Analisis Rasio Keuangan Pt. Gudang Garam Tbk Periode 2010-2014

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk

PERIODE 2010-2014

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

SELLA TANIA BR SITEPU 122101024

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : SELLA TANIA BR SITEPU

NIM : 122101024

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. GUDANG

GARAM Tbk PERIODE 2010-2014 Tanggal : ... 2015 DOSEN PEMBIMBING

NIP: 19660904 199103 1 003 Drs. Syahyunan, M.Si.

Tanggal : ... 2015 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

NIP: 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

Tanggal : ... 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

NIP: 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk PERIODE 2010-2014”.

Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada Ayahanda Alm. Selamat Niar Sitepu, terima kasih atas semangat dan dukungan selama hidup, dan terima kasih juga kepada Ibunda Sinar Pelita Br Ginting yang berjuang keras untuk masa depanku. Tidak lupa peneliti juga mengucapkan terimakasih setulusnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat membantu bagi peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(4)

5. Karo, Kak Ely dan adik Berto, terimakasih atas doa dan semangatnya. Sehat-sehat terus ya karo, sukses juga buat skripsinya ya kak, dan buat adikku semangat terus sekolahnya ya.

6. Buat Sri, Conny, Ayu, Raini, dan Tiwi terimakasih untuk semangatnya selama tiga tahun ini. Akhirnya kita Amd juga. Sukses buat kita, semoga cepat dapat kerja.

7. Kepada Agung, Wili, Irpan, dan Anwar yang telah membantu peneliti dalam hal transportasi dan semangat selama semester ini, terima kasih atas bantuannya.

8. Teman-teman D-III Manajemen Keuangan Grup A Stambuk 2012, semoga berhasil.

9. Serta berbagai pihak yang namanya tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih banyak.

Peneliti menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Peneliti berharap, laporan ini dapat berguna bagi peneliti sendiri, bagi perusahaan tempat melakukan penelitian, maupun kepada masyarakat pada umumnya.

Medan, Juni 2015 Peneliti


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6

A. Sejarah Singkat PT. Gudang Garam Tbk ... 6

B. Struktur Organisasi PT. Gudang Garam Tbk ... 8

C. Tujuan dan Motif PT. Gudang Garam Tbk ... 11

D. Analisis Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Gudang Garam Tbk... 11

BAB III PEMBAHASAN ... 13

A. Laporan Keuangan Perusahaan ... 13

B. Analisis Laporan Keuangan ... 25

C. Analisis Rasio Keuangan ... 29

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50


(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Laporan Neraca PT. Gudang Garam Tbk Untuk Tahun

Berakhir 31 Desember 2010-2014... 19

3.2 Laporan Neraca PT. Gudang Garam Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2010-2014... 20

3.3 Laporan Laba Rugi PT. Gudang Garam Tbk Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2010-2014... 23

3.4 Current Ratio Periode 2010-2014... 33

3.5 Quick Ratio Periode 2010-2014... 34

3.6 Cash Ratio Periode 2010-2014... 35

3.7 Debt Ratio Periode 2010-2014... 36

3.8 Debt to Equity Ratio Periode 2010-2014... 37

3.9 Long Term Debt to Equity Ratio Periode 2010-2014... 38

3.10 Time Interest Earned Periode 2010-2014... 39

3.11 Receivable Turnover Periode 2010-2014... 40

3.12 Inventory Turnover Periode 2010-2014... 41

3.13 Working Capital Turnover Periode 2010-2014... 42

3.14 Fixed Asset Turnover Periode 2010-2014... 43

3.15 Asstes Turnover Periode 2010-2014... 43

3.16 Profit Margin on Sales Periode 2010-2014... 45

3.17 Return on Investment Periode 2010-2014... 46

3.18 Return on Equity Periode 2010-2014... 47 3.19 Ringkasan Perhitungan Rasio Keuangan


(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(8)

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:3), “Laporan keuangan (financial statement) dapat mengungkapkan dan menginformasikan empat aktivitas perusahaan (business) perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi”. Adapun fungsi laporan keuangan antara lain, menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas), menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan ini tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi, karena


(9)

secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Dalam menganalisis laporan keuangan, biasanya menggunakan rasio keuangan. Manajer keuangan harus menyadari bahwa rasio keuangan pada dasarnya tidak memiliki nilai uang yang sebenarnya, tetapi merupakan perbandingan dua angka yang memiliki nilai. Oleh karena itu, rasio keuangan hanya merupakan suatu petunjuk atau suatu indikasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, namun tidak merupakan gambaran lengkap mengenai kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Mengingat hal itu maka manajer keuangan harus berhati-hati dalam melakukan penafsiran terhadap rasio keuangan tersebut.

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:36), “Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks”. Pengertian rasio itu hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical


(10)

terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.

PT. Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan industri yang memproduksi rokok kretek. Dengan pengalaman panjang dan didukung kemampuan profesional serta teknologi tinggi, PT. Gudang Garam Tbk selalu berupaya menghadirkan merek-merek berkualitas tinggi yang dapat memenuhi harapan dan kepuasan konsumennya. Seperti perusahaan-perusahaan lain pada umumnya, tujuan didirikannya PT. Gudang Garam Tbk dalam jangka pendek adalah untuk memperoleh laba. Karena keberhasilan suatu perusahaan secara umum diukur dari tingkat perolehan laba. Oleh karena itu, PT. Gudang Garam Tbk harus mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya dan fasilitas yang dimiliki seefisien mungkin.

Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data-data tentang perubahan-perubahan terjadi dalam jumlah rupiah dan persentase, maka beberapa rasio keuangan akan membantu dalam menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut antara lain: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan hasilnya akan peneliti tuangkan dalam bentuk Laporan Tugas Akhir yang berjudul: “ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk PERIODE 2010-2014”.


(11)

B. Perumusan Masalah

Rasio keuangan merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Dengan menggunakan rasio keuangan, maka dapat dianalisis baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Dari uraian tersebut, peneliti mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini, yaitu:

1. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya selama periode 2010-2014?

2. Bagaimana kemampuan perusahaan mendanai kegiatan usahanya selama periode 2010-2014?

3. Bagaimana kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva perusahaan selama periode 2010-2014?

4. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode 2010-2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya selama periode 2010-2014.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya selama periode 2010-2014.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva perusahaan selama periode 2010-2014.


(12)

4. Untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode 2010-2014.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam perhitungan laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan dan untuk menentukan kebutuhan manajemen dalam rangka mengambil keputusan dimasa yang akan datang dan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.

2. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini akan menambah pengetahuan peneliti mengenai perhitungan rasio keuangan dan mengapa laporan keuangan itu penting bagi perusahaan.

b. Penelitian ini merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan studi jenjang Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai informasi untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan yang dianalisis dan dievaluasi berdasarkan rasio keuangan.


