleh sebab itu, hipertensi menjadi masalah kesehatan yang penting di
seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat.
Hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer (esensial) yang
diderita lebih dari 90% penderita hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
secara pasti dan hipertensi sekunder yang diderita kurang dari 10% penderita
hipertensi disebabkan oleh penyakit lain seperti gagal ginjal kronik, Cushing
syndrome, gangguan tiroid atau obat-obat tertentu. (DEPKES, 2006; Weber et
al, 2014). Faktor resiko mayor hipertensi adalah merokok, obesitas,
immobilitas, dislipidemia, diabetes mellitus, mikroalbuminuria, umur (>55
laki-laki dan >65 tahun perempuan) atau riwayat keluarga penyakit
kardiovaskular (WHO, 2003) dan faktor risiko hipertensi di Indonesia yaitu
umur, pria, pendidikan rendah, merokok, minuman berkafein, alkohol, kurang
aktivitas fisik, dan obesitas (Rahajeng dan Tuminah, 2009).
Mekanisme patofisiologis utama hipertensi berhubungan dengan
aktivasi sistem saraf simpatik, renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)

1

2

dan vakularisasi (Oparil et al, 2003; Katzung et al, 2012). RAAS berperan
penting pada sistem endokrin sebagai pengatur volume dan tekanan darah.
Renin adalah salah satu bagian penting dari RAAS yang diekskresikan dari sel
juxtaglomerular di ginjal dan berfungsi mengubah angiotensinogen menjadi
angiotensin I. Sekresi renin terjadi karena rendahnya tekanan pada glomerular,
penurunanan reabsorpsi sodium, stimulasi dari sistem saraf simpatis dan
respon angiotensin II tipe AT2 pada sel juxtaglmerular (Beevers et al, 2001;
Atlas, 2007; Gavras, 2009; Eckhart et al, 2010).
Produksi renin dapat meningkatkan angiotensin II yang diubah dari
angiotensin I oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) sehingga terjadi
vasokonstriksi, resistensi vaskular dan disfungsi vakular serta stimulasi
sintesis aldosteron di korteks adrenal yang meningkatkan retensi natrium dan
air serta volume darah (Katzung et al, 2012). Selain itu, angiotensin II
berperan dalam perkembangan proses hipertropi dan remodeling jantung
akibat kerusakan vaskuler dan aterosklerosis yang secara langsung
mengakibatkan hipertensi berkepanjangan yang berdampak pada tingkat
kesakitan dan kematian maupun komplikasi (Atlas, 2007). Oleh karena itu,
kadar renin dapat menjadi salah satu parameter laboratorik dalam
pemeriksaan hipertensi.
Komplikasi hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada organ
jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar (DEPKES, 2006).
Hipertensi dapat mengarah pada infark miokard, stroke, gagal ginjal,
retinopati, gangguan metabolik, gangguan memori dan kematian bila tidak
dideteksi dini serta diterapi secara tepat (James et al, 2013; Mayo Foundation
for Medical Education and Research, 2011).
Menurut JNC VIII terapi hipertensi dilakukan secara farmakologi dan
nonfarmakologi. Komponen penting dari terapi non farmakologi adalah
modifikasi pola hidup. Terapi farmakologi dilakukan menggunakan obat
golongan diuretik, inhibitor ACE, Angiotensin II Resceptor Blocker (ARB),
serta antagonis kalsium yang dianggap sebagai obat antihipertensi utama
(James et al, 2013). Inhibitor ACE dan ARB adalah obat utama yang banyak
digunakan dalam terapi hipertensi (Chow et al, 2013).

3

Inhibitor ACE seperti captopril mampu menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada penderita gagal jantung, infark miokard, diabetes dan
gangguan ginjal kronik. Obat ini bekerja dengan menurunkan aktivitas
regulasi simpatis adrenergik, memblok kerja ACE dan reuptake norepinefrin,
memblok sekresi aldosteron sehingga meningkatkan ekskresi Na + dan H2O
yang menyebabkan penurunan tekanan darah. Selain itu, Inhibitor ACE juga
menghambat degradasi zat lain seperti bradikinin yang memberikan
kontribusi signifikan terhadap penurunan tekanan darah (Klabunde, 2010;
Katzung et al, 2012; Weber et al, 2014). Captopril secara langsung mampu
mempengaruhi siklus RAAS yang menjadi faktor pelepasan renin sehingga
dapat mempengarungi kadar renin.
Sekarang ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai obat
tradisional untuk menunjang pengobatan yang salah satunya adalah hipertensi.
Hasil SUSENAS 2007 menunjukkan ± 23,7 juta jiwa penduduk Indonesia
memilih menggunakan obat tradisional (Kurdi, 2010) yang dinilai aman
karena memiliki efek samping yang relatif kecil (Sari, 2006). Salah satu obat
tradisional yang memiliki potensi sebagai terapi hipertensi adalah temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Temulawak berasal dari Indonesia yang
rimpangnya biasa dimanfaatkan sebagai bumbu masakan maupun obat (Kurdi,
2010). Menurut Helen et al (2012), rhizoma temulawak mengandung
xanthorrhizol, camphene, curcumin, α-pinene, α-thujene, �-pinene, myrcene,

linalool dan zingiberene.

Penelitian Li et al (2008) menyebutkan bahwa curcumin dengan dosis
75 mg/KgBB pada mencit optimal dalam menghambat inflamasi dan
hipertropi jantung. Nakmareong et al (2010) menyebutkan bahwa senyawa
curcumin dengan dosis 50 m

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

2 32 26

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL VALSARTAN

0 6 22

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb)SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT JANTAN(Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

0 8 27

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP TEKANAN DARAH MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

2 7 25

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI (Dengan Kontrol Valsartan)

0 7 26

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI VALSARTAN TERHADAP HISTOPATOLOGI JANTUNG PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSIHIPERTENSI

1 6 24

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI VALSARTAN TERHADAP HISTOPATOLOGI GINJAL PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

0 15 25

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)TERHADAP KADAR RENIN MENCIT JANTAN (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL VALSARTAN

0 22 26

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA MENCIT Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss Yang Diinduksi Nyeri Asam As

0 3 20

Pengaruh Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) Terhadap Aspek Reproduksi Mencit (Mus Musculus) Swiss Webster Jantan.

0 3 23