Investigasi Sistem Pemeliharaan Sistem

23

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti System Development Life Cycle SDLC yang merujuk kepada O’Brien 2005. Prosedur penelitian disajikan pada Lampiran 1. SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut:

1. Investigasi Sistem

Investigasi sistem bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang terjadi sehingga didapat alternatif solusi penyelesaian masalah. Hal ini dilakukan dengan wawancara terhadap calon pengguna. Dari hasil wawancara yang dilakukan langkah-langkah investigasi antara lain: a. Memformulasikan permasalahan dan peluang dari sistem. b. Melakukan studi kelayakan dalam empat aspek yakni aspek kelayakan organisasional, kelayakan teknis, aspek kelayakan operasional dan aspek kelayakan ekonomi.

2. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan studi yang mendalam mengenai investigasi. Pada tahap ini, analisa dilakukan tehadap hasil wawancara yang dilakukan pada tahap investigasi sistem. Analisa sistem bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan sistem. Kegiatan pada analisis sistem terdiri dari dua hal yaitu:

a. Identifikasi kebutuhan

Identifikasi kebutuhan terdiri dari beberapa aktifitas seperti deskripsi pengguna, tujuan dari pembangunan sistem informasi, dan pendeskripsian informasi-informasi yang akan ditampilkan pada sistem informasi baru. Pengguna akhir dari sistem informasi ditentukan dari tujuan awal pembangunan sistem yaitu para pekebun kelapa sawit dan kebutuhan diidentifikasi berdasarkan hasil wawancara kepada pekebun sawit meliputi informasi yang diinginkan untuk ditampilkan, fasilitas fiture apa saja yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan informasi tersebut.

b. Identifikasi kebutuhan fungsional

Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan mengenai proses-proses yang harus dikerjakan pada sistem dan informasi-informasi yang harus ada di dalam sistem. Kebutuhan fungsional ditentukan oleh pengguna sistem informasi yang diperoleh dari wawancara yang telah dilakukan. 24

3. Desain Sistem

Desain sistem merupakan kegiatan menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan dan persyaratan yang telah dianalisis. Desain sistem berfokus pada tiga aktifitas utama yaitu desain interface, desain data, dan desain proses. Desain menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pengguna, struktur database serta pemrosesan data.

a. Desain Interface Antar Muka

Desain antar muka dari suatu website dirancang dengan memperhatikan beberapa hal seperti: 1 Menentukan hubungan antar tautan yang saling terintegrasi sehingga mempermudah pengguna melakukan akses ke setiap informasi yang dibutuhkan. 2 Web dapat diakses dengan berbagai browser. 3 Tidak mengandung muatan dan penampakan grafis yang berlebihan sehingga membuat waktu muat yang panjang. 4 Mempunyai layout yang konsisten dari halaman ke halaman. 5 Terdapat fasilitas masukan dari pengguna untuk memperkaya informasi yang terkandung di dalam web.

b. Desain Basis Data

Pada sistem informasi ini digunakan basis data yang ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar dan tulisan. Tabel yang akan ditampilkan dalam bentuk elemen data, record atau berkas sesuai dengan kebutuhan pengguna. Data dan informasi diperoleh dari literatur pembudidayaan kelapa sawit. Basis data yang dipakai adalah basis data relasional. Data ditampilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga akan mempercepat informasi yang dibutuhkan dan mempermudah pengambilan keputusan.

c. Desain Proses

Desain proses dilakukan dengan melakukan proses-proses yang terjadi pada sistem informasi baik proses pengaksesan, proses pemasukan dan proses output dari sistem informasi.

4. Implementasi

Implementasi merupakan kegiatan mewujudkan desain menjadi sebuah program. Implementasi meliputi tiga hal yaitu: 25

a. Melakukan pengkodean Coding

Pengkodean dilakukan untuk mengkonversi seluruh desain menjadi perangkat sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna. Sistem informasi berbasis web pada pambudidayaan kelapa sawit dibangun dengan menggunakan Content Management Systems CMS Joomla yang berbasis pemograman PHP. Pada penyusunan konten artikel sistem informasi memakai pemograman HTML dan disimpan pada basis data. Seluruh kegiatan pemograman dan konstruksi basis data dilakukan pada sistem operasi Microsoft Windows XP professional. Pada jaringan intranet.

b. Melakukan instalasi untuk membangun sistem informasi Instalation

Setelah pengkodingan dilakukan, selanjutnya sistem diinstalasi ke jaringan internet sehingga dapat diuji aksebilitasnya.

c. Melakukan pengujian Testing

Setelah diinstal pada jaringan internet, sistem diuji kemampuan aksebilitasnya pada beberapa web browser yang popular seperti Mozila Firefox, Internet Explorer, Mozila Flock, Mozilla Wyzo, Google Crome, dan Opera.