(13)

A. Sejarah Singkat PT. Gudang Garam Tbk

PT. Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal berdirinya, PT. Gudang Garam Tbk merupakan industri rumahan yang memproduksi rokok kretek yang bernama SKL dan SKT. Karena permintaan pasar yang kian meningkat, akhirnya pada tahun 1960 dibukalah cabang di Gurah, yang letaknya 13 km dari kota Kediri yang pada saat itu masih mempekerjakan 200 orang karyawan. Pada tahun 1968, tepatnya bulan September didirikan unit produksi yang bernama Unit I dan Unit II di atas lahan seluas 1000 meter persegi guna mengiringi perkembangan usaha yang kian meningkat. Tak lama dari itu, PT. Gudang Garam Tbk yang awalnya merupakan industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang makin lama semakin tinggi, PT. Gudang Garam Tbk resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah yang membuat PT. Gudang Garam Tbk semakin kokoh.

Untuk membantu pengembangan produksinya, PT. Gudang Garam Tbk lantas memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan rokok kreteknya, yakni dengan mengembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tak berhenti sampai di situ, PT. Gudang Garam Tbk juga mampu mencatatkan


(14)

sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT menjadi Perusahaan Terbuka.

Produk yang dihasilkan PT. Gudang Garam Tbk juga lebih bervariasi, hal ini dibuktikan dengan produksi rokok kretek mild pada tahun 2002 yang merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan dengan perluasan wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten dan Kota Kediri saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan.

Hingga saat ini PT. Gudang Garam Tbk tetap menjadi pilihan utama pecinta rokok kretek di tanah air. Tak hanya mencukupi produksi dalam negeri saja, tetapi PT. Gudang Garam Tbk juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia, Brunei dan Jepang. Dengan total lebih dari 20 jenis produk yang dikeluarkan PT. Gudang Garam Tbk telah cukup membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia. Beberapa produk PT. Gudang Garam Tbk yang terkenal yakni Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG Surya, GG Mild dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan PT. Gudang Garam Tbk menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga tahun 1966 dan Piala Dunia tahun 2010, PT. Gudang Garam Tbk nantinya akan mampu menembus pasar internasional.

PT. Gudang Garam Tbk memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. PT. Gudang Garam Tbk mengoperasikan fasilitas percetakan kemasan rokok, dan disamping itu juga memiliki empat anak perusahaan yang sudah beroperasi, yaitu:


(15)

1. PT. Surya Pamenang, produsen kertas karton untuk kemasan rokok. 2. PT. Surya Madistrindo, distribusi tunggal produk Perseroan.

3. PT. Surya Air, penyedia layanan jasa penerbangan tidak terjadwal. 4. PT. Graha Surya Media, penyedia jasa hiburan.

Adapun visi dari PT. Gudang Garam Tbk adalah menjadi perusahaan terkemuka kebanggaan nasional yang bertanggung jawab dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, serta manfaat bagi segenap pemangku kepentingan secara berkesinambungan.

PT. Gudang Garam Tbk pertama kali mencatatkan sahamnya melalui penawaran umum perdana pada bulan Juni tahun 1990, penerbitan saham terakhir dilaksanakan pada bulan Mei tahun 1996, yaitu melalui pemecahan nilai nominal saham (stock split) dan pengeluaran satu saham bonus untuk setiap saham yang beredar. Hasil dari semua transaksi penjualan saham dimanfaatkan sesuai keperluan saat itu, yakni untuk memperkuat posisi modal perusahaan.

B. Struktur Organisasi PT. Gudang Garam Tbk

Struktur organisasi yang dianut oleh PT. Gudang Garam Tbk adalah struktur organisasi garis. Dimana dewan komisaris sebagai badan noneksekutif yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dan berperan mengawasi manajemen perusahaan. Perusahaan dipimpin dan dikelola oleh Direksi yang beranggotakan sedikitnya tiga orang. Salah seorang di antaranya ditunjuk menjadi Presiden Direktur. Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan lima tahun dan disetujui di Rapat Umum Pemegang Saham. Direksi tidak diperkenankan merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan


(16)

perusahaan, kecuali atas persetujuan Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham.

Dewan komisaris melakukan rapat berkala setiap triwulan untuk membahas kebijakan strategis dan realisasinya. Pertemuan anggota Direksi dijadwalkan setiap triwulan sedangkan pertemuan koordinasi kerja antar direktorat terkait dilakukan setiap bulan. Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi dapat dilakukan setiap saat bilamana ada hal-hal yang segera memerlukan suatu keputusan. Kehadiran anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam pertemuan yang terjadwal hampir 100% sedangkan pertemuan/rapat lainnya terjadi dengan kehadiran rata-rata diatas 50%. Remunerasi anggota Dewan Komisaris ditetapkan dengan berkonsultasi dengan Dewan Komisaris.

Dalam perusahaan juga ada komite audit yang merupakan komite independen yang anggotanya ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Sedangkan sekretaris perusahaan bertugas memastikan agar PT. Gudang Garam Tbk senantiasa mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh badan otoritas pasar modal. Dan yang terakhir adalah karyawan, pada saat ini jumlah karyawan PT. Gudang Garam Tbk mencapai lebih dari 41.000 karyawan yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.


(17)

(18)

Surya Wonowidjojo meninggal dunia pada 28 Agustus 1985 dengan meninggalkan kesan yang sangat mendalam bukan hanya di mata karyawannya, namun juga di hati masyarakat Kediri dan sekitarnya. Beliau menjadi seorang panutan yang memberikan nilai-nilai luhur bagi perusahaan, yang dituangkan dalam Catur Dharma Perusahaan, yaitu:

1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan.

2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.

3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.

4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

PT. Gudang Garam Tbk memandang bahwa implementasi tanggung jawab sosial merupakan kesempatan untuk memastikan bahwa PT. Gudang Garam Tbk dan masyarakat dapat tumbuh bersama dan saling mendukung.

D. Analisis Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Gudang

Garam Tbk

Perencanaan bauran pemasaran harus menjadi suatu proses yang runtut dengan memperhatikan kondisi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Keberhasilan dari program pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tergantung pada bagaimana perusahaan dapat menyusun program pemasaran yang benar-benar efektif dan efisien bagi pelaksanaan pemasaran produknya.

Penerapan bauran pemasaran pada PT. Gudang Garam Tbk Kediri yang pertama produk, karena semakin ketatnya persaingan khususnya produk rokok


(19)

sehingga perusahaan harus mampu menjaga kualitas bahan baku. Melalui proses produksi yang ada perusahaan berusaha untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. PT. Gudang Garam Tbk Kediri merupakan perusahaan yang memproduksi rokok kretek dengan tujuan produk yang diproduksi dapat dinikmati oleh seluruh lapisan konsumen.

