4 PENGARUH KADAR AIR PARTIKEL DAN KADAR PARAFIN TERHADAP KUALITAS PAPAN KOMPOSIT
4.1 Pendahuluan
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kekuatan papan yang dihasilkan masih rendah utamanya nilai MOR dan MOE serta pengembangan tebal yang masih
sangat jauh berada di atas standar JIS A 5908:2003. Tingginya pengembangan tebal tersebut dapat diperkecil dengan penggunaan parafin. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kadar parafin yang dibutuhkan untuk meminimalkan pengembangan tebal dan tidak berpengaruh terhadap kekuatan papan tergantung
pada sifat bahan baku yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar parafin yang optimal untuk menahan
pengembangan tebal papan. Selain itu, pengembangan tebal juga diakibatkan karena kurang kompaknya
papan yang dihasilkan. Hal ini diduga diakibatkan penggunaan kadar air partikel yang tinggi kadar air kering udara, 13-14. Beberapa penelitian menunjukkan
penggunaan perekat berbahan dasar isocyanate yaitu MDI lebih optimal diaplikasikan pada kadar air yang tinggi yaitu 15 Chelak dan Newman, 1991, untuk perekat
pMDI pada kadar air tidak melebihi 12 Papadopaulus, 2006, pada saline jose tall kadar air 8 Zheng et al., 2007. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kadar air
yang optimal berbeda untuk berbagai type perekat berbahan dasar isocyanate tersebut, maka dilakukan penelitian pengaruh kadar air partikel untuk mengetahui kadar air
yang optimal untuk perekat PU pada kayu sengon. Penggunaan kayu sengon sebagai bahan baku pada penelitian tahap lanjut ini karena dari hasil penelitian sebelumnya
papan yang terbuat dari kayu sengon yang menunjukkan hasil yang paling baik dibandingkan papan yang terbuat dari kayu akasia dan gmelina.
4. 2 Bahan dan Metode 4.2.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah partikel dari kayu sengon Paraserianthes falcataria dengan KA 4, anyaman bambu tali Giganthocloa
apus tanpa kulit pola anyaman miring, lebar dan tebal bilah 1 cm, perekat PU produksi Polyoshika, aseton dan parafin.
Alat utama yang digunakan adalah disk flaker, blender dan spray gun, mesin kempa panas, gergaji dan Universal Testing Machine UTM.
Metodologi
Tahap penelitian ini merupakan dua penelitian terpisah yaitu : 1.
Penelitian pengaruh kadar air partikel dengan perlakuan kadar air 4, 7, 10 dan 13.
2. Penelitian pengaruh kadar parafin dengan perlakuan kadar parafin 0, 1, 3
dan 5. Metode yang dilakukan untuk kedua penelitian tersebut pada umumnya sama,
hanya berbeda pada perlakuan. Cara pembuatan papan adalah sebanyak 6 perekat berdasarkan berat kering bahan berlignoselulosa diencerkan sampai kekentalan 20
dengan aseton. Penambahan parafin dalam bentuk serbuk dilakukan secara manual setelah pencampuran perekat dengan partikel kayu dengan kadar sesuai perlakuan.
Penyemprotan perekat ke partikel dan anyaman bambu dilakukan dengan menggunakan sprayer. Pembuatan lembaran dilakukan dengan penamban lapisan
anyaman bambu sebagai face dan back. Kerapatan sasaran 0,7 gcm
3
dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm. Pengempaan papan dilakukan selama 15 menit pada suhu
160
o
C dengan tekanan 25 kgcm
2
. Masing-masing perlakuan sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan rancangan acak lengkap RAL satu faktor, model linier
aditif dalam Mattjik dan Sumertajaya 2002 sebagai berikut :