Gambar 1. Sekat ukur tipe Thompson Lenka, 1991.
Pada alat pengukur Thomson, harus dipasang tegak lurus pada sumbu saluran pengukur. Pemasangan alat pengukur ini harus betul-betul
mendatar, dengan sudut siku-siku di sebelah bawah. Penentuan nilai H dari persamaan 3 diukur dari permukaan air yang meluap setelah disekat sampai
ke sudut 90 dari sekat yang telah dimodifikasi sebagai tempat pengeluaran
air Soekarto dan Hartoyo, 1981.
2. Kecepatan Aliran Rata Rata
Kecepatan aliran diukur melalui aliran permukaan yang dikenal sebagai kecepatan aliran permukaan. Kecepatan aliran tidak sama pada
setiap kedalaman saluran atau sungai. Oleh sebab itu untuk menghitung kecepatan rata-rata digunakan kedalaman 0.6D, dimana D adalah kedalaman
air di saluran atau sungai. Kecepatan aliran rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Chezy Persamaan 1 atau Manning Persamaan
8.
3. Kemiringan Saluran
H
Segitiga samakaki
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Kemiringan memanjang saluran ditentukan berdasarkan kemiringan taraf muka air yang diperlukan. Ketinggian taraf muka air ini direncanakan
berdasarkan tinggi air di sawah yang diperlukan yang selanjutnya dihitung berdasarkan kehilangan tinggi tekan di setiap bangunan dan di sepanjang
saluran. Kemiringan talud saluran bergantung kepada jenis tanah, kedalam saluran dan terjadinya rembesan aliran. Kemiringan minimum talud saluran
pembawa untuk jenis tanah lempung berpasir, tanah berpasir kohesif yaitu 1,5 - 2,5 . Untuk jenis tanah pasir lanauan 2 - 3 dan untuk jenis
batu 0,25 Mawardi, 2007. Persoalan kedudukan saluran dalam berbagai segi serupa dengan
persoalan letak jalan raya, tetapi pemecahannya dapat lebih sulit karena kemiringan dasar saluran haruslah selalu mengarah ke bawah dan perubahan
kemiringan yang
berkali-kali dan
demikian juga
perubahan penampangnya haruslah dihindari. Dalam batasan topografi, jalur saluran
yang pasti ditentukan oleh kemiringan yang dapat diterima. Kemiringan yang berlebihan dapat mengakibatkan kecepatan yang cukup untuk
menggerus dasar dari sisi saluran. Kecepatan yang mengakibatkan mulainya penggerusan tergantung pada jenis bahan dasar dan bentuk penampang
saluran. Tanah berbutir halus biasanya tergerus oleh kecepatan yang lebih rendah daripada untuk tanah berbutir kasar, tetapi tidak selalu demikian,
karena adanya bahan-bahan perekat pada tanah yang bersangkutan dapat sangat meningkatkan daya tahannya terhadap penggerusan Linsley and
Franzini, 1991.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Pengukuran Kemiringan saluran dapat dilakukan dilakukan dengan 3 cara yaitu Profile Levelling, Differential Levelling dan Breaking Taping.
Profile Levelling merupakan salah satu metode mengukur beda ketinggian pada dua titik yang mempunyai kemiringan yang relatif kecil, dan alat
utama yang digunakan yaitu abney level. Differential Levelling merupakan salah satu metode mengukur beda ketinggian pada dua titik yang
mempunyai kemiringan relatif besar, dan alat utama yang digunakan adalah abney level. Breaking Taping merupakan salah satu metode pengukuran
yang menggunakan pembagian pengukuran tinggi menjadi beberapa tahap. Pada pekerjaan breaking taping dilakukan pengukuran jarak vertikal antara
garis bidik stasiun dengan permukaan titik bidik selanjutnya, alat yang digunakan adalah waterpass, tape pita ukur dan jalon. Data yang didapat
di lapangan dengan menggunakan salah satu metode tersebut dapat dimasukkan ke dalam rumus :
Kemiringan =
E J
H z
x 100 ... …………………….13
dimana Beda Elevasi = Elevasi Akhir – Elevasi Awal m
Sumono dan Susanto, 2006. Bahan tanah, kedalaman saluran dan terjadinya rembesan akan
menentukankemiringan maksimum untuk dinding saluran yang stabil.
Kemiringan talud untuk berbagai jenis bahan disajikan pada Tabel 5 dan
kemiringan dinding minimum untuk saluran yang dipadatkan diberikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kemiringan minimum talut untuk berbagai bahan tanah No. Bahan Tanah
Kemiringan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1. Batu 2.
Tanah gambut, rawa
3.
Tanah berlapis beton
4.
Tanah berlapis batu
5.
Lempung kaku
6.
Tanah berlapis lepas
7.
Lempung berpasir
Hampir tegak lurus
¼ : 1 ½ : 1 sampai 1 : 1
1 : 1 1 ½ : 1
2 : 1 3 : 1
Triatmodjo, 1993 Tabel 6.
Kemiringan talud minimum untuk saluran tanah dipadatkan
No Tinggi Jagaan m Kemiringan minimum
1. ≤ 1.0
1 : 1 2. 1.0
– 2.0 1 : 1.5
3. ≥ 2.0
1 : 2 Direktorat Jenderal SDA, 2010
Tinggi jagaan suatu saluran adalah jarak dari puncak saluran ke permukaan air pada kondisi rencana. Jarak ini harus cukup untuk
mencegah kenaikan muka air ke tepi saluran. Tinggi jagaan minimum pada saluran primer dan sekunder dikaitkan dengan debit rencana
saluran diperlihatkan pada Tabel 7 berikut : Tabel 7.
Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah No. Debit aliran m3 detik
Tinggi jagaan m 1. 0.5
0,40 2. 0.5
– 1.5 0,50
3. 1.5 – 5
0,60 4. 5.0
– 10.0 0,75
5. 10.0 – 15.0
0,85 6. 15.0
1,00 Setiawan dan Jahiel, 2004
4. Kedalaman Hidrolik