PT. Gudang Garam Tbk Kediri merupakan perusahaan yang memproduksi rokok kretek dengan selalu mengedepankan kualitas produk yang diproduksi, dimana hal tersebut dapat diketahui dari pemilihan tembakau sebagai bahan utama rokok. Selain itu untuk mendapatkan produk yang berkualitas perusahaan juga mengimport tembakau dari luar negeri yaitu RRC dan Amerika. Hal tersebut sangat jelas bahwa perusahaan sangat memperhitungkan kualitas produk agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.


(20)

A. Laporan Keuangan Perusahaan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010:66), “Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut tentunya.

Laporan keuangan menyediakan sumber informasi yang dapat diandalkan untuk analisis tersebut. Laporan keuangan mengungkapkan bagaimana perusahaan memperoleh sumber dayanya (pendanaan), dimana dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan (investasi), dan seberapa efektif penggunaan sumber daya tersebut (profitabilitas operasi).

Banyak individu dan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk menilai prospek perusahaan untuk keputusan investasi dan pinjaman. Dewan direksi, sebagai perwakilan investor, menggunakannya untuk memonitor keputusan dan tindakan manajer. Pegawai dan serikat kerja menggunakan laporan keuangan dalam negoisasi tenaga kerja. Pemasok menggunakan laporan keuangan untuk menentukan ketentuan kredit. Penasihat investasi dan mediator informasi menggunakan laporan keuangan dalam pembuatan rekomendasi beli-jual dan


(21)

dalam pemeringkatan kredit. Bankir investasi (investment banker) menggunakan laporan keuangan untuk menentukan nilai perusahaan dalam IPO, merger, dan akuisisi.

Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum, dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Investor atau pemilik atau penanam modal (pada perusahaan berbentuk Perseroan disebut Pemegang Saham) mempunyai kepentingan dalam mengetahui potensi modal yang ditanamkan ke dalam perusahaan guna menghasilkan pendapatan (pendapatan yang diterima pemegang saham adalah dividen). Kreditor berkepentingan dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan, dan pemerintah (khususnya instansi pajak) berkepentingan dalam penentuan beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

Bagi investor dan kreditor laporan keuangan memberikan informasi yang relevan (historis dan kualitatif) mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Di samping ketiga pihak tersebut, ada pengguna lain dari laporan keuangan, yaitu karyawan, pelanggan, dan masyarakat. Karyawan tertarik pada informasi stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Pelanggan berkepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat perlu informasi mengenai kecendrungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Pemakai laporan keuangan memerlukan informasi yang memadai untuk mengevaluasi kekuatan keuangan perusahaan dan distribusi kepemilikan (pemegang saham) perusahaan. Tujuan lain yang terkait dari laporan keuangan


(22)

adalah memberikan informasi yang dapat membantu memberi gambaran kemampuan perusahaan untuk membiayai operasi atau kegiatan perusahaan tanpa menderita kerugian, memberi gambaran kemampuan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo, dan memberi gambaran kemampuan mendapatkan tambahan dana dari investor maupun kreditor.

Pemakai laporan keuangan biasanya ingin dapat membandingkan prestasi antar perusahaan dalam kegiatan usaha sejenis (dalam industri yang sama), dan juga membandingkan kinerja perusahaan yang sama (perusahaan itu sendiri) untuk periode laporan yang berbeda.

Kebanyakan laporan tahunan perusahaan (laporan keuangan) mencakup tiga unsur, yaitu uraian, ilustrasi gambar, dan angka-angka. Secara umum, uraian biasanya singkat dan mudah dimengerti. Gambar-gambar berguna terutama untuk membuat penampilan lebih menarik. Angka-angka adalah bagian yang paling sulit bagi pembaca untuk mengerti dan memahaminya.

2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

a. Neraca

Menurut Kasmir (2010:67), “Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu”. Artinya, dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya


(23)

satu tahun. Namun neraca juga dapat dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen untuk dalam kondisi perusahaan pada saat tertentu

Secara garis besar, komponen neraca dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Aktiva lancar terdiri dari:

a. Kas

b. Rekening pada bank (rekening giro dan rekening tabungan) c. Deposito berjangka (time deposit)

d. Surat-surat berharga (efek-efek) e. Piutang

f. Pinjaman yang diberikan g. Persediaan

h. Biaya yang dibayar di muka

i. Pendapatan yang masih harus diterima, dan j. Aktiva lancar lainnnya

2) Aktiva tetap terdiri dari:

a. Aktiva tetap berwujud, yaitu: 1. Tanah

2. Mesin 3. Bangunan 4. Peralatan 5. Kendaraan


(24)

7. Aktiva tetap lainnya

b. Aktiva tetap tidak berwujud yaitu: 1. Goodwill

2. Hak cipta 3. Lisensi, dan 4. Merek dagang

3) Aktiva lainnya terdiri antara lain: a. Gedung dalam proses b. Tanah dalam penyelesaian c. Piutang jangka panjang d. Uang jaminan

e. Uang muka investasi, dan f. Lainnya

Kemudian komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva sebagai berikut:

1) Utang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari: a. Utang dagang

b. Utang wesel c. Utang bank d. Utang pajak

e. Biaya yang masih harus dibayar f. Utang sewa guna usaha


(25)

h. Utang gaji, dan i. Utang lancar lainnya

2) Utang jangka panjang terdiri dari: a. Utang hipotek

b. Utang obligasi

c. Utang bank jangka panjang, dan d. Utang jangka panjang lainnya 3) Ekuitas terdiri dari:

a. Modal saham b. Agio saham c. Laba ditahan

d. Cadangan laba, dan e. Modal sumbangan


(26)

Tabel 3.1

PT. GUDANG GARAM Tbk LAPORAN NERACA

UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

AKTIVA Aktiva Lancar -Kas

-Piutang -Persediaan

-Pajak dibayar dimuka -Beban dibayar dimuka -Aset lancar lainnya

Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar -Investasi pada

perusahaan asosiasi -Aktiva tetap, bersih

-Goodwill

-Aktiva pajak tangguhan, bersih -Pajak penghasilan

dibayar dimuka -Aktiva tidak lancar

lainnya

Jumlah Aktiva Tidak Lancar TOTAL AKTIVA 1.249.249 915.004 20.174.168 109.593 310.489 149.790 22.908.293 9.271 7.406.632 6.083 6.083 - 411.400 7.833.386 30.741.679 1.094.895 923.522 28.020.017 141.185 101.482 100.653 30.381.754 - 8.189.881 - 37.597 - 479.473 8.706.951 39.088.705 1.285.799 1.382.539 26.649.777 186.623 140.784 308.499 29.954.021 - 10.389.326 - 43.901 - 1.122.077 11.555.304 41.509.325 1.404.108 2.196.086 30.241.368 267.241 214.580 281.078 34.604.461 - 14.788.915 - 58.145 - 1.318.730 16.165.790 50.770.251 1.588.110 1.532.275 34.739.327 92.747 242.247 337.894 38.532.600 - 18.973.272 - 65.733 44.591 604.404 19.688.000 58.220.600


