38 terjadi perubahan bau dan warna. Hasil pengamatan stabilitas diperoleh bahwa
dengan penambahan nipagin 0.1 sudah dapat menstabilkan sediaan krim selama 12 minggu. Gambar hasil penyimpanan sediaan krim ekstrak bunga brokoli
selama 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 67.
4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Anti- aging
Pengujian aktivitas anti-aging menggunakan skin analyzer Aramo, parameter uji meliputi pengukuran kadar air moisture, pengukuran kehalusan
kulit evenness, besar pori pore, pengukuran banyaknya noda spot dan pengukuran keriput wrinkle. Pengukuran aktivitas anti-aging dimulai dengan
mengukur kondisi kulit hewan percobaan sebelum dituakan, hal ini bertujuan untuk bisa melihat seberapa besar pengaruh krim yang digunakan dalam
memulihkan kulit yang dituakan. Proses penuaan kulit dilakukan dengan cara disinar menggunakan sinar UV buatan pada panjang gelombang 366 nm,
penyinaran dengan sinar UV buatan ini diharapkan sama dengan sinar UVA dari matahari yang mempunyai panjang gelombang 320 – 400 nm radiasinya dapat
menembus sampai dermis lapisan kedua dari kulit dan dapat merusak serat-serat yang berada didalamnya, sehingga kulit menjadi kehilangan elastisitas, kering dan
berkerut Darmawan, 2013. Hasil pengukuran aktivitas anti-aging akan dibahas setiap parameternya. Contoh pengukuran kondisi kulit marmut dengan
menggunakan skin analyzer dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 70.
4.5.1 Kadar air moisture
Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil pengukuran
39 kadar air diperoleh bahwa semua kelompok marmut sebelum dilakukan
penyinaran memiliki kadar air normal yaitu diatas 30 dan setelah dilakukan penyinaran kadar air menurun hingga dibawah normal atau dehidrasi. Hasil uji
Anova diperoleh bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 pada kondisi sebelum penyinaran. Pada kondisi sesudah penyinaran terdapat perbedaan
yang signifikan p 0,05 antara dasar krim dengan krim ekstrak bunga brokoli 1 dan krim ekstrak bunga brokoli 3 tetapi dalam kondisi dimana kadar air
rendah atau dehidrasi. Hasil pengukuran kadar air kulit marmut dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.5 Hasil pengukuran
kadar air moisture pada kulit marmut kelompok dasar krim, krim ekstrak bunga brokoli 1 dan 3
Krim Marmu
t Persentase kadar air
Sebelu m
disinar Setelah
disinar Pemulihan minggu
I II
III IV
A 1
31 12
16 19
21 30
2 32
12 12
17 21
30 3
32 12
18 21
26 30
Rata- rata
31,6 ±0,57
12 ± 0,00
15,3 ±3,05
19 ± 2,00
22,6 ±2,88
30 ± 0,00
B 1
32 16
21 22
31 35
2 33
18 19
21 30
33 3
32 19
21 21
26 33
Rata- rata
32,3 ±0,57
17,6 ±1,53
20,3 ±1,15
21,3 ±0,57
29 ± 2,64
33,6 ±1,15
C 1
31 17
26 28
30 34
2 34
17 31
33 33
34 3
32 18
33 33
33 37
Rata- rata
32,3± 1,53
17,3 ±0,57
30 ± 3,60
31,3 ±2,88
32 ± 1,73
35± 1,73
Normal 30-50; Dehidrasi 0-29; Hidrasi 51-100 Aramo, 2012 Keterangan:
A : Dasar krim B : Krim ekstrak bunga brokoli 1
C : Krim ekstrak bunga brokoli 3
40
Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran kadar air moisture pada kulit marmut
kelompok dasar krim, krim ekstrak bunga brokoli 1 dan 3 Pemulihan minggu pertama sampai minggu keempat didapatkan perbedaan
yang signifikan p 0,05. Pemulihan setiap minggunya dapat dilihat bahwa kadar air setiap kelompok marmut meningkat. Hasil analisis Tukey didapatkan
perbedaan yang signifikan pada pemulihan minggu pertama dan kedua yaitu antara dasar krim dan krim ekstrak bunga brokoli 1 dengan krim ekstrak bunga
brokoli 3. Pemulihan minggu ketiga dan keempat terdapat perbedaan yang signifikan antara dasar krim dengan krim ekstrak bunga brokoli 1 dan krim
ekstrak bunga brokoli 3. Krim ekstrak bunga brokoli 3 pada pemulihan minggu pertama sudah mampu mengembalikan kadar air dalam kondisi normal.
Dasar krim dan krim ekstrak bunga brokoli 1 setelah pemulihan minggu keempat baru mampu mengembalikan kadar air kulit dalam kondisi normal.
Sinar UV merupakan penyumbang terbesar untuk pembentukan keriput. Timbulnya keriput disebabkan penurunan elastisitas kulit yang disebabkan oleh
5 10
15 20
25 30
35 40
sebelum UV
setelah UV
minggu I minggu II minggu III minggu IV
krim blanko krim ekstrak bunga brokoli 1
krim ekstrak bunga brokoli 3
de h
idr as
i n
o rma
l
pemulihan
P er
sen tas
e K
ad ar
A ir
41 berkurangnya kandungan air pada kulit dan penebalan pada stratum korneum
Barel, et al., 2009. Untuk fungsi fisiologisnya, kulit memerlukan lemak dan air, keduanya berhubungan erat. Lapisan lemak di permukaan kulit dan bahan-bahan
dalam stratum korneum yang bersifat higroskopis, dapat menyerap air, dan berada dalam hubungan yang fungsional, disebut Natural Moisturizing Factor.
Kemampuan Stratum korneum untuk mengikat air sangat penting bagi fleksibilitas dan kelenturan kulit Tranggono dan Latifah, 2007. Kulit yang sehat memiliki
ciri-ciri: tidak mudah menyerap air, larutan, atau benda padat. Kemampuan kulit dalam menyerap absorbsi sangat dipengaruhi oleh metabolisme, kelembaban dan
ketebalan kulit Darmawan, 2013.
4.5.2 Kehalusan evenness