5. Pemeliharaan Sistem

Pada tahap pemeliharaan sistem, apabila sistem telah dapat diakses, dilakukan evaluasi sehingga dihasilkan umpan balik dari pengguna akhir. Umpan balik dari pengguna akhir selanjutnya dijadikan bahan untuk pengembangan sistem. Evaluasi sistem dilakukan dengan melibatkan 27 dua puluh tujuh responden melalui pengisian kuesioner. Responden dalam evaluasi sistem ini berasal dari mahasiswa perkebunan kelapa sawit 10 orang, agronom 7 orang, dan praktisi sawit 10 orang. Kuesioner berisi pertanyaan yang berkaitan dengan penilaian responden terhadap sistem informasi terhada tampilan desain sistem, kemudahan penggunaan, kemudahan pengaksesan data, kelengkapan isi dari sistem informasi dan kejelasan informasi yang terkandung pada sistem informasi. Formulir kuesioner disajikan pada Lampiran 2.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Investigasi Sistem

Investigasi dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan dan menilai kelayakan dari sistem informasi. Investigasi permasalahan yang terjadi dilakukan dengan wawancara. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada 5 responden yang mempunyai profesi sebagai pekebun praktisi sawit di Medan, Sumatera Utara. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat permasalahan pada pencarian informasi di kalangan pekebun kelapa sawit. Informasi yang dibutuhkan oleh para pekebun kelapa sawit terdiri dari beberapa kategori, yaitu informasi umum tentang pembudidayaan kelapa sawit, teknis pelaksanaan kelapa sawit, analisis finansial kelapa sawit dan wahana komunikasi antar pekebun kelapa sawit. Kebutuhan para praktisi tersebut dapat dipenuhi dengan pembangunan sistem informasi berbasis web yang akan membantu para praktisi kelapa sawit untuk mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya. Setelah mengetahui kebutuhan langkah selanjutnya dari investigasi sistem adalah melakukan studi kelayakan untuk menilai kelayakan pengembangan suatu sistem. Studi kelayakan meliputi kelayakan teknis, kelayakan ekonomis dan kelayakan operasional.

1. Kelayakan Teknis

Sistem informasi berbasis web pada pembudidayaan kelapa sawit layak untuk dirancang dan dibangun secara teknis berdasarkan beberapa alasan seperti: a. Sistem informasi berbasis web dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan para praktisi sawit. Sistem dapat dirancang untuk menampilkan informasi umum budidaya dan petunjuk teknis budidaya, melakukan analisa finansial dan menjadi wahana forum komunikasi bagi para praktisi kelapa sawit. b. Perkembangan perangkat lunak pemograman dan penyimpanan untuk merancang sistem informasi telah memadai dan berkembang dengan baik. Hal ini membuat sistem informasi berbasis web dapat dirancang, dibangun dan dikembangkan dengan mudah dan menghasilkan sistem informasi yang handal. c. Penggunaan jaringan internet telah berkembang dengan baik. Jaringan internet di Indonesia telah dipakai dalam banyak hal seperti hiburan, proses pertukaran informasi formal maupun non formal, perdagangan dan sumber pustaka. Hal ini membuat jaringan internet telah menjangkau hampir semua daerah walaupun dalam kecepatan yang berbeda. d. Bahasa pemograman web bersifat cross platform sehingga dapat dijalankan pada banyak perangkat lunak sistem operasi operation system. e. Sistem informasi berbasis web tidak membutuhkan spesifikasi perangkat keras hardware yang tinggi sehingga dapat dioperasikan pada sebagian besar komputer. f. Informasi yang dibutuhkan dari sistem sudah tersedia meskipun masih tersebar di berbagai sumber.