(27)

Tabel 3.2

PT. GUDANG GARAM Tbk LAPORAN NERACA

UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar -Pinjaman jangka pendek -Hutang Usaha -Hutang Pajak -Hutang Cukai & PPN

Rokok

-Beban masih harus dibayar

-Kewajiban lancar lain-lain -Beban akrual Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar -Kewajiban Imbalan Pasca Kerja -Kewajiban pajak tangguhan, bersih Jumlah Kewajiban Tidak Lancar Hak Minoritas

-Modal saham, nilai nominal Ekuitas -Agio saham -Selisih transaksi dengan pihak nonpengendali -Saldo laba -Kepentingan nonpengendali Jumlah Ekuitas Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas 2.683.654 375.048 161.323 4.962.877 51.678 247.353 - 8.481.933 644.008 295.462 939.470 123.114 962.044 53.700 - 20.181.418 - 21.197.162 30.741.679 6.163.978 1.515.811 101.094 5.453.491 - 216.353 83.592 13.534.319 759.206 244.252 1.003.458 - 962.044 53.700 - 23.382.278 152.906 24.550.928 39.088.705 8.164.350 457.633 30.644 4.765.268 - 283.435 100.987 13.802.317 881.200 220.095 1.101.295 - 962.044 53.700 (13.109) 25.471.948 131.130 26.605.713 41.509.325 12.978.791 798.434 48.816 5.716.498 - 362.878 189.163 20.094.580 - 1.022.904 236.496 1.259.400 - 962.044 53.700 (13.109) 28.261.414 152.222 29.416.271 50.770.251 18.147.298 989.169 166.475 3.882.071 - 303.358 294.763 23.783.134 - 886.301 322.445 1.208.746 - 962.044 53.700 (13.109) 32.090.712 135.373 33.228.720 58.220.600


(28)

b. Laporan Laba Rugi

Menurut Sjahrial dan Purba (2008:122), “Laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan dan beban/biaya perusahaan dalam periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut”. Dalam prakteknya, laporan laba rugi disusun dalam bentuk tunggal (single step) dan dalam bentuk majemuk (multiple step).

Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, utang dan modal, maka laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu.

Laporan laba rugi memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan di samping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode. Kemudian melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya) dalam periode yang sama.

Berikut ini beberapa komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi, antara lain:

1) Penjualan (Pendapatan) 2) Harga Pokok Penjualan (HPP) 3) Laba Kotor


(29)

a) Biaya umum b) Biaya penjualan c) Biaya sewa

d) Biaya administrasi, dan e) Biaya operasi lainnya 5) Laba Kotor Operasional 6) Penyusutan (Depresiasi) 7) Pendapatan Bersih Operasi 8) Pendapatan Lainnya

9) Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) 10) Biaya bunga terdiri dari:

a) Bunga wesel b) Bunga bank c) Bunga hipotek d) Bunga obligasi e) Bunga lainnya

11) Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 12) Pajak

13) Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax) 14) Laba per lembar saham (Earning per Share)


(30)

Tabel 3.3

PT. GUDANG GARAM Tbk LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2011-2014 (dalam jutaan rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014

Pendapatan Beban Pokok Penjualan Laba Kotor -Pendapatan lainnya -Beban usaha -Beban lainnya -Rugi kurs, bersih

Laba Usaha -Beban bunga Laba sebelum pajak penghasilan -Beban pajak penghasilan Laba /Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Laba /Total pendapatan komprehensif yang dapat didistribusikan kepada: -Pemilik entitas induk -Kepentingan nonpengendali -Laba bersih anak

perusahaan

Laba Bersih

Laba per saham

(dalam rupiah penuh) -Laba Usaha -Laba Bersih 37.691.997 (28.826.410) 8.865.587 21.877 (1.833.402) (1.174.324) (10.157) 5.869.581 (238.285) 5.631.296 (1.416.507) 4.214.789 - - (68.507) 4.146.282 3.044 2.155 41.884.352 (31.754.984) 10.129.368 46.322 (3.290.726) (4.511) (12.480) 6.867.973 (253.002) 6.614.971 (1.656.869) 4.958.102 4.894.057 64.045 - 4.958.102 2.544 49.028.696 (39.843.974) 9.184.722 73.299 (3.177.516) (37.166) (17.658) 6.025.681 (495.035) 5.530.646 (1.461.935) 4.068.711 4.013.758 54.953 - 4.068.711 2.086 55.436.954 (44.563.096) 10.873.858 62.080 (4.224.052) (7.199) (12.965) 6.691.722 (755.518) 5.936.204 (1.552.272) 4.383.932 4.328.736 55.196 - 4.383.932 2.250 65.185.850 (51.806.284) 13.379.566 67.845 (4.854.713) (31.742) 16.700 8.577.656 (1.371.811) 7.205.845 (1.810.552) 5.395.293 5.368.568 26.725 - 5.395.293 2.790


(31)

c. Laporan Perubahan Modal

Menurut Kasmir (2010:68), “Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini”. Kemudian laporan juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.

d. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010:68), “Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan”. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.

e. Laporan Arus Kas

Menurut Kasmir (2010:68), “Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan”. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

Untuk mengklasifikasi perubahan-perubahan di dalam akun neraca pertama-tama kita harus menelaah definisi empat bagian laporan arus kas, yaitu: 1) Kas termasuk kas dan surat berharga sangat likuid dalam jangka pendek, juga


(32)

2) Aktivitas operasi termasuk mengirim barang untuk dijual dan memberikan jasa layanan, dan pengaruh kas oleh transaksi lain ikut menentukan pendapatan.

3) Aktivitas investasi termasuk memperoleh dan menjual surat berharga yang tidak setara dengan kas dan aktiva produktif yang memberikan manfaat untuk periode jangka panjang dan memberikan pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman.

4) Aktivitas pendanaan termasuk pinjaman dari kreditur dan pengembalian pokok pinjaman dan memperoleh sumber dana dari pemilik dan mengembalikan investasinya.

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Subramanyam dan Wild (2008:4), “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umun dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis. Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian ahli, namun menyediakan dasar yang sistematis dan efektif untuk analisis bisnis.

Analisis laporan keuangan merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari analisis bisnis. Tujuan analisis bisnis adalah meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan mengevaluasi informasi yang tersedia tentang situasi


(33)

keuangan perusahaan, manajemen, rencana dan strategi, serta lingkungan bisnisnya. Analisis bisnis diterapkan dalam banyak bentuk dan merupakan suatu bagian penting dari keputusan analisis efek, penasihat investasi, manajer pendanaan (fund manager), bankir investasi (investment banker), pemeringkat kredit (credit raters), bankir korporasi (corporate bankers), dan investor individual.

2. Alat Analisis Laporan Keuangan

a. Alat Analisis (Khusus)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:33), “Teknik dan alat analisis (khusus) dibahas satu persatu pada bab berikutnya, seperti analisis laba kotor (Gross profit analysis), analisis impas (Break even point analysis-BEP), analisis DuPont (DuPont Analysis), analisis anggaran modal (Capital Budgeting analysis), analisis modal kerja (Working Capital Analysis), analisis sewa guna usaha (Leasing Analysis) dan analisis pendanaan jangka panjang (funding long term analysis)”. b. Alat Analisis (Umum)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:33), terdapat alat penting untuk analisis keuangan, yaitu:

1) Analisis laporan keuangan komparatif (comparative analysis)

Analisis laporan keuangan komparatif (comparative financial statement analysis) merupakan teknik analisis dengan cara menelaah laporan neraca, laporan rugi-laba atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis laporan keuangan komparatif disebut juga analisis horizontal


(34)

karena saat kita menelaah laporan komparatif kita menganalisis saldo akun atau pos dari kiri ke kanan (dan atau dari kanan ke kiri). Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren (trend) atas akun atau pos yang saling terkait.

Terdapat dua teknik analisis laporan keuangan komparatif:

a) Analisis perubahan tahun ke tahun (year to year change analysis) adalah perbandingan laporan keuangan selama periode dekat atau tiga tahun untuk melihat dan melakukan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap pos atau akun. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam angka absolute dan persentase.

Ada empat aturan yang perlu dipahami, yaitu:

1. Jika jumlah-jumlah negatif muncul di tahun awal atau tahun dasar dan jumlah positif di tahun berikutnya (atau sebaliknya), kita tidak dapat menghitung perubahan persentase yang bermakna.

2. Jika di tahun awal (tahun dasar) jumlahnya kecil, perubahan persentase dapat dihitung namun angka persentase tersebut diinterpretasikan dengan hati-hati.

3. Jika ada jumlah untuk tahun awal atau tahun dasar, tidak ada perubahan persentase yang dapat dihitung.

4. Jika sebuah akun atau pos memiliki nilai pada tahun awal atau tahun dasar dan kosong di tahun berikutnya, penurunannya adalah 100 persen.

b) Analisis tren angka indeks (tren index analysis) memerlukan tahun dasar untuk seluruh pos, dimana angkanya diberi angka index 100 persen.


(35)

Angka index tahun sekarang = saldo tahun sekarang

saldo tahun dasar x 100%

2) Analisis laporan keuangan berukuran sama (common size analysis)

Analisis laporan keuangan berukuran sama (common size financial statement analysis) bertujuan untuk melihat struktur daftar neraca dan daftar rugi-laba untuk pos tertentu terhadap sub total dan atau total pos tersebut yang dinyatakan dalam persentase saja. Untuk neraca sub total atau total diberikan nilai 100 persen, untuk rugi-laba, penjualan bersih diberikan nilai 100 persen.

Analisis common size disebut juga analisis vertikal karena evaluasi pos tertentu terhadap sub total atau total pos tersebut dilakukandari atas kebawah untuk laporan neraca, sedangkan untuk laporan rugi-laba dilakukan dari bawah ke atas.

3) Analisis rasio (ratio analysis)

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu analisis paling populer dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks.

Analisis rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang saling terkait dan berhubungan secara ekonomis.

4) Analisis laporan arus kas (cash flow statement analysis)

Analisis laporan arus kas adalah sangat sulit untuk merumuskan analisis arus kas standar, karena kondisi perusahaan berbeda satu sama lain. Namun


(36)

demikian kunci utama analisis arus kas terletak pada menetapkan sumber dan penggunaan kas itu sendiri.

Saat menganalisis sumber dan penggunaan kas, analisis harus berfokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut:

a) Apakah penggantian atau pembelian aktiva tetap berasal dari dana internal atau external?

b) Jika perusahaan melakukan expansi ataupun mengakuisisi bisnis, dari manakah sumber pendanaannya?

c) Apakah kebijakan perusahaan tentang pembayaran deviden sangat sensitif terhadap arus kas?

d) Apakah perusahaan bergantung pada pendanaan external?

C. Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada akhir suatu periode setiap perusahaan akan melihat kinerja perusahaan yang dijalankan oleh manajemennya. Salah satu cara yang terpenting untuk melihat kinerja manajemen adalah dari laporan keuangan yang telah disusun pada periode yang bersangkutan.

Dalam laporan keuangan akan terlihat aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan tersebut dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti, apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Caranya dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau


(37)

antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan.

Menurut Van Horne dalam Kasmir (2010:93), “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2010:93), “Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

Secara garis besar dapat dikemukakan rasio keuangan perusahaan sangat berguna bagi pemangku kepentingan (stakeholders) sesuai dengan kepentingan masing-masing. Pemangku kepentingan dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Manajemen, yaitu pihak yang diberi kepercayaan untuk mengelola sumber

daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Seluruh rasio keuangan yang ada dapat diijadikan untuk mengetahui sejauh mana kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.


(38)

2) Kreditor dan kreditor potensil, sebagai pihak yang menyediakan sumber pembiayaan perusahaan dalam bentuk utang perusahaan yang harus dikembalikan kepada mereka sesuai dengan perjanjian baik tentang jumlah dan waktunya. Mereka dapat dikelompokkan sebagai kreditor jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi/menilai debitur (perusahaan yang dinilai) tentang kemampuan mengembalikan/melunasi kewajiban keuangannya tepat waktu. Demikian juga para calon pemberi kredit akan memanfaatkan informasi rasio-rasio keuangan perusahaan untuk memutuskan memberi atau menolak kredit yang diajukan oleh perusahaan.

3) Pemegang saham dan pemegang saham potensil, sebagai pemilik perusahaan atau yang potensil tentu mereka sangat berkepentingan mengetahui kondisi perusahaan. Sejauh mana perusahaan memanfaatkan sumber daya dan capaian yang diperoleh saat ini apakah telah sesuai dengan harapan mereka. Rasio-rasio tersebut dapat digunakan untuk membantu prediksi nilai saham dan risiko yang lazim disebut dengan risiko dan hasil (risk and return) yang akan diterima/ditanggung dimasa yang akan datang oleh pemilik saham.

4) Pemerintah, untuk mengetahui/memprediksi pajak yang akan diterima pemerintah dan kepentingan lainnya.

5) Karyawan, untuk mengetahui kemajuan dan keberlangsungan masa depan perusahaan.

Masing-masing pemangku kepentingan diluar manajemen akan memanfaatkan rasio-rasio diatas sesuai dengan kepentingannya, seperti pemasok


(39)

material dan kreditor atas pinjaman jangka pendek lainnya serta kreditor jangka panjang akan berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan memperhatikan likuiditas perusahaan.

Bagi kreditor jangka panjang disamping likuiditas juga memperhatikan struktur modal perusahaan dan kemampuan perusahaan operasional untuk memenuhi pelunasan pokok pinjaman dan beban bunga. Tentu sangat berbeda juga dengan pemegang saham yang sangat berkepentingan pada tingkat pengembalian saham biasa sebagai bagian laba untuk pemilik modal dan rasio-rasio penilaian pasar yang menunjukkan sejauh mana para investor di pasar menilai kinerja perusahaan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas (Likuidity Ratio)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:37), “Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancar) pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar”. Semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik artinya aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. Akan tetapi terlalu tinggi rasio ini juga tidak baik, karena perusahaan tidak dapat mengelola aktiva lancar dengan efektif.


(40)

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Kasmir (2010:111), “Rasio lancar (current ratio ) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.

Current Ratio= ������� ����� ������� �����������

Adapun cara perhitungan current ratio dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini:

Tabel 3.4

PT. Gudang Garam Tbk

Current Ratio Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Aktiva Lancar

(Rp. Juta)

Hutang Lancar

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 22.908.293 8.481.933 270,08

2011 30.381.754 13.534.319 224,48

2012 29.954.021 13.802.317 217,02

2013 34.604.461 20.094.580 172,21

2014 38.532.600 23.783.134 162,02

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun mengalami penurunan pada tahun 2010 karena jumlah aktiva lancarnya meningkat, dan pada tahun 2012 sampai 2014 jumlah hutang lancar pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan.

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menurut Kasmir (2010:111), “Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan


(41)

perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory)”.

Quick Ratio=������� ����� −�������� � ������� �����������

Adapun cara perhitungan quick ratio dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.5

PT. Gudang Garam Tbk

Quick Ratio Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Aktiva Lancar

(Rp. Juta)

Persediaan (Rp. Juta)

Hutang Lancar (Rp. Juta)

Rasio (%)

2010 22.908.293 20.174.168 8.481.933 32,23 2011 30.381.754 28.020.017 13.534.319 17,45 2012 29.954.021 26.649.777 13.802.317 23,94 2013 34.604.461 30.241.368 20.094.580 21,71 2014 38.532.600 34.739.327 23.783.134 15,95 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk sanggup untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Namun sempat menurun pada tahun 2011, 2013, dan 2014. Hal ini disebabkan karena jumlah hutang lancar pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Menurut Kasmir (2010:111), “Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.


(42)

Cash Ratio=���ℎ+���������� ���������� ������� �����������

Adapun cara perhitungan cash ratio dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.6

PT. Gudang Garam Tbk

Cash Ratio Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Kas

(Rp. Juta)

Surat Berharga

Hutang Lancar

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 1.249.249 0 8.481.933 14,73

2011 1.094.895 0 13.534.319 8,09

2012 1.285.799 0 13.802.317 9,32

2013 1.404.108 0 20.094.580 6,99

2014 1.588.110 0 23.783.134 6,68

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan kas. Sama seperti quick ratio, pada cash ratio juga mengalami penurunan di tahun 2011, 2013, dan 2014 disebabkan karena jumlah hutang lancar pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

b. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:37), “Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi”. Semakin kecil rasio ini adalah semakin baik (terkecuali rasio kelipatan bunga yang dihasilkan) karena kewajiban jangka panjang lebih sedikit dari modal dan atau aktiva. Dan juga kewajiban jangka panjang yang besar memiliki konsekuensi beban bunga yang besar pula.


(43)

Rasio solvabilitas antara lain: 1) Debt to Assets Ratio (Debt Ratio)

Menurut Kasmir (2010:112), “Debt to assets ratio atau debt ratio

merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva”.

Debt Ratio=Total �����������

Total �����

Adapun cara perhitungan debt ratio dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.7

PT. Gudang Garam Tbk

Debt Ratio Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Kewajiban

(Rp. Juta)

Aktiva

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 9.421.403 30.741.679 30,65

2011 14.537.777 39.088.705 37,19

2012 14.903.612 41.509.325 35,90

2013 21.353.980 50.770.251 42,06

2014 24.991.880 58.220.600 42,93

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tidak sampai 50% jumlah aktiva pada PT. Gudang Garam Tbk yang dibiayai dengan hutang ataupun modal yang berasal dari kreditur. Hal ini berarti PT. Gudang Garam Tbk tidak sepenuhnya bergantung pada hutang ataupun kreditur dalam menjalankan usahanya.


(44)

2) Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2010:112), “Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas”. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Debt to Equity Ratio=Total Total �������� ���������

Adapun cara perhitungan debt to equity ratio dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8

PT. Gudang Garam Tbk

Debt to Equity Ratio

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Kewajiban

(Rp. Juta)

Ekuitas

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 9.421.403 21.197.162 44,45

2011 14.537.777 24.550.928 59,21

2012 14.903.612 26.605.713 56,02

2013 21.353.980 29.416.271 72,59

2014 24.991.880 33.228.720 75,21

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri.

3) Long Term Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2010:112), “Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan


(45)

utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Long Term Debt to Equity Ratio =���� �������� ������

Adapun cara perhitungan long term debt to equity ratio dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.9

PT. Gudang Garam Tbk

Long Term Debt to Equity Ratio

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah) Tahun

Kewajiban Jangka Panjang

(Rp. Juta)

Ekuitas

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 939.470 21.197.162 4,43

2011 1.003.458 24.550.928 4,09

2012 1.101.295 26.605.713 4,14

2013 1.259.400 29.416.271 4,28

2014 1.208.746 33.228.720 3,64

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya PT. Gudang Garam Tbk mampu menjamin hutang jangka panjangnya dengan menggunakan modal sendiri.

4) Time Interest Earned

Menurut Weston dalam Kasmir (2010:112), “Time interest earned

merupakan rasio untuk mencari perolehan bunga”. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio.


(46)

Adapun cara perhitungan time interest earned dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini:

Tabel 3.10

PT. Gudang Garam Tbk

Time Interest Earned Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Usaha

(Rp. Juta)

Beban Bunga

(Rp. Juta) Rasio

2010 5.857.861 238.285 24,58 kali

2011 6.867.973 253.002 27,15 kali

2012 6.025.681 495.035 12,17 kali

2013 6.691.722 755.518 8,86 kali

2014 8.577.656 1.371.811 6,25 kali

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu untuk memenuhi beban bunga setiap tahunnya. Namun pada tahun 2012, 2013, dan 2014 mengalami penurunan karena beban bunga pada tahun-tahun tersebut mengalami kenaikan.

c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:37), “Rasio aktivitas (activity ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan memanfaatkan aktiva yang dimiliki dalam memperoleh penghasilan melalui penjualan”. Mengenai rasio aktivitas tidak semata-mata mengukur tinggi rendahnya rasio yang dihitung untuk mengetahui baik atau tidaknya keuangan perusahaan. Hal ini dipahami karena rasio aktivitas untuk mengukur kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk mencapai target atau sasaran yang telah ditentukan.


(47)

1) Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Menurut Kasmir (2010:113), “Perputaran piutang (receivable turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode”. Makin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik.

Receivable Turnover=����������������������

Adapun cara perhitungan receivable turnover dapat dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

PT. Gudang Garam Tbk

Receivable Turnover Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Penjualan

(Rp. Juta)

Piutang Usaha

(Rp. Juta) Rasio

2010 37.691.997 915.004 41,19 kali

2011 41.884.352 923.522 45,35 kali

2012 49.028.696 1.382.539 35,46 kali

2013 55.436.954 2.196.086 25,24 kali

2014 65.185.850 1.532.275 42,54 kali

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk mampu menagih piutang setiap tahunnya. Namun mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2013 karena jumlah piutang usaha mengalami kenaikan.


(48)

2) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Menurut Kasmir (2010:114), “Perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode”.

Inventory Turnover=�������������� ���������

Adapun cara perhitungan inventory turnoverdapat dilihat pada Tabel 3.12 d di bawah ini:

Tabel 3.12

PT. Gudang Garam Tbk

Inventory Turnover

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah) Tahun

Beban Pokok Penjualan (Rp. Juta)

Persediaan

(Rp. Juta) Rasio

2010 28.826.410 20.174.168 1,43 kali

2011 31.754.984 28.020.017 1,13 kali

2012 39.843.974 26.649.777 1,50 kali

2013 44.563.096 30.241.368 1,47 kali

2014 51.806.284 34.739.327 1,49 kali

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam Tbk cukup efisien dalam mengelola persediaan barang dagangan setiap tahunnya.

3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Tunrover)

Menurut Kasmir (2010:114), “Perputaran modal kerja (working capital turnover) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu”.

Working Capital Turnover= �����


(49)

Adapun cara perhitungan working capital turnover dapat dilihat pada Tabel 3.13 di bawah ini:

Tabel 3.13

PT. Gudang Garam Tbk

Working Capital Turnover

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Penjualan

(Rp. Juta)

Modal Kerja

(Rp. Juta) Rasio

2010 37.691.997 21.197.162 1,78 kali

2011 41.884.352 24.550.928 1,71 kali

2012 49.028.696 26.605.713 1,84 kali

2013 55.436.954 29.416.271 1,88 kali

2014 65.185.850 33.228.720 1,96 kali

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.13 dapat dilihat bahwa PT. Gudang Garam cukup efektif dalam mengelola modal kerja setiap tahunnya.

4) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Menurut Kasmir (2010:114), “Perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode”.


(50)

Adapun cara perhitungan fixed assets turnoverdapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini:

Tabel 3.14

PT. Gudang Garam Tbk

Fixed Assets Turnover

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Penjualan

(Rp. Juta)

Aktiva Tetap

(Rp. Juta) Rasio

2010 37.691.997 7.833.386 4,81 kali

2011 41.884.352 8.706.951 4,81 kali

2012 49.028.696 11.555.304 4,24 kali

2013 55.436.954 16.165.790 3,43 kali

2014 65.185.850 19.688.000 3,31 kali

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.14 dapat dilihat dana yang tertanam pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami tiga sampai empat kali setiap tahunnya.

5) Perputaran Aktiva (Assets Turnover)

Menurut Kasmir (2010:114), “Perputaran aktiva (assets turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan”.


(51)

Adapun cara perhitungan assets turnover dapat dilihat pada Tabel 3.15 di bawah ini:

Tabel 3.15

PT. Gudang Garam Tbk

Assets Turnover

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Penjualan

(Rp. Juta)

Aktiva

(Rp. Juta) Rasio

2010 37.691.997 30.741.679 1,23 kali

2011 41.884.352 39.088.705 1,07 kali

2012 49.028.696 41.509.325 1,18 kali

2013 55.436.954 50.770.251 1,09 kali

2014 65.185.850 58.220.600 1,12 kali

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.15 dapat dilihat bahwa perputaran aktiva pada PT. Gudang Garam Tbk adalah sebanyak lebih dari satu setiap tahunnya.

d. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2010:115), “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Rasio profitabilitas antara lain: 1) Rasio Profit (Profit Margin on Sales)

Menurut Kasmir (2010:115), “Rasio profit (profit margin on sales) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan”.


(52)

Adapun cara perhitungan profit margin on sales dapat dilihat pada Tabel 3.16 di bawah ini:

Tabel 3.16

PT. Gudang Garam Tbk

Profit Margin on Sales Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah) Tahun

Penjualan-Beban Pokok Penjualan

(Rp. Juta)

Penjualan

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 8.865.587 37.691.997 23,52

2011 10.129.368 41.884.352 24,18

2012 9.184.722 49.028.696 18,73

2013 10.873.858 55.436.954 19,61

2014 13.379.566 65.185.850 20,53

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.16 dapat dilihat bahwa margin laba pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan di tahun 2012 dan 2014 karena penjualan dan beban pokok penjualan pada tahun tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

2) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment (ROI))

Menurut Kasmir (2010:115), “Hasil pengembalian investasi (return on investment (ROI)) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan”. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Return on Investment= ���������


(53)

Adapun cara perhitungan return on investment dapat dilihat pada Tabel 3.17 di bawah ini:

Tabel 3.17

PT. Gudang Garam Tbk

Return on Investment

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih

(Rp. Juta)

Total Aktiva

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 4.146.282 30.741.679 13,49

2011 4.958.102 39.088.705 12,68

2012 4.068.711 41.509.325 9,80

2013 4.383.932 50.770.251 8,63

2014 5.395.293 58.220.600 9,27

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.17 dapat dilihat bahwa hasil jumlah aktiva yang digunakan PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.

3) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Menurut Kasmir (2010:115), “Hasil pengembalian ekuitas (return on equity) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.

Return on Equity= ���������


(54)

Adapun cara perhitungan return on equity dapat dilihat pada Tabel 3.18 di bawah ini:

Tabel 3.18

PT. Gudang Garam Tbk

Return on Equity

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih

(Rp. Juta)

Total Ekuitas

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 4.146.282 21.197.162 19,56

2011 4.958.102 24.550.928 20,20

2012 4.068.711 26.605.713 15,29

2013 4.383.932 29.416.271 14,90

2014 5.395.293 33.228.720 16,24

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.18 dapat dilihat bahwa laba bersih pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya karena ekuitas perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya.


(55)

(56)

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yang sesuai dengan penelitian pada PT. Gudang Garam Tbk, yaitu sebagai berikut:

1. Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi PT. Gudang Garam Tbk dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio bahwa

komposisi hutang cukup baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) relatif aman meskipun mengalami sedikit penurunan ditahun 2012, namun mengalami kenaikan lagi di tahun-tahun berikutnya. Dan apabila dilihat dari rasio berikutnya yaitu, Long Term Debt to Equity Ratio dan Time Interest Earned yang menunjukkan kemampuan untuk menanggulangi beban perusahaan, terlihat angka-angka yang mengalami penurunan pada tahun-tahun tertentu. Dengan demikian PT. Gudang Garam Tbk cukup mampu dalam menanggulangi beban-bebannya seperti bunga, sewa, serta angsuran pokok pinjaman.

3. Dilihat dari rasio-rasio aktivitas, maka terlihat PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai rasio yang cukup bagus. Karena rasio-rasio tersebut mengalami.


(57)

penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menandakan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup efektif dalam dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya.

4. Rasio-rasio profitabilitas pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan dan penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup mampu dalam mencari keuntungan ataupun perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan baik.

B.Saran

Dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada PT. Gudang Garam Tbk yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:

1. Untuk tahun yang akan datang hendaknya PT. Gudang Garam Tbk mengurangi hutang lancar dan memperbesar kas, sehingga PT. Gudang Garam Tbk tidak terlalu bergantung pada hutang ataupun modal yang berasal dari kreditur karena dapat memperbesar jumlah kewajiban setiap tahunnya. 2. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih efektif dalam menggunakan aktiva

perusahaan.

3. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih produktif dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan laba setiap tahunnya.

4. Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber dana yang dimiliki, perusahaan dapat menempatkan dana yang dimiliki ke dalam aktiva yang mempunyai produktifitas tinggi, agar dapat meningkatkan penjualan bersih.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Basyaib, Fachmi. 2007. Keuangan Perusahaan: Pemodelan Menggunakan Microsoft Excel. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Marcus, Brealey Myers. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.

Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Sitanggang, J.P. 2012. Manajemen Keuangan Perusahaan: Dilengkapi Soal dan Penyelesaiannya. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Subramanyam, K. R. dan John J. Wild. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Syahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan: Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan I: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.


(1)

46

Adapun cara perhitungan return on investment dapat dilihat pada Tabel 3.17 di bawah ini:

Tabel 3.17

PT. Gudang Garam Tbk Return on Investment

Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih

(Rp. Juta)

Total Aktiva

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 4.146.282 30.741.679 13,49

2011 4.958.102 39.088.705 12,68

2012 4.068.711 41.509.325 9,80

2013 4.383.932 50.770.251 8,63

2014 5.395.293 58.220.600 9,27

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.17 dapat dilihat bahwa hasil jumlah aktiva yang digunakan PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.

3) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Menurut Kasmir (2010:115), “Hasil pengembalian ekuitas (return on equity) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.

Return on Equity= ���������


(2)

Adapun cara perhitungan return on equity dapat dilihat pada Tabel 3.18 di bawah ini:

Tabel 3.18

PT. Gudang Garam Tbk Return on Equity Periode 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih

(Rp. Juta)

Total Ekuitas

(Rp. Juta) Rasio (%)

2010 4.146.282 21.197.162 19,56

2011 4.958.102 24.550.928 20,20

2012 4.068.711 26.605.713 15,29

2013 4.383.932 29.416.271 14,90

2014 5.395.293 33.228.720 16,24

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.18 dapat dilihat bahwa laba bersih pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya karena ekuitas perusahaan mengalami kenaikan setiap tahunnya.


(3)

(4)

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yang sesuai dengan penelitian pada PT. Gudang Garam Tbk, yaitu sebagai berikut:

1. Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi PT. Gudang Garam Tbk dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio bahwa

komposisi hutang cukup baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) relatif aman meskipun mengalami sedikit penurunan ditahun 2012, namun mengalami kenaikan lagi di tahun-tahun berikutnya. Dan apabila dilihat dari rasio berikutnya yaitu, Long Term Debt to Equity Ratio dan Time Interest Earned yang menunjukkan kemampuan untuk menanggulangi beban

perusahaan, terlihat angka-angka yang mengalami penurunan pada tahun-tahun tertentu. Dengan demikian PT. Gudang Garam Tbk cukup mampu dalam menanggulangi beban-bebannya seperti bunga, sewa, serta angsuran pokok pinjaman.

3. Dilihat dari rasio-rasio aktivitas, maka terlihat PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai rasio yang cukup bagus. Karena rasio-rasio tersebut mengalami.


(5)

50

penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menandakan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup efektif dalam dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya.

4. Rasio-rasio profitabilitas pada PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan dan penurunan di tahun-tahun tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam Tbk belum cukup mampu dalam mencari keuntungan ataupun perusahaan belum mampu menghasilkan laba dengan baik.

B.Saran

Dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada PT. Gudang Garam Tbk yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:

1. Untuk tahun yang akan datang hendaknya PT. Gudang Garam Tbk mengurangi hutang lancar dan memperbesar kas, sehingga PT. Gudang Garam Tbk tidak terlalu bergantung pada hutang ataupun modal yang berasal dari kreditur karena dapat memperbesar jumlah kewajiban setiap tahunnya. 2. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih efektif dalam menggunakan aktiva

perusahaan.

3. PT. Gudang Garam Tbk agar lebih produktif dalam mengelola perusahaan untuk meningkatkan laba setiap tahunnya.

4. Untuk meningkatkan efektifitas dalam mengelola sumber dana yang dimiliki, perusahaan dapat menempatkan dana yang dimiliki ke dalam aktiva yang mempunyai produktifitas tinggi, agar dapat meningkatkan penjualan bersih.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Basyaib, Fachmi. 2007. Keuangan Perusahaan: Pemodelan Menggunakan Microsoft Excel. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Indonesia: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Marcus, Brealey Myers. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Sitanggang, J.P. 2012. Manajemen Keuangan Perusahaan: Dilengkapi Soal dan Penyelesaiannya. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Subramanyam, K. R. dan John J. Wild. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Syahrial, Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan: Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.

Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan I: Perencanaan, Analisis, dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.